JUDUL PROGRAM
KINETIKA HIDROLISIS LIMBAH KERTAS DENGAN
KATALIS ASAM SULFAT SECARA FED-BATCH
BIDANG KEGIATAN:
Diusulkan oleh:
LAMPUNG SELATAN
2023
PENGESAHAN USULAN PKM RISET
Judul Kegiatan : Kinetika Hidrolisis Limbah Kertas dengan
Katalis Asam Sulfat secara Fed-Batch
1. Bidang Kegiatan : PKM-R
2. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Daniel Tumpal Sinurat
b. NIM : 119280089
c. Program Studi : Teknik Kimia
d. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sumatera
e. Alamat Rumah : Jl. Senopati Raya, Sukarame
f. No. Telepon/Hp : 081262386231
3. Anggota Pelaksana Kegiatan : 5 orang
a. Nama Lengkap : Dr. Jabosar R.H. Panjaitan, S.T., M.T
b. NIP/NIDN : 199009182019031012
c. Alamat Rumah : Perum Restu Bumi Residence Blok B7,
Sabah Balau, Lampung Selatan, Lampung
d. No. Telp/Hp : 081266400963
4. Biaya Kegiatan Total : Rp. 5.540.000 (TERBILANG LIMA JUTA
LIMA RATUS EMPAT PULUH RIBU
RUPIAH)
5. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Ketua Pelaksana
Produksi dan Industri
Institut Teknologi Sumatera
Prof. Dr.Eng. Khairurrijal, M.Si. Dr. Jabosar R.H. Panjaitan, S.T., M.T
NIP. 196502161991031002 NIP. 199009182019031012
DAFTAR ISI
1
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam yang paling banyak diteliti dan
dimanfaatkan untuk proses hidrolisis asam. Proses hidrolisis menggunakan katalis
asam sulfat (H2SO4) dapat memberikan perolehan produk yang lebih besar dari
pada katalis asam klorida (HCl) [5]. Hal ini dapat terjadi karena asam sulfat
memiliki ion H+ yang lebih banyak dari pada asam klorida sehingga pemutusan
ikatan menjadi monomer-monomer lebih baik [5].
Pengumpanan substrat limbah kertas pada proses hidrolisis umumnya dapat
dilakukan melalui metode batch dan fed-batch. Metode batch merupakan sebuah
proses di mana semua reaktan dimasukkan bersama-sama pada awal proses dan
produk dikeluarkan pada akhir proses [8]. Dalam proses ini, reaktan ditambahkan
di awal proses dan tidak ada penambahan atau pengeluaran ketika proses
berlangsung [8]. Penambahan substrat yang berlebihan di awal proses batch dapat
berakibat pada transfer massa antara katalisator dengan substrat tidak berjalan
dengan baik, yang akan menurunkan kemampuan katalisator serta mengganggu
pembebasan glukosa yang terbentuk serta menurunkan efisiensi hidrolisis [9].
Untuk mengatasi pembebanan substrat yang berlebih pada awal proses dapat
dilakukan dengan pengembangan metode fed-batch [10]. Metode fed-batch
merupakan metode penambahan substrat secara bertahap atau terus menerus [10].
Penggunaan metode fed-batch memberi keunggulan berupa produk yang dihasilkan
lebih besar, efisiensi hidrolisis lebih tinggi daripada metode batch serta dapat
dioperasikan dalam periode yang lebih lama [10].
Proses hidrolisis dengan menggunakan asam secara fed-batch dipengaruhi
oleh ukuran bahan, kecepatan pengadukan, konsentrasi asam, rasio bahan, suhu dan
waktu. Faktor-faktor tersebut akan berpengaruh terhadap kinetika reaksi seperti,
konstanta laju reaksi, orde reaksi dan energi aktivasi [6]. Laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai perubahan yang terjadi selama interval waktu tertentu. Orde
reaksi fungsinya untuk mengetahui banyaknya faktor konsentrasi yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Sedangkan energi aktivasi adalah energi yang
dibutuhkan oleh suatu molekul untuk dapat bereaksi [6].
Pada penelitian ini akan diteliti tentang kinetika hidrolisis limbah kertas
dengan katalis asam sulfat (H2SO4) secara fed-batch. Kinetika reaksi memberikan
pengukuran laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi, serta
wawasan tentang mekanisme reaksi. Memahami kinetika reaksi sangat penting
untuk dapat mengontrol reaksi dan mengarahkan hasil reaksi yang diinginkan. Pada
penelitian ini akan diperoleh data kinetika reaksi seperti konstanta laju reaksi, orde
reaksi dan energi aktivasi[11].
3
diantaranya adalah masalah lingkungan yaitu penebangan pohon di hutan,
pencemaran air, udara dan juga limbah kertas yang menumpuk.
Berdasarkan data APKI tahun 2021 industri pulp dan kertas di Indonesia pada
tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 6% dari tahun 2020 yang jumlahnya
sebesar 13,33 juta ton [1]. Di samping itu, limbah kertas yang dihasilkan juga
meningkat berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, data
limbah kertas pada tahun 2016 sebesar 10% dari 66 juta ton sampah per tahunnya
[2], sementara data limbah kertas pada tahun 2019 adalah 15% dari 67,8 juta ton
sampah per tahunnya [3].
Limbah kertas dapat berupa kertas bekas pakai seperti kertas HVS (kertas
komputer dan kertas tulis), kertas kraft, kertas karton, kertas koran, kertas berlapis
plastik dan sebagainya. Limbah kertas mengandung 60-70% selulosa,10-20%
hemiselulosa dan 5-10% lignin [4].
Kertas bekas merupakan salah satu sumber serat yang cukup potensial, di
mana dapat memberikan sumber serat sekunder pada pembuatan kertas daur ulang.
Penggunaan serat sekunder sebagai bahan baku dalam industri akan memberikan
beberapa keuntungan, seperti harganya yang lebih murah, stabilitas dimensi yang
tinggi dan formasi lembaran yang diberikan lebih baik [13]. Masing-masing jenis
kertas juga memiliki karakteristik dan kemampuan daur ulang serta produknya yang
berbeda-beda [14].
Kertas HVS merupakan salah satu jenis kertas yang banyak digunakan
sebagai media menulis, surat-menyurat hingga percetakan yang hampir setiap hari
digunakan dengan jumlah yang besar. Di samping itu, kertas HVS bekas yang sudah
digunakan belum ditangani dengan baik. Komposisi utama kertas HVS sebagian
besar terdiri dari selulosa dibandingkan lignin dan hemiselulosa. Kertas HVS
kosong mengandung 60,5% selulosa, 30,2% hemiselulosa dan 1,2% lignin
sementara kertas HVS bekas bertinta mengandung 58,3% selulosa, 30,2%
hemiselulosa dan 1,3% lignin seperti pada Tabel 2.1 yang memuat data komposisi
kertas HVS [15].
Tabel 2. 1 Komposisi kertas HVS
2.1.2 Lignin
Lignin merupakan bagian utama penyusun dinding sel tanaman yang
berfungsi sebagai pengikat antar serat dan sebagai polimer terbanyak setelah
selulosa. Meskipun lignin tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen namun lignin
5
bukanlah karbohidrat [7]. Lignin adalah heteropolimer yang kompleks dengan berat
molekul tinggi. Lignin terdiri dari sistem aromatik yang tersusun atas unit-unit fenil
propana yang berbeda yaitu p-kumaril, koniferil, dan sinapil alkohol. Sifat-sifat
lignin yaitu tidak larut dalam air dan asam mineral kuat, larut dalam pelarut organik,
dan larutan alkil encer. Dalam pembuatan kertas, jika kandungan lignin ada yang
terikut dalam produk maka dapat menurunnya kekuatan kertas dan menyebabkan
kertas menguning [7]. Struktur lignin dapat dilihat pada Gambar 2.2.
7
memanfaatkan pencahayaan 45 dan 0 dengan panjang gelombang efektif 457
nm[18].
2.3 Hidrolisis
Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang memecah beberapa molekul dengan
penambahan molekul air dengan tujuan untuk mengkonversi polisakarida menjadi
monomer-monomernya [7]. Hidrolisis merupakan proses pemecahan polimer
menjadi monomernya agar suatu senyawa pecah terurai seperti glukosa. Pada
proses hidrolisis sempurna selulosa akan menghasilkan glukosa sedangkan
hemiselulosa menghasilkan beberapa monomer gula pentosa (C5) dan heksosa (C6).
Hidrolisis bertujuan merusak struktur kristal selulosa serta meningkatkan porositas
bahan. Rusaknya struktur kristal selulosa akan mempermudah terurainya selulosa
menjadi glukosa [5]. Secara umum hidrolisis selulosa adalah sebagai berikut:
𝐾𝑎𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠
(𝐶6 𝐻10 𝑂5 )𝑛 + 𝑛𝐻2 𝑂 → 𝑛(𝐶6 𝐻12 𝑂6 )……………………….. (2.1)
9
sulfida (CuS, ZnS dan NiS) melalui proses kamar timbal (Pb) dan proses kontak
[20].
➢ Sifat Fisika:
Rumus molekul : H2SO4
Berat molekul : 98,08 g/mol
Wujud dalam kondisi kamar : Cair
Warna : Tidak berwarna
Titik didih pada 1 atm : 340oC
Titik leleh pada 1 atm : 10,49oC
Specific gravity : 1,834
➢ Sifat Kimia:
1. Dengan basa membentuk garam dan air.
H2SO4 + 2NaOH → Na2SO4 + H2O
2. Dengan alkohol membentuk eter dan air.
2C2H5OH + H2SO4 →C2H5OC2H5 +H2O + H2SO4
dengan:
A = Reaktan A
B = Reaktan B
D = Produk yang diinginkan
U = Produk yang tidak diinginkan
CA = Konsentrasi reaktan A (mol/L)
CB = Konsentrasi reaktan B (mol/L)
11
kD = Konstanta laju pembentukan produk D
kU = Konstanta laju pembentukan produk U
rD = Laju reaksi pembentukan produk D (mol/L menit)
rU = Laju reaksi pembentukan produk U (mol/L menit)
SD/U = Selektivitas reaksi
Dengan:
rA = Laju berkurangnya A (mol/liter menit)
CA = konsentrasi selulosa (mol/L)
CB = konsentrasi air (mol/L)
CC = konsentrasi glukosa (mol/L)
t = waktu reaksi (menit)
𝛼, 𝛽 = orde reaksi
Dengan jumlah air yang berlebihan, maka dapat dianggap konsentrasi air tetap
selama reaksi, maka persamaan menjadi:
𝛽
𝑘 ′ = 𝑘𝐶𝐵 …………………………………….. (2.9)
𝑑𝐶𝐴
−𝑟𝐴 = − = 𝑘′𝐶𝐴𝛼 ……….……………………… (2.10)
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
− = 𝑘′𝐶𝐴𝛼 ………..………………………….. (2.11)
𝑑𝑡
Setelah mengambil logaritma natural dari kedua sisi, maka diperoleh persamaan
𝑑𝐶𝐴
ln ( − ) = ln 𝑘′ + 𝛼 ln 𝐶𝐴 ……..……………...…….(2.12)
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
Selanjutnya, ln (− ) diplotkan terhadap ln 𝐶𝐴 untuk memperoleh nilai (𝛼) dan
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
𝑘 ′ (𝑘𝐴 ) [21]. Gambar 2.5 menunjukkan plot ln (− ) versus ln 𝐶𝐴 dimana
𝑑𝑡
Slope = α
ln ln
Konstanta laju reaksi diperoleh dengan terlebih dahulu memilih salah satu
konsentrasi (𝐶𝐴𝑝 ) pada grafik dan kemudian ditemukan nilai yang sesuai dari
𝑑𝐶𝐴
(− )𝑝 pada grafik seperti pada Gambar 2.5 (b) [21]. Nilai k diperoleh dengan
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
mensubstitusikan nilai (𝐶𝐴𝑝 ) dan (− )𝑝 ke persamaan (2.11) sehingga diperoleh:
𝑑𝑡
−(𝑑𝐶𝐴 /𝑑𝑡)𝑝
𝑘′ = ……………………….. (2.13)
𝐶𝐴𝑝 𝛼
𝑑𝐶𝐴⁄
Untuk memperoleh nilai (− 𝑑𝑡) dapat menggunakan tiga metode yaitu[21]:
• metode grafik
13
• metode numerik
• metode diferensiasi polinomial
Waktu 𝑡0 𝑡1 𝑡2 𝑡3 𝑡4 𝑡5
(menit)
Konsentrasi 𝐶𝐴0 𝐶𝐴1 𝐶𝐴2 𝐶𝐴3 𝐶𝐴5 𝐶𝐴5
(mol/dm3)
Sumber: [21]
dengan:
k = konstanta laju reaksi
A= frekuensi tumbukan
E = energi aktivasi (cal/gmol)
T= temperatur reaksi, K
R = tetapan gas (cal/gmol K)
Rujukan
No Bahan Baku Pelarut Katalis Kondisi Operasi Metode
15
Kebaharuan dari penelitian ini adalah proses hidrolisis selulosa limbah
kertas menggunakan katalis asam sulfat dengan substrat diumpankan secara
bertahap (fed-batch). Pada penelitian sebelumnya proses hidrolisis selulosa limbah
kertas dilakukan menggunakan katalis enzimatik dengan substrat diumpan secara
bertahap (fed-batch).
Keterangan:
1. Hot plate
2. Magnetic stirrer
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Kondensor
6. Klem
7. Statif
Gambar 3. 1 Rangkaian peralatan hidrolisis asam
70 30 0 6
10 6
20 6
60 0 3
10 3
20 3
30 3
40 3
50 3
90 0 2
10 2
20 2
30 2
40 2
50 2
60 2
70 2
80 2
17
Tabel 3. 2 Variabel berubah hidrolisis pada temperatur reaksi 80°C
Temperatur reaksi Waktu total selang waktu Massa limbah kertas
hidrolisis (°C) (menit) (menit ke-) (gram)
80 30 0 6
10 6
20 6
60 0 3
10 3
20 3
30 3
40 3
50 3
90 0 2
10 2
20 2
30 2
40 2
50 2
60 2
70 2
80 2
Limbah kertas
Pretreatment
limbah kertas
Hidrolisis limbah
H2SO4 1%
kertas
Produk
19
Mulai
Selesai
Mulai
Penimbangan substrat
hidrolisis
Hidrolisis
H2SO4 T: 70,80,90°C Produk cair
t :30,60,90 menit
Penimbangan sisa
hidrolisis
Perhitungan kinetika
Selesai
21
3.4 Metode Analisis
Pengambilan sampel padatan sisa hidrolisis merujuk pada prinsip uji padatan
tersuspensi total (total suspended solid) SNI 06-6989.3-2004. Pengambilan sampel
padatan sisa hidrolisis dilakukan dengan memisahkan padatan dari produk cair
hidrolisis menggunakan kertas saring. Kertas saring yang digunakan terlebih dahulu
ditimbang dalam keadaan kosong. Setelah melakukan penyaringan dan
memperoleh padatan pada kertas saring kemudian kertas saring ditimbang kembali
untuk mengetahui massa padatan sisa hidrolisis. Selanjutnya padatan pada kertas
saring dilakukan uji kadar air dengan dikeringkan ke dalam oven pada temperatur
103°C-105°C selama 3 jam.
4 Lain-lain 2.250.000
Jumlah 5.540.000
4.2 Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
23
Konsentrasi Asam Sulfat Dalam Proses Hidrolisis Selulosa dari Kulit Buah
Naga Merah (Hylocereus costaricensis) Untuk Produksi Bioetanol,” 9th
Industial Research Workshop and National Seminar, pp. 1–5, 2018.
[6] E. Kriswiyanti, “Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Asam Terhadap Kinetika
Reaksi Hidrolisis Pelepah Pisang (Musa Paradisiaca L),” Ekuilibrium, Vol.
11, No. 2, pp. 73–77, 2012, digital object identifier:
10.20961/ekuilibrium.v11i2.2216.
[7] A. M. Fuadi and K. Harismah, “Perbandingan Efektifitas Pembuatan
Glukosa dari Kerta Bekas Secara Hidrolisis Asam dan Enzim,” Jurnal
Teknologi Bahan Alam, Vol. 1, No. 1, pp. 6–11, 2017.
[8] H. S. Fogler, “Elements of Chemical Reaction Engineering 3rd ed – Hall
International. Inc, USA.,” USA. pp. 175–185, 2004.
[9] M. N. Aini, R. S. Soetopo, K. Septiningrum, S. Saepulloh, and P. B. Asthary,
“Sakarifikasi Lumpur Primer Industri Kertas Secara Fed Batch Menjadi
Glukosa Untuk Pembuatan Bioetanol (Fed Batch Saccharification of
Primary Paper Mill Sludge To Produce Fermentable Sugar),” Jurnal
Selulosa, Vol. 7, No. 02, p. 69, 2017, digital object identifier:
10.25269/jsel.v7i02.169.
[10] Rahmayetty, N. Kanani, I. Fauziah, and N. Ukhdiya, “Pengaruh Laju
Pembebanan Substrat Terhadap Produksi Asam Laktat Berbahan Baku
Molase,” Jurnal Integrasi Proses, Vol. 8, No. 2, pp. 76–81, 2019.
[11] “Reaction Kinetics,” Mettler Toledo, 2020.
https://www.mt.com/ph/en/home/applications/L1_AutoChem_Applications
/L2_ProcessDevelopment/wr_L3_appl_Kinetics.html
[12] E. Apriani and J. A. Malik, “Pembuatan Kertas Daur Ulang dari Limbah
Serat Kelapa Muda dan Kertas Bekas,” Prosiding Konferensi Nasional
Engineer Perhotelan X, Vol. 2019, pp. 242–247, 2019.
[13] E. Apriani, “Pengaruh Komposisi Bahan Baku dan Lama Waktu Pemasakan
terhadap Kekuatan Tarik pada Pembuatan Kertas Seni dari Limbah Batang
Jagung dan Kertas Bekas,” Jurnal Mekanika dan Sistem Termal, Vol. 1, No.
2, pp. 38–42, 2016.
[14] S. Wahyono, “Pengelolaan Sampah Kertas di Indonesia,” Jurnal Teknologi
Lingkungan, Vol. 2, No. 3, pp. 276–280, 2001.
[15] V. Ruseimy, “Konversi Limbah Kertas Menjadi Etanol Dengan
Menggunakan Enzim Selulase Melalui Sakarifikasi dan Fermentasi
Serentak,” Skripsi, pp. 1–58, 2009.
[16] H. H. A. Gil et al., “Study of The Enzymatic/Neutral Deinking Process of
Waste Photocopy Paper,” O Papel, Vol. 74, No. 8, pp. 61–65, 2013.
[17] L. Hakim, “Deinking Enzimatik Pulp Kertas Cetak Laser,” 2007.
[18] S. Rahayu, "Penghilangan Tinta Pada Kertas Koran, 2019.
[19] I. Arita, Susila;Sari, Risa;Liony, “Purifikasi Limbah Spent Acid dengan
Proses Adsorpsi Menggunakan Zeolit dan Bentonit, " Vol. 21, 2015.
[20] A. Lutfiati, “Prarancangan Pabrik Asam Sulfat dari Sulfur dan Udara dengan
Proses Kontak Kapasitas 225000," 2008.
[21] H. S. Fogler, Elements of Chemical Reaction. 2007.
[22] M. Yuniwati, D. Ismiati, and R. Kurniasih, “Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati
Pisang Tanduk dengan Katalisator Asam Klorida,” Jurnal Teknologi dan
Industri Pangan, Vol. 4, No. 2, pp. 1–6, 2011.
[23] B. Girisuta, L. P. B. M. Janssen, and H. J. Heeres, “Kinetic Study on the
Acid-Catalyzed Hydrolysis of Cellulose To Levulinic Acid,” Indstrial and
Engineering Chemical Research, Vol. 46, No. 6, pp. 1696–1708, 2007,
digital object identifier: 10.1021/ie061186z.
[24] L. V. A. Gurgel, K. Marabezi, M. D. Zanbom, and A. A. D. S. Curvelo,
“Dilute Acid Hydrolysis of Sugarcane Bagasse at High Temperatures: A
Kinetic Study of Cellulose Saccharification and Glucose Decomposition.
Part I: Sulfuric Acid as the Catalyst,” Industrial and Engineering Chemical
Research, Vol. 51, No. 3, pp. 1173–1185, 2012, digital object identifier:
10.1021/ie2025739.
[25] V. Brummer et al., “Enzymatic Hydrolysis of Pretreated Waste Paper -
Source of Raw Material For Production of Liquid Biofuels,” Bioresource
Technology, Vol. 152, No. 2014, pp. 543–547, 2014, digital object identifier:
10.1016/j.biortech.2013.11.030.
[26] B. Girisuta, B. Danon, R. Manurung, L. P. B. M. Janssen, and H. J. Heeres,
“Experimental and Kinetic Modelling Studies on the Acid-Catalysed
25
Hydrolysis of the Water Hyacinth Plant To Levulinic Acid,” Bioresource
Technology, Vol. 99, No. 17, pp. 8367–8375, 2008, digital object identifier:
10.1016/j.biortech.2008.02.045.
[27] S. Kumar, P. Dheeran, S. P. Singh, I. M. Mishra, and D. K. Adhikari,
“Kinetic studies of Two-Stage Sulphuric Acid Hydrolysis of Sugarcane
Bagasse,” Renewable Energy, Vol. 83, pp. 850–858, 2015, digital object
identifier: 10.1016/j.renene.2015.05.033.
LAMPIRAN
A. Identitas Diri
4 NIM 119280089
1 - - -
27
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-R.
Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
4 NIM 119280031
- - - -
29
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-R.
Anggota 1
A. Identitas Diri
4 NIM 119280041
- - - -
31
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-R.
(Monalisa Hutabarat )
Biodata Anggota 3
A. Identitas Diri
4 NIM 119280047
1 - - -
33
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-R.
Anggota 3
A. Identitas Diri
4 NIM 120280067
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
35
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-R.
A. Identitas Diri
4 NIP/NIDN 199009182019031012
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan/Pengajaran
37
6 Material Pembersih Pilihan 2
Penelitian
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-R.
39
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya
Harga satuan
Jenis Volume (Rp) Nilai
1. Perlengkapan diperlukan
a. Masker 2 Kotak 150.000 300.000
b. Sarung Tangan Karet 2 Kotak 40.000 80.000
c. Botol Kaca (300 mL) 30 Botol 5.000 150.000
d. Plastik Klip 100 pcs 500 50.000
e. Tissue 5 kotak 15.000 75.000
f. Aluminium Foil 5 roll 25.000 125.000
g. Saringan 2 buah 5.000 10.000
h. Wadah Stainless Steel 2 buah 10.000 20.000
i. Indikator PH 2 buah 50.000 100.000
Subtotal (Rp) 910.000
2. Bahan Habis Pakai
a. Natrium Hidroksida 1 kg 560.000 560.000
b. Asam Sulfat 99% 2,5 L 480.000 1.200.000
c. Aquadest 150 L 4.000 600.000
d. Minyak sayur 1 L 20.000 20.000
e. ATK 2 Kotak 50.000 100.000
Subtotal (Rp) 2.280.000
3. Perjalanan
a. Bahan Bakar (Pertalite) 30 Liter 10.000 300.000
Subtotal (Rp) 100.000
4. Lain-Lain
a. Biaya Analisis Sampel 9 Sampel 250.000 2.250.000
Subtotal (Rp) 2.250.000
Total 1+2+3+4 (Rp) 5.940.000
Terbilang lima juta delapan ratus dua puluh ribu rupiah
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
41
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
42