Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Cendikia Muda

Volume 1, Nomor 4, Desember 2021


ISSN : 2807-3649

PENERAPAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES


PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN DENGAN POST OPERASI
APPENDIKTOMI DI KOTA METRO

APPLICATION OF EARLY MOBILIZATION TO THE PROCESS OF


WOUND HEALING IN PATIENTS WITH APPENDICTOMIC POST
OPERATIONS IN THE CITY METRO

Aprillia Rizky Ananda1, Anik Inayati2, Ludiana3


1,2,3
Akademi keperawatan Dharma Wacana Metro
Email: aprilliarizkyy@gmail.com

ABSTRAK

Appendiktomi yaitu pembedahan untuk mengangkat apendiks. Masalah yang terjadi akibat post
operasi mengakibatkan timbulnya luka pada bagian tubuh sehingga menimbulkan nyeri dan
menjadi salah satu alasan untuk tidak ingin bergerak atau melakukan mobilisasi dini sehingga
menggangu kembali aktivitas pasien, dan dapat memperpanjang masa penyembuhan luka. Luka
merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh. Salah satu faktor yang
mempengaruhi proses penyembuhan luka operasi apendiktomi adalah kurangnya atau tidak
melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini merupakan kebijakan untuk secepat mungkin
membimbing penderita turun dari tempat tidur dan berjalan. Mobilisasi dini dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka. Tujuan penerapan ini adalah
untuk mengetahui gambaran proses fase penyembuhan luka post appendiktomi di Kota Metro.
Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus. Subyek yang digunakan 1
(satu) orang pasien post operasi appendiktomi. Analisa data dilakukan menggunakan analisa
deskriptif. Hasil penerapan menunjukan setelah dilakukan mobilisasi dini luka terlihat baik dan
tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Bagi pasien yang mengalami post operasi appendiktomi
hendaknya dapat menerapkan mobilisasi dini guna mempercepat penyembuhan luka.

Kata Kunci: Mobilisasi Dini, Luka, Appendiktomi.

ABSTRACT

Appendectomy is surgery to remove the appendix. Problems that occur due to post surgery result
in injuries to parts of the body that cause pain and become one of the reasons for not wanting to
move or do early mobilization so that it interferes with the patient's activities again, and can
prolong the wound healing period. The wound is a condition where the continuity of the body's
tissues is cut off. One of the factors that influence the process of appendectomy wound healing is
the lack or not early mobilization. Early mobilization is a policy to guide sufferers as quickly as
possible to get out of bed and walk. Early mobilization can improve blood circulation so that it
can accelerate wound healing. The purpose of this application is to describe the process of post
appendectomy wound healing phase in Metro City. The design of this scientific paper uses a case
study design. The subjects used were 1 (one) postoperative appendectomy patient. Data analysis
was performed using descriptive analysis. The results of application show that after early
mobilization the wound looks good and there are no signs of infection. Patients who experience
post appendectomy should be able to apply early mobilization to accelerate wound healing.

Keywords: Early Mobilization, Wounds, Appendectomy.

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 436


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

PENDAHULUAN Moeloek Provinsi Lampung 2017


Apendisitis adalah peradangan apendiks sebanyak 151 orang.4 Berdasarkan data
vermiforis yang timbul akibat obstruksi Medical Record RSUD Jendral Ahmad
apendiks atau invasi agen infeksi, salah Yani Metro tahun 2019 angka kejadian
satu penyebab terjadinya apendisitis apendisitis berjumlah 98 orang. Rata-
yaitu adanya obstruksi atau rata dari jumlah tersebut yang dilakukan
penyumbatan pada lumen appendiks appendiktomi mengalami nyeri dan
yang disebabkan oleh fekalit (massa tidak mau melakukan mobilisasi secara
feses yang keras) dan ditandai dengan dini setelah dilakukan pembedahan. 5
nyeri tekan abdomen pada kuadran Mobilisasi merupakan kemampuan
kanan bawah atau titik Mc. Burney individu untuk bergerak secara bebas,
(setengah jarak antara umbilicus dengan mudah, dan teratur dengan tujuan untuk
tulang kanan.1 Apendisitis yang memenuhi kebutuhan aktivitas guna
terinflamasi secara akut dapat mempertahankan kesehatannya.
mengalami perforasi dalam 24 jam Mobilisasi dini dapat menunjang proses
sehingga penegakan diagnosis dan terapi penyembuhan luka pasien karena
secara cepat harus dilakukan yaitu dengan menggerakkan anggota badan
tindakan appendiktomi.2 akan mencegah kekakuan otot dan sendi,
Appendiktomi yaitu pembedahan untuk sehingga dapat mengurangi nyeri dan
mengangkat apendiks, pembedahan di dapat memperlancar peredaran darah
indikasikan bila diagnosa apendisitis kebagian yang mengalami perlukaan
telah ditegakkan. Hal ini dilakukan agar proses penyembuhan luka menjadi
sesegera mungkin untuk menurunkan lebih cepat.6
resiko perforasi.1 Salah satu faktor yang mempengaruhi
World Health Organization (WHO) proses penyembuhan luka operasi
2014, 7% penduduk di Negara Barat apendiktomi adalah kurangnya atau
menderita apendisitis dan terdapat tidak melakukan mobilisasi dini.
200.000 apendiktomi dilakukan di Tindakan pembedahan yang dilakukan
Amerika Serikat setiap tahunnya. Di mengakibatkan timbulnya luka pada
Indonesia insidensi appendiktomi bagian tubuh sehingga menimbulkan
menempati urutan ke 2 dari 193 negara nyeri dan menjadi salah satu alasan
diantara kasus kegawatan abdomen untuk tidak ingin bergerak atau
lainnya. Berdasarkan data yang melakukan mobilisasi dini sehingga
diperoleh dari (Depkes, 2016) kasus menggangu kembali aktivitas pasien,
apendisitis pada tahun 2016 sebanyak dan dapat memperpanjang masa
65.755 orang dan pada tahun 2017 penyembuhan luka. Mobilisasi dini
jumlah pasien apendisitis sebanyak dapat menunjang proses penyembuhan
75.601 orang.3 Berdasarkan data yang luka pasien karena dengan
diperoleh dari Dinkes Lampung 2015 di menggerakkan anggota badan akan
Provinsi Lampung menunjukan bahwa mencegah kekakuan otot dan sendi,
penderita appendisitis sejumlah 5980 sehingga dapat mengurangi nyeri dan
orang dan 177 diantaranya dapat memperlancar peredaran darah
menyebabkan kematian. Penderita kebagian yang mengalami perlukaan
apendisitis akut di RSUD Dr. H. Abdul

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 437


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

agar proses penyembuhan luka menjadi analisa deskriptif.8 Instrumen yang


lebih cepat.7 digunakan dalam penerapan ini adalah
Tujuan penerapan ini adalah untuk lembar observasi luka dan lembar
mengetahui “Bagaimana gambaran observasi mobilisasi dini.
proses fase penyembuhan luka post
operasi appendiktomi setelah dilakukan HASIL
mobilisasi dini di Kota Metro?”. Penerapan ini dilakukan pada pasien
post operasi appendiktomi. Subjek
METODE tersebut telah sesuai dengan kriteria
Rancangan karya tulis ilmiah ini yang telah ditetapkan dan telah
menggunakan desain studi kasus. menyetujui untuk berpartisipasi dalam
Subyek yang digunakan 1 (satu) orang penerapan mobilisasi dini. Gambaran
pasien post operasi appendiktomi. kateristik subyek sebagai berikut:
Analisa data dilakukan menggunakan

Tabel 1 Karakteristik Subyek Penerapan Dengan Post Operasi Appendiktomi


Dikota Metro
No Data Keterangan
1. Identitas pasien
Nama Nn. A
Umur 17 tahun
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Suku Jawa
Alamat Pekalongan, Lampung Timur
2. Kondisi pasien saat Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri dirasakan
ini dibagian perut sebelah kanan sampai menjalar kedaerah
umbilikus, skala nyeri 5. Saat dilakukan pengkajian di
dapatkan kerusakan integritas kulit post operasi hari ke 0,
terdapat jahitan didaerah perut kuadran kanan bawah,
terdapat darah pada jahitan, pasien tidak mau melakukan
pergerakan karena takut jahitan robek dan rasa sakit
bertambah, pasien hanya berbaring di tempat tidur saja,
aktivitas pasien dibantu keluarga.
TTV: TD 110/70 mmHg, suhu 37,60C, Nadi 90x/menit,
Pernafasan 20x/menit.
3. Riwayat Kesehatan Pasien mengatakan suka makanan yang pedas-pedas.
sebelumnya
4. Riwayat kesehatan Pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada
keluarga yang mengalami riwayat penyakit yang sama seperti pasien.

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 438


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Tabel 2 Penyembuhan Luka Subyek Sebelum dan Sesudah dilakukan Mobilisasi


Dini
NO Hari/Tanggal Penilaian Hasil
Sebelum Sesudah
1. Kamis,02/07/2020 Penyembuhan Terdapat luka -
Luka jahitan, terdapat
darah dijahitan,
jaringan menyatu
lunak.
2. Jumat,03/07/2020 - -

3. Sabtu,04/07/2020 - Luka merapat,


muncul epitilisasi,
tidak ada perdarahan,
tidak terdapat tanda-
tanda infeksi.

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan antibodi dan limfosit cepat,


bahwa sebelum dan sesudah dilakukan jaringan kolagen kuat dan
intervensi mobilisasi dini selama 3 hari jaringan parut lebih elastis).
terhadap proses penyembuhan luka Meningkatnya usia
didapatkan hasil penyembuhan luka mempengaruhi semua fase
baik, luka merapat, muncul epitelisasi, penyembuhan luka, dimana fungsi
tidak ada perdarahan dan tidak terdapat makrofag menurun yang
tanda-tanda infeksi. menyebabkan terhambatnya
respons inflamasi, sintesis
PEMBAHASAN kolagen terhambat, dan
1. Karakteristik subyek yang melambatnya epitelisasi.11
mempengaruhi proses Menurut Dian, Femmy &
penyembuhan luka Fredrika (2015) menyatakan
a. Usia bahwa ada hubungan yang
Usia adalah satuan waktu yang signifikan antara usia dengan
mengukur waktu keberadaan proses penyembuhan luka. Usia
suatu benda atau makhluk, baik merupakan salah satu faktor
yang hidup maupun yang mati.9 menentukan proses penyembuhan
Penyembuhan luka lebih cepat luka. Seiring dengan berjalannya
pada usia muda daripada usia usia, perubahan yang terjadi di
lebih tua.10 kulit yaitu frekuensi penggunaan
Pada usia muda belum terjadi sel epidermis, respon inflamasi
perubahan vaskuler didalam terhadap cedera, persepsi
tubuh, belum terjadi penurunan sensoris, proteksi mekanis, dan
fungsi hati dimana terjadinya fungsi barier kulit.12
sintesis (pembekuan, respon
inflamasi cepat, pembentukan

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 439


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Menurut analisa penulis pada Nn. A makan, hal ini dapat mempengaruhi
berusia 17 tahun, usia ini merupakan proses penyembuhan luka.13
salah satu faktor untuk menentukan Pada Nn. A penyembuhan luka baik,
proses penyembuhan luka menjadi karena pada perempuan dapat
cepat, karena kecepatan perbaikan sel dipengaruhi oleh hormon estrogen
berlangsung sejalan dengan yang dapat mempengaruhi sirkulasi
pertumbuhan atau kematangan pada darah pada jaringan, sehingga proses
usia seseorang, sehingga pada Nn. A penyembuhan luka baik pada post
penyembuhan luka baik, sedangkan operasi hari ke 3.
jika pada usia lanjut terjadi proses
degenerasi, menurunnya kekebalan 2. Gambaran proses penyembuhan
dan terjadi penurunan sirkulasi luka sebelum dan sesudah
sehingga penyembuhan luka lebih dilakukan mobilisasi dini
lama. Semakin tua seseorang maka Luka merupakan suatu keadaan
akan menurunkan kemampuan terputusnya kontinuitas jaringan
penumbuhan jaringan. tubuh.14 Penyembuhan luka adalah
suatu proses yang kompleks dan
b. Jenis Kelamin umumnya terjadi secara teratur yang
Subyek dalam penerapan ini adalah melibatkan regenerasi epitel dan
perempuan. Pada perempuan terdapat pembentukan parut jaringan ikat.11
dua komponen dari sistem kekebalan Proses penyembuhan luka terdiri dari
tubuh, yaitu T-sel yang melindungi 3 fase, yaitu fase inflamasi, fase
tubuh dari infeksi dan b-sel yang proliferasi, dan fase maturasi. Fase
mensekresi antibody. Perempuan penyembuhan luka diawali dengan
mempunyai hormon estrogen lebih fase inflamasi, merupakan reaksi
banyak dibandingkan laki-laki, selain tubuh terhadap luka sendiri dan
itu hormon seks juga dapat terjadi dalam beberapa menit setelah
mempengaruhi system kekebalan cedera dan berakhir kira-kira 3 hari.
tubuh perempuan. Hormon estrogen Selama hemostatis, sel pembuluh
dapat mempengaruhi sirkulasi darah darah yang cedera berkontriksi, dan
pada jaringan, mempertahankan platelet berkumpul untuk
struktur normal jaringan kulit agar menghentikan perdarahan.
tetap lentur, menjaga kolagen kulit Pembekuan ini membentuk matriks
agar terpelihara dan mampu menahan fibrin yang kemudian menjadi
air sehingga dapat membantu proses kerangka perbaikan sel. Jaringan
penyembuhan luka.13 yang rusak dan mastosit
Menurut penelitian yang dilakukan menyekresikan histamin,
oleh Meiga Anggraini & Widaryati menyebabkan vasodilatasi kapiler di
(2013), menyatakan bahwa sekitarnya, serta eksudat serum dan
penyembuhan luka yang buruk dapat sel darah putih pada sel yang rusak.
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hal Hal ini mengakibatkan kemerahan
ini disebabkan oleh perempuan yang pada area luka, edema, tersasa hangat
lebih cenderung mengalami dan berdenyut.11
kegemukan dan gangguan pola

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 440


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Pada saat dilakukan pengkajian pada penyembuhan luka post operasi karena
Nn. A, didapatkan hasil sebelum mobilisasi dini dapat meningkatkan
diberikan mobilisasi dini yaitu kelancaran peredaran darah sehingga
keadaan luka terdapat darah dijahitan nutrisi yang dibutuhkan luka terpenuhi
dan jaringan menyatu lunak. Luka dan dapat mempercepat kesembuhan
berada di fase inflamasi. Pada fase ini luka, dengan lancarnya sirkulasi darah
luka belum menutup karena belum diharapkan suplay nutrisi ke jaringan
adanya pertumbuhan jaringan luka dapat tercukupi sehingga proses
penyambung (granulasi) yang baru penyembuhan akan lebih cepat. Proses
untuk menutup luka. Sehingga masih penyembuhan luka yang terjadi pada
dibutuhkan waktu untuk Nn. A setelah dilakukan mobilisasi dini
penyembuhan luka. pada post operasi dari hari ke 0-3 yaitu
Mobilisasi dini merupakan kebijakan dimana karakteristik luka merapat,
untuk secepat mungkin membimbing muncul epitilisasi, tidak ada perdarahan,
penderita turun dari tempat tidur dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan
berjalan. Mobilisasi dini sangat kemerahan karena pembuluh darah akan
penting dalam percepatan hari rawat melebar untuk mengalirkan darah
dan mengurangi resiko-resiko karena kedaerah area luka.
tirah baring lama seperti
kekakuan/penegangan otot-otot di SIMPULAN
seluruh tubuh dan gangguan sirkulasi 1. Proses penyembuhan luka sebelum
darah.7 dilakukan penerapan mobilisasi dini
Mobilisasi dini mempunyai pengaruh yaitu terdapat luka dan darah
memperbaiki dan memperlancar dijahitan, jaringan menyatu lunak.
sirkulasi darah, dengan lancarnya 2. Proses penyembuhan luka setelah
sirkulasi darah diharapkan suplay dilakukan penerapan mobilisasi dini
nutrisi ke jaringan luka dapat yaitu luka merapat, muncul
tercukupi sehingga proses epitilisasi, tidak ada perdarahan,
penyembuhan akan lebih cepat.15 tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Penelitian yang dilakukan oleh
Meiga Anggraini (2013) tentang
pengaruh mobilisasi dini terhadap DAFTAR PUSTAKA
keberhasilan proses penyembuhan 1. Suratun & Lusianah. (2010). Asuhan
luka, didapatkan hasil bahwa ada
Keperawatan Klien Gangguan Sistem
pengaruh mobilisasi dini terhadap
keberhasilan penyembuhan luka pada Gastrointestinal. Jakarta: CV. Trans
pasien pasca operasi. Karena Info Media.
mobilisasi dini mampu memperlancar
2. LeMone, P., Burke, K. M &
peredaran darah sehingga proses
penyembuhan luka berjalan dengan Bauldoff, G. (2019). Buku Ajar
baik.13 Keperawatan Medikal Bedah:
Berdasarkan hasil penerapan diatas
Gangguan Gastrointestinal. Alih
penulis dapat menyimpulkan bahwa
mobilisasi dini dapat berpengaruh pada

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 441


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Bahasa : Bhetsy Angelina et al. Edisi 8. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi


5, Jakarta: EGC. Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
3. Saputro, N. E. (2018). Asuhan Rineka Cipta.
Keperawatan Pada Klien Post 9. Iriawan Indra Putra. (2013). Usia
Operasi Apendisitis Dengan Masalah menurut Depkes. Diunduh pada
Keperawatan Kerusakan Integritas tanggal 04 Agustus 2020 pukul 20:24
Jaringan. Sekolah Tinggi Ilmu WIB dari
Jombang. https://id.scribd.com/doc/162685921/
4. Erianto, Mizar., Dkk. (2020). usia-menurut-depkes
Perforasi pada penderita apendisitis 10. Yadianto, Adit. (2013). Hubungan
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Pengetahuan Gizi Dan Mobilisasi
Lampung. Jurnal Ilmiah Kesehatan Dini Dengan Penyembuhan Luka
Sandi Husada, Vol. 11, No 1, Juni Operasi Pada Ibu Post Sectio Caesar
2020. di RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata
5. Medical Record RSUD Jendral Purbalinga. Skripsi Universitas
Ahmad Yani Metro. (2019). Jumlah Muhammadiyah Purwokerto.
Kasus Appendisitis Bulan januari- 11. Potter, P A & Perry, A G. (2010).
Desember 2019. Fundamentals of Nursing
6. Wahdiana, Rara., Dkk. (2018). Fundamental Keperawatan Buku 3
‘Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Edisi 7. alih Bahasa: Nggie, A F &
Proses Penyembuhan Luka Pada Albar, M. Jakarta: Salemba Medika
Pasien Dengan Post Op Laparatomi 12. Nurani, Dian., Dkk. Faktor-Faktor
di Ruang Bedah Umum RSUD Ulin Yang Berhubungan Dengan Proses
Banjarmasin Tahun 2018’, Penyembuhan Luka Post Sectio
Proceeding Of Sari Mulya University Caesarea. Jurnal Ilmiah Bidan
Nursing National Seminar. Volume 3 Nomor 1. Januari – Juni
7. Ditya, Wira., Dkk. (2016). 2015.
‘Hubungan Mobilisasi Dengan Proses 13. Anggraini, Meiga & Widaryati
Penyembuhan Luka Pada Pasien (2013). Pengaruh Mobilisasi Dini
Pasca Laparatomi di Bangsal Bedah Terhadap Keberhasilan
Pria dan Wanita RSUP Dr. M. Djamil Penyembuhan Luka Pada Pasien
Padang’. Jurnal Kesehatan Andalas Pasca Operasi Di RS PKU
2016: 5 (3). Muhammadiyah Yogyakarta.

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 442


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Skripsi STIKES Aisyiyah


Yogyakarta.
14. Hidayat, A A & Uliyah, M. (2016).
Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar, Jakarta: Salemba Medika.
15. Handayani, S. (2015). Pengaruh
Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas
Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea
Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Skripsi.STIKES Kusuma Husada
Surakarta

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 443


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Ananda, Penerapan Mobilisasi Dini 444

Anda mungkin juga menyukai