Anda di halaman 1dari 2

penderita HIV/AIDS, diketahui lebih rentan terkena penyakit kulit kepala.

Penyebab Dermatitis Seboroik


Penyebab pasti terjadinya dermatitis seboroik belum diketahui. Namun, diduga kondisi ini
disebabkan oleh jamur Malassezia yang tumbuh akibat minyak yang berlebihan di permukaan kulit.

Selain karena produksi minyak dan tumbuhnya jamur, munculnya dermatitis seboroik juga diduga
akibat respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh.

Terdapat sejumlah faktor yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami dermatitis seboroik,
antara lain:

Memiliki daya tubuh yang lemah, misalnya orang yang baru menjalani transplantasi organ, penderita
HIV/AIDS, atau penderita kanker
Sedang dalam tahap pemulihan dari penyakit yang berbahaya, misalnya orang yang baru mengalami
serangan jantung
Menderita gangguan mental atau saraf, seperti penyakit Parkinson atau depresi
Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti interferon, lithium, atau psoralen
Terpapar cuaca yang ekstrim, misalnya cuaca yang dingin dan kering
Gejala Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik sering ditandai dengan gejala berupa:

Kulit kemerahan dan gatal


Kulit bersisik
Timbul ketombe akibat kulit yang terkelupas, bisa di kulit kepala atau daerah kumis, jenggot, dada,
serta alis
Timbul ruam yang berbentuk bulat atau oval
Gejala ini terutama muncul di kulit kepala, dan biasanya timbul atau bertambah parah saat
penderita mengalami stres. Pada kasus tertentu, dermatitis seboroik dapat muncul disertai
gangguan kesehatan lain, yaitu jerawat, hirsutisme, dan kebotakan. Kondisi ini disebut sindrom
SAHA.

Kapan harus ke dokter


Dermatitis seboroik dapat ditangani sendiri dengan sampo antiketombe yang dijual bebas. Bila
dermatitis seboroik tidak membaik hingga mengganggu kenyamanan, serta menimbulkan rasa malu
atau cemas, lakukan pemeriksaan ke dokter.

Jika Anda menderita dematitis seboroik dan tidak berhasil ditangani secara mandiri atau sampai
menyebabkan infeksi kulit, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan memberikan obat untuk
mengatasi infeksi tersebut.

Diagnosis Dermatitis Seboroik


Dermatitis seboroik biasanya hanya ditetapkan melalui pemeriksaan kondisi kulit, tanpa perlu
pemeriksaan lanjutan. Akan tetapi, dokter kulit dapat melakukan pengambilan sampel dari sel kulit
atau biopsi bila ada dugaan gejala disebabkan oleh penyakit lain.

Pengobatan Dermatitis Seboroik


Dermatitis seboroik dapat diatasi dengan sampo antiketombe yang dijual bebas. Sampo tersebut
umumnya mengandung selenium sulfide, asam salisilat, sodium sulfasetamid, atau sulfur.
Penderita perlu mencoba beberapa jenis sampo untuk mengetahui sampo mana yang paling efektif
untuk meredakan peradangan dermatitis seboroik yang dialaminya.

Sedangkan untuk meredakan peradangan di area lain selain kepala, penderita dapat menggunakan
krim antijamur, seperti krim clotrimazole, yang dioleskan 1-2 kali sehari.

Selain penanganan dengan sampo atau krim yang dijual bebas, beberapa upaya perawatan di rumah
juga dapat dilakukan untuk mengendalikan peradangan ini. Upaya tersebut antara lain:

Tidak menggaruk bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik, karena bisa memperparah iritasi
dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi
Mandi dan keramas secara teratur dengan membilas sabun atau sampo hingga benar-benar bersih,
serta gunakan pelembap jika diperlukan
Tidak menggunakan sabun atau krim pencukur pada wajah karena dapat memicu iritasi kulit
Menggunakan baju dengan bahan katun yang halus untuk mengurangi iritasi di permukaan kulit
Jika penanganan dengan sampo atau krim yang dijual bebas belum bisa mengatasi peradangan,
maka dokter dapat meresepkan obat-obatan berikut:

Kortikosteroid topikal (obat luar)


Dokter dapat memberikan krim, sampo, atau salep yang mengandung kortikosteroid untuk
digunakan di area yang bermasalah. Contoh obat kortikosteroid adalah hydrocortisone, clobetasol,
dan desonide.
Antijamur
Salah satu sampo yang dapat digunakan adalah sampo dengan kandungan ketoconazole. Jika kondisi
pasien belum menunjukkan perbaikan, dokter akan memberikan obat antijamur dalam bentuk
minum.
Komplikasi Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik yang parah pada area berambut dapat menyebabkan kebotakan. Selain itu,
pengobatan dermatitis seboroik dengan kortikosteroid juga dapat menimbulkan komplikasi berupa
penipisan kulit.

Pencegahan Dermatitis Seboroik


Dermatitis seboroik tidak dapat dicegah. Bila Anda sudah pernah mengalaminya, beberapa upaya
berikut dapat Anda lakukan untuk menghambat kambuhnya penyakit:

Keramas dengan sampo antijamur selama 5 menit, lalu bilas hingga bersih. Untuk membersihkan
tubuh, gunakan sabun yang dapat menghilangkan minyak untuk mencegah timbulnya bakteri dan
jamur.
Jangan gunakan produk perawatan kulit dan rambut yang mengandung alkohol, karena dapat
menyebabkan peradangan di kulit.
Hentikan penggunaan hair spray, gel, atau produk penataan rambut yang dapat memicu kambuhnya
dermatitis seboroik.

Anda mungkin juga menyukai