Anda di halaman 1dari 18

TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Tafsir dan Hadits Tarbawi


Dosen Pengampu : Alwizar, Dr., S.Ag, M.Ag

Disusun Oleh :

1.Reinnie Mardiani 12010225745

2.Intan Maisyarah 12010225767

3.Qothrunnada Salsabila 12010226855

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan
karunia, nikmat, dan kesehatan kepada kita, sehingga kami dapat menyusun makalah Ilmu Tafsir
dengan tepat waktu, sesuai dengan waktu yang telah diberikan.

Shalawat serta salam selalu dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
memberikan jalan kepada kita menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Alwizar, Dr., S.Ag, M.Ag selaku dosen mata kuliah Tafsir dan Hadits
Tarbawi yang membimbing kami dalam pembelajaran ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tentunya banyak kekurangan yang masih perlu
diperbaiki, oleh karena itu kami mohon bantuan dari teman-teman atas kritik dan saran yang
sekiranya dapat menyempurnakan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Oktober 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Pembahasan ........................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Q.S AL-IMRAN AYAT 137-139 .......................................................................3
2.2 Q.S AL-FATH AYAT 29 ...................................................................................6
2.3 Q.S AL-HAJJ AYAT 41.....................................................................................9
2.4 Q.S ADZ-ZARIYAT AYAT 65 .......................................................................11
2.5 Q.S AL HUD AYAT 61 ....................................................................................12

BAB III PENUTUP............................................................................................................14


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan islam adalah untuk membentuk akhlak mulia,persiapan menghadapi


kehidupan dunia-akhirat,persiapan untuk mencari rezki,menumbuhkan semangat ilmiah,dan
menyiapkan profesionalisme subjek didik . Seperti yang kita ketahui, bahwa Alqu’an adalah
Firman Allah (kalamullah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat
Jibril secara berangsur-angsur yang merupakan mukjizat,dan berfungsi sebagi petunjuk bagi
manusia dan penjelas atas petunjuk tersebut serta sebagai pembeda antara yang haq dan bathil
agar bisa membebaskan manusia dari kesesatan menuju jalan yang lurus.

Tujuan pendidikan harus diarahkan kepada kemampuan hidup peserta didik dalam hal
memberdayakan potensi dirinya ia harus bersikap aktif dalam menentukan perencanaan
perjalanan hidupnya, sehingga pada gilirannya mampu menangani realitas yang melahirkan
fenomena-fenomena baru.

2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran yang dikemukakan di atas, maka makalah ini akan
membahas pada masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran dari Surat AL-Imran ayat 137 sampai 139 ?


2. Bagaimana penafsiran dari Surat Al-Fath ayat 29 ?
3. Bagaimana penafsiran dari Surat AL-Hajj ayat 41 ?
4. Bagaimana penafsiran dari Surat Adz-zariat ayat 56 ?
5. Bagaimana penafsiran dari surat AL-Hud ayat 61?
6. Apa sajakah kaitan ayat-aat tersebut dengan pendidikan ?

1
3.1Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan dari makalah yang dibahas berikut adalah :

1. Untuk mengetahui penafsiran dari Surat AL-Imran ayat 137 sampai 139
2. Untuk mengetahui penafsiran dari Surat Al-Fath ayat 29
3. Untuk mengetahui penafsiran dari Surat AL-Hajj ayat 41
4. Untuk mengetahui penafsiran dari Surat Adz-zariat ayat 56
5. Untuk mengetahui penafsiran dari surat AL-Hud ayat 61
6. Untuk mengetahui kaitan ayat-ayat tersebut dengan pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

Q.S AL-IMRAN AYAT 137-139

َ‫ض ﻓَﺎ ْﻧﻈُﺮُوْ ا َﻛﯿْﻒَ ﻛَﺎنَ ﻋَﺎﻗِﺒَﺔُ ا ْﻟ ُﻤ َﻜ ﱢﺬﺑِﯿْﻦ‬


ِ ْ‫ ﻗَ ْﺪ ﺧَ ﻠَﺖْ ﻣِﻦْ ﻗَ ْﺒﻠِ ُﻜ ْﻢ ُﺳﻨ ۙ ٌَﻦ ﻓَﺴِ ْﯿﺮُوْ ا ﻓِﻰ ْاﻻَر‬.١٣٧

َ‫س وَ ھُﺪًى ﱠوﻣَﻮْ ِﻋﻈَﺔٌ ﻟﱢ ْﻠ ُﻤﺘﱠﻘِﯿْﻦ‬


ِ ‫ ٰھﺬَا ﺑَﯿَﺎنٌ ﻟﱢﻠﻨﱠﺎ‬.١٣٨

‫وَ َﻻ ﺗَ ِﮭﻨُﻮْ ا وَ َﻻ ﺗَﺤْ ﺰَ ﻧُﻮْ ا وَ اَ ْﻧﺘُ ُﻢ ْاﻻَ ْﻋﻠَﻮْ نَ اِنْ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ ﻣﱡﺆْ ِﻣﻨِﯿْﻦ‬. ١٣٩

#TERJEMAHAN

137. Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu
ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan
(rasul-rasul).
138. Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
139. Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.

#MUFRODAT

Telah berlalu : ْ‫َﺧﻠَﺖ‬

Sunnah-sunnah : ‫ُﺳﻨ ۙ ٌَﻦ‬

Maka berjalanlah : ‫ﻓَ ِﺴ ْﯿﺮُوْ ا‬

Petunjuk : ‫ھُﺪًى‬

Pelajaran : ٌ‫ﻣَﻮْ ِﻋﻈَﺔ‬

Janganlah merasa lemah : ‫و ََﻻ ﺗَ ِﮭﻨُﻮْ ا‬

Paling tinggi : ‫ْاﻻَ ْﻋﻠَﻮْ ن‬

3
#TAFSIR AYAT

AL-MUKHTASHAR FIT TAFSIR:

137. Manakala orang-orang Mukmin mendapatkan ujian yang menimpa mereka di perang
Uhud, Allah berfirman untuk menghibur mereka, “Telah berlaku sebelum kalian Sunnah-sunnah
Ilahiyah dalam membinasakan orang-orang kafir dan menetapkan bahwa akhir yang
membahagiakan adalah milik orang-orang beriman sesudah mereka mendapatkan ujian, maka
berjalanlah di muka bumi dan lihatlah dengan maksud mengambil pelajaran bagaimana akhir
dari orang-orang yang mendustakan Allah dan rasul-rasulNya, negeri-negeri mereka sunyi dan
kerajaan mereka hancur.

138. Al-Qur’an al-Karim ini adalah penjelasan bagi kebenaran dan peringatan dari kebatilan
bagi manusia seluruhnya, dan ia adalah petunjuk kepada hidayah dan pengingat bagi orang-orang
yang bertakwa, karena mereka adalah orang-orang yang mengambil manfaat dari hidayah dan
petunjuk yang ada di dalamnya.

139. Jangan melemah, wahai orang-orang Mukmin, dan jangan berduka atas apa yang
menimpa kalian di perang Uhud, hal itu tidak patut bagi kalian, karena kalian adalah yang
tertinggi dengan iman kalian, dan tertinggi dengan pertolongan Allah dan harapan kalian kepada
pertolonganNya bila kalian beriman kepada Allah dan janjiNya kepada hamba-hambaNya yang
bertakwa.

#ASBABUN NUZUL

Pembicaraan pada ayat-ayat terdahulu menceritakan Perang Uhud dan berbagai pristiwa
penting. Kemudian Allah mengingatkan kaum mukminin tentang Perang Badar dan apa-apa yang
telah dipastikan untuk mereka, sekalipun jumlah personil pasukan dan peralatanya sangat minim.
Bagian ini dimulai dengan menunjukkan kepada kaum mukminin dalam Perang Uhud yang mana
dalam ayat-ayat yang telah lalu Tuhan menerangkan, kalau sekiranya mereka berpegang teguh
pada sabar, takwa dan tawakal, malaikatpun akan datang membantu. Tetapi antara mereka ada

4
yang mengharapkan semata-mata rampasan perang, lalu meninggalkan ketaatan kepada
Rasulullah, sehingga Rosul sendiri nyaris mati dibunuh dan telah luka.

Ibnu Abbas RA berkata, “ Pada perang Uhud, para sahabat Rasulullah SAW kocar kacir.
Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Khalid bin Walid datang dengan sebuah pasukan berkuda
dari kaum musyrik. Dia ingin menguasai gunung hingga posisinya berada di atas para sahabat
Rasulullah SAW. Maka Allah SWT menurunkan ayat 139, surat Ali Imran. Ketika itu juga,
sejumlah pemanah kaum muslimin segera berlari menaiki gunung dan menghujani pasukan
berkuda kaum musyrik dengan anak panah. Hingga akhirnya mereka kalah.

Orang-orang muslim sejati sudah seharusnya lebih utama mengetahui sunnatullah


tersebut, dan lebih pantas berjalan sesuai dengan petunjuk sunah itu. Oleh karena itu sahabat
Nabi saw. menyadari kekeliruan mereka sewaktu perang Uhud. Lalu segera mereka membela diri
dari Nabi saw. sampai kaum musyrikin bubar tanpa memperoleh hasil.

Setelah selesai peperangan Uhud yang telah menewaskan tujuh puluh Mujtahid fi
Sabilillah, antaranya Hamzah bin Abdul Mutholib, paman Nabi s.a.w. sendiri dan Nabi s.a.w.
pun mendapat luka , kelihatan kelesuan, lemah semangat dan dukacita; maka datanglah ayat ini :
angkat mukamu, jangan lemah dan jangan dukacita.

#KAITAN DENGAN PENDIDIKAN

137. dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan yang terdapat dalam ayat tersebut adalah agar
manusia bisa mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu, dari sunnah-sunnah Allah yang
berlaku pada manusia sebelumnya, agar manusia bisa menghadap masa depan dengan selamat
sesuai dengan aturan Allah SWT.

138. “(Al-Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa” dapat kita ketahui bahwa tujuan pendidikan disini ialah agar
manusia mengetahui jalan hidup yang lurus dan benar, dimana Al-Qur’an lah yang menjadi
pendidik dan menjadi penerang jalan hidup manusia.

5
“ janganlah kamu bersikap lemah” yaitu agar manusia menjadi orang yang kuat, sehat jasmani
dan rohani, “ dan janganlah (pula) kamu bersedih hati” yaitu agar manusia bahagia dan tentram
hidup didunia dan diakhirat, kemudian dilanjutkan dengan “ padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi” yaitu agar derajat manusia bertambah tinggi. Dan kesimpulan tujuan pendidikan
yang ada pada ayat 139 ini yaitu agar manusia menjadi orang-orang yang beriman kepada Allah,
dengan semakin tingginya pendidikan yang manusia dapatkan diharapkan manusia tersebut
semakin kuat imannya kepada Allah SWT. Sehingga tujuan pendidikan tidak akan tercapai
apabila seseorang yang mendpatkan pendidikan lebih tinggi bukannya bertambah imannya
namun imannya semakin berkurang.

Selain itu orang yang mendapatkan pendidikan tidak akan tercapai tujuannya apabila
nantinya tidak menjadi orang yang dapat mengambil pelajaran dari sejarah, tidak menjadi orang
yang mendapat jalan hidup yang lurus dan benar, tidak menjadi orang yang kuat serta sehat
jasmani dan rohani, tidak menjadi orang bahagian dan tentram hidup didunia dan diakhirat, tidak
jadi derajatnya bertambah tinggi.

2.1 Q.S AL-FATH AYAT 29

َ‫ع أَﺧْ ﺮَج‬


ٍ ْ‫ﻧﺠِ ﯿﻞِ ﻛَﺰَ ر‬
‫َﻮَى َﻋﻠ َٰﻰ ﺳُﻮﻗِ ِۦﮫ ﯾُﻌْﺠِ ﺐُ ٱﻟﺰﱡ رﱠا َع ﻟِﯿَﻐِﯿﻆَ ﺑِ ِﮭ ُﻢ‬
ٰ ‫ﺳﺘ‬ ْ ‫ﺳﺘَ ْﻐﻠَﻆَ ﻓَﭑ‬ ْ ‫ﺷ ْﻄـَٔ ۥﮫُ ﻓَـَٔﺎزَ رَ ۥهُ ﻓَﭑ‬
َ
‫ﺖ ِﻣ ْﻨﮭُﻢ ﱠﻣ ْﻐﻔِﺮَ ةً وَ أَﺟْ ﺮًا ﻋَﻈِ ﯿ ًۢﻤﺎ‬ ِ َٰ‫ﺼﻠِﺤ‬ ٰ‫ٱﻟ ﱠ‬

#TERJEMAHAN

“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku'
dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-
orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.”

6
#MUFRODAT

Sangat keras : ‫أَﺷِ ﱠﺪ ٓا ُء‬

Kasih sayang : ‫رُﺣَ َﻤﺎٓ ُء‬

Bekas : ‫ﺮ‬
ِ َ‫أَﺛ‬

Karena Dia hendak menjengkelkan : َ‫ﻟِﯿَﻐِﯿﻆ‬

#TAFSIR

Tafsir Jalalain

(Muhammad itu) lafal ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada (adalah utusan Allah)
menjadi Khabar dari Mubtada (dan orang-orang yang bersama dengan dia) yakni para
sahabatnya yang terdiri dari kaum mukminin. Lafal ayat ini menjadi Mubtada sedangkan
Khabarnya ialah (adalah keras) yakni mereka adalah orang-orang yang bersikap keras (terhadap
orang-orang kafir) mereka tidak mengasihaninya (tetapi berkasih sayang sesama mereka)
menjadi Khabar yang kedua; yakni mereka saling kasih-mengasihi di antara sesama mukmin
bagaikan kasih orang tua kepada anaknya (kamu lihat mereka) kamu perhatikan mereka (rukuk
dan sujud) keduanya merupakan Hal atau kata keterangan keadaan (mencari) lafal ayat ini
merupakan jumlah Isti`naf, yakni mereka melakukan demikian dalam rangka mencari (karunia
Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka) ciri-ciri mereka, lafal ayat ini menjadi Mubtada
(tampak pada muka mereka) menjadi Khabar dari Mubtada. Tanda-tanda tersebut berupa nur dan
sinar yang putih bersih yang menjadi ciri khas mereka kelak di akhirat, sebagai pertanda bahwa
mereka orang-orang yang gemar bersujud sewaktu di dunia (dari bekas sujud.) Lafal ayat ini
berta'alluq kepada lafal yang menjadi Ta'alluq atau gantungan bagi Khabar, yaitu lafal
Kaainatan. Kemudian dii'rabkan sebagai Hal karena mengingat Dhamirnya yang dipindahkan
kepada Khabar. (Demikianlah) sifat-sifat yang telah disebutkan tadi (sifat-sifat mereka) yakni
gambaran tentang mereka, kalimat ayat ini menjadi Mubtada (di dalam kitab Taurat) menjadi
Khabarnya (dan sifat-sifat mereka dalam kitab Injil) menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya
adalah (yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya) dapat dibaca Syath`ahu atau
Syatha`ahu, yakni tunasnya (maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat) dapat dibaca
Fa`aazarahuu atau Fa`azarahu, yakni tunas itu membuat tanaman menjadi kuat (lalu menjadi
besarlah dia) membesarlah dia (dan tegak lurus) yakni kuat dan tegak lurus (di atas pokoknya)
lafal Suuq ini adalah bentuk jamak dari lafal Saaqun (tanaman itu menyenangkan hati penanam-
penanamnya) karena keindahannya. Perumpamaan ini merupakan gambaran tentang keadaan
para sahabat karena mereka pada mulanya berjumlah sedikit lagi masih lemah, kemudian jumlah
mereka makin bertambah banyak dan bertambah kuat dengan sistem yang sangat rapi (karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan kekuatan orang-orang mukmin) lafal

7
ayat ini berta'alluq kepada lafal yang tidak disebutkan yang disimpulkan dari kalimat
sebelumnya, yakni mereka diserupakan demikian karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh dari kalangan mereka) yakni para sahabat; huruf Min di sini menunjukkan makna
Bayanul Jinsi atau untuk menjelaskan jenis, bukan untuk menunjukkan makna Tab'idh atau
sebagian, demikian itu karena para sahabat semuanya memiliki sifat-sifat tersebut (ampunan dan
pahala yang besar) yakni surga; kedua pahala itu berlaku pula bagi orang-orang sesudah mereka,
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam berbagai ayat lainnya

# ASBABUN NUZUL

Asbabun nuzul Surat Al Fath merupakan surat ke-48 dari Al Quran yang termasuk ke
dalam golongan Madaniyah. Surat yang terdiri dari 29 ayat ini menceritakan tentang peristiwa
perjanjian Hudaibiyah yang diteken Nabi Muhammad Saw dan kaum musyrikin Mekah.
Peristiwa ini terjadi di lembah Hudaibiyyah pinggiran kota Mekah.

Perjanjian Hudaibiyyah ini terjadi muncul setelah upaya kaum muslimin dihalangi kamu
musyrikin saat hendak beribadah umroh di Mekah. Tindakan kaum musyrikin itulah yang
membuat Rasulullah Saw mengajak negosiasi dengan membuat perjanjian Hudaibiyah.

#KAITAN DENGAN PENDIDIKAN

Implikasi pendidikan yang terkandung dari QS. Al-Fath ayat 29 terhadap karakteristik peserta
didik yang ideal adalah:

1) guru harus membimbing peserta didik dalam bersikap tegas.

2) Peserta didik harus neniliki sifat seperti yang telah dicontohkan guru.

3) Peserta didik harus gemar beribadah.

4) Peserta didik harus menghormati orang tua dan guru.

5) Peserta didik harus memiliki akhlak yang baik berdasarkan suatu proses pembelajaran.

6) Peserta didik harus memiliki landasan yang kuat berdasarkan usaha dan kerja keras

8
2.2 Q.S AL-HAJJ AYAT 41

َ‫ﺼﻠٰﻮةَ وَ ٰاﺗَﻮُا اﻟﺰﱠﻛٰ ﻮة‬


‫ض اَﻗَﺎﻣُﻮا اﻟ ﱠ‬
ِ ْ‫اَﻟﱠ ِﺬﯾْﻦَ اِنْ ﱠﻣ ﱠﻜ ّٰﻨﮭُ ْﻢ ﻓِﻰ ْاﻻَر‬
‫ْاﻻُﻣُﻮْ ر‬
# TERJEMAHAN

“ (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat,
menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan”

#MUFRODAT

Muka bumi : ‫ْٱﻷَرْ ض‬

Dengan perbuatan baik : ِ‫ﺑِﭑ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُوف‬

Akibat : ُ‫ﻋَﺎﻗِﺒَﺔ‬

Segala urusan : ‫ر‬


ِ ‫ْٱﻷُﻣُﻮ‬

#TAFSIR

Ibnu Katsir

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya
mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. Ibnu Abu Hatim
mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abur
Rabi' Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Ayyub dan Hisyam,
dari Muhammad yang mengatakan bahwa Usman ibnu Affan pernah mengatakan, "Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan kami (para sahabat), yaitu firman-Nya: '(yaitu) orang-orang yang
jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan salat,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar'
(Al-Hajj: 41) Kami telah diusir dari rumah kami tanpa alasan yang benar, melainkan hanya
karena kami beriman bahwa Allah adalah Tuhan kami.

9
Kemudian Dia meneguhkan kedudukan kami di suatu negeri, maka kami mendirikan
salat, menunaikan zakat, dan memerintahkan berbuat kebajikan serta mencegah dari perbuatan
mungkar, dan kepada Allah-lah dikembalikan semua urusan. Ayat ini diturunkan berkenaan
dengan aku dan sahabat-sahabatku. Menurut Abul Aliyah, mereka adalah sahabat-sahabat Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬As-Sabbah ibnu Sawadah Al-Kindi mengatakan, ia pernah mendengar
Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz berkhotbah seraya mengucapkan firman-Nya: (yaitu) orang-
orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi. (Al-Hajj: 41), hingga akhir
ayat. Kemudian Umar ibnu Abdul Aziz berkata, "Ingatlah, sesungguhnya tugas ini bukan saja
diwajibkan bagi penguasa semata, tetapi di wajibkan bagi penguasa dan rakyatnya.

Ingatlah, aku akan menceritakan kepada kalian kewajiban kalian dari tugas ini terhadap
penguasa kalian, dan kewajiban penguasa dari tugas ini terhadap kalian. Sesungguhnya
kewajiban penguasa terhadap kalian dari tugas ini ialah hendaknya ia membimbing kalian ke
jalan Allah dan mempersatukan kalian serta menanamkan rasa gotong royong di antara sesama
kalian, dan memberikan petunjuk kepada kalian jalan yang paling lurus dengan segala
kemampuannya.Dan sesungguhnya kewajiban kalian terhadap penguasa ialah hendaknya kalian
taat kepadanya dengan hati yang tulus ikhlas; bukan lahiriahnya menurut, tetapi batinnya
menolak.

#ASBABUN NUZUL

Ibnu abbas mengatakan tentang Asbabun Nuzul ayat ini. “ Tatkala Rasulullah SAW. Di
usir dari mekkah Abu Bakar berkata “ Mereka telah mengusir Nabi, mereka sesungguhnya kita
kepunyaan Allah, sesungguhnya kita kembali pada-Nya benar-benar hancurlah kaum itu.” Maka
Allah SWT menurunkan ayat ini yang artinya : Di izinkan (berperang) kepada orang-orang yang
diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh Allah Maha Kuasa Menolong
mereka itu. Abu Bakar berkata : Maka tahulah aku Sesungguhnya aka nada peperangan.’ (
Riwayat Ahmad At-Tarmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majjah).

#KAITAN DENGAN PENDIDIKAN

Pendidikan dalam perspektif ayat ini bertujuan membentuk pribadi yang memiliki
kesadaran spiritual atau kecerdasan spiritual, hal tersebut disimbolkan dengan mendirikan salat.
Selain memiliki kesadaran spiritual, juga memiliki kesadaran dan kecerdasan emosional serta
kepekaan sosial yang disimbolkan dengan menunaikan zakat. Adapun menyeru kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran, berkaitan dengan dua aspek. Pertama, pengetahuan tentang
kebaikan, kebenaran dan kemungkaran, sebab tanpa pengetahuan tentang hal tersebut tidak
mungkin seseorang dapat menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kedua, berkaiatan
dengan prinsip dan sikap, pendidikan membentuk karakter yang berintegritas tinggi. Maksudnya,
karakter yang menebar kebaikan, menjunjung tinggi nilai keadilan dan menolak kemungkaran
dan ketidakadilan.

10
2.4 Q.S ADZ ZARIYAT AYAT 56

.‫ن‬
ِ ْ‫اﻻﻧْﺲَ ا ﱠِﻻ ﻟِﯿَ ْﻌﺒُﺪُو‬
ِ ْ َ‫ وَ ﻣَﺎ ﺧَ ﻠَﻘْﺖُ اﻟْﺠِ ﻦﱠ و‬٦١
#TERJEMAHAN

61. Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku

#MUFRODAT

Aku telah menciptakan: ُ‫ﺧَ ﻠَﻘْﺖ‬

untuk beribadah kepadaku: ِ‫ﻟِﯿَ ْﻌﺒُﺪُوْ ن‬

#TAFSIR AYAT

61. Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus semua rasul untuk
menyeru kepada tujuan tersebut. Tujuan tersebut adalah menyembah Allah yang mencakup
berilmu tentang Allah, mencintaiNya, kembali kepadaNya, menghadap kepadaNya dan berpaling
dari selainNya. Semua tujuan itu tergantung pada ilmu tentang Allah, sebab kesempurnaan
ibadah itu tergantung pada ilmu dan ma’rifatullah. Semakin bertambah pengetahuan seorang
hamba terhadap Rabbnya, maka ibadahnya akan semakin sempurna. Dan inilah tujuan Allah
menciptakan jin dan manusia yang diberi beban taklif, dan Allah menciptakan mereka bukan
karena mereka diperlukan oleh Allah.

#ASBABUN NUZUL

Ketika para malaikat mengetahui bahwa Allah SWT akan menciptakan khalifah di muka
bumi. Allah SWT menyampaikan perintah-Nya kepada mereka secara terperinci. Dia
memberitahukan bahwa Dia akan menciptakan manusia dari tanah. Maka ketika Dia
menyempurnakannya dan meniupkan roh di dalamnya, para malaikat harus bersujud kepadanya.
Yang harus dipahami bahwa sujud tersebut adalah sujud penghormatan, bukan sujud ibadah,
karena sujud ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah SWT

11
#KAITAN DENGAN PENDIDIKAN

Manusia perlu mengetahui hakikat dirinya dan tujuan ia diciptakan. Karena manusia tidak
akan sampai pada pemahaman yang benar tentang konsep siapa dia sebenarnya tanpa mengetahui
untuk apa ia hadir di pentas kehidupan. Sebab itu, pendidikan harus bertujuan mengantarkan
manusia pada pemahaman tersebut sehingga ia menyadari hakikat dirinya. tujuan pendidikan,
yaitu membentuk manusia yang taat dan patuh, khususnya kepada sang Pencipta. Bukankah ciri
orang terdidik adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap norma dan aturan yang berlaku. Tidak
berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau yang bertentangan denghan norma-norma yang ada.

Selain itu, pendidikan menurut ayat ini bertujuan membentuk manusia yang memahami
dan mengenal Tuhan. Dalam konteks ini dapat juga dimaknai pendidikan mengantarkan manusia
pada keimanan yang akan menjaga manusia agar tetap berada dalam ketaatan dan tidak
melakukan hal-hal yang buruk.

2.5 .Q.S AL HUD AYAT 61

‫ﺳﺘَ ْﻌﻤَﺮَ ُﻛ ْﻢ ﻓِ ْﯿﮭَﺎ‬


ْ ‫ض وَا‬
ِ ْ‫ﺸﺎ َ ُﻛ ْﻢ ﱢﻣﻦَ ْاﻻَر‬
َ ‫ﺻﻠِﺤً ﺎ ۘ ﻗَﺎ َل ٰﯾﻘَﻮْ مِ ا ْﻋﺒُﺪُوا ّٰﷲَ ﻣَﺎ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻣﱢﻦْ اِ ٰﻟ ٍﮫ َﻏ ْﯿﺮُهٗ ۗھُﻮَ اَ ْﻧ‬ ٰ ‫وَ اِﻟٰﻰ ﺛَﻤُﻮْ َد اَﺧَ ﺎ ُھ ْﻢ‬
ٌ‫ﺳﺘَ ْﻐﻔِﺮُوْ هُ ﺛُ ﱠﻢ ﺗُﻮْ ﺑ ُْٓﻮا اِﻟَ ْﯿ ِﮫ ۗاِنﱠ رَ ﺑﱢﻲْ ﻗَ ِﺮﯾْﺐٌ ﱡﻣ ِﺠﯿْﺐ‬
ْ ‫ﻓَﺎ‬

#TERJEMAHAN

“dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku!
Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi
(tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan
memperkenankan (doa hamba-Nya) “

#MUFRODAT

Menciptakan:‫ﺸﺎ َ ُﻛ ْﻢ‬
َ ‫اَ ْﻧ‬

Menjadikanmu Pemakmurnya :‫ﺳﺘَ ْﻌﻤَﺮَ ُﻛ ْﻢ‬


ْ ‫ا‬
#TAFSIR AYAT

12
Kisah kaum Nabi Hud dan keingkaran mereka terhadap nabinya serta azab yang
ditimpakan kepada mereka, maka ayat berikut ini, menjelaskan tentang kisah kaum Samud. Dan
kepada kaum Samud yang mendiami wilayah Hijr antara kota Madinah dengan Tabuk, Kami
utus saudara seketurunan mereka, yaitu Nabi Saleh, dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah
Allah Tuhan yang Esa, karena tidak ada Tuhan bagimu yang pantas dan layak disembah selain
Dia. Dialah Allah yang telah menciptakanmu dari bumi, yakni Nabi Adam yang diciptakan Allah
dari tanah, dan menugaskanmu memakmurkannya, karena kamu memang layak untuk mengurus
bumi dengan bercocok tanam, membangun rumah, mendirikan bangunan, gedung-gedung tinggi,
dan lain sebagainya. Tapi ternyata di antara kamu ada yang melakukan pelanggaran dengan
berbuat kerusakan, seperti eksploitasi hutan maupun hasil bumi secara besar-besaran tanpa
menjaga kelestarian dan keseimbangan alam serta lingkungannya. Karena itu mohonlah
ampunan kepada-Nya atas dosa-dosa yang kamu lakukan, kemudian bertobatlah kepada-Nya
dengan meninggalkan perbuatan syirik dan dosa, lalu sembahlah Allah. Sesungguhnya Tuhanku
sangat dekat rahmatNya kepada orang-orang yang taat dan memperkenankan doa hamba-Nya

#ASBABUN NUZUL

Asbabun nuzul dari surah Hud ayat ini ialah mengenai kisah kaum Tsamud. Mereka
menukil hikmah berharga dari pengalaman buruk kaum ‘Ad, sehingga beriman kepada Allah
Swt. Alhasil, mereka berhasil membangun peradaban yang elite.keberhasilan itu menjadikannya
lalai, tidak memperdulikan lingkungan dan kembali menyembah berhala. Allah mengutus Nabi
Shaleh Alaihissalam untuk mengingatkan mereka, akan tetapi kaum Tsamud mengabaikan hal
tersebut. Sehingga, pada akhirnya Allah menghukum mereka. Pada ayat ini terdapat perintah
terhadap manusia untuk memelihara lingkungan alam dalam perannya sebagai khalifah,
menjadikannya sebagai alasan kuat manusia harus menyembah Allah Swt.

#KAITAN DENGAN PENDIDIKAN

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan


manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia akan menjadi terarah. Dengan begitu tujuan
pendidikan sangat erat hubungannya dengan cara-cara pengaplikasiannya kepada peserta didik.
Dengan memberikan contoh melalui tindakan yang baik, juga dapat dilakukan dengan
memberikan larangan, teguran dan hukuman terhadap perbuatan peserta didik yang kurang baik.
Oleh sebab itu pendidikan sebagai tempat dalam proses perubahan tingkah laku individu ke suatu
arah yang lebih baik.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tujuan pendidikan menurut para mufasirin ialah Allah telah memperingatkan kita dalam
firman-Nya agar kita senantiasa selalu beribadah kepada-Nya menaati segala perintah-Nya dan
menjauhi segala Larangan-Nya, Rasulullah saw telah mengajarkan kepada kita semua melalui
Firman Allah swt yaitu Al Quran. Rasulullah saw mengajarkan kepada kita semua bahwa tujuan
akhir kita ialah akhirat kelak tanpa mengesampingkan urusan dunia pula, sebab dari itu Rasul
mengajarkan kita agar senantiasa mencari ilmu di manapun kaki kita berpijak. Rasulullah saw
bersabda: “Barang siapa yang menginginkan dunia maka dia harus berilmu, dan barang siapa
yang menginginkan akhirat maka dia harus berilmu, dan barang siapa yang menginginkan
keduanya maka dia harus berilmu”

14
DAFTAR PUSTAKA

Tafsir Al-Qur’an (1) Surat: Al-Fatihah – Ali Imran, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di,
Darul Haq, Jakarta, Cet. VII, Sya’ban 1436 H / Juni 2015 M.

Karim Amrullah, Haji Abdul Malik,Hamka. 1983 Tafsir AL-Azhar .Jakarta: PT Pustaka
Panjimas.

Al-Qurthubi, Syaikh Imam. 2008. Tafsir Al-Qurthubi, (edisi terjemahan oleh Dudi Rosyadi,
Nashirul Haq, dan Fathurrahman), Jakarta: Pustaka Azzam.

Mulyasa. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

15

Anda mungkin juga menyukai