Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TAFSIE TARBAWI

Tentang

TAFSIR SURAT AL-IMRAN AYAT 138-139

DOSEN PEMBIMBING: M. IRFAN M. Pd. I

DI SUSUN OLEH KELOMPOK: II

 UMI ASTAGINI
 SYADATU MU’MINA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) SUNA GIRI BIMA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat allah swt yang telah memberikan kita berbagai
macam kenikmatan yaitu nikmat iman kesehatan lebih-lebih kesempatan sehingga kami dapat
menyelasaikan makalah ini dengan sebaik mungkin dan tersusun secara efektif. Yang berjudul:
“TFSIR TARBAWI”.

Shalawat serta salam kita khaturkan banyak terimakasih atas adanya rasulullah saw yang
telah membawa perubahan jaman dan menegakkan bendera la illahaillaloh, sehingga bendera
laillahaillah berdiri tengak di atas muka bumi ini dan yang merubah peradaban jaman dari jaman
jahiliyah menuju jaman islamyah seperti islam yang kita rasakan pada kesempatan kali ini.

Bima, 26 februari 2023

penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENAFSIRAN AL-QUR’AN SURAH AL-IMRAN 138
B. PENAFSIRAN AL-QUR’AN SURAH AL-IMRAN 139
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril AS, secara bertahap berfungsi sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan atas petunjuk tersebut sekaligus sebagai pembeda. antara
manusia dan manusia. benar dan salah sehingga dapat membebaskan manusia dari kesesatan
menuju jalan yang lurus. Atas dasar itulah kami mencoba membahas Tafsir Surat Ali Imran ayat
138-139 yang menjelaskan salah satu fungsi Al-Qur'an diantara banyak fungsi lainnya yaitu
sebagai petunjuk dan petunjuk ke jalan yang benar agar kita menjadi orang saleh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Penafsiran al-qur’an surah al-imran 138
2. Penafsiran al-qur’an surah al-imran 139
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penafsiran al-imran 138
2. Untuk mengetahui penafsiran al-imran 139
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENAFSIRAN SURAT AL-IMRON
1. Al-imron ayat 138
“Haa – dza bayaanul liin naasi wa hudaw wa mau’izhatul lilmuttaqiin“
Artinya: Ini penjelsan bagi manusia, yaitu suatu petunjuk dan nasehat yang
melembutkan jiwa orang-orang yang bertakwa.
(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan bagi manusia, petunjuk dan pengajaran bagi
orang-orang yang bertakwa (138)
Al-Qur'an ini adalah cahaya bagi umat manusia secara keseluruhan. Ini adalah kutipan
dari peristiwa kematian umat manusia, yang tidak dapat diketahui umat manusia saat ini jika
tidak ada penjelasan untuk menunjukkannya. Namun, hanya sekelompok orang tertentu yang
dibimbing di dalamnya, belajar darinya, mengambil manfaat darinya dan mengetahui
petunjuknya. Mereka adalah golongan "muttaqin", yaitu orang-orang yang bertaqwa.
Hal ini sesuai dangan firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 2
‫َذ ِلَك اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ِفيِه ُهًدى ِلْلُم َّتِقيَن‬
“Kitab (AL-Qur’an) ini tidak ada kerguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang
bertaqwa”
Selain itu Rasulullah bersabda:

‫َع ْن َم اِلك َأَّنُه َبَلَغُه َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َتَر ْكُت ِفيُك ْم َأْمَر ْيِن َلْن َتِض ُّلوا َم ا َتَم َّسْكُتْم ِبِهَم ا ِكَت اَب ِهَّللا َو ُس َّنَة‬
‫َنِبِّيه‬
“Dari Imam Malik, beliau menyampaikan sesungguhnya Rasullah SAW Bersabda:
“Aku telah meninggalkan kepada kalian dua perkara, kamu takkan pernah tersesat selama
kalian berpegang teguh pada keduanya yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi.” [3]
Surat Ali Imran ayat 138 juga memerintahkan untuk mempelajari sunnatullah atau
yang oleh ilmuwan bernama Alexis Carrel biasa disebut hukum sosial/alam/material. Hukum
alam adalah hukum yang bersifat umum dan pasti, tidak seorang pun di negara manapun dapat
bebas dari sanksi jika dilanggar. Orang yang tidak bisa membedakan mana yang halal dan
mana yang haram, mana yang baik dan mana yang buruk, maka mereka akan ditimpa
musibah, bencana dan kematian. Ini hanya sanksi otomatis, karena kepunahan adalah akhir
bagi mereka yang melanggar hukum alam. Tidak mengherankan jika Al-Qur'an
mengungkapkan hal tersebut, karena Al-Qur'an mengatur kehidupan manusia dan fungsinya
untuk mengubah masyarakat dan anggotanya dari kegelapan menjadi terang, dari kehidupan
negatif menjadi positif.
Al-Qur’an dan apa yang telah kami ungkapkan merupakan penjelasan bagi manusia.
Disamping itu juga menjadi pedoman, pegangan, dan penjelasan bagi semua muttaqin yang
mengambil manfaat dari petunjuknya. Al-Qur’an menunjuki kita tentang masalah-masalah
perang dan pertahanan, maksutnya agar kita memperhatikan persiapan yang cermat,
bersungguh-sungguh menyiapkan perbekalan, mempelajari kekuatan dan kelemahan lawan,
lalu kita menentukan langkah-langkah strategis yang harus dilaksanakan.
B. AL-IMRON AYAT 39
a. Mufrodat (Kosakata)
(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan bagi ‫َهَذ ا َبَياٌن ِللَّناِس‬
manusia

Petunjuk ‫َو ُهًدى‬

dan pengajaran ‫َو َم ْو ِع َظٌة‬

bagi orang-orang yang bertakwa ‫ِلْلُم َّتِقيَن‬

dan janganlah kamu merasa lemah ‫َو اَل َتِهُنوا‬

dan janganlah pula kamu bersedih hati ‫َو اَل َتْح َز ُنوا‬

padahal kamu adalah orang yang paling ‫َو َأْنُتُم اَأْلْعَلْو ن‬


tinggi (derajatnya)

jika kamu (benar-benar) beriman ‫ِإْن ُكْنُتْم ُم ْؤ ِمِنيَن‬

Dan Janganlah kamu merasa lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal
kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu (benar-benar) beriman (139)

Uraian yang disampaikan pada ayat sebelumnya menjelaskan adanya sunnatullah atau
hukum alam yang berlaku bagi manusia. Jika dalam Perang Uhud kaum muslimin tidak
menang, bahkan mengalami luka-luka dan banyak yang syahid, padahal dalam Perang Badar
mereka menang dan berhasil menangkap dan membunuh banyak lawannya, karena itu
termasuk Sunnatullah. Namun, mereka tidak perlu putus asa. Oleh karena itu, jangan merasa
lemah saat menghadapi musuhmu dan musuh Allah, kuatkan badanmu dan jangan bersedih
atas apa yang menimpamu saat perang Uhud atau kejadian serupa lainnya, tapi kuatkan
akalmu untuk berusaha berbuat lebih baik. Padahal kamu adalah (derajat) tertinggi di sisi
Allah baik di dunia maupun di akhirat, di dunia karena memperjuangkan kebenaran dan di
akhirat karena mendapatkan surga. Maka mengapa kamu bersedih sedangkan yang terbunuh
di antara kamu akan masuk surga dan yang terluka akan dilukai dan mendapat ampunan dari
Allah SWT. Ini jika kamu (benar-benar) beriman, yaitu jika iman itu benar-benar bersemayam
di dalam hatinya.

Oleh karena itu, kamu tidak perlu menjadi lemah dan sedih atas apa yang terjadi dan
merindukanmu karena kamu adalah orang yang berpangkat tinggi. Aqidah Anda lebih tinggi
karena Anda hanya menyembah Allah. Sedangkan mereka menyembah selain Allah. Maka
jika kamu benar-benar beriman, maka kamu akan ditinggikan derajatnya dan tidak akan
merasa sedih karena semua itu adalah sunnatullah yang bisa ditimpakan kepada siapa saja
yang dikehendaki Allah. Namun, hanya Anda yang akan mendapatkan hasil (pahala yang
baik) setelah melakukan ijtihad dan berusaha keras dalam mengikuti ujian.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulannya, bahwa dalam Surat Ali Imran ayat 138-139 berisi perintah untuk
melakukan persiapan, mempersiapkan segala sesuatunya termasuk dengan tekad dan
semangat yang benar, selain tekad dan tawakkal kepada Allah. Sehingga kita bisa meraih
kesuksesan dan mendapatkan apa yang kita inginkan, serta bisa mengembalikan kerugian atau
kegagalan yang sudah diderita.

B. SARAN

Mungkin masih banyak kekurangan dalam penulisan ini dan saya sebagai penulis
atau yang mengeluarkan hasih pemikiran yang ada, untuk ini saya memita kritik dan saran
dari teman-teman yang lebih utama untuk dosen, yang membangun agar kedepanya lebih baik
lagi dari sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

 Rifai, Moh. Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang: Wicaksana, 1999)


 Quthb, Sayyid. Di Bawah Naungan Al-Qur'an (Fi Zhilalil Qur'an). Juz II (Jakarta:Gema
Insani Press, 2001)
 Anas, Malik bin. Al-Muwatha'. Juz V
 Shihab, Quraisy. Tafsir Al-Misbah. Juz II (Jakarta:Lentera Hati, 2002)
 Muslim, Imam. Sahih Muslim. Juz 13
 Hamka. Tafsir Al-Azhar. Juz IV (Jakarta: Perpustakaan Panjimas, 2004)
 Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi. Juz IV (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 1993)

Anda mungkin juga menyukai