NIM: 043270352
1. Apa yang dimaksud dengan harga drajad tiga merupkan diskrimanasi harga
karena perbedaan permintaan berdasarkan segmen pasar, dan Berikan analisis
pemahaman mengenai tujuan suatu perusahaan melakukan diskriminasi harga
derajat 3 dan berikan contohnya! Bantu dengan kurva!
2. Ongkos organisasi yang tinggi menurut Mansur olson dalam interest group
theory Berikan argumentasi dan analisis terkait regulasinya bagaiman teori ini
dapat mempengaruhi peran regulator.!
Jawab: Mancur Olson pada tahun 1965. Dia berpendapat bahwa setiap kelompok
individu yang berusaha menyediakan barang publik memiliki masalah untuk
melakukannya secara efisien. Di satu sisi individu memiliki insentif untuk “
menunggangi ” upaya orang lain dalam kelompok tertentu dan di sisi lain ukuran
kelompok sangat penting dan sulit untuk ditentukan secara optimal. Teori ini
kemudian dikembangkan oleh Mancur Oslon pada tahun 1960-an dengan menerbitkan
buku ‘The Logic of Collective Action’. Oslon (2002) berpendapat bahwa secara
rasional, individu dengan kepentingannya sendiri tidak akan bertindak untuk
mengamankan kepentingan bersama, kecuali mereka dipaksa atau melakukannya
dengan imbalan berupa insentif yang tidak tersedia bagi mereka yang tidak
berpartisipasi. Hal ini merupakan hal yang mendasar dalam aksi kolektif bahwa secara
fundamental permasalahan aksi kolektif adalah ketegangan yang terjadi antara
kepentingan individu dan kepentingan kolektif (Gillinson, 2004). Akan tetapi, kita
juga tidak dapat melakukan sesuatu secara maksimal secara individu dengan
meninggalkan solusi optimal secara sosial. Apa yang terbaik bagi masyarakat atau
kelompok adalah yang terbaik juga bagi kita secara individu sebagai bagian dari
masyarakat. Oslon (2002) kemudian menggunakan argument ini untuk menunjukkan
bahwa dalam kelompok besar, aksi kolektif tidak akan pernah terjadi kecuali kondisi
yang sangat spesifik ada. Aksi kolektif dapat didefinisikan sebagai “semua aktifitas
yang melibatkan dua atau lebih individu untuk berkontribusi terhadap upaya kolektif
atas dasar kepentingan bersama dan berpeluang untuk mendapat keuntungan dari
tindakan terkoordinasi tersebut “ (Hemetsberger, 2006).
Marshal (dalam Vanni, 2014:21) mendefinisikan aksi kolektif sebagai “tindakan yang
diambil oleh sebuah kelompok (baik secara langsung atau atas nama organisasi) yang terdiri
dari anggota-anggota yang memiliki kepentingan bersama. Dari definisi ini menjelaskan
bahwa sebuah aksi kolektif terjadi karena adanya ‘kerjasama’ dari semua anggota kelompok
untuk mencapai ‘tujuan bersama’ dan membiarkan mereka diatur dalam satu ‘koordinasi’
organisasi. Kerjasama yang terjadi dalam aksi kolektif merupakan kerja sama yang bersifat
bottom-up yaitu tindakan kolektif dari individu-individu dalam kelompok. Sementara
koordinasi yang terjadi bersifat topdown karena aksi kolektif dikendalikan dalam sebuah
organisasi tertentu.