Anda di halaman 1dari 29

Seni Budaya Sebagai

Dorongan Gerakan
Sosial
Aquino Hayunta
Dinamika Posisi Seni Sepanjang
Sejarah

Seni dalam kekuasaan agama dan bangsawan

melahirkan ide seni untuk seni

• Gustave Courbet mengusulkan de-institusionalisasi seni.


• Paris Commune - lahir karya-karya baru seperti pointilisme,
litografi, obyek lukisan yang lebih bervariasi, dan seniman
bekerja secara kolektif.
Seni untuk seni (seni otonom) dikritik

Jadinya seni untuk kepentingan sosial.

• William Morris: art as a necessity of human life, art should be


common to the whole people. Semua hal harus disenikan.
• Adorno yang berpendapat lain: seni harus tetap otonom dan dibuat
dengan keahlian dan estetika yang baik, untuk membedakan dari
komodifikasi barang-barang seni yang dihasilkan kapitalisme.
seni untuk sosial: menggerakkan masyarakat

• Di Indonesia dipelopori oleh Lekra


• Tercermin juga di dalam industri komik (fenomena komik wayang)
• Seni otonom mengalami kecaman di jaman revolusi sampai tahun 65.
Pelukis yang menolak seni untuk rakyat dicap sebagai imperialis
dan borjuis.
Seni menjadi "otonom" lagi di masa Orba.

• Sulit ditemui karya yang membicarakan peristiwa 65


• Seni kolektif lenyap seiring dihancurkannya Lekra
• Seni sebetulnya tidak otonom karena ada kontrol dan sensor dari
orba
• Terjadi juga di negara-negara otoriter lainnya
Komik saja perlu didaftarkan ke polisi
Jadi,seni otonom atau seni sosial?

1.Praktek keduanya sudah senyatanya ada dan tidak perlu


dipertentangkan juga satu sama lain.
- Yang perlu dipersoalkan apakah ada pengaruh atau kontrol
dari kekuasaan atas karya seni
- Seniman bebas memilih apakah karya otonom/ untuk estetika
atau untuk mempromosikan kondisi masyarakat yang lebih baik.

2.Sekalipun suatu seni dihasilkan untuk kepentingan estetika


belaka, sebetulnya ia telah memenuhi fungsi yang melampaui
estetika itu sendiri. Karena karya seni hadir sebagai proses
penciptaan yang membawa dampak positif pada pembuatnya.
Manfaat seni untuk individu

Menurut Alain De Botton


1.Remembering
2.Harapan
3.Sorrow
4.Rebalancing
5.Self-understanding
6.Growth
7.Appreciation
Mengapa seni itu penting untuk gerakan
sosial, demokrasi dan hak asasi manusia?

• Ekspresi adalah pintu untuk menyuarakan


kebutuhan lain yang lebih asasi
• Freire memandang seni dan budaya sebagai bahasa
untuk menyampaikan ide, supaya bisa dipahami
oleh orang banyak, ide tersebut harus bisa
disampaikan dengan cara yang bervariasi.
• Jadi seni adalah alat untuk mengekspresikan
kebutuhan kita.
Mengontrol ekspresi dan seni Menggunakan ekspresi dan seni
untuk memahami dan mendorong hak

kebebasan berekspresi diatur dan dibatasi


Membebaskan ekspresi kita

Cara berpikir, siap dan perspektif yang terkekang, seragam


Pemikiran kritis dan otentisitas

Patuh dan mudah dikendalikan


Menolak keseragaman dan penindasan

Mudah membatasi hak dasar lainnya


Seni Mendorong Gerakan Sosial

“Mentari Setelah September


1965” (1968) karya A.D.
Pirous
Amy Elkins di
Pameran Manifest:
Art for Amnesty
1. Pegiat seni berbicara tentang
hak asasi atau isu sosial
melalui karyanya
2. Pegiat seni mengungkapkan isu
Beberapa hak asasi melalui
jenis aktivitasnya sebagai aktivis
hak asasi
keterkaitan 3. Pegiat seni bekerja bersama
seni dan hak dengan kelompok masyarakat
dalam mengembangkan kesadaran
asasi hak melalui kegiatan
berkesenian, dengan tujuan
ada perubahan sosial
Seni Partisipatif Kolektif

Augusto Boal
• seni bukan untuk menyajikan kondisi yang
"seharusnya" atau yang dianggap ideal, tp seni
perlu mencerminkan keadaan masyarakat, untuk
merangsang orang berpikir kritis.
Pendampingan Komunitas Anak

Sanggar Akar dan Tanoker Ledokombo


Tanoker
Sanggar Akar • Anak bisa berekspresi, menjadi
diri sendiri, percaya diri,
Penerapan prinsip hak asasi dan demokrasi:
semangat
• Memilih pelajaran mereka sendiri • Orang tua melihat anak mentas dan
bangga
• Menentukan jadwal mereka sendiri  negosiasi
dengan teman dan pengajar • Ibu-ibu juga dilibatkan di dalam
• Membentuk dewan anak, kelompok kolektif yang
proses
menentukan aturan bersama berdasarkan • Karena pertunjukkan rutin 
kesepakatan dikenal sampai wilayah sekitar
Musik sebagai jembatan:
• Pemda mendengar dan mengakui
Dengan musik mereka belajar harmoni yang
menular pada pergaulan mereka di kehidupan
sehari-hari.
Perkembangan
• Ibu dan anak punya wakil di
Sering lirik yang mereka ciptakan mencerminkan Musrembang
hidup mereka dan masyarakat  anak belajar
untuk berefleksi dan mengekspresikan refleksi • Mendorong munculnya aturan yang
tersebut berpihak pada buruh migran
Perdamaian wilayah konflik

Komunitas Pedati, Palu Festival Orang Basudara


Maluku Photo Club
Main ke desa ketika ada gencatan,
menghibur dengan pertunjukkan musik
Mendorong anak muda untuk bikin memotret suasana-suasana
sanggar musik dan berlatih bersama kerukunan dan persahabatan antar
Sanggar dari desa lain (desa lawan) warga, warga jd foto model di
diundang manggung bareng. depan rumah ibadah yang beragama
berbeda
Suasana jadi rileks dan pulang
dengan damai
Pedati kini mendampingi lebih dari
100 sanggar di sekitar Sigi, Palu,
Donggala.
Pembangunan Wilayah

Rimbang Baling (desa Pasa Harau (desa


destinasi seni) destinasi seni)
Lakoat Kujawas Jatiwangi Art Factory
100% Yogyakarta, Teater Garasi
“me” “not me”

“I’m expressing my political view in…”


Seni sebagai modalitas gerakan sosial

• Beragamnya komunitas kolektif seni di Indonesia


- artikelnya Adam Pushkin “Time to challenge
the hierarchies: what the UK arts sector can
learn from Indonesia”
• UU No.5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan
• Strategi Kebudayaan Nasional
• Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah
Selanjutnya?

• Ada jaringan antara para pelaku seni komunitas.


• Program Dewan Kesenian lokal memfasilitasi mereka
• Ada kerja sama dengan pemerintah (kemendikbud memberikan dukungan,
kemenparekraf mensinergikan programnya untuk mendukung komunitas
ini).
• Aktivis kebudayaan makin dilibatkan dalam gerakan pro-demokrasi
dan keberagaman
• Program ideologisasi Pancasila melalui seni budaya

Anda mungkin juga menyukai