Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAFSIR QS. YUSUF: 76, QS. THOHA: 114, QS. AL-BAQARAH:


200-202

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Moh. In’am, M.Pd.I

DISUSUN OLEH:
Roiffatin Nur Hidayah (200501005)
Illiyun (200501011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan Rahmat-Nya
yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah
diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Hadits
Tarbawi ini dapat terselesaikan.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul ”Tafsir QS. Yusuf:76, QS.
Thoha: 114, QS: Al-Baqarah: 200-202” ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang
diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Isi dari
makalah ini diambil dari berbagai sumber yang ada dan dikemas serta dikembangkan
sedemikian rupa sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan baik dan kami
menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.
Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi
wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu,
penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Gresik , 13 Oktober 2021

Penyusun:

Roiffatin Nur Hidayah (200501005)


Illiyun ( 200501011)
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah......................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. QS. YUSUF AYAT 76.................................................................
1. SURAT YUSUF AYAT 76..............................................
2. TAFSIR............................................................................
B. QS. THOHA AYAT 114..............................................................
1. SURAT THOHA AYAT 114..........................................
2. TAFSIR...........................................................................
3. ASBABUN NUZUL........................................................
C. QS. AL-BAQARAH AYAT 200-202..........................................
1. SURAT AL-BAQARAH AYAT 200-202......................
2. TAFSIR...........................................................................
3. ASBABUN NUZUL........................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai bukti akan kebenaran diutusnya beliau sebagai Rasul. Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad tersebut untuk disampaikan kepada umat manusia
agar dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk tidak hanya cukup dengan memiliki
disiplin ilmu yang terkait dengan Al-Qur’an.
Tetapi membutuhkan suatu metode atau pendekatan yang tepat agar bisa sampai
kepada pemahaman yang mengarah kepada sesuatu yang seharusnya di kehendaki oleh
Allah,meskipun tidak ada yang bisa memastikan apa yang didapatkan nya merupakan
pemahaman yang paling tepat sesuai yang di kehendak oleh Allah SWT. Tujuan utama
Al-Qur’an diturunkan adalah untuk menjadikan pedoman manusia dalam menata
kehidupan supaya memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa penjelasan dari Qs. Yususf ayat 76?
2. Apa penjelasan dari Qs. Thoha ayat 114?
3. Apa penjelasan dari Qs. Al-Baqarah ayat 200-202 ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui penjelasan surah-surah tersebut
2. Untuk memahami pokok ajaran yang ada pada surah-surah
Tersebut
3. Untuk memahami tafsir Al-Qur’an pada surah-surah tersebut
4. untuk mengetahui asbabun nuzul
BAB II
PEMBAHASAN

A. QS. YUSUF AYAT 76


1. Surah Yusuf Ayat 76

ٰ
ِ ‫ست َْخ َر َج َها ِمن ِوعَٓا ِء َأ ِخي ِه ۚ َك َذلِ َك ِك ْدنَا لِيُوسُفَ ۖ َما َكانَ لِيَْأ ُخ َذ َأ َخاهُ فِى ِد‬
‫ين‬ ْ ‫فَبَ َدَأ بَِأ ْو ِعيَتِ ِه ْم قَ ْب َل ِوعَٓا ِء َأ ِخي ِه ثُ َّم ٱ‬
ٍ ‫ٱ ْل َملِ ِك ِإٓاَّل َأن يَشَٓا َء ٱهَّلل ُ ۚ نَ ْرفَ ُع َد َر ٰ َج‬
َ ‫ت َّمن نَّشَٓا ُء ۗ َوفَ ْو‬
‫ق ُك ِّل ِذى ِع ْل ٍم َعلِي ٌم‬

Terjemah : Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum


(memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu
dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf.
Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali
Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan
di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.

2. TAFSIR
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al
Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

76. ْ‫( فَبَ َدَأ بَِأ ْو ِعيَتِ ِهم‬Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka) Yakni
memeriksa karung-karung milik sepuluh saudaranya.

‫( قَ ْب َل ِوعَآ ِء َأ ِخي ِه‬sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri) Hal ini dilakukan
agar menghindarikan kecurigaan dan menutupi rencana tipu dayanya.

ْ ‫( ثُ َّم ا‬kemudian dia mengeluarkan piala raja itu) Yakni mengeluarkan wadah
‫ست َْخ َر َج َها‬
tempat minum yang berbentuk piala itu.
َ‫( ۖ َك ٰذلِ َك ِك ْدنَا لِيُوسُف‬Demikianlah Kami atur untuk Yusuf) Yakni demikian Kami
ajarkan dan wahyukan tipu daya itu kepada Yusuf, dan hasilnya adalah masuknya
sasaran ke dalam jebakan yang tidak dapat ditolak tanpa disadari.

‫( َما َكانَ لِيَْأ ُخ َذ َأ َخاهُ ِفى ِدي ِن ا ْل َملِ ِك‬Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut
undang-undang raja) Yakni dalam aturan yang berlaku di kerajaan, yang mana
aturannya adalah si pencuri harus dihukum dengan pukulan dan mengganti rugi atas
barang yang dicurinya dua kali lipat, tanpa dijadikan sebagai budak seperti aturan
yang berlaku di keluarga Nabi Ya’qub.

ٍ ‫( نَ ْرفَ ُع َد َر ٰج‬Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki) Dengan


‫ت َّمن نَّشَآ ُء‬
memberinya ilmu, pengetahuan, harta, dan kehormatan sebagaimana Kami angkat
derajat Nabi Yusuf dengan hal-hal tersebut.

َ ‫( َوفَ ْو‬dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu) Yakni orang-
‫ق ُك ِّل ِذى ِع ْل ٍم‬
orang yang diangkat derajatnya oleh Allah dengan pengetahuan. ‫( َعلِي ٌم‬ada lagi Yang
Maha Mengetahui) Yang lebih tinggi derajat keilmuannya. Pendapat lain
mengatakan yakni diatas setiap orang yang berilmu terdapat Allah yang Maha
Mengetahui.

B. QS. THOHA AYAT 114


1. Surat Thaha Ayat 114

َ ‫ان ِمن قَ ْب ِل َأن يُ ْق‬


‫ض ٰ ٓى ِإلَ ْي َك َو ْحيُ ۥهُ ۖ َوقُل َّر ِّب ِز ْدنِى ِع ْل ًما‬ ُّ ‫فَتَ ٰ َعلَى ٱهَّلل ُ ٱ ْل َملِ ُك ٱ ْل َح‬
ِ ‫ق ۗ َواَل تَ ْع َج ْل بِٱ ْلقُ ْر َء‬

Terjemah : Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah
kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya
kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan".

2. TAFSIR
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al
Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

ُّ ‫( ۗ فَت َٰعلَى هللاُ ا ْل َملِ ُك ا ْل َح‬Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya)
114. ‫ق‬
Maha Tinggi Allah dari keingkaran orang yang mengingkari-Nya dan dari
ucapan orang-orang musyrik tentang sifat-Nya. Dia-lah Raja yang sebenarnya, di
tangan-Nya lah pahala dan siksaan.

َ ‫ان ِمن قَ ْب ِل َأن يُ ْق‬


ُ‫ض ٰ ٓى ِإلَيْكَ َو ْحيُ ۥه‬ ِ ‫ ( ۖ َواَل تَ ْع َج ْل بِا ْلقُ ْر َء‬dan janganlah kamu tergesa-gesa
membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu)
Ketika itu Rasulullah mendahului Jibril, yakni beliau mulai membaca sebelum
Jibril selesai membacakan wahyu karena beliau sangat perhatian kepada wahyu
yang diturunkan, maka Allah melarang hal ini.

‫( َوقُل َّر ِّب ِز ْدنِى ِع ْل ًما‬dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan”) Yakni mintalah Tuhanmu agar menambah ilmumu.

3. ASBABUN NUZUL THOHA AYAT 114

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa apabila Jibril datang membawa wahyu,
Nabi berusaha dengan bersusah payah untuk menghafalnya sehingga menyusahkan
dirinya sendiri. Baginda melakukan sedemikian kerana ditakuti Jibril akan kembali
sebelum sempat baginda menghafalnya. Maka turunlah ayat ini (Surah Taha: 20: 114)
sebagai teguran supaya tidak terburu-buru menghafal sebelum wahyu itu selesai
diturunkan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari as Suddi) 

KETERANGAN
Sebab penurunan ayat ini telah dikemukakan juga dalam surah an Nisaa'. Akan tetapi
riwayat ini lebih sahih. 
C. QS. AL-BAQARAH AYAT 200-202

1. .Surat Al-Baqarah Ayat 200-202

۟ ‫ٱذ ُك ُر‬
َ ‫وا ٱهَّلل َ َك ِذ ْك ِر ُك ْم َءابَٓا َء ُك ْم َأ ْو َأ‬
ِ ‫ش َّد ِذ ْك ًرا ۗ فَ ِمنَ ٱلنَّا‬
‫س َمن َيقُو ُل َربَّنَٓا َءاتِنَا ِفى ٱل ُّد ْنيَا َو َما لَهۥُ ِفى‬ ِ َ‫ض ْيتُم َّم ٰن‬
ْ َ‫س َك ُك ْم ف‬ َ َ‫فَِإ َذا ق‬
ٰ
ٍ َ‫ٱ ْل َءا ِخ َر ِة ِمنْ َخل‬
‫ق‬

Terjemah : Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah


dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan)
nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara
manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia",
dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. (Al-Baqarah: 200)

َ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ‬


‫اب ٱلنَّا ِر‬ َ ‫سنَةً َوفِى ٱ ْل َءا ِخ َر ِة َح‬
َ ‫َو ِم ْن ُهم َّمن يَقُو ُل َربَّنَٓا َءاتِنَا فِى ٱل ُّد ْنيَا َح‬

Terjemah : Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".(Al-
Baqarah: 201)

ٓ
‫ب‬ َ ‫س ِري ُع ٱ ْل ِح‬
ِ ‫سا‬ ۟ ُ ‫سب‬
َ ُ ‫وا ۚ َوٱهَّلل‬ َ ‫يب ِّم َّما َك‬
ٌ ‫ص‬ِ َ‫ُأ ۟و ٰلَِئ َك لَ ُه ْم ن‬

Terjemah : Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka
usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Al-Baqarah: 202)

2. TAFSIR

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
Tafsir albaqarah ayat 200
ِ ‫ض ْيتُم َّم ٰن‬
200. ‫س َك ُكم‬ َ َ‫( فَِإ َذا ق‬Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu) Yakni apabila
telah menyelesaikan amalan-amalan ibadah haji pada hari penyembelihan berupa
lempar jumrah, menyembelih kurban, mencukur rambut, dan thawaf ifadhah.

۟ ‫اذ ُك ُر‬
‫وا اللَّـهَ َك ِذ ْك ِر ُك ْم َءابَآ َء ُك ْم‬ ْ َ‫( ف‬maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu
menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu) Dahulu orang-orang
Arab apabila telah selesai melaksanakan haji, mereka berdiri di tempat melempar
jumrah kemudian menyebut-nyebut kehebatan nenek moyang mereka, dan sejarah
pendahulu mereka. Maka Allah memerintahkan untuk berdzikir kepada-Nya sebagai
ganti perbuatan tersebut.

َ ‫( ۗ َأ ْو َأ‬atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu) Yakni dengan dzikir yang
‫ش َّد ِذ ْك ًرا‬
lebih banyak dan baik

ٍ ‫( ِمنْ َخ ٰل‬bahagian (yang menyenangkan) ) Yakni orang yang berdo’a ini tidak memiliki
‫ق‬
sesuatu yang ia pinta untuk kehidupan akhiratnya karena keinginannya hanya sebatas
untuk kehidupan dunia bukan yang lain. Dan dalam ayat ini terdapat larangan untuk
sebatas meminta hal keduniaan, dan terdapat cacian terhadap orang yang menjadikan
dunia keinginan tertingginya dan tujuan terbesarnya pada do’a yang ia panjatkan di
kondisi yang begitu agung (setelah melaksanakan haji).

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

201. ‫سنَ ًة‬


َ ‫ َح‬kebaikan) Kebaikan di dunia adalah apa yang diminta oleh orang-orang
sholeh di dunia seperti, istri yang sholehah lagi cantik, anak-anak yang sholeh, dan
rezeki yang baik. Dan kebaikan di akhirat adalah keridhaan Allah, dan bidadari-
bidadari, dan segala kebaikan yang dipersiapkan Allah untuk orang-orang yang
bertakwa dan berbuat baik.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah

202. Mereka itu mencari kebaikan dunia dan akhirat. Dan bagi mereka itu bagian yang
melimpah dari pahala dan pengampunan dosa, karena amal ibadah mereka. Dan Allah
itu Maha cepat hisabNya. Dia menghisab seluruh makhluknya hanya setengah hari dan
tidak ada satupun perkara yang bisa menyulitkanNya.

3. ASBABUN NUZUL AL-BAQARAH AYAT 200-202


Dalam suatu riwayat dikemukakan, bahwa orang-orang Jahiliyyah wukuf dimusim
pasar. Sebagian dari mereka selalu membangga-banggakan nenek moyangnya yang
telah membagi-bagi makanan, meringankan beban, serta membayarkan diat (denda
orang lain). Dengan kata lain, disaat wukuf itu, mereka menyebut-nyebut apa yang
pernah dilakukan oleh nenek moyangnya. Maka turunlah ayat tersebut diatas (S. 2: 200)
sampai asyadda dzikira, sebagai petunjuk apa yang harus dilakukan disaat wukuf.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Menurut riwayat lain, salah satu suku bangsa Arab sesampainya ketempat wukuf
berdu`a: “Ya Allah, semoga Allah menjadikan tahun ini tahun yang banyak hujannya,
tahun makmur yang membawa kemajuan dan kebaikan. Mereka tidak menyebut-nyebut
urusan akhirat sama sekali. Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas sampai akhir
ayat (S. 2 : 200), sebagai petunjuk bagaimana seharusnya berdu`a. Setelah itu Kaum
Muslimin berdu`a sesuai dengan petunjuk dalam al-Quran (S. 2 : 201), yang kemudian
ditegaskan oleh Allah swt. dengan firman-Nya ayat berikutnya (S. 2 : 202).
*K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
 Qs. Al-Baqarah ayat 200-202

Kebaikan (hasanah) dalam bentuk apapun tanpa didasari ilmu, niscaya tidak
akan terwujud. Baik berupa kebaikan duniawi yang berupa kesejahteraan,
ketenteraman, kemakmuran dan lain sebagainya. Apalagi kebaikan di akhirat
tidak akan tercapai tanpa adanya pengetahuan yang memadai. Karena segala
bentuk keinginan dan cita-cita tidak akan terwujud tanpa adanya usaha dan
pengetahuan untuk mencapai keinginan dan cita-cita itu sendiri.

 Qs. Yusuf ayat 76

Ayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tempat yang tinggi dan
mulia ialah Jannatu 'Adn yaitu surga tempat menetap. Di surga mengalir sungai-
sungai, isinya antara lain khamar, madu, susu dan air, penghuninya kekal di
dalamnya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang-orang yang bersih dari
kekafiran dan kemaksiatan.

 Qs. Thoha ayat 114

Ayat ini menegaskan bahwa Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar amat Luas
Ilmu-Nya yang dengan Ilmu-Nya itu Dia mengatur segala sesuatu dan membuat
peraturan-peraturan yang sesuai dengan kepentingan makhluk-Nya, tidak
terkecuali peraturan-peraturan untuk keselamatan dan kebahagiaan umat
manusia. Dialah yang mengutus para nabi dan para rasul dan menurunkan kitab-
kitab suci seperti Zabur, Taurat dan Injil serta Dia pulalah yang menurunkan Al-
Qur'an kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi
Muhammad dengan berangsur-angsur bukan sekaligus sesuai dengan hikmah
kebijaksanaan-Nya. Kadang-kadang diturunkan hanya beberapa ayat pendek saja
atau surah yang pendek pula dan kadang-kadang diturunkan ayat-ayat yang
panjang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan pada waktu itu.

B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan oleh karena itu kritik
yang sifatnya membangun sangat saya harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://tafsirweb.com/3814-surat-yusuf-ayat-76.html
https://tafsirweb.com/5356-surat-thaha-ayat-114.html
https://tafsirweb.com/729-surat-al-baqarah-ayat-202.html
https://asbabunnuzul.ayatalquran.net/al-baqarah-ayat-200-201-dan-202/
https://zhebaulil.blogspot.com/2015/01/al-baqarah-ayat-201-202-tujuan.html
https://kalam.sindonews.com/ayat/76/20/taha-ayat-76

Anda mungkin juga menyukai