PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang perbandingan antara studi kasus yang telah
diperoleh dengan teori, harapannya dapat diperoleh gambaran secara nyata dan
sejauh mana asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia ringan dan pre
eklampsia ringan diberikan. Selain itu juga untuk mengetahui adanya kesamaan
dan kesenjangan selama memberikan asuhan kebidanan dengan teori yang ada.
kebidanan yang diharapkan sesuai dengan teori yang ada. Menurut Hellen Varney,
alur fikir bidan dalam menghadapi klien meliputi 7 langkah Varney yaitu
I. Pengumpulan Data
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
84
85
A. Data Subyektif
face), jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu
jawab antara klien dan petugas medis. Adapun data yang didapatkan
sosiologi, data sosial ekonomi, data perkawinan, data spiritual, data sosial
1. Usia
dalam teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2007) yaitu usia aman
memiliki resiko yang lebih tinggi pada kesehatan. Pada usia dibawah 20
tahun secara ilmu kedokteran memiliki organ reproduksi yang belum siap
dan beresiko tinggi mengalami kondisi kesehatan yang buruk saat hamil.
mungkin terjadi adalah tekanan darah tinggi pada ibu hamil, kehamilan
yang sangat rawan diusia kehamilan remaja. Kehamilan pada usia >35
tahun lebih beresiko karena kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu
hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terjadi
janin.
Dari kasus yang telah didapatkan pada Ny. W umur 33 tahun termasuk
Anemia Ringan dan Pre Eklamsia ringan dalam kehamilannya, hal ini
2. Paritas
87
lahir 3000 gram dan sekarang berumur 7 tahun, jenis kelamin laki-
dengan berat lahir anak ke I yaitu 2500 dan anak ke II 2700 gram
3. Tingkat Pendidikan
4. Keluhan utama
pukul 10.00 wib, kepala terasa pusing, keluar lendir, dan pinggang
terasa sakit
muntah.
Dari data tersebut pada kasus Ny.W sudah sesuai teori karena
mengalami keluhan sakit kepala dan tekanan darah tinggi, hal ini
5. Riwayat Haid
hari.
hanya dapat dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid
siklus haid teratur 28 hari, lama haid 6 hari, dalam 1 hari 2 kali ganti
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan keadaan di
lapangan.
6. Status Gizi
Pada Ny.W status gizi saat hamil kurang karena status enokomi
keluarga rendah. Padahal terjadinya anemia pada ibu hamil salah satu
penyebabnya yaitu ibu yang mengalami masalah gizi yaitu status gizi
terjadinya anemia pada ibu hamil tidak terpantau dengan baik status
7. Riwayat Kontrasepsi
ibu antara lain “4T” (terlalu banyak anak, terlalu pendek jarak
kehamilan. Pada kehamilan Ny. W saat ini tidak beresiko dalam hal
kasus.
8. Riwayat Kesehatan
dikaji untuk mengetahui penyakit apa saja yang pernah diderita oleh
signifikan.
hipertensi. Dilihat Dari riwayat kesehatan ibu dan keluarga pada kasus
ini tidak termasuk faktor resiko terjadinya pre eklampsia. Jadi ada
B. Data Obyektif
hasil laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
1. Pemeriksaan Fisik
22x/menit, suhu 36,9 0C, berat badan 62 kilo gram, lingkar lengan atas
adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, protein urin secara
kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau (+1), terdapat edema
2. Pemeriksaan Obstetri
pembukaan 2 centimeter.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan urin pada Ny.W dilihat dari buku KIA tertulis protein
gr% , protein urine (+1) yang merupakan sebagai tanda anemia ringan
(Kusmawardani, 2010)
ringan diikuti keluhan subjektif yaitu sakit kepala, rasa nyeri di daerah
gangguan kesadaran.
tekanan darah tinggi, oedem, dan protein urin positif, sehingga tidak
Pada kasus Ny. W ibu bersalin dengan anemia ringan dan pre eklampsia
kebutuhan yaitu :
a. Diagnosa Nomenklatur
ketiga, pernah melahirkan dua kali dan tidak pernah keguguran, haid
desember 2014 pukul 10.00 wib. Keadaan umum baik, tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36,9 0C, nafas 22x/menit, palpasi
b. Masalah
kasus.
c. Kebutuhan
mental yaitu dengan cara memotivasi ibu agar tidak cemas karena kita
ibu untuk selalu berdoa untuk kelancaran pada proses persalinan. Dari
96
sesuai dengan teori yaitu dengan memberikan support mental. Hal ini
segera.
Pada kasus Ny. W diperoleh diagnosa potensial pada ibu yaitu anemia
sedang, anemia berat, perdarahan, pre eklamsia berat, eklampsia, dan hellp
adalah prematurus, syok, inersia uteri, partus lama, atonia uteri, pendarahan.
dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi,
1. Informed consent
dalam 500 mililiter ringer laktat mulai dengan 8 tetes per menit, naikkan 4
tetes per menit setiap 15 menit sampai maksimal 20 tetes per menit.
dan janin.
rahim agar terjadi persalinan. Menurut buku yang ditulis oleh Kurniawati
mililiter ringer laktat mulai dengan 8 tetes per menit, naikkan 4 tetes per
eklamsia sehingga diagnosa potensial pada kasus Ny. W. Dari kasus ini
V. Intervensi
Pada kasus Ny. W ibu bersalin dengan anemia ringan dan pre eklampsia
ringan, ibu datang pada tanggal 13 Desember 2014 pukul 14.50 wib dengan
maksimal
c. Evaluasi DJJ
99
persalinan
a. Keterampilan dasar
eklamsia ringan.
a. Pengetahuan dasar
b. Pengetahuan tambahan
adalah jaga kebersihan pasien, atur posisi pasien dengan posisi miring kiri,
dukungan mental dan spiritual. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara
1. Kala I
periode persalinan yang dimulai dari his persalinan yang pertama sampai
maka kala I dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten : berlangsung selama 8
jam, serviks membuka sampai 3 cm. Fase aktif : berlangsung selama 7 jam,
membuka dari 4 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, di bagi
menjadi tiga fase. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam yang pembukaan 3 cm
menjadi lengkap.
kontraksi 3x/10 menit lamanya 20-30 detik dan ketuban belum pecah (+)
dilakukan.
Pukul 17.05 WIB bidan menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
untuk persalinan seperti partus set, resusitasi set, heacting set, kassa, klem tali
pusat, waskom, underped, tempat plasenta, dan lain-lain. Pukul 17.10 WIB
memberitahu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan pakian ibu dan bayi
harus siap seperti kain tapih, kain bedong, gurita ibu, pembalut dan celana
5x/10 menit lamanya 50 detik, ketuban (+). Dari data hasil observasi yang
sudah sesuai dengan teori yang ada sehingga dapat disimpulkan tidak ada
2. Kala II
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan adalah ibu merasa ingin
introitus vagina, dengan his dan mengedan yang terpimpin akan lahir kepala,
tubuh bayi, memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin
penyuntikannya, mengklem tali pusat dan memotong tli pusat serta mengikat
dengan benar kemudian meletakan bayi diatas perut ibu untuk kontak
mules dan kenceng-kenceng ibu mengatakan ingin BAB tidak bisa ditahan
lengkap.
kala II seperti diatas, persiapan ibu, pimpin ibu meneran sampai lahirnya
perut ibu, mengklem tali pusat, memotong serta mengikatnya dengan benar,
kemudian bayi ditengkurapkan untuk melakukan kontak kulit ibu dan bayi
antara kasus dan teori ada kesesuaian dan tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.
3. Kala III
Menurut JNPK-KR (2008) kala tiga persalinan disebut juga kala uri atau
kala pengeluaran plasenta. Persalinan kala III dimulai lahirnya bayi dan
yaitu perubahan bentuk menjadi bulat penuh dan tinggi fundus, semburan
darah mendadak dan singkat, biasanya dibawah pusat, tali pusat memanjang,
selama 15 detik.
tampak didepan vulva plasenta belum lahir, TFU setinggi pusat, kemudian
secara IM peregangan tali pusat terkendali (PTT) dan dorongan dorsal cranial
panjang, ada semburan darah secara tiba-tiba dan uterus bulat didapatkan
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa pelaksanaan kasus kala III pada
kasus Ny. W sudah sesuai kewenangan bidan yang diatur dalam peraturan
tentang izin penyelenggaraan praktek bidan pasal ayat (3) dan sudahsesuai
dengan teori yang ada, jadi dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara
IUFD.
Pada kasus bayi Ny. W setelah dilakukan asuhan bayi baru lahir seperti ,
bayi 3100 gram, panjang badan 47 cm , lingkar dada 34 cm, lingkar kepala 31
Menurut buku JNPK-KR (2008) semua bayi baru lahir harus diberikan
mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat
dialami semua bayi baru lahir. Pencegahan infeksi pada mata bayi
106
menggunakan salep mata tetrasiklin 1%, salep tersebut harus diberiakn dalam
Bayi Ny. W diberi injeksi vitamin K (1 mg) di 1/3 paha lateral kiri bayi
diberikan 1 jam pertama dan salep mata tetrasiklin 1%, untuk mencegah
infeksi pada mata. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara
2. Kala IV
plasenta dan berakhirnya 2 jam setelah itu. Sesuai APN dimulai dari
pertama dan setiap 30 menit pada jam ke dua pasca persalinan), ajarkan ibu
untuk massase uterus, cek nadi ibu, dan tekanan darah, bersihkan alat-alat,
pasal 10 ayat (3) bahwa bidan berwewenang untuk penjahitan luka jalan lahir
tingkat I dan II .
pemeriksaan fisik tanda-tanda fital dalam batas normal, dan kontraksi uterus
ibu keras dan perdarahan dalam batas normal. Ny. W dilakukan kala IV setiap
15 menit pada satu jam pertama dan 30 menit pada jam kedua pada pasca
persalinan.
Dari data yang didapatkan diatas bidan sudah melakukan asuhan sesuai
dengan kewenangannya dan sudah sesuai dengan teori yang ada, sehingga
VII. Evaluasi
pelaksanaannya.
manfaat dan teruji efektif apabila masalah yang dihadapi dapat diselesaikan
108
ditegakkan.
yang terlihat dari kondisi pasien yang semakin membaik yaitu keluhan pasien
darah, pembukaan yang semakin bertambah dan tanda-tanda vital dalam batas
Pada kasus Ny. W ibu bersalin dengan anemia ringan dan pre eklampsia
5x/10 menit lamanya 50 detik, pada jam 17.50 pembukaan lengkap, portio
sudah tidak teraba, sudah terlihat ada dorongan meneran, tekanan anus,
normal, pada jam 18.18 wib bayi lahir jenis kelamin laki-laki, bayi menangis
kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Plasenta lahir lengkap pukul
18.30 wib, jumlah perdarahan 100 mililiter. Evaluasi 2 jam post partum
pasien keadaan baik, tekanan darah 140/90 mmHg, kontraksi uterus keras,
Pada langkah ketujuh ini dilakukan keefektifan dari asuhan yang sudah
anemia ringan dan pre eklamsia ringan sudah ditangani sesuai dengan
perkembangannya. Hasil yang diperoleh dari evaluasi adalah keadaan ibu dan
janin baik, tidak terjadi hal-hal yang menjadi komplikasi dari tindakan
tersebut.
Pada kasus Ny. W ibu bersalin dengan anemia ringan dan pre eklamsia
ringan, evaluasi akhir yang didapat dirumah sakit pada tanggal 13 Desember
2014 bayi lahir sesuai anjuran pukul 18.18WIB, jenis kelamin laki-laki
dengan berat badan 3100 gram. Pada Ny. W dengan anemia dan pre eklamsia
karena kadar zat besi yang rendah dalam darah yang secara laboratorium
Hematokrit di bawah 35,6 %. Keadaan ini bisa terjadi karena cadangan zat
besi yang memang kurang, multipel fetus, kebutuhan yang meningkat selama
tahu, tempe yang kaya protein. Sayuran hijau tua seperti bayam, kangkung
karena merupakan sumber zat besi, serat, folat dan vitamin C, Serta buah-
penyerapan zat besi didalam usus menjadi lebih baik. Sehingga antara teori