PROPOSAL PENELITIAN
Dosen Pembimbing 1:
Dr. Jabosar Ronggur Hamonangan Panjaitan, S.T., M.T
Dosen Pembimbing 2:
Andri Sanjaya, S.T., M. Eng
2022
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 Selulosa
Selulosa atau (C6H10O5) n merupakan polimer berantai panjang
polisakarida karbohidrat, dari β-glukosa. Selulosa terdapat pada sebagian besar
dalam dinding sel dan bagian-bagian berkayu dari tumbuh tumbuhan. Selulosa
dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti produksi kertas, fiber, maupun untuk
industri plastik. Adapun sifat dari selulosa adalah berbentuk senyawa berserat,
mempunyai tegangan tarik yang tinggi, tidak larut dalam air dan pelarut organik.
Sifat-sifat bahan yang mengandung selulosa berhubungan dengan derajat
polimerisasi molekul selulosa[6].
2.1.2 Lignin
Lignin merupakan bagian utama penyusun dinding sel tanaman yang
berfungsi sebagai pengikat antar serat dan sebagai polimer terbanyak setelah
selulosa. Meskipun lignin tersusun atas karbon, hydrogen, dan oksigen namun
lignin bukanlah karbohidrat[6]. Lignin adalah heteropolimer yang kompleks
dengan berat molekul tinggi. Lignin terdiri dari sistem aromatic yang tersusun atas
unit-unit fenilpropana yang berbeda yaitu p-kumaril, koniferil, dan sinapil
alkohol, Sifat-sifat lignin yaitu tidak larut dalam air dan asam mineral kuat, larut
dalam pelarut organik, dan larutan alkil encer. Dalam pembuatan kertas, jika
kandungan lignin ada yang terikut dalam produk maka dapat menurunnya
kekuatan kertas dan menyebabkan kertas menguning[6].
2.3 Hidrolisis
Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang memecah beberapa molekul
dengan penambahan molekul air dengan tujuan untuk mengkonversi polisakarida
menjadi monomer-monomernya[6]. Hidrolisis merupakan proses pemecahan
polimer menjadi monomernya agar suatu senyawa pecah terurai seperti glukosa.
Pada proses hidrolisis sempurna selulosa akan menghasilkan glukosa sedangkan
hemiselulosa menghasilkan beberapa monomer gula pentosa (C5) dan heksosa
(C6).Hidrolisis bertujuan merusak struktur kristal selulosa serta meningkatkan
porositas bahan. Rusaknya struktur kristal selulosa akan mempermudah terurainya
selulosa menjadi glukosa[4]. Secara umum hidrolisis selulosa adalah sebagai
berikut:
(C ¿ ¿ 6 H 10 O5) n+ n H 2 O Katalis n ( C6 H 12 O6 ) ¿………………………..
→
(2.1)
b. Hidrolisis Asam
Hidrolisis asam adalah hidrolisis dengan menggunakan asam
seperti asam sulfat dan asam klorida yang dapat mengubah polisakarida
(pati, selulosa) menjadi gula. Asam akan bersifat sebagai katalisator yang
dapat membantu dalam proses pemecahan karbohidrat menjadi gula[6].
Asam sulfat merupakan asam yang paling banyak diteliti atau
dimanfaatkan untuk hidrolisis asam[6]. Proses hidrolisis menggunakan
asam sulfat dapat menghasilkan produk yang lebih banyak karena asam
sulfat memiliki jumlah ion hidronium yang lebih banyak daripada asam
kuat lainnya seperti asam klorida[6]. Hal ini dapat menyebabkan
pemutusan monomer dalam pati akan berlangsung lebih baik. Hidrolisis
asam juga membutuhkan temperatur yang tinggi dan waktu reaksi yang
cukup lama untuk menghasilkan glukosa lebih tinggi[6].
2.4 Asam Sulfat
Asam sulfat merupakan asam mineral anorganik yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan[17]. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Asam sulfat
98% umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat[17]. Terdapat berbagai jenis
konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti
kegunaan laboratorium, asam baterai, asam bilik atau asam menara dan asam
pekat[17]. Asam sulfat dapat dibuat dari belerang (S), pyrate (FeS) dan juga
beberapa logam sulfida (CuS, ZnS dan NiS) melalui proses kamar timbal (Pb) dan
proses kontak[18].
Sifat Fisika:
Rumus molekul : H2SO4
Berat molekul : 98,08 g/mol
Wujud dalam kondisi kamar : Cair
Warna : Tidak berwarna
Titik didih pada 1 atm : 340oC
Titik leleh pada 1 atm : 10,49oC
Specific gravity : 1,834
Sifat Kimia:
1. Dengan basa membentuk garam dan air.
H2SO4 + 2NaOH → Na2SO4 + H2O
2. Dengan alkohol membentuk eter dan air.
2C2H5OH + H2SO4 →C2H5OC2H5 +H2O + H2SO4
(2.7)
A+ B →C
Reaksi hidrolisis pada umumnya menggunakan pereaksi berupa air yang
jumlahnya dibuat berlebihan dapat dituliskan sebagai:
−d C A
−r A = =k CαA C βB…………………..……… (2.8) [2]
dt
dimana:
rA = Laju berkurangnya A (mol/liter menit)
CA = konsentrasi selulosa (mol/L)
CB = konsentrasi air (mol/L)
CC = konsentrasi glukosa (mol/L)
t = waktu reaksi (menit)
α ,β = orde reaksi
Dengan jumlah air yang berlebihan, maka dapat dianggap konsentrasi air tetap
selama reaksi, maka persamaan menjadi:
' β
k =k C B ………………………………………….. (2.9)
−d C A
−r A = =k ' CαA ……………………………… (2.10)
dt
−d C A α
=k ' C A ……………………………………….. (2.11)
dt
Setelah mengambil logaritma natural dari kedua sisi, maka diperoleh persamaan
−d C A
ln ( )=ln k '+ α ln C A ……………………….(2.12)[19]
dt
−d C A
Selanjutnya ln ( ) diplotkan terhadap ln C A untuk memperoleh nilai ( α )dan
dt
'
k ( k A ) [19].
−d C A
Gambar 2.5 menunjukkan plot ln ( ) versus ln C A dimana
dt
kemiringannya (slope) sama dengan orde reaksi[19]. Konstanta laju reaksi
diperoleh dengan terlebih dahulu memilih salah satu konsentrasi (C ¿¿ Ap) ¿ pada
grafik dan kemudian ditemukan nilai yang sesuai dari ¿ pada grafik seperti pada
gambar 2.5 (b) [19]. Nilai k diperoleh dengan menyubstitusikan nilai (C ¿¿ Ap)¿
dan ¿ ke persamaan (4) sehingga diperoleh:
'
k =−¿ ¿ ……………………….. (2.13)[19]
−dC A
Untuk memperoleh nilai ( ) dapat menggunakan tiga metode yaitu[19]:
dt
metode grafik
metode numerik
metode diferensiasi polinomial
dC A 1
misalnya :( ) = [( C A 4−C A 2 ) ]
dt t 2 ∆t
3
dC A −3C A 3 + 4 C A 4−C A 5
Nilai akhir : ( ) = …………………………………
dt t 5
2∆t
(2.16)
Pada umumnya nilai konstanta laju reaksi dipengaruhi oleh faktor
tumbukan, energi aktivasi, dan temperatur reaksi yang dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematis sesuai persamaan Arrhenius[20]:
−E a
Ea
ln k =ln A−( )………………………………….. (2.18)
RT
k 2 Ea 1 1
ln = ( − )…………………………………. (2.19)
k1 R T 1 T 2
dengan:
k = konstanta laju reaksi
A= frekuensi tumbukan
E = energi aktivasi (cal/gmol)
T= temperatur reaksi, K
R = tetapan gas (cal/gmol K)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan:
1. Hot plate
2. Magnetic stirrer
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Kondensor
6. Klem
7. Statif
Gambar 3.1 Rangkaian peralatan hidrolisis asam
Pretreatment
limbah kertas
Produk
Selesai
Mulai
Penimbangan substrat
hidrolisis
Hidrolisis
T: 70,80,90°C
H2SO4 1%
t :30,60,90 menit Produk cair
Penimbangan sisa
hidrolisis
Perhitungan kinetika
Selesai
Penimbangan produk
sisa hidrolisis
Perhitungan konversi
hidrolisis
Penentuan konsentrasi
produk sisa hidrolisis
Penentuan –(dCA/dt)
dengan metode
diferensial
Penentuan konstanta
laju reaksi
Penentuan energi
aktivasi
dengan :
CA : Konsentrasi kertas sisa hidrolisis (mol/L)
Mr : Berat molekul kertas (gr/mol)
V : Volume pelarut (L)
LAMPIRAN
Preparasi Larutan NaOH
Data yang diketahui
1. Massa limbah kertas : 200gram
2. S/L : 1: 20 m/m
3. NaOH 1% m/m
4. ρ NaOH : 2,13 g/ml
Massa larutan
S 1
=
L 20
Volume larutan=200 gr ×20 gram=4000 gram
Massa NaOH menggunakan persen massa
1
mNaOH = m
100 larutan
1
mNaOH = × 4000 gram
100
mNaOH =40 gram
Volume NaOH
mNaOH
ρ NaOH =
V NaOH
m NaOH
V NaOH =
ρ NaOH
40 gram
V NaOH = =18,779 ml
2,13 gr / ml
Massa akuades
Massa akuades=4000 gram−40 gram=3960 gram
Volume akuades
m akuades
ρakuades =
V akuades
makuades
V akuades =
ρ akuades
3960 gram
V akuades = =3,973,9 ml
0,997 gr /ml
Preparasi Larutan H2SO4
Data yang diketahui
1. Massa limbah kertas : 18gram
2. S/L : 1: 20 m/m
3. H2SO4 1% m/m
4. ρ H2SO4 : 1,83gram/ml
Massa Larutan
S 1
=
L 20
Massa H2SO4 1%
1
mH 2 SO 4= m
100 larutan
1
mH 2 SO 4= ×360 gram=36 gram
100
Volume H2SO4
m H 2 SO 4
ρ H 2 SO 4=
V H 2 SO 4
mH 2 SO 4
V H 2 SO 4=
ρ H 2 SO 4
36 gram
V NaOH = =19,67 ml
1,83 gr /ml
Massa akuades
Massa akuades=360 gram−36 gram=324 gram
Volume akuades
m akuades
ρakuades =
V akuades
324 gram
V akuades = =324,97 ml
0,997 gr /ml
Volume larutan=324 ml+19,67 ml=344,64 ml
ALTERNATIF 2
Preparasi Larutan NaOH
Data yang diketahui
1. Massa limbah kertas : 200gram
2. S/L : 1: 20 b/v
3. NaOH 1% v/v
4. ρ NaOH : 2,13 g/ml
Volume larutan
S 1
=
L 20
Volume larutan=200 ml ×20=4000 ml
Volume NaOH
a
V 1= ×V
100
1
V 1= x 4000 ml=40 ml
100
Volume akuades
Massa akuades=4000 ml−40 ml=3960 ml
H2SO4 1%
Pengenceran :C1 ×V 1=C 2 × V 2
98 % × V 1=1 % ×360 mL
0,01 ×360 mL
V 1= =3,673 mL
0,98
Volume akuades
Volume akuades=Volume larutan−Volume H 2 SO 4
Volume akuades=360 ml−3,673 ml=356,327 ml