Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Qonitah Fatma Aulia, A.Md.

Keb

NDH/Angkatan : 20 / VII

Instansi : Pemerintah Kota Batam

ANALISIS ISU DI INSTANSI

KUALITAS SDM YANG BELUM SEPENUHNYA MENUNJANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN


KESEHATAN DALAM HAL KEIKUTSERTAAN PELATIHAN DI RSUD EMBUNG FATIMAH PEMERINTAH
KOTA BATAM

A. IDENTIFIKASI ISU

Pengertian Kualitas Sumber Daya Manusia menurut Danim (1996) dalam bukunya
“Transformasi Sumber Daya Manusia”, sebagai berikut: Kualitas Sumber Daya Manusia adalah sumber
daya yang memenuhi kriteria kualitas fisik dan kesehatan, kualitas intelektual (pengetahuan dan
keterampilan), dan kualitas mental spiritual (kejuangan).

Kementerian Kesehatan menyusun arah kebijakan dan strategi untuk menjamin dan
mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Program-program yang
dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan
kesehatan, dilakukan upaya secara terintegrasi dalam fokus dan lokus dan fokus kegiatan
pembangunan kesehatan. Untuk itu, Badan Pusat Pendidikan SDM (PPSDM) Kesehatan berupaya
mendukung arah, kebijakan dan startegi Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan pemenuhan
SDM kesehatan dan kompetensi sesuai standar yang tertuang dalam Rencana Aksi Program Badan
PPSDM Kesehatan Tahun 2020 – 2024 dan merupakan indikator tujuan Badan PPSDM Kesehatan.
Indikator Badan PPSDM Kesehatan akan dicapai melalui program atau kegiatan : 1) Perencanaan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2) Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
3) Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan, 4) Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan
Tinggi, 5) Pelaksanaan Internsip Tenaga Kesehatan, 6) Registrasi, Standardisasi, Pembinaan, dan
Pengawasan Tenaga Kesehatan, 7) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Program, 8) Pelatihan
Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDM, 2020).

Seperti hal nya di Rumah Sakit Embung Fatimah Kota Batam, Tenaga Kesehatan khususnya di
bangsal kebidanan menurut sensus dari BPPSDMK berjumlah 44 (empat puluh empat) orang.
Diantaranya 12 orang bertugas di Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency komprehensif (PONEK), 13
Orang bertugas di Ruang Bersalin, 13 orang bertugas di ruang rawatan kebidanan, 4 orang bertugas di
administrasi kebidanan, dan 1 orang Kepala Ruangan sebagai penanggung jawab Bangsal kebidanan.
Tenaga Kesehatan Bidan pada umumnya tergabung dalam organisasi Profesi benama Ikatan Bidan
Indonesia (IBI). Banyak nya tenaga kebidanan di RSUD Embung Fatimah, tidak menutup kemungkinan
bila kualitas SDM yang ada sudah sepenuhnya menunjang penyelenggaraan pembangunan Kesehatan.
Hal ini tidak dinilai berdasarkan kemampuan pengalaman dan Skills yang dimiliki para tenaga bidan,
melainkan dinilai dari seberapa banyak tenaga bidan yang melakukan upaya pembaharuan ilmu
kebidanan / Pelatihan.

Dari data diatas didapatkan jumlah nakes yang belum mengikuti pelatihan, sebagai berikut:

APN MU PPGDON PONEK PPGD CTU Resusitasi

7 org 9 org 21 org 22 org 36 org 37 org 35 org

Salah satu hal yang mempengaruhi kompetensi tenaga kesehatan adalah dengan memberikan
dorongan kepada para bawahan yang dimana akan memberikan tenaga Kesehatan suatu hal yang
positif terhadap motivasi dan berikutnya adalah keterampilan yang di mana jikalau keterampilan
tenaga kesehatan semakin baik maka akan membuat mereka menjadi lebih kompeten.
B. DAMPAK
Berdasarkan penelitian Simbolon (2016), Posuma (2013) dan Aulia dan Sasmita (2014) yang
berkaitan dengan pengaruh kompetensi dan pelatihan terhadap kualitas kinerja tenaga medis
yang di mana hasil dari penelitian mareka semuanya menyatakan bahwa baik itu kompetensi
maupun pelatihan itu sendiri berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Adapun Dampak yang terjadi :
1. Ilmu tidak terperbaharui
2. Dianggap tidak kompeten, karena beberapa pelatihan dianggap wajib dimiliki bagi tenaga
Kesehatan
3. Tidak dapat memberikan pelayanan secara optimal karena kurangnya pengetahuan
C. PENYEBAB TERJADINYA
1. Mahal nya biaya Pelatihan berhubungan dengan rendahnya pendapatan bagi tenaga
Kesehatan
2. Kurangnya informasi tentang diselenggarakan nya pelatihan
3. Anggapan bahwa pelatihan tidak terlalu penting dalam kinerja
D. TEKNIK ANALISIS ISU ANALISIS SWOT

S (Strengths) W (Weaknesses)
FAKTOR pointer: Kualitas SDM pointer: Kualitas SDM
INTERNAL
a. Sudah adanya standar kompetensi dan a. Kurang adanya sinkronisasi dan
standar Pendidikan harmonisasi terkait kebutuhan
b. Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin pelatihan bagi tenaga
Praktik Tenaga Kesehatan sebagai Kesehatan
penjamin mutu lulusan sudah berjalan b. Terbatasnya kuota bagi tenaga
c. Adanya rencana program pelatihan Kesehatan dalam mengikuti
Tenaga Kesehatan: Asuhan Persalinan pelatihan
Normal, Midwifery Update, PPGDON, c. Kecil nya pendapatan tenaga
BTCLS, PONEK, Pengendalian Kesehatan bidan berhubungan
Pencegahan Infeksi, dll dengan kebutuhan hidup yang
FAKTOR
EKSTERNAL d. Adanya penilaian lebih bagi tenaga tinggi di kota batam.
Kesehatan yang sudah menyelesaikan
pelatihan tertentu.
O (Opportunities) Strategi S-O Strategi W-O
pointer: Adanya rencana program pelatihan Karena rendahnya pendapatan
a. Ilmu Pengetahuan dan tenaga Kesehatan karena keikutsertaan tenaga Kesehatan bidan, maka
teknologi yang terus instansi dalam hal hibah serta bantuan adanya hibah dan bantuan dari
berkembang menyebabkan biaya penyelenggaraan Pelatihan khusus instansi dalam penyelenggaraan
pelatihan bidang Kesehatan untuk nakes yang bekerja di instansi. pelatihan akan memudahkan nakes
harus selalu dalam meningkatkan kualitas SDM.
memutakhirkan ilmu
pengetahuannya.
b. Perkembangan instansi
Kesehatan yang cukup
tinggi
c. Adanya hibah, bantuan
biaya pelatihan untuk
tenaga kesehatan dengan
minimum biaya
T (Threats) Strategi S-T Strategi W-T
pointer: Dengan adanya rencana program peltihan Dikarenakan kurang adanya
a. Mutu kualitas tenaga tenaga Kesehatan, maka mutu kualitas sinkronisasi dan harmonisasi terkait
Kesehatan masih ada yang tenaga Kesehatan bidan akan sepenuhnya kebutuhan pelatihan bagi tenaga
belum sepenuhnya kompeten melaksanakan tugas dan Kesehatan, berpengaruh pada
kompeten melaksanakn fungsinya dalam pelayanan Kesehatan. nakes baru yang belum diketahui
tugas dan fungsinya dalam kemampuan kualitasnya dalam
pelayanan kesehatan menunjang pembangunan
b. Instansi tidak Kesehatan.
memperhatikan kualitas
Pendidikan tenaga
Kesehatan
c. Masih terbatasnya akses
tenaga Kesehatan terhadap
peningkatan kemampuan
kompetensi baik karena
keterbatasan anggaran
maupun sarana prasarana
yang tersedia
d. Banyak nya tenaga
Kesehatan baru yang masih
belum diketahui
kemampuan kualitasnya
dalam menunjang
pembangunan Kesehatan

E. REKOMENDASI PENYELESAIAN
1. Adanya turut serta instansi dalam penyelenggaraan Pelatihan, minimal pengurangan biaya
bagi tenaga Kesehatan di Instansi tersebut
2. Kerjasama antara Instansi dan Organisasi Profesi untuk mempermudah penyebaran informasi
bila ada kegiatan Pelatihan
3. Keikutsertaan Pemerintah dalam penyelenggaraan pelatihan.
4. Pemahaman khusus bagi tenaga Kesehatan tentang betapa pentingnya kegiatan pelatihan
demi menunjang pembangunan Kesehatan didasari oleh bertambahkan nya kualitas SDM
Kesehatan.
5. Pendataan yang menyeluruh bagi tenaga Kesehatan bidan yang sudah / belum mengikuti
pelatihan.

F. DAFTAR PUSTAKA
PPSDM, 2020. Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2020-2024. Jakarta:
Pusat Pendidikan Kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/fasyankes.php?unit=2071114
Bintoro, WS, et al. 2019. Pengaruh kompetensi dan pelatihan terhadap kinerja tenaga medis
puskesmas. Malang : Fakultas Ekonomi Unisma, E-Jurnal Riset Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai