Anda di halaman 1dari 21

Penulangan Elemen Struktur Dermaga

Struktur atas pada dermaga yang akan didesain terdiri dari material beton bertulang. Beton
bertulang ini merupakan beton yang diberi tulangan sebagai elemen yang akan menahan gaya
tarik pada beton. Dimana beton hanya memiliki kekuatan yang besar untuk menahan gaya tekan,
namun tidak dengan gaya tarik sehingga diperlukan pemasangan tulangan baja. Elemen yang
akan dilakukan perhitungan penulangan ialah balok, pelat dan pile cap. Perhitungan penulangan
dihitung dari gaya dalam yang bekerja pada elemen. Gaya dalam didapatkan dari hasil
pemodelan dengan SAP2000 yang merupakan gaya dalam ultimate dari kombinasi pembebanan.

Desain penulangan dilakukan dengan mengacu pada standar ACI 318 dan SNI. Ukuran baja
tulangan untuk beton pada SNI 2052-2017 diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu baja
tulangan polos dan baja tulangan ulir dengan ilustrasi seperti pada Gambar xxx. Ada banyak
ukuran pada kedua jenis tulangan. Menurut SNI 2052-2017 ukuran tulangan polos dapat dilihat
pada Gambar xxx sedangkan ukuran tulangan ulir dapat dilihat pada Gambar xxx.

Tabel xxx dan Tabel xxx menunjukan mutu pada kedua jenis tulangan.
 ACI 318-11 Pasal 9.3 menentukan beberapa nilai  untuk beberapa kondisi, diantaranya:

0.90 untuk balok dan pelat daktail (tension-controlled) yang mengalami lentur.

0.75 untuk geser dan torsi pada balok

0.65 atau 0.75 untuk kolom

0.65 atau 0.75-0.90 untuk kolom yang memikul beban aksial kecil
Tulangan Lentur

Tulangan lentur merupakan tulangan yang menahan gaya dalam momen lentur. Penulangan
lentur menurut SNI 03-2847-2002 memiliki ketentuan sebagai berikut:

1. Regangan pada tulangan dan beton diasumsikan berbanding lurus dengan jarak dari
sumbu netral kecuali untuk balok tinggi dimana harus digunakan distribusi regangan non
linier.
2. Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan pada serat tekan beton terluar harus
diambil sama dengan 0.003.
3. Tegangan pada tulangan baja yang nilainya lebih kecil dari kekuatan leleh fy harus
diambil sebesar Es (modulus elastisitas baja) dikalikan dengan regangan baja. Namun
Untuk regangan yang nilainya lebih besar dari regangan leleh, tegangan pada tulangan
harus sama dengan fy.
4. Dalam perhitungan aksial dan lentur struktur beton bertulang, kuat tarik beton harus
diabaikan.
5. Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan beton regangan tekan
beton boleh diasumsikan berbentuk persegi, trapesium, parabola, ataupun bentuk lainnya
yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan hasil
pengujian tekan.
6. Ketentuan pada No 5. dapat dipenuhi dengan suatu distribusi tegangan beton persegi
ekuivalen yang didefinisikan sebagai berikut:
a . Tegangan beton sebesar 0.85 f‟c diasumsikan terdistribusi secara merata pada
daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus
yang sejajar dengan sumbu netral sejarak a=β1 x c dari serat dengan regangan tekan
maksimum.
b . Jarak dari serat dengan regangan maksimum ke sumbu netral, harus diukur dalam
arah tegak lurus terhadap sumbu netral.
c . Untuk f‟c antara 17 dan 28 Mpa, β1 harus diambil sebesar 0.85. Untuk f‟c di atas 28
Mpa. Untuk beton dengan nilai kuat tekan di atas 28 Mpa, β1 harus direduksi
sebesar 0.05 utnuk setiap kelebihan 7 Mpa di atas 28 Mpa, tetapi β1 tidak boleh
diambil kurang dari 0.65.

Pada Gambar xxx dapat dilihat bagan penentuan kondisi setimbang pada penambang komponen
beton.
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Distribusi tegangan dan regangan beton
pada kondisi ultimit
(Sumber : Imran, Iswandi, dan Ediansjah Zulkifli. 2014. Perencanaan Dasar Struktur Beton
Bertulang. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 30)

Nilai regangan tarik tulangan baja dihitung dengan Pers. Xxx.

𝑓𝑦
𝜀𝑠 =
𝐸𝑠

Keterangan:

𝜀𝑠 = Regangan tarik tulangan baja

𝐸𝑠 = Modulus elastisitas baja (MPa)

𝑓𝑦 = Tegangan leleh tulangan baja (MPa)

Sedangkan nilai c dan d dapat ditentukan berdasarkan hubungan keduanya yang ditunjukan pada
Pers. Xxx. Untuk variasi tekan beton perlu dilakukan penyederhanaan yaitu dengan
menggunakan faktor 𝛽1 yang dihitung dengan Pers. Xxx.

𝑐 0.003
=
𝑑 0.003 + 𝜀𝑠
𝛽1 = 0.85 − 0.008(𝑓𝑐′ − 30𝑀𝑃𝑎) ≥ 0.65

Nilai gaya tarik pada tulangan (T) dan gaya tekan pada beton (C) harus seimbang dengan jarak
tertentu (lengan kopel) sehingga membentuk momen kopel yang selanjutnya akan digunakan
untuk menghitung nilai momen nominal (𝑀𝑛 ). Pers, xxx menunjukan hubungan antara T dan C.

𝐶=𝑇

0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 × 𝑏 = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦

Sehingga didapatkan tinggi tegangan pada blok tekan seperti pada Pers. Xxx.

𝐴𝑠 × 𝑓𝑦
𝑎=
0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝑏

Momen nominal dihitung dengan Pers. Xxx atau Pers. Xxx.

𝑎 𝑎
𝑀𝑛 = ∅ × 𝑇 (𝑑 − ) = ∅ × 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 (𝑑 − )
2 2

𝑓𝑦 × 𝜌
𝑀𝑛 = ∅ × 𝑏 × 𝑑 2 × 𝑓𝑦 × 𝜌 × (1 − )
1.7 × 𝑓𝑐′

Keterangan:

𝐶 = Gaya tekan pada beton

𝑇 = Gaya tarik pada tulangan

𝑀𝑛 = Momen nominal (kN.m)

𝑏 = Lebar penampang beton (m)

𝑑 = Selimut beton bertulang (m)

𝐴𝑠 = Luas penampang tulangan

𝜌 = rasio tulangan, dihitung dengan Pers. Xxx.


𝐴𝑠 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑

𝐴𝑠
𝜌=
𝑏×𝑑

Pada kondisi balance atau seimbang dimana beton hancur dan tulangan leleh secara bersamaan,
nilai rasio tulangan dihitung dengan Pers. Xxx untuk satuan SI. Nilai rasio min dan max
ditunjukan pada Pers xxx dan Pers xxx.

0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝛽1 600


𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′ 1.4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = ≤
4 × 𝑓𝑦 𝑓𝑦

0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝛽1 × 0.003


𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 𝜌𝑏 =
𝑓𝑦 × 0.008

Rasio tulangan harus memenuhi Pers. Xxx untuk selanjutnya dilakukan pengecekan kriteria
kekuatan lentur seperti pada Pers. Xxx.
𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌𝑏 < 𝜌𝑚𝑎𝑥

𝑀𝑢 ≤ ∅ × 𝑀𝑛

Pada tulangan lentur disampaikan pada SNI 2847-2013 bahwa jarak/spasi bersih antar tulangan
yang sejajar dalam satu lapisan yang sama atau antar lapis tidak boleh kurang dari 25 mm
(𝑠 ≥ 25𝑚𝑚) dan tebal selimut beton tidak boleh kurang dari 50mm (𝑑 ′ ≥ 50𝑚𝑚). Langkah
perhitungan dapat dilihat pada flowchart Gambar xxx.

Tulangan Geser
Tulangan geser merupakan tulangan yang memiliki fungsi untuk mendukung kapasitas geser dari
penampang terhadap gaya geser yang bekerja pada penampang. Tulangan geser juga berperan
sebagai pengikat tulangan lentur. Langkah pengedjaan
Berikut langkah-langkah perhitungan tulangan geser:
1. Pemeriksaan kapasitas geser beton
Dipilih nilai kapasitas geser beton diambil dari nilai terkecil antara kedua kategori
tersebut.
a. Tanpa memperhitungkan tulangan lentur
Pemeriksaan kapasitas geser beton tanpa memperhitungkan tulangan lentur
dilakukan dengan menggunakan Pers xxx.

1
𝑉𝑐1 = × √𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑
6

b. Dengan memperhitungkan tulangan lentur


Pers xxx digunakan untuk pemeriksaan kapasitas geser beton dengan
memperhitungkan tulangan lentur. Dimana dipilih nilai yang paling kecil dari
kedua persaamaan tersebut.
𝑉𝑢 𝑑
(√𝑓𝑐′ + 1200 × 𝜌 × )
𝑉𝑐1 = min { 𝑀𝑢 𝑏𝑑
0.3 × √𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑

2. Pemeriksaan kebutuhan sengkang


3. Berdasarkan ACI-318 pemeriksaan kebutuhan sengkang hanya ditinjau untuk setengah
bentang panjang balok. Pers xxx menunjukan ketentuan kebutuhan sengkang.
𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢, 𝑉𝑢 ≤ 0.5∅𝑉𝑐
𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = { 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑖𝑛, 𝑉𝑢 > ∅𝑉𝑐
𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢, 0.5∅𝑉𝑐 < 𝑉𝑢 ≤ ∅𝑉𝑐

4. Menghitung gaya geser optimal yang harus dipenuhi


Gaya geser optimal yang harus dipenuhi oleh tulangan dihitung dengan Pers xxx.
𝑉𝑢 − 𝜙𝑉𝑐
𝑉𝑠 =
𝜙

5. Menghitung spasi antar sengkang yang dibutuhkan


Spasi antar sengkang yang dibutuhkan dihitung dengan Pers xxx. Namun nilai spasi antar
sengkang terseebut harus memenuhi syarat pada Pers xxx.
𝐴𝑣 × 𝑓𝑦 × 𝑑
𝑆𝑠 =
𝑉𝑠
𝑆𝑚𝑖𝑛 < 𝑆𝑠 < 𝑆𝑚𝑎𝑥

6. Menghitung spasi minimum antar sengkang


Pers xxx digunakan untuk menghitung spasi minimum antar sengkang.
3 × 𝐴𝑣 × 𝑓𝑦
𝑆𝑚𝑖𝑛 =
2 × √𝑓𝑐′ × 𝑏
7. Menghitung spasi maksimum antar sengkang
Pers xxx digunakan untuk menghitung spasi maksimum antar sengkang.
𝑑 1
, 𝑉𝑠 < × √𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑
2 3
𝑑 1 2
𝑆𝑚𝑎𝑥 = 𝑚𝑖𝑛 , √𝑓𝑐′ 𝑏𝑑 < 𝑉𝑠 < √𝑓𝑐′ 𝑏𝑑
4 3 3
3 × 𝐴𝑣 × 𝑓𝑦
{ 𝑏

Kait Pengikat dan Pembengkokan


Kait pengikat merupakan bagian tulangan sengkang yang bertumpu/mengait pada tulangan
lentur. Menurut SNI 2847-2013 terdapat aturan untuk perpanjangan bengkokan pada kait
pengikat sebagai berikut:

1. Batang tulangan < D-16, bengkokan 90 derajat ditambah perpanjangan 6D pada ujung
bebas batang tulangan;
2. Batang tulangan D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90 derajat ditambah perpanjangan
12D pada ujung bebas batang tulangan;
3. Batang tulangan < D-25, bengkokan 135 derajat ditambah perpanjangan 6D pada ujung
bebas batang tulangan.

Dimana D adalah diameter tulangan. Contoh ilustrasi pembengkokan dan kait pengikat dapat
dilihat pada Gambar xxx.

Punching Shear
Punching shear adalah salah satu keruntuhan yang terjadi terhadap beton akibat beban besar yang
terkonsentrasi. Bebaan tersebut antara lain ialah beban akibat kendaraan/alat berat yang melalui
pelat dan beban pile cap pada tiang pancang. Ilustrasi penyebab kegagalan punching shear dapat
dilihat pada Gambar xxx, dimana ditunjukan bahwa kegagalan terjadi diakibatkan hilangnya
kapasitas geser pada titik kontak.
Gambar 7. 6 Ilustrasi Penentuan Daerah yang Mengalami Punching Shear
(Sumber: http://www.ce-ref.com/Foundation/Spread_footing/Depth_footing/Footing_depth.html,
diakses tanggal 28 Agustus 2019.

Pengecekan kapasitas punching shear bertujuan untuk memastikan bahwa dimensi komponen
beton mampu menahan beban terpusat. Syarat keamaan komponen beton dalam menahan
punching shear menurut SNI 2847:2013 tentang “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung” dirumuskan pada Pers xxx berikut.

Pers. Error!
No text of
𝑉𝑢 ≤ ∅ × 𝑉𝑛 specified
style in
document..1
Keterangan:

𝑉𝑢 = Gaya geser ultimate akibat beban (kN)


∅ = Faktor reduksi (diambil ∅ = 0.8)

𝑉𝑛 = Kapasitas gaya geser beton bertulang (kN), dihitung dengan Pers xxx.

Pers. Error!
No text of
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠 specified
style in
document..2

𝑉𝑐 = Kapasitas gaya geser beton (kN)

𝑉𝑠 = Kapasitas gaya geser dari baja tulangan (kN)

Dalam persamaan berikut diambil nilai 𝑉𝑐 = 0, dimana seluruh kapasitas geser ditanggung oleh
komponen beton sehingga 𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 . Nilai kapasitas penampang beton adalah nilai terkecil
diantara Pers. xxx hingga Pers. Xxx.

Pers. Error!
No text of
1 2
𝑉𝑐1 = × (1 + ) × (√𝑓𝑐′ × 𝑏𝑜 × 𝑑) specified
6 𝛽𝑐
style in
document..3

Pers. Error!
No text of
1 𝑎𝑠 × 𝑑
𝑉𝑐2 = × (2 + ) × (√𝑓𝑐′ × 𝑏𝑜 × 𝑑) specified
12 𝑏𝑜
style in
document..4

1 Pers. Error!
𝑉𝑐3 = × (√𝑓𝑐′ × 𝑏𝑜 × 𝑑)
3 No text of
specified
style in
document..5

Keterangan:

𝛽𝑐 = Rasio antara sisi terpanjang dan terpendek pelat

𝑓𝑐′ = Kuat tekan beton (MPa)

𝑏𝑜 = Keliling penampang kritis (mm)

𝑑 = Tinggi beton efektif (jarak antara serat tekan terluar dengan titik pusat tulangan) (mm)

𝑎𝑠 = Faktor letak komponen plat (40 untuk komponen dalam, 30 untuk komponen tepi dan
20 untuk komponen sudut)

Tulangan Dowel
Beton isi yang terdapat pada pile diasumsikan berperilaku seperti kolom beton dengan
penampang lingkaran, sehingga perhitungan kebutuhan tulangan pada beton isi yang terdapat di
pile dihitung berdasarkan kombinasi kuat tekan nominal beton dan kapasitas momen lentur
nominal terhadap kombinasi beban ultimate yang bekerja. Perhitungan penulangan akan sama
dengan penulangan kolom beton dengan kombinasi beban aksial dan lentur.
Berikut langkah-langkah perhitungan tulangan dowel:
1. Penentuan dimensi penampang
2. Perhitungan akibat efek beban
a. Perhitungan beban desain
Beban desain dihitung dengan kombinasi beban seperti yang ditunjukan pada Bab
4 yaitu menggunakan kombinasi menurut ASCE 7-2010. Perhitungan beban
desain dilakukan dengan Pers xxx
𝑛

𝑃𝑢 = ∑ 𝛾𝑖 × 𝑃𝑖
𝑖=1
b. Perhitungan kekuatan yang dibutuhkan dengan menambahkan efek beban seperti
pada Pers xxx, dimana efek beban yang ditambahkan dilakukan dengan metode
LRFD.
𝑃𝑢 𝑀𝑢
𝑃𝑛 = 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑛 =
∅ ∅

3. Penentuan diagram interaksi yang sesuai


Dibutuhkan diagram interakasi antara kapasitas aksial nominal dan kapasitas momen
nominal yang dapat dipikul oleh kolom. Diagram ini berguna untuk menunjukan
kekuatan penampang kolom dengan berbagai eksentrisitas dari beban. Diagram interaksi
yang dibentuk terdiri dari nilai kapasitas lentur dan aksial yang bervariasi sehingga
membentuk sebuah diagram atau envelope, jika kombinasi beban aksial dan momen yang
bekerja pada kolom di plot pada diagram interaksi yang didapatkan, maka kolom tersebut
akan mengalami kegagalan. Ilustrasi kombinasi beban aksial dan momen yang bekerja
pada kolom ditunjukkan pada Error! Reference source not found.. ilustrasi diagram
interaksi kolom ditunjukkan pada Error! Reference source not found..
4. Plot titik 𝑃𝑜 dan 𝑀𝑜 pada diagram. Buat semua beban berada di dalam garis diagram
interaksi dengan melakukan iterasi pada dimensi penampang dan analisis tulangan.
5. Menurut ACI 1318-05, minimum rasio tulangan ialah 0.01, sedangkan nilai max ialah
0.08.
6. Pada komponen struktur tekan untuk tulangan spiral atau pengikat, jarak bersih antar
tulangan longitudinal tidak boleh kurang dari 1.5D atau kurang dari 40mm,

Tulangan dowel memiliki perpanjangan untuk penyaluran momen dan beban aksial tarik dan
tekan. Panjang penyaluran ini harus dihitung pada tulangan disetiap penampang komponen
struktur beton. Penyaluran terjadi melalui panjang penanaman, kait, batang ulir dan lainnya.
Menurut SNI 2847-2013 pasal 12.3 disampaikan bahwa penyaluran batang tulangan ulir dan
kawat ulir dalam kondisi tekan pada dowel, nilai panjang penyaluran 𝑙𝑑𝑐 dihitung deengan Pers
xxx.
0.24 × 𝑓𝑦
𝑙𝑑𝑐 = ( ) 𝑑𝑏 > 0.043 × 𝑓𝑦 × 𝑑𝑏
𝜆 × √𝑓𝑐′
Keterangan:
𝑙𝑑𝑐 = Perpanjangan tulangan dowel
𝜆 = Faktor moodifikasi sifat mekanis beton (Bila beton ringan digunakan,  tidak boleh
melebihi 0.75 dan bila beton berat normal digunakan,  = 1.0.)
𝑑𝑏 = Diameter tulangan dowel yang digunakan

Tulangan Spiral
Tulangan spiral pada kolom memiliki funngsi sebagai tulangan transversal, yaitu untuk menjaga
agar tulangan longitudinal tidak menekuk keluar serta menahan ekspansi lateral beton. Terdapat
beberapa aturan yang mengatur mengenai tulangan spiral menurut SNI 2847-2013 pasal 7 dan
21, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk konstruksi cor di tempat (in-situ), ukuran min tulangan spiral ialah 10 mm.
2. Spasi bersih antar spiral (dari pusat ke pusat) tidak boleh melebihi 75 mm, atau tidak
kurang dari 25 mm.
3. Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi yang terkecil dari pernyataan berikut:
a. D/4;
b. Enam kali diameter terkecil batang tulangan lentur utama; dan
c. 150 mm.
4. Pengangkuran tulangan spiral harus disediakan oleh 1-1/2 lilitan ekstra batang tulangan
atau kawat spiral pada setiap ujung unit spiral.
5. Kekuatan desain pada komponen tekan untuk tulangan spiral memiliki faktor reduksi ∅
sebesar 0.75.
6. Tulangan transversal yang disyaratkan harus dipasang sepanjang panjang 𝑙𝑜 dari setiap
muka joint dan pada kedua sisi sebarangpenampang dimana pelelehan lentur sepertinya
terjadi sebagai akibat dari perpindahan
lateral inelastis rangka. Panjang 𝑙𝑜 tidak boleh kurang dari yang terbesar dari pernyataan
berikut:
a. Tinggi komponen struktur pada muka joint atau pada penampang dimana
pelelehan lentur sepertinya terjadi;
b. Seperenam bentang bersih komponen struktur; dan
c. 450 mm.
7. Jumlah tulangan transversal yang disyaratkan dalam pernyataan berikut:
a. Rasio volume tulangan spiral atau sengkang bulat, 𝜌𝑠 , tidak boleh kurang dari
yang disyaratkan oleh Pers xxx dan Pers xxx
𝑓𝑐′
𝜌𝑠 = 0.12 ( )
𝑓𝑦

𝐴𝑔 𝑓𝑐′
𝜌𝑠 = 0.45 ( − 1) ( )
𝐴𝑐ℎ 𝑓𝑦

8. Spasi tulangan transversal sepanjang panjang 𝑙𝑜 komponen struktur tidak boleh melebihi
yang terkecil dari pernyataan berikut:
a. Seperempat dimensi komponen struktur minimum;
b. Enam kali diameter batang tulangan longitudinal yang terkecil; dan
c. 𝑠𝑜 , seperti didefinisikan oleh Pers xxx. Nilai so tidak boleh melebihi 150 mm dan
tidak perlu diambil kurang dari 100 mm. Dimana nilai ℎ𝑥 diambil sebesar 𝑥𝑖
seperti yang ditunjukan oleh Gambar xxx

350 − ℎ𝑥
𝑠𝑜 = 100 + ( )
3
Keterangan:
𝑙𝑜 = panjang, yang diukur dari muka joint sepanjang sumbu komponen struktur, dimana
tulangan transversal khusus harus disediakan
1.1.1.1. Pengecekan Punching Shear
Pengecekan kapasitas punching shear bertujuan untuk memastikan bahwa dimensi komponen
beton mampu menahan beban terpusat. Syarat keamaan komponen pelat beton dalam menahan
punching shear menurut SNI 2847:2013 tentang “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung” dirumuskan pada Pers xxx berikut.

Pers. Error! No
text of specified
𝑉𝑢 ≤ ∅ × 𝑉𝑛
style in
document..6

Keterangan:

𝑉𝑢 = Gaya geser ultimate akibat beban (kN)

∅ = Faktor reduksi (diambil ∅ = 0.8)

𝑉𝑛 = Kapasitas gaya geser beton bertulang (kN), dihitung dengan Pers xxx.

Pers. Error! No
text of specified
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠
style in
document..7

𝑉𝑐 = Kapasitas gaya geser beton (kN)

𝑉𝑠 = Kapasitas gaya geser dari baja tulangan (kN)

Dalam persamaan berikut diambil nilai 𝑉𝑐 = 0, dimana seluruh kapasitas geser ditanggung oleh
komponen beton sehingga 𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 . Nilai kapasitas penampang beton adalah nilai terkecil
diantara Pers. xxx hingga Pers. Xxx.

Pers. Error! No
1 2 text of specified
𝑉𝑐1 = × (1 + ) × (√𝑓𝑐′ × 𝑏𝑜 × 𝑑)
6 𝛽𝑐 style in
document..8
Pers. Error! No
1 𝑎𝑠 × 𝑑 text of specified
𝑉𝑐2 = × (2 + ) × (√𝑓𝑐′ × 𝑏𝑜 × 𝑑)
12 𝑏𝑜 style in
document..9

Pers. Error! No
1 text of specified
𝑉𝑐3 = × (√𝑓𝑐′ × 𝑏𝑜 × 𝑑)
3 style in
document..10

Keterangan:

𝛽𝑐 = Rasio antara sisi terpanjang dan terpendek pelat

𝑓𝑐′ = Kuat tekan beton (MPa)

𝑏𝑜 = Keliling penampang kritis (mm)

𝑑 = Tinggi beton efektif (jarak antara serat tekan terluar dengan titik pusat tulangan) (mm)

𝑎𝑠 = Faktor letak komponen plat (40 untuk komponen dalam, 30 untuk komponen tepi dan
20 untuk komponen sudut)

Pengecekan punching shear pada loading platform ditentukan oleh beban akibat mobile crane
yang memiliki berat sebesar 12200 kg, sehingga beban terfaktor yang ditanggung setiap rodanya
ialah sebagai berikut:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑏𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑟𝑎𝑛𝑒 × 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖


𝑉𝑢 = 1.6 × 𝑉 = 1.6 × ( )
4

12200 × 9.81
𝑉𝑢 = 1.6 × ( ) = 47872.8 𝑁 = 47.87 𝑘𝑁
4

Untuk perhitungan keliling bidang geser, digunakan perhitungan menggunakan Pers xxx, dimana
diasumsikan lebar dan bidang kontak roda masing-masing ialah 300 mm x 300 mm .
Pers. Error! No
text of specified
𝑏𝑜 = 2 × (𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟)
style in
document..11

Tabel xxx adalah hasil pengecekan punching shear pelat loading platform akibat
mobil inspeksi.

Tabel Error! No text of specified style in document..1 Perhitungan Pengecekan Punching


Shear Pelat

Parameter Notasi Nilai Satuan


Lebar pelat lx 5 m
Panjang pelat ly 5 m
Tinggi pelat h 170 mm
Rasio sisi beton 𝛽𝑐 1
Kuat tekan beton 𝑓𝑐′ 35 N/mm2
Lebar bidang geser l 629.36 mm
Panjang bidang geser p 629.36 mm
Keliling penampang kritis 𝑏𝑜 2517.44 mm2
Tinggi beton efektif 𝑑 164.68 mm
Faktor letak komponen pelat 𝑎𝑠 40
𝑉𝑐1 1226.32 kN
Kapasitas geser 𝑉𝑐2 943.58 kN
𝑉𝑐3 817.55 kN
Faktor reduksi ∅ 0.8

Berdasarkan Tabel, nilai kapasitas geser pada pelat yang terkecil ialah 𝑉𝑐3 yaitu sebesar 817.55
kN. Maka berikut adalah pengecekkan syarat keamanan beton dalam menahan punching shear
pada pelat.

𝑉𝑢 ≤ ∅ × 𝑉𝑛
47.87 ≤ 0.8 × 817.55

47.87 𝑘𝑁 ≤ 654.04 𝑘𝑁

Sehingga dengan menggunakan ketebalan 170 mm, pelat telah memenuhi syarat dalam
pengecekan punching shear.

Anda mungkin juga menyukai