DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. HARIYANI (19591092)
2. HARTATI (19591093)
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Tafsir Tarbawi dengan judul “Tujuan
Pendidikan Dalam Islam Menurut Al-Qur’an”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui tujuan pendidikan dalam islam menurut Al-Qur’an
BAB II
ISI
Allah ta’ala menurunkan al Qur’an kepada manusia dengan sebuah tujuan mendidik dan
mengarahkan manusia agar berhasil menjalankan fungsi utama keberadaan mereka dimuka
bumi. Sebagai khalifah Allah dan hamba-Nya, seluruh potensi kecerdasan yang Allah
karuniakan untuk membangun peradaban kelak harus dipertanggung-jawabkan, dan al
Qur’an merupakan jawaban atas seluruh permasalahan itu
“ربي88 و ي،دة في األرض88ة الراش88ة الخالف88وم بمهم88تى تق88دة ال88ة الراش88إن القرآن نزل كله للتربية و التوجيه لبناء األم
ارية888ة و الحض888ة و اإلجتماعي888ية و الروحي888توياتها النفس888انت مس888ا ك888 مهم،ا888ع جوانبه888رية من جمي888النفس البش.”
Sesungguhnya al Qur’an seluruhnya berisi pendidikan dan pengarahan untuk membangun
sebuah bangsa yang mulia yang tegak sebagai khilafah ar Rasyidah di dunia, dan mendidik
jiwa kemanusiaan dalam seluruh aspeknya, sehingga terbangun integralitas manusia dalam
aspek pribadi, spiritual, sosial dan peradaban.
Dengan demikian tujuan pendidikan yang paling mendasar adalah terciptanya perubahan
yang diharapkan dalam seluruh perubahan pada dunia kehidupan manusia. Dan Allah
menginginkan seluruh perubahan itu terjadi dibawah naungan al Qur’an, dibawah
inspirasinya, sehingga perubahan itu tercipta ke arah yang baik, sebagaimana sifat al Qur’an
itu sendiri. Ali bin Abi Thalib ra, pernah berkata, “ ”القرآنُ جدي ٌد ال تُبلى ِج ّدتُهal Qur’an itu baru
dan tak kan usang inovasinya.
Pendapat serupa tentang tujuan pendidikan dalam al Qur’an dikemukakan Asy syaibani
yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah, “adanya perubahan yang positif yang
ingin dicapai melalui sebuah proses atau upaya-upaya pendidikan, baik perubahan itu terjadi
pada aspek tingkah laku, kehidupan pribadi dan masyarakat, dan lingkungan luas dimana
pribadi itu hidup.”
Atas dasar inilah al Qur’an tidak memandang bahwa pencarian pengetahuan adalah demi
pengetahuan itu sendiri tanpa merujuk kepada idealisme spiritual yang harus diraihnya yaitu
kemaslahatan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, atau dengan kata lain sukses sebagai
khalifah dan sukses sebagai seorang hamba yang mengabdi Allah.
A. Berdasarkan Surah Al-Imran : 138 – 139
)١٣٩( ََوال تَ ِهنُوا َوال تَحْ َزنُوا َوأَ ْنتُ ُم األ ْعلَوْ نَ إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين
b. Terjemahan ayat
138. “(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang- orang yang bertakwa.”
139. “janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-
orang yang beriman.”
d. Penafsiran ayat
Pada ayat 138 menjelaskan bahwa penuturan yang telah lalu tersebut merupakan
penjelasan tentang keadaan umat manusia sekaligus sebagai petuah dan nasehat bagi
orang yang bertakwa dari kalangan mereka. Petunjuk ini sifatnya umum bagi seluruh
umat manusia dan merupakan hujja atau bukti bagi orang mukmin dan kafir, orang
yang bertakwa atau fasik.
Ahmad Musthafa Al-Maraghy dalam tafsirnya menjelaskan, ini (Al-Qur’an)
adalah sebagai petunjuk dan petuah yang khusus bagi orang-orang yang bertakwa
karena mereka orang yang mau mengambil petunjuk dengan kenyataan-kenyataan
seperti ini. Mereka juga mau mengambilnya sebagai pelajaran dalam menghadapi
kenyataan yang sedang mereka alami. Orang mukmin sejati adalah orang yang mau
mengambil hidayah dari Al-kitab dan mau menerima penyuluhan nasehat-
nasehatNya,
Pada ayat 139 memberitakan bahwa janganlah kalian merasa lemah dalam
menghadapi pertempuran dan hal-hal yang di akibatkan olehnya, seperti membuat
persiapan dan mengatur siasat perang, lantaran luka dan kegagalan dalam perang
uhud. Janganlah kalian bersedih atas orang-orang yang mati selama perang tersebut.
Bagaimana perasaan lemah dan sedih menimpah kalian, sedangkan kalian merupakan
orang-orang yang berada di atas angin. Sunnatullah telah menerapkan pada saat
terdahulu, bahwa akibat yang baik itu bagi oaring-orang yang bertkwa tidak pernah
menyimpang dari sunnahnya.
Hamka dalam tafsirnya terkait surat al-imran ayat 139 menjelaskan bahwa setelah
perang uhud yang telah menewaskan tujuh puluh Mujahid Fi-Sabilillah, antarnya
Hamzan bin Abdul Muthalib, paman nabi S.a.w sendiri dan nabi S.a.w pun mendapat
luka. Kelihatanlah kelesuhan, lemah semangat, dan dukacita; maka datanglah ayat ini:
angkat mukamu, jangan lemah dan jangan duka cita. Sebab suatu hal masih ada
padamu,modal tunggal yang tidak pernah dapat dirampas oleh musuhmu, yaitu iman.
Jikalau kamu benar-benar masih mempunyai iman dalam dadamu, kamulah yang
tinggi dan akan tetap tinggi. Sebab iman itulah pandumu menempu zaman depan
yang masih akan mau dihadapi.
e. Analisis penulis terhadap ayat
Pada ayat 138 menjelaskan bahwa penuturan yang telah lalu tersebut
merupakan penjelasan tentang keadaan umat manusia sekaligus sebagai petuah dan
nasehat bagi orang yang bertakwa dari kalangan mereka. Petunjuk ini sifatnya umum
bagi seluruh umat manusia dan merupakan hujja atau bukti bagi orang mukmin dan
kafir, orang yang bertakwa atau fasik.
Pada ayat 139 memberitakan bahwa janganlah kalian merasa lemah dalam
menghadapi pertempuran dan hal-hal yang di akibatkan olehnya, seperti membuat
persiapan dan mengatur siasat perang, lantaran luka dan kegagalan dalam perang
uhud.
B. Surah Al-Fath : 29
a. Ayat – ayat Al-Qur’an
b. Terjemahan ayat
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka
rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada
muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya;
tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar.
As-Suyuthi: Az-Zubair bin Bakkar (dalam Akhbar Al Madinah) dan Abu Nu’aim (dalam
Ad-Dalail) meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda, “sifatku
adalah: Ahmad Al Mutawakkil, lahirnya di Mekkah dan tempat hijrahnya di Madinah, tidak
keras dan tidak kasar, membalas kebaikan dengan kebaikan, tidak membalas dengan
kejahatan,umatnya adalah orang-orang yang suka memuji (Tuhannya), memakai pakaian dengan
keadilan mereka, membersihkan anggota tubuh mereka (berwudhu), injil-injil mereka (kitab suci
mereka), berbaris dalam perang, pengorbanan mereka adalah dengan darah mereka (jihad fi
sabilillah), pendeta di malam hari dan singa di siang hari.”
C. Surah Al – Hajj : 11
a. Ayat-ayat Al-Qur’an
ُّد ْنيَا8 َر ٱل8ب َعلَ ٰى َوجْ ِه ِهۦ خَ ِسَ َةٌ ٱنقَل8َابَ ْتهُ فِ ْتن8ص ْ ٌر8ْصابَهۥُ خَ ي
َ َأ َ َّن بِ ِهۦ ۖ َوإِ ْن أ8ٱط َم َ َف ۖ فَإ ِ ْن أ
ٍ ْد ٱهَّلل َ َعلَ ٰى َحر8ُ ُاس َمن يَ ْعب
ِ ََّو ِمنَ ٱلن
ُاخ َرةَ ۚ ٰ َذلِكَ هُ َو ْٱل ُخ ْس َرانُ ْٱل ُمبِين
ِ َوٱلْ َء
b. Terjemahan Al-Qur’an
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka
jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu
bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah
kerugian yang nyata
c. Terjemahan ayat Al-Qur’an perkata
Dan di antara manusia ada orang yang gamang, dia menyembah Allah dalam keadaan
ragu. Apabila ia memperoleh kebaikan berupa kesehatan dan kekayaan, ia akan terus beriman
dan beribadah kepada Allah, namun apabila ia memperoleh suatu cobaan berupa penyakit atau
kemiskinan, ia akan putus asa dari agamanya hingga murtad. Sungguh dia rugi di dunia,
kekafirannya tidak akan menambahnya dari bagian harta dunia yang tidak ditetapkan baginya,
dan ia juga rugi di Akhirat kelak karena adanya azab Allah yang akan menimpanya, hal yang
demikian ini merupakan kerugian yang nyata.
e. Analisis penulis terhadap ayat
Dan diantara manusia ada orang yang masuk ke dalam Islam dengan dorongan yang
lemah dan keraguan, sehingga dia menyembah Allah dengan ragu-ragu, layaknya orang yang
tengah berdiri di atas tepi gunung atau tembok, dia tidak mantap dalam berdirinya, dan dia
mengaitkan keimanannya erat dengan kehidupan dunianya. Apabila dia dalam keadaan sehat dan
hidup dengan nyaman, maka dia akan meneruskan ibadahnya. Dan apabila terjadi padanya satu
cobaan dengan kejadian yang tidak mengenakkan dan kesulitan, dia mengaitkan kesialannya itu
kepada agamanya, lalu dia meninggallkan agamanya sebagaimana orang yang berbalik ke
belakang setelah istiqamah. Disebabkan hal itulah, dia merugi di dunia, karena kekafirannya
tidak mengubah apa yang ditakdirkan bagi dirinya untuk kehidupan dunianya, dan dia merugi di
akhirat karena masuk ke dalam neraka. Dan itu adalah kerugian yang nyata.
Wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa liya’budun = Aku tidak menjadikan jin dan
manusia,kecuali untuk menyembah aku.
Oleh karena itu, ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan firman allah yang
menjelaskan bahwa allah telah membuat kebanyakan manusia dan jin untuk menempati
Jahannam.
(Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku) pengertian dalam ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan
kenyataan, bahwa orang-orang kafir tidak menyembah-Nya. Karena sesungguhnya tujuan
dari ayat ini tidaklah memastikan keberadaannya. Perihalnya sama saja dengan pengertian
yang terdapat di dalam perkataanmu, "Aku runcingkan pena ini supaya aku dapat menulis
dengannya." Dan kenyataannya terkadang kamu tidak menggunakannya.
E. Surah Hud : 61
a. Ayat-ayat Al-Qur’an
ا88َتَ ْع َم َر ُك ْم فِ ْيه8اس ِ ْا َ ُك ْم ِّمنَ ااْل َر8 ُرهُ ه َُواَ ْن َش8 ٍه َغ ْي8ا لَ ُك ْم ِّم ْن اِل8دُوا هللاَ َم8ُوْ ِم ا ْعب8ُا َل يَق8َصلِحًا ق
ْ ض َو َ َواِلَى ثَ ُموْ َد اَخَاهُ ْم
ٌفَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ثُ َّم تُوْ بُوْ آ اِلَ ْي ِه اِ َّن َربِّي قَ ِريْبٌ ُّم ِجيْب.
b. Terjemahan ayat Al-Qur’an
Dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,
“Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa
hamba-Nya).”
c. Terjemahan ayat Al-Qur’an perkata
F. KESIMPULAN
Allah ta’ala menurunkan al Qur’an kepada manusia dengan sebuah tujuan mendidik
dan mengarahkan manusia agar berhasil menjalankan fungsi utama keberadaan mereka
dimuka bumi. “دة في88ة الراش88ة الخالف88وم بمهم88تى تق88دة ال88إن القرآن نزل كله للتربية و التوجيه لبناء األمة الراش
ة و88ة و اإلجتماعي88ية و الروحي88توياتها النفس88انت مس88ا ك88 مهم،ا88ع جوانبه88رية من جمي88ربي النفس البش88 و ي،األرض
الحضارية.” Sesungguhnya al Qur’an seluruhnya berisi pendidikan dan pengarahan untuk
membangun sebuah bangsa yang mulia yang tegak sebagai khilafah ar Rasyidah di dunia,
dan mendidik jiwa kemanusiaan dalam seluruh aspeknya, sehingga terbangun integralitas
manusia dalam aspek pribadi, spiritual, sosial dan peradaban. Dengan demikian tujuan
pendidikan yang paling mendasar adalah terciptanya perubahan yang diharapkan dalam
seluruh perubahan pada dunia kehidupan manusia. Dan Allah menginginkan seluruh
perubahan itu terjadi dibawah naungan al Qur’an, dibawah inspirasinya, sehingga
perubahan itu tercipta ke arah yang baik, sebagaimana sifat al Qur’an itu sendiri. Atas
dasar inilah al Qur’an tidak memandang bahwa pencarian pengetahuan adalah demi
pengetahuan itu sendiri tanpa merujuk kepada idealisme spiritual yang harus diraihnya
yaitu kemaslahatan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, atau dengan kata lain sukses
sebagai khalifah dan sukses sebagai seorang hamba yang mengabdi Allah.