Anda di halaman 1dari 15

SINDIKAT

NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)

Disusun sebagai syarat


untuk mengikuti
SENIOR COURSE ( SC )
HMI CABANG JAMBI

Disusun oleh :

EKO MANDALA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG JAMBI 2019

1
PENDAHULUAN

Tiada untaian kata yang patut hamba ucapkan selain puji syukur hamba
kepada Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan keseimbangan di dunia ini
dengan dialektika, sehingga dengan rahmatNya manusia dapat berperan serta dalam
proses sosial yang sedang berlangsung. Sholoawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang merurapakan sang
Revolusioner besar yang mambalikkan piramida struktur sosial, serta
mengentaskan kaum marginal dari struktur social yang menindasnya.
Dasar organisasi merupakan sumber motivasi, pembenaran dan ukuran
bagi gerak organisasi. Karena kualitas inilah HMI selain sebagai organisasi
kemahasiswaan yang memperhatikan “sdudents need dan students interest “juga
sebagai organisasi perjuangan yang mengemban suatu “mission sacree”secara
ringkas.
Bahwa tugas suci HMI ialah berusaha menciptakan masyarakat yang adil
dan sejahtera. Sebab islam yang menjadi dasar perjuanganya memuat ajaran pokok
bahwa “sesungguhnya Allah memerintahkan akan keadilan dan ihsan ( usaha
perbaikan masyarakat ).
Dasar perjuangan yang senantiasa memberikan nyawa pergerakan HMI
biasa disebut dengan NDP ( Nilai-nilai Dasar Perjuangan ). NDP meruipakan
perumusan tentang ajaran-ajaran pokok agama islam yaitu nilai dasarnya,
sebagaimana tercantum dalam al-kitab dan as-sunnah. Kepada setiap anggota HMI,
terutama para aktivis diharapkan membaca NDP. Pemahaman terhadap nilai
tersebut diharapkan dapat menafasi perjuangan di masa dewasa ini dan seterusnya.
Sistematika dalam penerjemahan dan pemahaman NDP ini kepada selain
tergtung dari faktor tingkat penegetahuan para peserta training juga tergantung pada
metode pendekatan yang dipilih oleh penerjemah sendiri. Oleh karena itu diminta
kekreatfan penerjemah atau instruktur latihan untuk membuat sistematika sesuai
keperluan

2
TUJUAN SINDIKAT
NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN

Tujuan Umum :
a Agar kader dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP
serta nilai-nilai yang terkandung dalam NDP secara komprehensif .
b Agar pemahaman kader atas nilai NDP dapat diaplikasikan dalam kehidupan
beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan Khusus :
a Agar kader dapat memahami NDP tidak hanya sebatas pengetahuan saja.
b Agar dapat membentuk identitas kader dan militansi kader melalui pemahaman
dan aplikasi NDP yang komprehensif.

Metode
- Ceramah,
- Diskusi,
- Tanya jawab
- Game

Bahan;
- Papan tulis
- board maker

Waktu 8 jam

3
DAFTAR ISI

Pendahuluan..................................................................................................... ii
Tujuan – Tujuan. Metode dan Bahan Ajar........................................................ iii
Daftar Isi.......................................................................................................... iv

A. Sejarah NDP.............................................................................................. 1
B. Pengertian NDP......................................................................................... 1
C. Sejarah Perumusan dan Lahirnya NDP..................................................... 2
D. Kedudukan NDP dan MisiOn HMI.......................................................... 3
E. Metode Pemahaman NDP, Penjelasan Hubungan Antara
Iman, Ilmu, Dan Amal............................................................................... 4
F. Nilai – Nilai Dasar Perjuangan
I. Dasar- dasar kepercayaan................................................................... 4
II. Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan............................. 5
III. Kemerdekaan manusia (Ikhtiar) dan keharusan universal (takdir)..... 6
IV. Ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan..................................... 7
V. Individu dan masyarakat....................................................................8
VI. Keadilan sosial dan keadilan ekonomi............................................... 9
VII. Kemajuan Tekhnologi dan ilmu pengetahuan.................................... 10

Daftar Pustaka.................................................................................................. 11

4
A. SEJARAH NDP

NDP (Nilai - Nilai Dasar Perjuangan) adalah suatu konsep yang digagas oleh
Nurcholis Madjid yang bisa disapa Cak Nur. NDP bermula ketika Cak Nur melihat
berbagai ormas yang ada masing-masing mempunyai dasar tersendiri dalam
pergerakannya,. dari sini kemudian beliau berfikir untuk agar supaya HMI sama
dengan organisasi lainnya. HMI harus punya dasar dan landasan dalam
perjuangannya, maka sejak itu beliau mulai merumuskan apa yang dinamakannya
NDP. Pada tahun 1968, ketika sedang menjabat ketua PB HMI, Nurcholis Madjid
(Cak Nur) melakukan perjalanan keberbagai Negara. Beliau diundang mengunjungi
Amerika yang kurang lebih selama satu bulan. Kemudian beliau pergi keliling
mengunjungi Timur tengah diantaranya Turki, Lebanon, Syria dan Irak. Motif Cak
Nur adalah mencari jawaban dari pandangannya tentang masyarakat Indonesia yang
mayoritas Islam dan banyak diantara mereka mengklaim diri sebagai pejuang-
pejuang Islam, tetapi tidak sesuai sebenarnya. Dari pengalaman Cak Nur keliling
mengunjungi Negara - negara Timur tengah, muncul keinginan dalam hatinya untuk
membuat NDP (Nilai Dasar Perjuangan) atau NIK (Nilai Indentitas Kader). Selama
bulan April, Cak Nur berusaha keras untuk dapat menyelesaikan agar bisa dibawa
ke kongres HMI ke-9 di Malang yang akhirnya dapat diselesaikan.

B. Pengertian NDP
Nilai Dasar Perjuangan atau disingkat NDP adalah sekumpulan nilai-nilai yang
menjadi acuan dan landasan bagi kader HMI untuk bergerak dan berjuang atas nama
himpunannya. NDP merupakan intisari dari kandungan - kandungan Al Qur’an,
berisi tentang segala persoalan yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan
manusia. Nilai Dasar Perjuangan (NDP) memiliki tujuh poin-poin inti, yaitu :

a. Dasar- dasar kepercayaan


b. Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan
c. Kemerdekaan manusia (Ikhtiar) dan keharusan universal (takdir)
d. Ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan

5
e. Individu dan masyarakat
f. Keadilan sosial dan keadilan ekonomi
g. Kemajuan Tekhnologi dan ilmu pengetahuan

C. Sejarah Perumusan dan Lahirnya NDP


Memang menjadi sebuah keniscayaan apabila sebuah organisasi harus memiliki
acuan dasar, yaitu nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan gerak perjuangan
organisasi tersebut. HMI yang didirikan di Jogjakarta pada tanggal 5 Februari 1947
M (pasal 2 AD HMI), ternyata tidak memiliki landasan gerak perjuangan dalam
bentuk rumusan khusus, hingga pada kongres ke- 9 di Malang tanggal 10 Mei 1969
M, seorang Nurcholis Madjid ‘memboyong’ ide tentang penciptaan Nilai Dasar
Perjuangan (NDP) HMI. Karena sulitnya membicarakan Nilai Dasar Perjuangan
dalam kongres tersebut, akhirnya diputuskan untuk dikaji lebih jauh dan
disempurnakan oleh; Endang Saifudin Anshori, Sakib Mahmud dan Nurcholis
Madjid sendiri. Hingga tanggal 31 Maret 1986 dalam kongres ke-16 di Padang,
lahirlah NDP yang namanya duganti menjadi NIK (Nilai Identitas Kader) dan pada
tanggal 7 desember 1999 dalam kongres ke 22 di Jambi , nama NIK kembali
menjadi NDP.

D. Kedudukan NDP dalam Organisasi HMI


Semangat ke-Islaman yang menyertai suasana kelahiran HMI, mengharuskan HMI
menjadikan islam sebagai roh dan karakternya. Semangat kesejarahan ini
memberikan pengertian bahwa dalam keadaan bagaimanapun HMI tidak dapat
melepaskan keterikatannya pada ajaran – ajaran Islam. Islam telah menjadi kodrat
dan fitrah HMI sejak awal kelahirannya. Bagi HMI, Islam diyakini sebaagai
kebenaran yang baik dan haq, tidak ada lagi kebenaran selain Islam. Sebagai
pengakuan keyakinan akan kebenaran Islam secara yuridis, HMI meletakkan Nilai
Islam dalam Muqoddimah AD HMI. Pengakuan Islam sebagai ajaran yang Haq dan
ajaran yang sempurna dalam muqoddimah AD HMI, mengandung pengertian
bahwa islam akan selalu menjiwai aturan-aturan pokok dan kebijakan organisasi
yang menjadi pedoman dalam melakukan aktifitas organisasi.

6
E. Kedudukan NDP dan Mission HMI
Hubungan antara NDP dan Mision HMI bagai dua sisi mata uang. HMI mempunyai
dua misi yang sangat jelas yatiu keIslaman dan keIndonesiaan. Misi keIslaman
dalam rumusan NDP dapat posisi yang sangat penting, di mana sumber Al-Quran
dan Sunah Rasul menjadi pedoman dasar dalam perumusan NDP.

F. Metode Pemahaman NDP, Penjelasan Hubungan Antara Iman, Ilmu, Dan Amal
NDP menurut DR. Nur Ahmad Fadhil Lubis MA, kata-kata dan kalimat dalam NDP
sarat akanmakna dan bersifat global. Dengan model seperti ini ada keuntungan dan
kerugiannya. Keuntungan NDP yang dirumuskan lebih dari 30 tahun yang lalu,
sampai hari ini tetap “awet” dan tetap terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja. Hal
ini tidak perlu dirisaukan apa lagi dikhawatirkan seolah kader-kader HMI
mengalami stagnasi intelektual. Kerugiannya, NDP menjadi agak sulit untuk
dipahami, termasuk bagi orang-orang yang mengaku atau dijuluki penceramah
NDP. Akhirnya hal ini melegenda dan menjadi mitos dikalangan HMI. Termasuk
ketika kita menelaah kesimpulan NDP, bahwa tugas manusia di dunia ini adalah
untuk ber-iman, ber-ilmu, dan ber-amal. Makna apakah di balik kata iman, ilmu,
dan amal itu? Berbicara mengenai iman, tentu itu urusan personal. Setiap manusia
harus menyadari bahwa tidak bisa tidak harus punya nilai. Iman sifatnya primer.
Iman adalah tentang kepercayaan, dan manusia tidak boleh untuk tidak memiliki,
karena akan menentukan ke manakah arah ia hidup. Tetapi apabila terlalu
mempunyai banyak kepercayaan, akan menjerat manusia itu sendiri dan tidak akan
membuat banyak kemajuan. Seseorang disebut beriman apabila telah memenuhi
tiga sendi iman: pertama, pengakuan lisan tentang keberadaan Allah sebagai Tuhan
Yang Maha Esa dan pengakuan Muhammad sebagai Rasul Allah. Kedua,
pembenaran dalam hati dan tidak boleh ada keragu-raguan. Keitga, pembuktian
dengan amal perbuatan. Ketika ketiganya sudah terintegral dalam diri seorang
muslim, maka barulah ia bisa disebut beriman. Iman yang benar adalah iman yang
tidak membelenggu kebebaan manusia. Pada tempatnyalah manusia harus
menyadari dengan benar posisinya sebagai khalifah fi al-ard (wakil Tuhan di bumi)
yang bertugas untukmemakmurkan bumi dengan memanfaatkan dan memelihara

7
alam untuk kepentingan seluruh makhluk. Tugas ini akan terlaksana dengan baik
jika manusia memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Berilmu,
perjalanan menuju kepercayaan tentunya membutuhkan jihad sekalipun
bertentangan dengan hati nurani. Jihad atau mujahadah di sini erat kaitannya
dengan ilmu pengetahuan. Semua itu tidak akan berarti apa-apa sebelum kita
amalkan. Mempersembahkan karya-karya keilmuan dan hasil tekhnologi untuk
kemanusiaan adalah merupakan amal saleh yang angat diharagi oleh Allah SWT.
Lebih jauh dari itu, setiap manfaat yang diambil manusia dari karya seseoarang
sehingga benar-benar bermanfaat juga merupakan amal saleh. Dan penting untuk
dicatat, bahwa amal shaleh mestilah menjadi manivestasi dari iman dan ilmu. Di
dalam NDP kita tidak berbicara mengenai bagaimana orang sholat, zakat, dan
sebagainya, tetapi terbatas pada pembicaraan kepada hal-hal prinsipil dan strategis
yang akan terus mempengaruhi cara berpikir dan pandangan hidup kader himpunan.

G. Nila - Nilai Dasar Perjuangan

I. Dasar - Dasar Kepercayaan


Dalam kehidupan manusia butuh kepercayaan. Sebagaimana dasar bahwa manusia
adalah makhluk percaya.Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak
dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya. Kepercayaan mungkin mengandung
unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur. Kepercayaan yang
sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Kebenaran yang mutlak adalah yang
bersumber dari Tuhan Allah SWT Perkataan “Tidak ada Tuhan” meniadakan segala
bentuk kepercayaan. Perkataan “Selain Allah”  memperkecualikan satu
kepercayaan kepada kebenaran. Yang dimaksudkan dengan persaksian tersebut ;
agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilih
nilai – nilai, itu berarti tunduk pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta
segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam Wahyu itu
diberikan kepada manusia tertentu yang memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan
sendiri yaitu para Nabi dan Rasul atau utusan Tuhan. Muhammad adalah Rasul
penghabisan, jadi tiada Rasul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rasul itu adalah
manusia biasa dengan kelebihan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan

8
Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul seluruhnya
dalam kitab suci Al-Quran. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan
ajaran - ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih
dahulu mempercayai kerasulan Muhammmad SAW. Hukum dasar alami daripada
segala yang ada inilah “perubahan dan perkembangan”, sebab: segala sesuatu ini
adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yang tiada
henti-hentinya. Alam diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif
sebagaimana adanya Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju
kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan
sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu. Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-
Nya yang tertinggi.Sebagai mahluk tertinggi manusia dijadikan “Khalifah” atau
wakil Tuhan di bumi. Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk
memakmurkannya , Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada
manusia.Manusia harus selalu berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus
mengetahui jalan menuju kebenaran itu (17:72) “Tauhid” dan lawannya disebut
“syirik” artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau
sebagian Maka jelasnya bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan
peradaban kemanusiaan menuju kebenaran.

II. Pengertian-Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan


Fitrah manusia membuatnya berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung
kepada kebenaran (Hanief). “Dlamier” atau hati nurani adalah pemancar keinginan
pada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran
yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena
secara fitrahnya manusia cenderung kepada kebenaran, kebaikan dan keindahan,
maka manusia secara dasar / asasi disebut sebagai mahluk yang mempunyai cita-
cita dan cenderung kepada sesuatu yang ideal (mahluk ideal). Dalam arti tidak mau
menerima “apa adanya” dan tetap selalu berusaha mewujudkan “apa yang
semestinya atau apa yang seharusnya”. Hanya manusia yang dapat membentuk
lingkungannya dan bukan lingkungan yang membentuk dirinya. Dengan kesadaran
atau pikirannya, ia selalu menginginkan sesuatu yang lebik baik, begitupun

9
seterusnya. Apabila manusia tidak mempunyai nilai kemanusiaan ini, maka dapat
dipastikan, manusia saat ini akan tetap dalam keadaan yang sama, tidak maju-maju
dan tidak bisa mampu menciptkan sebuah peradaban. Manusia yang hidup berarti
dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam
kegiatan - kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan- kemajuan
Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati
tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan.

III. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) Dan Keharusan Universal (Takdir)


Seperti yang disinggung dalam bab II, bahwa salah satu dari nilai asasi manusia
adalah sebagai mahluk yang berkehendak bebas/ merdeka. Tanpa kemerdekaan /
kebebasan memilih, maka tak akan ada keikhlasan. Karena pekerjaan itu, tidak
dipilih sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Keikhlasan yang insani tidak
mungkin ada tanpa kemerdekaan Kemerdekaan itu dalam pengertian kebebasan
memilih sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani.
Sebagaimana yang dikatakan Muthahhari, bahwa “salah satu nilai tertinggi manusia
adalah cinta kebebasan. Merdeka (bebas) lebih mulia daripada segala nilai
materiil”. Kehidupan sekarang di dunia berarti manusia melakukan amal perbuatan
dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan komunal
sekaligus, sedangkan kehidupan kelak sesudah mati di akherat manusia tidak lagi
melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan buruk dari
amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung
jawaban bersama, tapi hanya ada pertanggung jawaban perseorangan yang mutlak
. Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian
itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan
jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak perlu
membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala sesuatu tidak hanya
terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan yang universal
itu (57:23). Sebagai mahluk sosial, maka manusia harus patuh terhadap batas-batas
kebebasannya. Hal ini agar tidak menghilangkan kebebasan satu sama lain. Akan
tetapi bukan pembelengguan, akan tetapi saling menghormati kebebasan satu sama

10
lain. Ia harus patuh terhadap keharusan universal (takdir). Namun, kepatuhan disini
bukan kepatuhan tanpa adanya usaha terlebih dahulu, karena ini sama artinya
dengan perbudakan.

IV. Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa dan Kemanusiaan.


Tujuan manusia merdeka adalah kebenaran, dan yakin akan adanya kebenaran
mutlak, yakni Tuhan sebagai tujuan akhir. Manusia mesti tunduk kepada kebenaran
itu sendiri. Tunduk kepada kebenaran berarti pengabdian kepada-Nya. Karena,
usaha pencarian kebenaran tanpa adanya keyakinan bahwa ada kebenaran yang
terakhir, maka usaha kita akan menjadi sia-sia, tak tertuju, dan tak berke-Tuhan-an.
Seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa. Keiklasan
tiada lain adalah kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan
YME, yaitu kebenaran mutlak, guna memperoleh persetujuan atau “ridho”
daripada-Nya Iman” berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai
tujuan hidup yang mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap
menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi
nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME Kehidupan sehari-hari dalam
hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna
menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi
sesama manusia “amal saleh” (harfiah: pekerjaan yang selaras dengan
kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman. Sesuatu yang benar,
pasti ada yang lebih benar dan begitupun seterusnya hingga pada kebenaran
terakhir, karena tidak ada kebenaran mutlak dalam ukuran manusia. Yang mutlak
hanya milik Tuhan yang satu. Pancaran kebenaran yang diperoleh oleh manusia
merupakan pancaran dari kebenaran yang satu, yakni kebenaran Tuhan. Oleh
karena itu, antara nilai-nilai ke-Tuhan-an dengan nilai-nilai kemanusiaan akan
selalu selaras. Nilai-nilai kemanusiaan merupakan pancaran dari nilai-nilai ke -
Tuhan-an
V. Individu dan Masyarakat
Dalam masyarakat, kemerdekaan asasi diwujudkan, karena Pusat kemanusiaan
adalah masing-masing pribadi sendiri. Kemerdekaan manusia adalah hak asasi yang

11
pertama. Tak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kebebasan/kemerdekaan.
Ia melebihi materi. Sebagaimana yang telah ditegaskan didalam bab dua oleh
Muthahhari, bahwa “salah satu nilai tertinggi manusia adalah cinta kebebasan.
Merdeka (bebas) lebih mulia daripada segala nilai materiil”. Kebebasan manusia
melebihi dari sekedar ekonomi. Kebebasan merupakan nilai-nilai ilahian yang
diberikan Tuhan kepada manusia. Dengan adanya kemerdekaan pribadi itu maka
timbu perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan lainnya.. Kemerdekaan
tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengan sesame
manusia dalam lingkungan masyarakat. Dalam realitanya tidak ada manusia yang
dapat hidup sendiri, oleh karena itu, manusia dinamakan sebagai mahluk sosial,
yakni mahluk yang saling membutuhkan dengan sesama yang lain.

Kemerdekaan manusia dalam suatu masyarakat harus saling menghargai. Jangan


sampai kebebasan individunya dapat menghilangkan kebebasan individu yang lain.
Maka persamaan hak antara sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang harus
ditegakkan. Yaitu dengan membatasi kemerdekaan. Jika ada kemerdekaan tanpa
batas hidup dalam suatu masyarakat, maka sama halnya dengan adanya penindasan
atau pengekangan terhadap kebebasan individu yang lain. Dan ini tidak boleh
dibiarkan hidup dalam masyarakat. Keadaan demikan harus segera dilawan dan
dihapuskan. Penguasaan manusia terhadap manusia lain, yang berarti penindasan,
tidak sejalan nilai - nilai kemanusiaan. Jika masih terdapat pengekangan kebebasan
atau kebebasan tak terbatas individu hidup dalam suatu masyarakat, maka tak akan
bisa manusia mewujudkan masyarakat yang ideal.

VI. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi


Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa hubungan antara individu dan masyarakat,
dimana kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling bergantung. Tidak ada
kebebasan tak terbatas seorang individu dalam masyarakat. Oleh karena itu
keadilan dalam masyarakat perlu ditegakkan, yakni untuk mengatur kebebasan
individu hubungannya dengan masyarakat. Siapakah yang harus menegakkan
keadilan, dalam masyarakat? Sudah barang pasti ialah masyarakat sendiri Negara

12
adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan
masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama
berkewajiban menegakkan kadilan.Pemerintah haruslah merupakan kekuatan
pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis,
berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas
persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan Kejahatan di
bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan
kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang lainKejahatan terbesar
kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya
yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan
Tuhan. Pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah milik Tuhan .Manusia
seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang
wajar dari padanya. Pemerintah harus membuka jalan yang mudah dan kesempatan
yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang wajar kemerdekaan beribadah
sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang pantas.

VII. Kemajuan Tekhnologi dan Ilmu Pengetahuan


Inti dari pada kemanusiaan yang suci adalah Iman dan kerja kemanusiaan atau Amal
Saleh. Manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak (progresif). Ilmu
pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-
kebenaran dalam hidupnya Ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh
.Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak
kemanusiaan yang tertinggi. Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna
dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian
pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan Ilmu pengetahuan
adalah pengertian yang dipunyai manusia secara benar, baik mengenai dunia atau
alam semesta dan juga diri manusia serta Tuhan. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia dapat menemukan kebenaran. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal
adalah Akal yang dimiliki manusia berfungsi tidak hanya untuk berfikir tentang
keilmuan namun juga untuk membedakan antara hal yang mereka yakini sebagai

13
kebaikan untuk kemudian diamalkannya dan kejahatan untuk kemudian
dihilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

14
Al Qur’an terjemah

Dr. Nur Ahamd Fadhil Lubis MA dan Dr. Amiur Nurudin MA, Nilai-nilai Dasar
Perjuangan HMI, Doktrin Islam yang Membisu , HMI cabang Sukoharjo, 2002

H. Bambang Setyo, M.Sc, Syariah, solusi masalah Bangsa untuk selamatkan


NKRI , forum silaturrahim Masyarakat Peduli Syariah, 2012

Jon Elster, Karl Marx, Marxisme-Analisis Kritis , PT Prestasi Pustakaraya, 2000

Konstitusi HMI, KONGRES KE XXVII-Depok

Mudhor Husin Shahab, Inilah Islam Sejati, CV bintang Pelajar, 1978

Prof. DR. azyumardi azra, MA, Histografi Islam Kontemporer, wacana, aktualitas,
dan actor sejarah, PT Gramedia Pustaka Utama,2002.

Takbier Wata, Ngeteh di Ruang Tamu NDP , Tomanurung, 2013

Zekyaneupidie.blogspot.com, NDP HMI, yang diakses pada tanggal 04 Februari


2014

15

Anda mungkin juga menyukai