Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH KINERJA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA

PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN


JEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana dalam termenologi bahasa inggris disebut dengan disaster, berasal dari bahasa
Latin yakni dis dan astro/aster. Dis memiliki arti buruk atau terasa tidak nyaman, dan aster
berarti bintang. Dengan demikian secara harfiah disaster berarti menjauh dari lintasan
bintang atau dapat diartikan “kejadian yang disebabkan oleh konfigurasi astrologi yang di
inginkan. Menurut S.W.A Gun, bencana adalah kehancuran ekologis yang luas baik secara
fisik maupun hubungan fungsional antara manusia dengan lingkungannya, yang disebabkan
oleh alam atau manusia, berbentuk kejadian yang serius atau tidak nampak, dalam skala yang
tidak dapat ditangani oleh sumberdaya yang ada, dan komunitas yang terdampak
membutuhkan upaya yang luar biasa untuk menangani kerusakan yang terjadi, bahkan
membutuhkan bantuan dari masyarakat internasional. Sedangkan menurut Undang-undang
No. 24 tahun 2007 adalah “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”.
Bencana memiliki keterkaitan dengan situasi bahaya yang dapat mengancam kehidupan.
Dilihat dari posisi dan geografisnya, Indonesia merupakan negara yang termasuk bagian dari
lintasan the pasific ring of fire (Cincin Api Pasifik), yaitu suatu lintasan dimana terdapat
deretan gunung api sehingga tidak mengherankan kalau negara yang dilewati cincin api ini
sering terjadi gempa, baik gempa tektonik maupun vulkanik. Berdasarkan catatan para ahli
81% gempa bumi besar terjadi di lintasan Cincin Api Pasifik ini. situasi tersebut memberikan
tugas yang ekstra bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melaksanakan
penanggulangan kebencanaan. Hal tersebut tercantum pada pembukaan UUD 1945 yang
berisi bahwa “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
serta memajukan kesejahteraan umum”. dari penjelasan tersebut daerah-daerah yang ada di
indonesia mempunyai kerawanan bencana yang cukup tinggi. Kabupaten Jember misalnya,
Kabupaten yang terletak di keresidan besuki tersebut memiliki kerawanan kebencanaan yang
cukup tinggi. Peran dalam penanggulangan bencana di suatu daerah khususnya Kabupaten
Jember, diambil oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Pembentukan BPBD
didasarkan pada regulasi daerah, pemerintah pusat menyerahkan pembentukan BPBD kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang harus berkoordinasi dengan kementrian
Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga
saat ini sebagaian besar provinsi rawan bencana di Indonesia secara hukum telah diwajibkan
mendirikan BPBD. Pemerintah kabupaten dan kota dapat memutuskan perlunya pendirian
BPBD di daerahnya. BPBD dirancang untuk penanggulangan bencana secara menyeluruh
yang merupakan perubahan dari pendekatan konvensional yaitu tanggap darurat menuju
prespektif baru. Dimana prespektif ini memberi penekanan merata pada semua aspek
penanggulangan bencana dan berfokus pada pengurangan resiko. Bisa di katakan
pembentukan BPBD sudah menjadi kewenangan pemerintah daerah dan sesuai dengan hal
tersebut maka pemerintah daerah mengenai penanggulangan bencana, demikian halnya
pemerintah daerah Kabupaten Jember juga telah memiliki BPBD yang telah berdiri beberapa
tahun yang lalu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merupakan perwakilan dari Badan
Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). BPBD kabupaten Jember telah berdiri sejak
2013. Dan hal tersebut telah di jelaskan pada perda Nomor 7 Tahun 2012 pasal 1 ayat 7 yakni
adalah “Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten, yang selanjutnya disingkat BPBD
kabupaten adalah perangkat daerah di kabupaten Jember yang dibentuk dalam rangka
melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan penanggulangan bencana”, dan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Jember telah tercantum pada pasal 1 ayat 10 perda
Nomor 7 Tahun 2012 yakni adalah “penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan
rekomendasi”. Dari pasal 1 ayat 10 sudah jelas bahwa terdapat beberapa tugas
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Jember seperti adanya penetapan kebijakan yang
beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan
rekomendasi, dengan tugas pokok yakni melaksanakan penanggulangan bencana. Hal
tersebut tertera pada pasal 8 ayat 1 perda Nomor 7 Tahun 2012 yakni “Badan
penanggulangan bencana daerah mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan
bencana”.
Tugas suatu instansi pemerintahan seperti halnya BPBD, yang juga memiliki tugas yang
jelas berdasarkan perda Nomor 7 Tahun 2012, harus disertai dengan kinerja pegawai yang
prima dalam melayani masyarakat. Istilah kinerja berasal dari kata job performence atau
actual performance (kinerja atau prestasi nyata) yang berkaitan dengan segala aktifitas dalam
suatu organisasi kerja. Kinerja juga dapat diartikan sebagai adalah hasil kinerja sesuai
kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektif yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Anwar prabu
mangkunegara juga mendefiniskan kinerja yakni adalah hasil kerja yang dapat di capai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan secara legal dan tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan etika.
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motifasi dan kemampuan. Kinerja juga merupakan
perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang di hasilkan oleh
pegawai sesuai dengan peranannya dalam berorganisasi untuk mencapai tujuan 1. Dari suatu
kinerja terdapat pendorong atau faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Menurut Robert,
Mathis dan John H.Jackson, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja,
yakni:
1. Kemampuan mereka
2. Motivasi
3. Dukungan yang diterima
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan
5. Hubungan mereka dengan organisasi2.
Dari kelima faktor yang mempengaruhi kinerja pagawai tersebut, kelimanya saling
keterkaitan satu sama lain. Selain itu menurut Anwar Prabu Mangkunegara. Ada 6
karakteristrik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yakni:
1. Berani mengambil resiko
2. Memiliki tujuan yang realistis
3. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk menganalisis tujuan
4. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukan

2
5. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana rencana yang telah di
programkan3.
Dari beberapa faktor tersebut, suatu kinerja pegawai pada instansi pemerintah seperti
halnya BPBD Kabupaten Jember, haruslah mempunyai kecenderungan dalam peningkatan
kualitas kinerja pegawainya. Di karenakan BPBD merupakan instansi pemerintah yang
mempunyai tugas penuh dalam pelaksaan pelayanan masayarakat dalam tugas pokok
penanggulangan kebencanaan. Pengaruh dari kinerja tersebut akan mempengaruhi juga
efektivitas organisasi pada kantor BPBD Kab Jember. Kata efektif berasal dari bahasa Inggris
yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus
ilmiah populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah di tentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif
apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah di tentukan. Konsep efektifitas
organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk
mencapai tujuan atau sasarannya. Efektifitas ini merupakan suatu konsep yang sangat luas,
mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi itu sendiri.
Pengaruh kinerja terhadap efektivitas organisasi pada kantor BPBD Kabupaten Jember
sangatlah besar. Pengaruh kinerja tersebut akan mempengaruhi bagaiamana suatu oraganisasi
dapat berjalan. Efektivitas organisasi harus mampu menggambarkan hubungan timbal balik
yang harmonis antara organisasi dengan lingkungannya yang lebih luas. Efektifitas organisasi
dapat di ukur dengan berbagai macam cara, tapi tidak ada satupun ukuran yang bener-benar
sempurna dan setiap ukuran yang digunakan pasti memiliki kelebihan ataupun kekurangan
dibanding ukuran yang lainnya. diantara pendekatan yang ada untuk mengukur efektivitas
organisasi adalah sasaran atau pendekatan pencapaian tujuan, pendekatan sumber,
pendekatan sistem, pendekatan Kontituensi dan pendekatan nilai bersaing. Adannya kinerja
yang baik dapat memberiakan efektivitas organisasi yang baik pula di dalam Badan
Penanggulangan Kebencanaan Daerah Kabupaten Jember.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah sangatlah penting keberadaanya di dalam sebuah penelitian. Hal tersebut
dikarenakan supaya terdapat pembatasan atas permasalahan yang dipecahkan di dalam
sebuah penelitian dan menjadikan pembahasan labih fokus kepada suatu permasalahan utama
dalam penelitian.

3
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan hal sebagai berikut “Bagaimana
pengaruh kinerja pegawai terhadap efektivitas organisasi di kantor Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Jember?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tersebut nantinya akan menjadikan suatu arahan atau petunjuk
dalam pelaksanaan suatu penelitian. Tujuan yang ingin di capai oleh peneliti berdasarkan
rumusan masalah diatas adalah untuk dapat memberikan deskripsi bagaimana pengaruh
kinerja pegawai terhadap efektifitas organisasi di kantor Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Jember.

1.4 Manfaat Penelitian


Dalam penelitian ini diharapkan nantinya dapat di manfaatkan untuk:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini di harapkan kedepannya mampu menambah pengetahuan dan
memberikan wawasan bagi pembaca pada umum nya, dan khususnya sebagai
pengemban Ilmu Administrasi Negara.
2. Manfaat Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan untuk
menentukan kebijakan dalam upaya menentukan langkah selanjutnya dalam hal
efektiifitas organisasi di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Jember.
3. Manfaat Pribadi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti sekaligus sebagai
pemenuhan tugas akhir dan kewajiban dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 pada
program studi Administrasi Negara di Universitas Jewa

Anda mungkin juga menyukai