Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN

Disusun oleh :

1. Anastasia Alvareza Ratih D. (2033004)

2. Eni Tria Ocvita (2033023)

3. Shela Handayani (2033028)

MATA KULIAH :

Keperawatan Kesehatan Jiwa

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Novita Anggraini ,S.Kep, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Asuhan Keperawatan
Ketidakberdayaan dan Keputusasaan " pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa. Kami
sebagai penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa yang telah memberikan tugas ini dengan tujuan agar dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kami sehingga menjadi semakin luas. Kami menyadari
bahwa dalam proses pembuatan dan penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
Oleh karena itu, kami memohon kepada pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang
membangun sangat berarti bagi kami. Kami berharap makalah ini dapat dibaca dan dipahami
oleh pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Tujuan ........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 6
A. Definisi Ketidakberdayaan dan Keputusasaan ............................................................. 6
B. Etiologi ...................................................................................................................... 6
C. Tanda dan Gejala ........................................................................................................ 6
D. Konsep Askep ............................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketidakberdayaan sebagai kondisi dimana individu atau kelompok merasa
kekurangan kontrol atas pribadi atau situasi yang memberi dampak pada pandangan,
tujuan dan gaya hidup (Carpenito, 2010). Ketidakberdayaan merupakan dampak
terbesar dari penyakit kronis sebagai hasil dari penerimaan diri dan perubahan gaya
hidup klien dengan penyakit kronis. Dalam menghadapi penyakit kronis dibutuhkan
mekanisme koping yang adaptif sebagai upaya pencegahan berkembangnya stressor
menjadi kondisi maladaptif yang dapat menimbulkan penderita penyakit kronis
mengalami ketidakberdayaan terhadap penyakit yang dialaminya (Miller, 2004).

Menurut teori hopelessness dalam Abramson et al., (1989) keputusasaan


adalah “an expectancy that positive consequences will not occur, or that negative
consequences will occur” , yang artinya adalah harapan bahwa konsekuensi positif
tidak akan terjadi atau konsekuensi negatif akan terjadi. Menurut kamus
MerriamWebster's Collegiate Dictionary keputusasaan adalah kata benda yang terkait
dengan kata sifat harapan. Menjadi putus asa berarti menjadi sedih, putus asa, dan
sedih, atau menghadapi situasi yang tidak mungkin, tidak dapat disembuhkan,atau
tidak dapat diperbaiki (Dunn, 2005). Dalam penelitian keputusasaan dapat ditandai
dengan keluhan-keluhan pasien seperti tidak ada harapan, menyerah, berfikir negatif
terhadap status kesehatan pada masa selanjutnya, tidak punya masa depan yang cerah
atau masa depan yang gelap, merasaselalu gagal dan pengorbanan yang sia-sia,sedih
dan tidak antusias meningkatkan kesehatan.

Maka dari itu tujuan kami membuat makalah ini agara dapat membahas lebih
dalam mengenai ketidakberdayaan dan keputusasaan serta bagaimana asukah
keperawatan pada klien dengan ketidakberdayaan dan keputusasaan.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar dapat :
1. Memahami definisi ketidakberdayaan dan keputusasaan
2. Mengetahui etiologi ketidakberdayaan dan keputusasaan
3. Mengetahui tanda dan gejala yang ditimbulkan akibat ketidakberdayaan
dan keputusasaan
4. Mengetahui konsep asuhan keperawatana pada klien ketidakberdayaan dan
keputusasaan
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Ketidakberdayaan dan Keputusasaan


1. Ketidakberdayaan
Persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil
secara signifikan: persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan
datang. Menurut Stuart, 2016 Ketidakberdayaan adalah keyakinan bahwa tidak
ada yang akan melakukan apapun untuk membantu anda. Keadaan prilaku dan
ciri kepribadian dari orang yang percaya bahwa kontrol atas penguatan di
lungkungan telah hilang.
2. Keputusasaan
Kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak
tersedianya alternatif pemecahan pada masalah yang dihadapi.

B. Etiologi
1. Etiologi Ketidakberdayaan
a. Stres jangka Panjang
b. Penurunan kondisi fisiologis
c. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
d. Kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting
e. Pembatasan aktifitas jangka Panjang
f. Pengasingan
2. Etiologi keputusasaan
a. Program perawatan/ pengobatan yang kompleks atau jangaka Panjang
b. Lingkungan tidak mendukung perawatan / pengobatan
c. Interaksi interpersonal tidak memuaskan

C. Tanda dan Gejala


1. Tanda dan Gejala Ketidakberdayaan
a. Tanda gejala mayor
1) Subjektif :

 Menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan


keputusasaan
2) Objektif :
 Bergantung pada orang lain
b. Tanda dan gejala minor
1) Subjektif:

 Merasa diasingkan
 Menanyakan keraguan tentang kinerja peran
 Menanyakan kurang kontrol
 Menyatakan rasa malu
 Mersa tertekan ( depresi)
2) Objektif :
 Tidak berpartisipasi dalam perawatan
 pengasingan
2. Tanda dan Gejala keputusasaan
a. Tanda gejala mayor
1) Subjektif :
 Mengungkapkan keputusasaan
2) Objektif
 Berprilaku pasif
b. Tanda gejala minor
1) Sujektif
 Sulit tidur
 Selera makan menurun
2) Objektif
 Afek datar
 Kurang inisiatif
 Meninggalkan lawan bicara
 Kurang terlibat dalam aktivitas perawatan
 Mengangkat bahu sebagai respon pada lawan bicara

D. Konsep Askep
1. Ketidakberdayaan
a. Diagnosa,luaran dan intervensi
No Diagnosa Luaran Intervensi
1 Ketidakberdayaan (D.0092) Keberdayaan (L.09071) Promosi Harapan
b.d Stres jangka Panjang, (I.09307)
Kriteria hasil :
Penurunan kondisi
Observasi :
fisiologis, Kehilangan 1. Pernyataan mampu
kepercayaan pada kekuatan melakukan aktivitas 1. identifikasi harapan
spiritual, Kehilangan meningkat dari pasien dan keluarga
kepercayaan pada nilai- skala 1 ke skala 5 dalam pencapaian
nilai penting, Pembatasan hidup.
aktifitas jangka Panjang, 2. Pernyataan
Pengasingan, Ditandai keyakinan tentang Terapeutik :
dengan: kinerja peran
1. Sadarkan bahwa
meningkat dari
Ds: kondisi yang dialami
skala 1 ke skala 5
memiliki nilai penting
1. Menyatakan frustasi 3. Berpartisipasi
atau tidak mampu 2. Panduan mengingat
dalam perawatan
melaksanakan kembali kenangan
meningkat dari
keputusasaan yang menyenangkan.
skala 1 ke skala 5
2. Merasa diasingkan 3. libatkan pasien secara
4. Pernyataan frustasi
aktif dalam perawatan.
menurun dari skala
3. Menanyakan keraguan
1 ke skala 5 4. Kembangkan rencana
tentang kinerja peran
keperawatan yang
5. Ketergantungan
4. Menanyakan kurang melibatkan tingkat
pada orang lain
control pencapaian tujuan
menurun dari skala
sederhana sampai
5. Menyatakan rasa malu 1 ke skala 5
dengan kompleks
6. Mersa tertekan ( 6. Perasaan diasingkan
5. Berikan kesempatan
depresi) menurun dari skala
kepada pasien dan
1 ke skala 5
DO: keluarga terlibat
7. Pernyataan kurang dengan dukungan
1. Bergantung pada orang
control menurun kelompok
lain
dari skala 1 ke skala
6. Ciptakan lingkungan
2. Tidak berpartisipasi 5
yang memudahkan
dalam perawatan
8. Pernyataan rasa mempraktikkan
3. pengasingan malu menurun dari kebutuhan spiritual
skala 1 ke skala 5
Edukasi :
9. Perasaan tertekan
1. Anjurkan
(depredi) menurun
mengungkapkan
dari skala 1 ke skala
perasaan terhadap
5
kondisi dengan
10. Pengasinan realistis
menurun dari skala
2. Anjurkan
1 ke skala 5 mempertahankan
hubungan (mis.
Menyebutkan nama
orang yang dicintai)
3. Anjurkan
mempertahankan
hubungan terapeutik
dengan orang lain
4. Latih menyusun tujuan
yang sesuai dengan
harapan
5. Latih cara
mengembangkan
spiritual diri
6. Latih cara mengenang
dan menikmati
masalalu (mis.prestasi,
pengalaman)

b. Implementasi
Diagnosa Implementasi
Ketidakberdayaan Observasi :
1. Mengidentifikasi harapan pasien dan keluarga
dalam pencapaian hidup.
Terapeutik :
1. Menyadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki
nilai penting
2. Memberi panduan mengingat kembali kenangan
yang menyenangkan.
3. Melibatkan pasien secara aktif dalam perawatan.
4. Mengembangkan rencana keperawatan yang
melibatkan tingkat pencapaian tujuan sederhana
sampai dengan kompleks
5. Memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga terlibat dengan dukungan kelompok
6. Menciptakan lingkungan yang memudahkan
mempraktikkan kebutuhan spiritual
Edukasi :
7. Menganjurkan mengungkapkan perasaan terhadap
kondisi dengan realistis
8. Menganjurkan mempertahankan hubungan (mis.
Menyebutkan nama orang yang dicintai)
9. Menganjurkan mempertahankan hubungan
terapeutik dengan orang lain
10. Melatih menyusun tujuan yang sesuai dengan
harapan
11. Melatih cara mengembangkan spiritual diri
12. Melatih cara mengenang dan menikmati masalalu
(mis.prestasi, pengalaman)

c. Evaluasi
Diagnosa Evaluasi
Ketidakberdayaan S: data subjektif didapatkan dari keluhan pasien.

O: data objektif didapatkan dari hasil observasi yang


dilakukan oleh perawat.

A: masalah dan diagnosis keperawatan pasien dianalisis


dari data subjektif dan data objektif.

P: merencanakan kembali tentang intervensi


keperawatan yang akan dilakukan lebih lanjut atau
dihentikan.

7. Keputusasaan
a. Diagnosa,Luaran dan Intervensi
No Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1 Keputusasaan Harapan Dukungan Emosional
(D. 0088) (L. 09068) (I. 09256)

DS : Ekspektasi meningkat Observasi


 Mengungk dengan criteria hasil :  Identifikasi fungsi
apkan  Keterlibatan marah, frustasi,
keputusasa dalam aktivitas dan amuk bagi
an perawatan dari pasien
 Sulit tidur skala 1  Identifikasi hal
 Selera meningkat yang telah memicu
makan menjadi skala emosi
menurun 3 Terapeutik
DO :  Selera makan  Fasilitasi
 Berperilak dari skala 2 mengungkapkan
u pasif meningkat perasaan cemas,
 Afek datar menjadi skala marah atau sedih
 Kurang 4  Buat penyataan
inisiatif  Inisiatif dari suportif atau
 Meninggal skala 2 empati selama fase
kan lawan meningkat berduka
bicara menjadi skala  Lakukan sentuhan
 Kurang 4 untuk memberikan
terlibat  Minat dukungan (mis,
dalam komunikasi merangkul,
aktivitas verbal dari menepuk-nepuk)
perawatan skala 2  Tetap bersama
 Mengangk meningkat pasien dan pastikan
at bahu menjadi skala keamanan selama
sebagai 4 ansietas, jika perlu
respon  Verbalisasi  Kurangi tuntutan
pada keputusasaan berpikir saat sakit
lawan dari skala 1 atau lelah
bicara cukup Edukasi
membaik  Jelaskan
menjadi skala konsekuensi tidak
3 menghadapi rasa
 Perilaku pasif bersalah dan malu
dari skala 1  Anjurkan
cukup mengungkapkan
membaik perasaan yang
menjadi skala dialami (mis,
3 ansietas, marah,
 Afek datar dari sedih)
skala 2 cukup  Anjurkan
membaik mengungkapkan
menjadi skala pengalaman
4 emosional
 Mengangkat sebelumnya dan
bahu saat pola respons yang
berbicara dari biasa digunakan
skala 1 cukup  Ajarkan
membaik penggunaan
menjadi skala mekanisme
3 pertahanan yang
 Pola tidur dari tepat
skala 1 cukup
membaik Kolaborasi
menjadi skala  Rujuk untuk
4 konseling, jika
perlu

b. Implementasi Keperawatan
Dukungan Emosional  Mengidentifikasi fungsi marah,
frustasi, dan amuk bagi pasien
 Mengdentifikasi hal yang telah
memicu emosi
 Memfasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah atau sedih
 Membuat penyataan suportif atau
empati selama fase berduka
 Melakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan (mis,
merangkul, menepuk-nepuk)
 Tetap bersama pasien dan
pastikan keamanan selama
ansietas, jika perlu
 Mengurangi tuntutan berpikir
saat sakit atau lelah
 Menjelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah dan
malu
 Menganjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami (mis,
ansietas, marah, sedih)
 Menganjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola respons
yang biasa digunakan
 Mengajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan yang tepat
 Merujuk untuk konseling, jika
perlu

c. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keputusasaan (D. 0088) S : Data subjektif dari hasil respon pasien
O : Data objektif dari hasil observasi yang
dilakukan perawat
A : Masalah dan diagnosis keperawatan
seorang pasien yang dianalisis
berdasarkan data subjektif dan data
objektif. (Intervensi
diteruskan/dihentikan)
P : Perencanaan kembali tentang
intervensi keperawatan yang dilakukan
kembali secara keseluruhan, sebagian atau
dihentikan karna sudah mencapai target
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa ketidakberdayaan
adalah pemikiran atau persepsi seseorang bahwa tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hasil secara signifikan, persepsi kurang control pada situasi saat ini
atau yang akan datang. Penyebab ketidakberdayaan ini salah satunya adalah karena
program perawatan/pengobatan yang kompleks atau jangka panjang. Gejala dan tanda
yang mungkin muncul diantaranya pasien mengatakan frustasi atau tidak mampu
melaksanakan aktivitas sebelumnya, dan biasanya pasien akan bergantung pada orang
lain. Masalah keperawatan ini biasanya terjadi pada pasien diagnosis yang tidak
terduga atau baru, peristiwa traumatis, dll.

Sedangkan keputusasaan adalah kondisi individu yang memandang adanya


keterbatasan atau tidak tersedianya alternative pemecahan pada masalah yang
dihadapi. Salah satu penyebabnya adalah stress jangka panjang dan penurunan kondisi
fisiologis. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antaranya adalah pasien
mengungkapkan keputusasaan, dan berperilaku pasif. Biasanya masalah keperawatan
ini terjadi pada pasien dengan penyakit kronis, penyakit terminal, dan penyakit yang
tidak dapat disembuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Imelisa, R. A. (2021). Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikososial. Jawa Barat: Edu Publisher.
Ramadia, A. (2019). Hubungan Kemampuan Mengubah Pikiran Negatif dengan Depresi dan
Ketidakberdayaan pada Klien Stroke. Jurnal Ilmu Keperawatan, 8.
Sarfika, R. (2019). Hubungan Keputusasaan dengan Depresi pada Pasien Diabetes Melitus di
Padang. Jurnal Keperawatan, 15.
PPNI. ( (2017a). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Indoneisia.

PPNI. (2017b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Indoneisia.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Indoneisia.

Anda mungkin juga menyukai