ABSTRAK
Appendiktomi yaitu pembedahan untuk mengangkat apendiks. Masalah yang terjadi akibat post
operasi mengakibatkan timbulnya luka pada bagian tubuh sehingga menimbulkan nyeri dan
menjadi salah satu alasan untuk tidak ingin bergerak atau melakukan mobilisasi dini sehingga
menggangu kembali aktivitas pasien, dan dapat memperpanjang masa penyembuhan luka. Luka
merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh. Salah satu faktor yang
mempengaruhi proses penyembuhan luka operasi apendiktomi adalah kurangnya atau tidak
melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini merupakan kebijakan untuk secepat mungkin
membimbing penderita turun dari tempat tidur dan berjalan. Mobilisasi dini dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka. Tujuan penerapan ini adalah
untuk mengetahui gambaran proses fase penyembuhan luka post appendiktomi di Kota Metro.
Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus. Subyek yang digunakan 1
(satu) orang pasien post operasi appendiktomi. Analisa data dilakukan menggunakan analisa
deskriptif. Hasil penerapan menunjukan setelah dilakukan mobilisasi dini luka terlihat baik dan
tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Bagi pasien yang mengalami post operasi appendiktomi
hendaknya dapat menerapkan mobilisasi dini guna mempercepat penyembuhan luka.
ABSTRACT
Appendectomy is surgery to remove the appendix. Problems that occur due to post surgery result
in injuries to parts of the body that cause pain and become one of the reasons for not wanting to
move or do early mobilization so that it interferes with the patient's activities again, and can
prolong the wound healing period. The wound is a condition where the continuity of the body's
tissues is cut off. One of the factors that influence the process of appendectomy wound healing is
the lack or not early mobilization. Early mobilization is a policy to guide sufferers as quickly as
possible to get out of bed and walk. Early mobilization can improve blood circulation so that it
can accelerate wound healing. The purpose of this application is to describe the process of post
appendectomy wound healing phase in Metro City. The design of this scientific paper uses a case
study design. The subjects used were 1 (one) postoperative appendectomy patient. Data analysis
was performed using descriptive analysis. The results of application show that after early
mobilization the wound looks good and there are no signs of infection. Patients who experience
post appendectomy should be able to apply early mobilization to accelerate wound healing.
Menurut analisa penulis pada Nn. A makan, hal ini dapat mempengaruhi
berusia 17 tahun, usia ini merupakan proses penyembuhan luka.13
salah satu faktor untuk menentukan Pada Nn. A penyembuhan luka baik,
proses penyembuhan luka menjadi karena pada perempuan dapat
cepat, karena kecepatan perbaikan sel dipengaruhi oleh hormon estrogen
berlangsung sejalan dengan yang dapat mempengaruhi sirkulasi
pertumbuhan atau kematangan pada darah pada jaringan, sehingga proses
usia seseorang, sehingga pada Nn. A penyembuhan luka baik pada post
penyembuhan luka baik, sedangkan operasi hari ke 3.
jika pada usia lanjut terjadi proses
degenerasi, menurunnya kekebalan 2. Gambaran proses penyembuhan
dan terjadi penurunan sirkulasi luka sebelum dan sesudah
sehingga penyembuhan luka lebih dilakukan mobilisasi dini
lama. Semakin tua seseorang maka Luka merupakan suatu keadaan
akan menurunkan kemampuan terputusnya kontinuitas jaringan
penumbuhan jaringan. tubuh.14 Penyembuhan luka adalah
suatu proses yang kompleks dan
b. Jenis Kelamin umumnya terjadi secara teratur yang
Subyek dalam penerapan ini adalah melibatkan regenerasi epitel dan
perempuan. Pada perempuan terdapat pembentukan parut jaringan ikat.11
dua komponen dari sistem kekebalan Proses penyembuhan luka terdiri dari
tubuh, yaitu T-sel yang melindungi 3 fase, yaitu fase inflamasi, fase
tubuh dari infeksi dan b-sel yang proliferasi, dan fase maturasi. Fase
mensekresi antibody. Perempuan penyembuhan luka diawali dengan
mempunyai hormon estrogen lebih fase inflamasi, merupakan reaksi
banyak dibandingkan laki-laki, selain tubuh terhadap luka sendiri dan
itu hormon seks juga dapat terjadi dalam beberapa menit setelah
mempengaruhi system kekebalan cedera dan berakhir kira-kira 3 hari.
tubuh perempuan. Hormon estrogen Selama hemostatis, sel pembuluh
dapat mempengaruhi sirkulasi darah darah yang cedera berkontriksi, dan
pada jaringan, mempertahankan platelet berkumpul untuk
struktur normal jaringan kulit agar menghentikan perdarahan.
tetap lentur, menjaga kolagen kulit Pembekuan ini membentuk matriks
agar terpelihara dan mampu menahan fibrin yang kemudian menjadi
air sehingga dapat membantu proses kerangka perbaikan sel. Jaringan
penyembuhan luka.13 yang rusak dan mastosit
Menurut penelitian yang dilakukan menyekresikan histamin,
oleh Meiga Anggraini & Widaryati menyebabkan vasodilatasi kapiler di
(2013), menyatakan bahwa sekitarnya, serta eksudat serum dan
penyembuhan luka yang buruk dapat sel darah putih pada sel yang rusak.
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hal Hal ini mengakibatkan kemerahan
ini disebabkan oleh perempuan yang pada area luka, edema, tersasa hangat
lebih cenderung mengalami dan berdenyut.11
kegemukan dan gangguan pola
Pada saat dilakukan pengkajian pada penyembuhan luka post operasi karena
Nn. A, didapatkan hasil sebelum mobilisasi dini dapat meningkatkan
diberikan mobilisasi dini yaitu kelancaran peredaran darah sehingga
keadaan luka terdapat darah dijahitan nutrisi yang dibutuhkan luka terpenuhi
dan jaringan menyatu lunak. Luka dan dapat mempercepat kesembuhan
berada di fase inflamasi. Pada fase ini luka, dengan lancarnya sirkulasi darah
luka belum menutup karena belum diharapkan suplay nutrisi ke jaringan
adanya pertumbuhan jaringan luka dapat tercukupi sehingga proses
penyambung (granulasi) yang baru penyembuhan akan lebih cepat. Proses
untuk menutup luka. Sehingga masih penyembuhan luka yang terjadi pada
dibutuhkan waktu untuk Nn. A setelah dilakukan mobilisasi dini
penyembuhan luka. pada post operasi dari hari ke 0-3 yaitu
Mobilisasi dini merupakan kebijakan dimana karakteristik luka merapat,
untuk secepat mungkin membimbing muncul epitilisasi, tidak ada perdarahan,
penderita turun dari tempat tidur dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan
berjalan. Mobilisasi dini sangat kemerahan karena pembuluh darah akan
penting dalam percepatan hari rawat melebar untuk mengalirkan darah
dan mengurangi resiko-resiko karena kedaerah area luka.
tirah baring lama seperti
kekakuan/penegangan otot-otot di SIMPULAN
seluruh tubuh dan gangguan sirkulasi 1. Proses penyembuhan luka sebelum
darah.7 dilakukan penerapan mobilisasi dini
Mobilisasi dini mempunyai pengaruh yaitu terdapat luka dan darah
memperbaiki dan memperlancar dijahitan, jaringan menyatu lunak.
sirkulasi darah, dengan lancarnya 2. Proses penyembuhan luka setelah
sirkulasi darah diharapkan suplay dilakukan penerapan mobilisasi dini
nutrisi ke jaringan luka dapat yaitu luka merapat, muncul
tercukupi sehingga proses epitilisasi, tidak ada perdarahan,
penyembuhan akan lebih cepat.15 tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Penelitian yang dilakukan oleh
Meiga Anggraini (2013) tentang
pengaruh mobilisasi dini terhadap DAFTAR PUSTAKA
keberhasilan proses penyembuhan 1. Suratun & Lusianah. (2010). Asuhan
luka, didapatkan hasil bahwa ada
Keperawatan Klien Gangguan Sistem
pengaruh mobilisasi dini terhadap
keberhasilan penyembuhan luka pada Gastrointestinal. Jakarta: CV. Trans
pasien pasca operasi. Karena Info Media.
mobilisasi dini mampu memperlancar
2. LeMone, P., Burke, K. M &
peredaran darah sehingga proses
penyembuhan luka berjalan dengan Bauldoff, G. (2019). Buku Ajar
baik.13 Keperawatan Medikal Bedah:
Berdasarkan hasil penerapan diatas
Gangguan Gastrointestinal. Alih
penulis dapat menyimpulkan bahwa
mobilisasi dini dapat berpengaruh pada