Anda di halaman 1dari 12

Nama : Patricia Laura Bara’ Padang

Nim : 1219111150

Kelas : A6 Makale

UAS : Apresiasi Sastra

Berpura-pura Gila Demi Mendapatkan Belas kasihan Orang-orang

Perempuan gila itu baru saja datang di tempat saya bekerja, perempuan yang
setengah baya, kurus, kotor dan kerjanya hanya meminta-minta atau mengumpulkan
barang bekas. Anak-anak yang melihat perempuan gila itu terus meneriakinya
“orang gila, orang gila” ketika perempuan gila itu lewat, kadang juga dia mengambil
sepotong kayu dan seolah-olah menidurkannya layangnya anak kecil.

saya kurang memperhatikan perempuan gila tersebut karena menurutnya


orang gila tersebut telah banyak berkeliaran di jalan-jalan besar. Banyak kita lihat
sekarang orang-orang yang berpakaian compang-camping berkeliaran di jalan-jalan
meminta belas kasihan orang-orang, semakin banyak orang seperti ini di jalan-jalan
semakin berkurang belas kasihan orang-orang kepadanya.

Pada hari itu saya sangat terkejut mendengar suara anak-anak yang berteriak-
teriak begitu kencang "orang gila!, orang gila!" aku pun berlari kencang keluar dari
kantor untuk melihatnya. Sekelompok anak berlari sambil berpencar akibat di kejar
perempuan gila itu, sambil melempari mereka batu. Seketika anak-anak tersebut
menghilang di gang-gang kecil, setelah orng gila itu melihat bahwa anak-anak yang
mengangunya telah tidak ada, dia pun langsung duduk di bawah pohon. Bajunya yang
sudah compang camping dan rambutnya begitu kusut. Tiba-tiba orang gila tersebut
memandang kepada saya
Dan seketika timbul rasa kasihan padanya, dan hendak memberikannya
sedikit uang, ketika melihat saya datang dia merasa ketakutan dan hendak mengambil
batu dan hendak melempariku, tetapi aku mencoba tenang dan berkata lembut
kepadanya ambillah sedikit uang ini dan pelan-pelan saya hendak mendekatinya, akan
tetapi dia tiba-tiba mengayunkan tangannya dan hendak melempari saya dengan
batu.saya pun merasa ketakutan dan mundur pelan-pelan, akhirnya sayapun
memutuskan untuk meletakkan saja uang tersebut di jalan dan kembali masuk ke
kantor.

Dengan mata yang melotot dia kemudian melompat mengambil uang itu dan
bergegas pergi . Pada hari-hari selanjutnya kami terus menerus mendengar anak-anak
mengganggunya "orang gila! orang gila!" dan sekali-kali aku melihat orang gila itu
mengejarnya anak-anak tersebut atau seolah-olah sedang menidurkan bayi, pada
suatu hari aku sangat terkejut melihat orng gila tersebut tidak lagi menggunakan
busana, kebaya yang digunakan selama ini telah hancur. Dan untuk menutupi
auratnya dia merobek sisa-sisa bajunya untuk di ikatkan pada bagian auratnya. Tetapi
hal itu sama sekali tidak dapat menutupi semua auratnya karena apabila dia berlari
maka semua yang ditutupinya akan terlihat.

Setelah kejadian itu dia semakin bertambah gila dan auratnya semakin terlihat,
dan untuk menutupi bagian dadanya dia menurunkan rambut panjangnya kedepan
sehingga menutupi bagian dada serta mukanya, dan dari celah-celah rambutnya
kelihatan mata dan mulutnya yang begitu menyeramkan , dan ganguan dari anak-anak
semakin menjadi-jadi dan melemparinya dengan batu, hingga pada suatu hari wanita
gila itu telah telanjang bulat. Dan hanya mengisahkan sepotong kain yang tergantung
di pinggangnya dan tiada cukup untuk menutupi apa-apa, dan selama ini aku juga
masih sering memberinya uang, tetapi karena wanita itu tidak mau didekati maka aku
terpaksa, meletakkannya di jalan.

Aku dan teman-teman kantorku telah sepakat untuk mengumpulkan uang dan
membelikan perempuan gila itu baju. Setelah membelikan perempuan gila itu baju
kami hendak memberikan baju itu kepadanya, namun untuk memberikan baju itu
kepadanya ternyata tidak semudah yang kami pikirkan, karena setiap perempuan gila
itu di dekati dia selalu melarikan diri, aku berfikir untuk meletakkan baju itu di jalan
tetapi takutnya ada orang jahat yang merampas bajunya.
Selang tiga hari berturut-turut aku mencoba memberikan baju itu kepadanya
namun tetap tidak berhasil. Dan pada hari keempat saya memutuskan untuk
melemparkan saja baju itu padanya dan dia langsung berlari ke dalam gang, tetapi
tidak jauh dari gang tersebut orang gila itu melihat ke arahku dan saya pun langsung
memberikan isyarat kepadanya untuk mengambil baju tersebut. Dan setelah itu saya
langsung pergi. Dan ternyata perempuan gila itu langsung melompat dan mengambil
baju itu. Dan itulah terakhir kalinya saya melihat perempuan gila itu.

Sebulan kemudian aku sedang menawar-nawar mangga di pasar, dan tiba-tiba


saya mendengar suara dari samping yang memanggil saya “Tuan…! Saya pun
langsung berpaling kearah sumber suara tersebut dan melihat seorang pembantu yang
sedang memegang tas belanja. Dan ketika saya memandang mukanya, saya sangat
terkejut dan berkata “Engkau? Dan perempuan itu pun mengangung malu-malu, aku
langsung bertanya kepadanya “Engkau tidak gila?” , “Tidak, karena melarat saya pun
berpura-pura gila untuk menutupi kenistaan malu yang menimpa diriku, dan saya
menegur tuan karena ingin mengucapkan terimah kasih saya pada tuan yang selama
ini begitu baik kepada saya, karena baju yang tuan berikan kepada saya sehingga saya
bisa mencari pekerjaan menjadi pembantu”.
Lampiran:

Anda mungkin juga menyukai