Khairun Nisa
Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde baru,
pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada, setelah fase
berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada Kongres XVI
HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama menjadi Nilai Identitas Kader
(NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari NDP. Perubahan ini
didasari atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No.5 tahun 1985 yang
menyatakan bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada
Kongres XXII HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi
NDP, seirama dengan pertukaran azas organisasi. Kelahiran NDP dilatarbelakangi
oleh :
a. Keadaan negara
Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari segi
infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia baru dilanda
badai pengkhianatan PKI
b. Keadaan umat Islam
Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman
mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling
sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal,
sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu
sendiri.
c. Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik
Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di
masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca
dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak Nur
untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka sistematis yang
kemudia beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) dengan tujuan NDI ini
mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran Islam.
d. Literatur yang tersedia belum memuaskan
Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide
keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah
kesibukan melawan PKI secara fisik.
e. Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat
pedoman perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang tahun 1971,
ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang berasal dari
naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres IX HMI di
Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada
Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.)
untuk menyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri memiliki
alasan, yaitu Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan
mempersimpit ajaran Islam iru sendiri dan Terinspirasi oleh buku
“Perjuangan Kita”-nya Syahrir.
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi
buku oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang
dianggap controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut dipengaruhi
oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas- universitas di Amerika atas
undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur
dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke
Amerika tidak berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke
Amerika, Cak Nur juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan
menggunakan sisa uang saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur
Tengah perjalanan dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki,
Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk
pertama kalinya Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di
Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid Mustafa dan mendapat banyak hal
darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering mengadakan diskusi kritis
tentang berbagai hal keislaman. Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji
atas undangan Menteri Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali)
sekitar bulan April 1969, keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-
gebu.