DISUSUN OLEH :
FITRI ARIANI
20211050006
PROGRAM PASCASARJANA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Operasi merupakan bentuk dari tindakan pengobatan invasif yang
menggunakan metode tindakan dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh
yang akan di tangani (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Tindakan operasi ini bertujuan
untuk dapat mencegah terjadinya kecacatan dan mencegah terjadinya komplikasi,
sehingga tindakan ini menjadi terapi pilihan pada berbagai kondisi yang sulit untuk
ditangani, serta tidak mungkin disembuhkan dengan menggunakan obat-obatan
sederhana (Smeltzer & Bare, 2021).
Tindakan operasi di rumah sakit akan cenderung meningkat. Disetiap tahunnya
diperkirakan sekitar 230 juta tindakan bedah yang telah dilakukan di seluruh dunia
(Hasri, 2012). Data Di Negara Amerika Serikat menunjukkan bahwa rata-rata
jumlah pasien yang menjalani pembedahan mencapai 27 juta orang disetiap
tahunnya (Raihana, 2011). Sementara itu, Data Tabulasi Nasional Departemen
kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2009 menjabarkan bahwa tindakan bedah
menempati urutan ke-11 dari 50 macam penyakit di Indonesia dengan presentase
12,8 %.
Dari tindakkan post operasi yang diterima oleh pasien, pasien akan sering
merasakan beberapa masalah diantaranya : 1) seroma dimana terjadi pengumpulan
lemak, serum, dan cairan limfatik yang mencair, sehingga terjadi pembengkakan
atau jaringan disekitar atau dibawah insisi, 2) hematoma merupakan kumpulan dari
darah dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan nyeri serta hasil kosmetik
penyembuhan luka yang buruk, 3) infeksi pada luka setelah operasi. (Smeltzer,
Bare, Hinkle & Cheever, 2010; Black & Hawk, 2014, ).
Infeksi Luka Operasi (ILO) merupakan infeksi yang terjadi ketika
mikroorganisme dari kulit, bagian tubuh lain masuk kedalam insisi paska operasi
yang ditandai dengan adanya pus, inflamasi, bengkak, nyeri dan rasa panas (Putra
et al., 2017). Berdasarkan hasil survei WHO dilaporkan bahwa prevalensi ILO di
dunia berkisar 5% - 15%. National Nosocomial Infection Surveillace United States
America menyebutkan bahwa ILO merupakan infeksi urutan ketiga tersering yang
terjadi di rumah sakit sekitar 14% -16%. Sementara prevalensi ILO di Indonesia
berkisar 2,3% - 18,3%.9 (Imam et al., 2016) Sedangkan di RS PKU
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta, angka kejadian ILO sekitar 3,74%
(Rossa,2013).
Terjadinya Infeksi luka operasi pada pasien, akan berhubungan dengan
morbiditas yang cukup besar, dan telah dilaporkan bahwa lebih dari sepertiga
kematian pasca operasi disebabkan karena infeksi luka operasi (Barung et al.,
2017). Dalam hal ini perlu adanya pemberian tentang pendidikan kesehatan
mengenai pencegahan infeksi luka operasi pada pasien.
Menurut WHO tahun 2012, Pendidikan kesehatan pada hakekatnya bertujuan
untuk dapat membantu agar individu dapat mengambil sikap yang bijaksana
terhadap kesehatan dan kualitas hidup mereka serta yang diharapkan tenaga
kesehatan adalah perawat dan pasien memiliki pengetahuan yang cukup serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penyampaian pesan yang dilakukan
dalam pendidikan kesehatan atau pelaksanaaan tidak hanya dilakukan dengan cara
face to face, namun juga dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media
diantaranya audivisual yakni video.(Simamora, 2019).
B.
Manfaat
1. Bagi Pasien
Video ini dapat membantu pasien dalam menerima informasi terkait
pencegahan infeksi luka operasi
Evidance Based Nursing
2. Mobilisasi dini
a. Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada
pasien paska operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun
dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan sesuai dengan
kondisi pasien (Asmadi, 2008)
b. Manfaat Mobilisasi dini
1) Mengurangi nyeri
2) untuk memperbaiki sirkulasi atau peredaran darah
3) mengurangi komplikasi immobil-isasi paska operasi
4) mempercepat pemulihan pasien paska operasi (Prayitno Joko &
Dwi Susi Haryati, 2013)
c. Kontra Indikasi Mobilisasi
Salah satu Indikasi mobilisasi adalah pasien tirah baring lama. Mobilisasi
dilakukan jika saturasi oksigen lebih dari 88% selama aktivitas dan
denyut jantung normal. Kontraindikasi mobilisasi meliputi pasien yang
mengalami pusing, tekanan darah tinggi, pasien demam, nyeri dada,
pucat berlebihan, atau kulit teraba dingin
BAB III
Rancangan proyek inovasi yang diusulkan
3.1 Rancangan
Gambaran umum tentang pelaksanaan program rencana pembuatan buku saku disajikan
dalam bentuk diagram berikut :
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Infeksi luka operasi (ILO) Infeksi yang terjadi pada tempat
operasi dilakukan
2 Nyeri, panas, kemerahan, membengkak merupakan gejala dari
luka infeksi
3 Ketidakpatuhan menjaga kebersihan tangan termasuk dari salah
satu penyebab terjadinya ingfeksi
4 Perawatan luka, Mobilisasi dini, Peningkatan Nutrisi, dan
Peningkatan personal hygiene termasuk kedalam pencegahan
infeksi luka operasi
5 Daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena air atau basah,
ini termasuk kedalam hal yang harus diperhatikan dalam
perawatan luka
6 Nasi, jagung, sagu merupakan makanan yang mengandung
karbohidrat
7 Miring kanan dan miring kiri boleh dilakukan ketika 24 jam
setelah operasi
8 Duduk tanpa sandaran termasuk kedalam mobilisasi 24-48 jam
setelah operasi
9 15O 30O 90O merupakan tahapan duduk secara bertahap setelah
24 jam operasi
10 Pembentukkan antibodi dan penyembuhan luka merupakan
salah satu manfaat dari mengkonsumsi protein
Kesimpulan
1. Inovasi video edukasi tentang pencegahan infeksi luka operasi efektif untuk
dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan pasien dalam melakukan
pencegahan infeksi luka operasi
2. Inovasi Video “Edukasi pencegahan infeksi” dapat digunakan sebagai panduan
untuk perawat dalam mempromosikan mmelalui media kepada pasien tentang
pencegahan infeksi luka operasi
DAFTAR PUSTAKA
Amanda Anwar, P., Ratnasari, F., Surya Listyana, P., Nurita Putri, P., & Budi Danu
Nugroho, P. (2022). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
POST OPERASI DI RSUD KABUPATEN TANGERANG (Vol. 2, Issue 1).
Arien Purwaningsih. (2015). PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI
PASIEN POST OPERASIDI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DR. HARDJONO PONOROGO.
Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan : Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar
klien. . Salemba Medika.
Barung, S., Sapan, H. B., Sumanti, W. M., Tubagus, R., Ratulangi Manado, S., Ilmu Bedah
Divisi Bedah Digestif RSUP D Kandou Manado, K. R., & Ilmu Bedah RSUP D Kandou
Manado, K. R. (2017). Pola kuman dari infeksi luka operasi pada pasien multitrauma.
Endang, Murwaningsih, & Agung Waluyo. (2021). MANAJEMEN PERAWATAN LUKA
AKUT. Journal of Telenursing (JOTING).
Imam, M., Yulis, M. M., Ruza, H., & Rustam, P. (2016). THE OVERVIEW OF SURGICAL
SITE INFECTION OF PASCA CAESAREAN SECTION AT ARIFIN ACHMAD
GENERAL HOSPITAL OF RIAU PROVINCE 1 JANUARY-31 DECEMBER 2014
PERIOD. In Jom FK (Vol. 3, Issue 1).
Prayitno Joko, & Dwi Susi Haryati. (2013). Hubungan Ambulasi Dini Terhadap Aktifitas
Peristaltik Usus Pasa Pasien Pot Operasi Fraktur Ekstermitas Bawah Dengan Anesteri
Umum Di Ruang Mawar II Rs. Dr Moewardi Surakarta Tahun 2011.
Putra, F., Sandy, T., Yuliwar, R., & Utami, N. W. (2017). INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)
PADA PASIEN POST OPERASI LAPAROTOMI. In MARET (Vol. 1, Issue 1).
Raihana. (2011). Profil kultur dan uji sensitivitas bakteri aerob dari infeksi luka operasi
laparatomi di bangsal bedah RSUP DR. M. Djamil Padang. (artikel).Universitas
Andalas Padang.
Simamora, R. H. (2019). Pengaruh Penyuluhan Identifikasi dengan Menggunakan Media
Audiovisual terhadap Pengetahuan Pasien Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Silampari,
3(1), 342–351. https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.841
Smeltzer, & Bare. (2021). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddarth (ed.
8 vol.1). EGC.
Suwarni, A. (2015). INFEKSI LUKA OPERASI (ILO) PADA PASIEN POST OPERASI
LAPAROTOMI.
Verby Divini Prety Tulas. (2021). HUBUNGAN PERAWATAN LUKA PERINEUM
DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE IBU POST PARTUM DI
RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO. E-Journal
Keperawatan (e-Kp), 1