Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

NAMA: MUHAMAD LAZUARDI

NIM: 043270352

1. Apa yang dimaksud dengan harga drajad tiga merupkan diskrimanasi harga
karena perbedaan permintaan berdasarkan segmen pasar, dan Berikan analisis
pemahaman mengenai tujuan suatu perusahaan melakukan diskriminasi harga
derajat 3 dan berikan contohnya! Bantu dengan kurva!

Jawab: Diskriminasi harga adalah kebijaksanaan untuk memberlakukan harga jual


yang berbeda-beda untuk satu jenis barang yang sama di segmen pasar yang
berbeda.Diskriminasi harga terjadi jika produk yang sama dijual kepada konsumen
yang berbeda dengan harga yang berbeda, atas dasar alasan yang tidak berkaitan
dengan biaya. Dengan melaksanakan sistem diskriminasi harga, perusahaan monopoli
memperoleh sebagian dari surplus konsumen yang sesungguhnya akan di peroleh oleh
pembeli pada keadaan-keadaan tersebut. Diskriminasi harga derajat 3 dilakukan
dengan cara menerapkan harga yang berbeda untuk setiap kelompok konsumen
berdasarkan reservation price masing-masing kelompok konsumen. Diskriminasi
harga derajat 3 dilakukan karena perusahaan tidak mengetahui reservation price
masing-masing konsumen, tapi mengetahui reservation price kelompok konsumen.
Kelompok konsumen dapat dibedakan atas lokasi, geografis, maupun karakteristik
konsumen seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain. Contoh : barang yang
dijual di pedesaan dan di perkotaan akan berbda harganya. Diskriminasiharga derajat
3 juga dijelaskan kedalam grafik yang tersaji pada gambar dibawah ini

Berikut merupakan stratifikasi dalam diskriminasi harga, yaitu:


 Setiap konsumen, tanpa stratifikasi apapun, harus membayar harga yang ditetapkan
oleh produsen. Contoh: jual beli berlian, atau souvenir di depot-depot turis wisata.
 Melihat jumlah (kuantitas) pembelian, atau semakin besar pembelian semakin
murah harganya. Contoh: barang-barang elektronik, atau pembelian partai besar di
pasar.
 Membedakan stratifikasi (kelas/kelompok) konsumen dalam penetapan harga yang
berbeda-beda. Contoh: harga khusus untuk pelajar dan orang-orang tua.
Adapun syarat – syarat menggunakan diskriminasi harga adalah sebagai berikut:
a. Barang tidak dapat dipisahkan dari pasar satu ke pasar yang lain.
b. Sifat barang dan jasa memungkinkan untuk melakukan diskriminasi harga
c. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing – masing pasar haruslah
sangat berbeda.
d. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan
keuntungan yang diperoleh tersebut
e. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.
Tujuan utama pelaku usaha melakukan diskriminasi harga yaitu untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih tinggi tersebut diperoleh
dengan cara merebut surplus konsumen. Surplus konsumen adalah selisih harga
tertinggi yang bersedia dibayar konsumen dengan harga yang benar-benar dibayar
oleh konsumen. Diskriminasi harga / price discrimination didasari adanya kenyataan
bahwa konsumen sebenarnya bersedia untuk membayar lebih tinggi, maka perusahaan
akan berusaha merebut surplus konsumen tersebut dengan cara melakukan
diskriminasi harga. Contoh : barang yang dijuala di pedesaan dan di perkotaan akan
berbeda harganya. Diskriminasi harga derajat 3 juga dijelaskan kedalam grafik
yangtersaji pada gambar

2. Ongkos organisasi yang tinggi menurut Mansur olson dalam interest group
theory Berikan argumentasi dan analisis terkait regulasinya bagaiman teori ini
dapat mempengaruhi peran regulator.!
Jawab: Mancur Olson pada tahun 1965. Dia berpendapat bahwa setiap kelompok
individu yang berusaha menyediakan barang publik memiliki masalah untuk
melakukannya secara efisien. Di satu sisi individu memiliki insentif untuk “
menunggangi ” upaya orang lain dalam kelompok tertentu dan di sisi lain ukuran
kelompok sangat penting dan sulit untuk ditentukan secara optimal. Teori ini
kemudian dikembangkan oleh Mancur Oslon pada tahun 1960-an dengan menerbitkan
buku ‘The Logic of Collective Action’. Oslon (2002) berpendapat bahwa secara
rasional, individu dengan kepentingannya sendiri tidak akan bertindak untuk
mengamankan kepentingan bersama, kecuali mereka dipaksa atau melakukannya
dengan imbalan berupa insentif yang tidak tersedia bagi mereka yang tidak
berpartisipasi. Hal ini merupakan hal yang mendasar dalam aksi kolektif bahwa secara
fundamental permasalahan aksi kolektif adalah ketegangan yang terjadi antara
kepentingan individu dan kepentingan kolektif (Gillinson, 2004). Akan tetapi, kita
juga tidak dapat melakukan sesuatu secara maksimal secara individu dengan
meninggalkan solusi optimal secara sosial. Apa yang terbaik bagi masyarakat atau
kelompok adalah yang terbaik juga bagi kita secara individu sebagai bagian dari
masyarakat. Oslon (2002) kemudian menggunakan argument ini untuk menunjukkan
bahwa dalam kelompok besar, aksi kolektif tidak akan pernah terjadi kecuali kondisi
yang sangat spesifik ada. Aksi kolektif dapat didefinisikan sebagai “semua aktifitas
yang melibatkan dua atau lebih individu untuk berkontribusi terhadap upaya kolektif
atas dasar kepentingan bersama dan berpeluang untuk mendapat keuntungan dari
tindakan terkoordinasi tersebut “ (Hemetsberger, 2006).

Marshal (dalam Vanni, 2014:21) mendefinisikan aksi kolektif sebagai “tindakan yang
diambil oleh sebuah kelompok (baik secara langsung atau atas nama organisasi) yang terdiri
dari anggota-anggota yang memiliki kepentingan bersama. Dari definisi ini menjelaskan
bahwa sebuah aksi kolektif terjadi karena adanya ‘kerjasama’ dari semua anggota kelompok
untuk mencapai ‘tujuan bersama’ dan membiarkan mereka diatur dalam satu ‘koordinasi’
organisasi. Kerjasama yang terjadi dalam aksi kolektif merupakan kerja sama yang bersifat
bottom-up yaitu tindakan kolektif dari individu-individu dalam kelompok. Sementara
koordinasi yang terjadi bersifat topdown karena aksi kolektif dikendalikan dalam sebuah
organisasi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai