Tugas Akhir Pengantar Manajemen
Tugas Akhir Pengantar Manajemen
PENGANTAR MANAJEMEN
Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Ukm Pandawa
Alvin-1606823802
Ghina Ratna Pertiwi- 1606832914
Isnafa Safitri – 1606827460
Intan Dwi Yasarah-1606879136
Joshua Timoty- 160691143
Salma Affifa-1606823393
i
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri berdasarkan observasi yang dilakukan serta
beberapa saran dan kritik dari dosen pengampu. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya gunakan tanpa menyertakan sumbernya.
Materi ini belum pernah disajikan atau digunakan sebagai bahan untuk
makalah atau tugas pada mata kuliah lain kecuali kami menyatakan dengan jelas
bahwa kami menggunakannya.
Saya juga memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan dikomunikasikan untuk tujuan adanya plagiarism.
Kelompok : Pengma4
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME, maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan tugas yang berjudul Business Cycle UKM Pandawa.
Penulisan ini merupakan tugas mata kuliah Pengantar Manajemen sebagai
pemenuhan nilai tugas akhir di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
Di dalam tugas ini, penulis membahas fungsi manajemen yang diterapkan oleh UKM
Pandawa
Dalam penulisan tugas ini, penulis merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan tugas ini.
iii
DAFTAR ISI
STATEMENT OF AUTHORSHIP..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv
I. LANDASAN TEORI.............................................................................................................1
II. HASIL WAWANCARA......................................................................................................14
A. PROFIL PERUSAHAAN.................................................................................................14
B. PLANNING..................................................................................................................15
C. ORGANIZING..............................................................................................................17
D. ACTUATING................................................................................................................19
E. CONTROLLING............................................................................................................21
III. KESIMPULAN..............................................................................................................24
IV. LAMPIRAN..................................................................................................................25
iv
I. LANDASAN TEORI
A. PLANNING
B. KEPEMIMPINAN
1
tentang kepemimpinan. Beberapa teori mengenai kepemimpinan diantaranya
Leadership Trait Theories dan Leadership Behavior Theories.
1. Fiedler Model
Berdasarkan model yang dibuat Fred Fiedler, seorang manajer harus
mengetahui gaya kepemimpinannya, apakah berorientasi pada hubungan
dengan karyawan, atau berorientasi pekerjaan. Setelah itu, ada tiga variable
situasi yang dihadapi manajer, yaitu hubungan antar pemimpin dan anggota,
struktur pekerjaan, serta otoritas yang dimiliki pemimpin. Setelah mengetahui
kondisi variable tersebut, manajer bisa melihat apakah situasi itu cocok
dengan dirinya atau tidak.
2. Hershey and Blanchard Theory of Situational Leadership
2
Teori ini menekankan seberapa siap karyawan untuk bekerja. Kesiapan ini
dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu kemampuan dan keinginan untuk
bekerja. Setiap tingkatan kesiapan seseorang memerlukan pendekatan yang
berbeda pula dari manajer.
3. Path-Goal Theory
Menurut teori ini peran manajer adalah membantu karyawan mencapai tujuan,
serta memastikan tujuan individu sejalan dengan tujuan perusahaan. Seperti
dua teori sebelumnya, manajer harus menyesuaikan gaya kepemimpinan
dengan situasi yang ada pada diri karyawan.
Dunia saat ini terus berubah, maka gaya kepemimpinan seorang juga harus
menyesuaikan. Maka, disusunlah beberapa teori modern mengenai kepemimpinan.
Teori-teori tersebut adalah Leader-Member Exchange Theory, Transformational-
Transactional Leadership, Charismatic-Visionary Leadership, dan Team Leadership.
1. LMX Theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin perlu membuat in-group dan out-
group, dimana in-group mendapat supervisi lebih dan akan menghasilkan
performa lebih baik pula. Namun dari sisi manajer, harus bisa menyediakan
perhatian lebih itu pada in-group yang ada.
2. Transformational-Transactional Leadership
Ada tipe manajer yang memimpin dengan memberi reward atas hasil yang
dicapai (transaksional), namun ada pula yang mengubah (transformasi)
karyawan untuk mencapai hasil yang lebih dari sebelumnya. Kedua hal ini
bukan berlawanan, namun justru proses dari transaksional ke transformasi.
3. Charismatic-Visionary Leadership
Tipe pemimpin seperti ini bisa dikatakan sebagai tokoh yang dapat dijadikan
panutan, dan dapat mendorong orang di sekitarnya untuk berperilaku dengan
cara tertentu. Selain itu ia juga perlu membuat sebuah target realistis yang
3
dapat dicapai untuk meningkatkan produktivitas karyawan agar bisa mencapai
target tersebut.
4. Team Leadership
Menjadi pemimpin dalam tim berarti dapat membimbing, menjadi manajer
konflik dalam tim, mengatasi masalah yang ada, serta menjadi penghubung
dengan pihak luar. Semua hal tersebut sama-sama penting dilakukan untuk
menghasilkan performa tim yang terbaik.
A. Interpersonal
Komunikasi yang terjadi antara 2 orang atau lebih.
B. Organisasi
Segala pola, koneksi dan sistem komunikasi dalam sebuah organisasi.
1. Kontrol
Mengontrol perilaku individu lewat berbagai jenis komunikasi
2. Motivasi
Memberitahu karyawan apa yang harus dikerjakan, sebaik apa
mereka, dan bagaimana agar mereka dapat semakin baik.
3. Ekspresi emosi
4
4. Informasi
Informasi dibutuhkan untuk membuat keputusan terkait pekerjaan
1. Filtering
Adanya manipulasi informasi agar semakin menarik bagi penerima.
2. Information overload
Informasi yang ada melebihi kapasitas penerima dalam memproses.
3. Jargon
C. ORGANIZING
5
enam elemen utama, yaitu spesialisasi kerja, departementalisasi, chain of command,
rentang pengendalian, sentralisasi dan desentralisasi, serta formalisasi.
Dalam perancangan struktur, manajer dapat memilih satu dari tiga desain
organisasi tradisional, yaitu simple, fungsional, dan divisional. Simple memiliki
departmentalisasi dan rentang pengendalian yang rendah, wewenang yang
tersentralisasi, dan sedikitnya formalitas. Fungsional yaitu mengelompokkan keahlian
pekerjaan yang sejenis atau serupa. Sedangkan divisional terdiri dari unit atau divisi
6
yang terpisah, masing-masing dengan otonomi terbatas, yang kinerjanya
diwewenangkan dan dipertanggungjawabkan oleh manajer.
1. Perilaku Individu
Perilaku individu meliputi attitude, kepribadian, persepsi proses
belajar, serta motivasi.
2. Perilaku Grup
Perilaku grup meliputi norma, peran, team building, serta
kepemimpinan.
3. Aspek Organisasi
Aspek organisasi meliputi struktur, kultur, kebijakan, serta praktik
SDM.
Pemahaman akan perilaku organisasi diperlukan agar seorang pemimpin dapat
menjelaskan, memprediksi, serta mempengaruhi perilaku seperti produktivitas
karyawan, absensi, turnover, organizational citizenship behavior, job satisfaction,
serta workplace misbehavior.
1. Produktivitas karyawan
2. Absensi
3. Turnover
Perpindahan karyawan dari perusahaan ke perusahaan lain.
4. Organizational citizenship behavior
Perilaku tersembunyi yang tidak menjadi bagian persyaratan karyawan
secara formal tapi dapay mendukung berfungsinya organisasi.
7
5. Job satisfaction
Attitude umum dari karyawan terhadap pekerjaannya. Orang yang
memiliki kepuasan tinggi memiliki attitude positif terhadap
pekerjaannya.
6. Workplace misbehavior
Perilaku intensional karyawan. Hal ini berpotensi merusak organisasi.
1. Realistis
Memiliki kemampuan mekanikal dan atletik serta tidak memiliki
kompetensi sosial, nilai uang, kekuasaan, status dan hal-hal konkret
lainnya. Orang-orang dengan kepribadian ini cenderung menjadi
asosial, jujur, asli, materialistis, gigih. Panggilan yang cocok untuk
kepribadian ini adalah insinyur otomotif, petani.
2. Investigatif
Memiliki kemampuan matematis dan ilmiah. Orang dengan
kepribadian ini tidak memiliki kemampuan kepemimpinan. Cenderung
menjadi analitis, hati-hati, kritis, kompleks, penasaran, independen,
intelektual, introspektif, tepat, rasional, dan sederhana. Panggilan yang
cocok untuk kepribadian ini adalah ahli kimia, operator komputer,
teknisi laboratorium, guru matematika.
3. Sosial
Memiliki kompetensi sosial serta suka membantu orang lain. Orang
dengan kepribadian ini memiliki kemampuan mengajar dan ilmiah,
kemampuan mekanis, serta nilai-nilai dan etika kegiatan sosial dan
masalah. Orang-orang dengan kepribadian seperti ini cenderung
bersikap kooperatif, empati, ramah, dermawan, membantu, idealis,
8
sabar, ramah, bijaksana, dan hangat. Panggilan yang cocok untuk
kepribadian ini adalah pekerja sosial, guru, psikolog klinis, serta
konselor.
4. Konvensional
Akan lebih memilih aktiviitas yang sudah diatur dalam aturan, tersusun
jelas dan rapih, serta aktivitas yang tidak ambigu. Orang-orang dengan
kepribadian seperti ini cenderung akan efisien, teliti, praktis, tidak
fleksibel, metodis, taat, tertib, hemat, dan tidak imajinatif. Panggilan
yang cocok untuk kepribadian ini adalah akuntan, manajer korporasi,
teller bank.
5. Enterprising
Orang orang dengan kepribadian ini lebih memilih kegiatan verbal
yang menawarkan kesempatan untuk mempengaruhi orang lain dan
mendapatkan kekuasaan. Orang-orang dengan kepribadian seperti ini
cenderung ramah, ambisius, energik, terbuka, optimis, percaya diri.
Panggilan yang cocok untuk orang dengan kepribdian ini adalah
kontraktor, pengacara, penyiar radio/TV, entertainer.
6. Artistik
Memiliki kemampuan seni dan musik, serta memahami nilai kualitas
estetika. Orang-orang dengan kepribadian ini lebih memilih aktivitas
yang ambigu dan tidak sistematis yang mana dapat menjadi wadah
ekspresi kreatif. Karakter orang-orang yang berkepribadian seperti ini
cenderung ekspresif, idealis, imajinatif, impulsif, intuitif, emosional,
tidak praktis dan sensitif. Panggilan yang cocok untuk orang dengan
kepribadian seperti ini adalah aktor/aktris, pelukis, penulis, musisi,
dekorator interior, serta fotografer.
D. MOTIVASI
9
Setiap karyawan memerlukan motivasi untuk dapat bekerja dan menghasilkan
produk yang berkualitas baik. Motivasi sendiri didefinisikan sebagai proses untuk
menyemangati, mengarahkan, serta mempertahankan pekerjaan yang dilakukan
seseorang agar searah dengan tujuan organisasi. Ada berbagai teori mengenai cara
untuk memotivasi karyawan. Beberapa teori awal yang muncul diantaranya Maslow’s
hierarchy of needs theory, McGregor’s theories X and Y, Herzberg’s two-factor
theory, serta McClelland’s three-needs theory. Namun, seiring berjalannya waktu,
muncul teori-teori baru mengenai motivasi. Teori ini disebut teori kontemporer
mengenai motivasi yang meliputi goal-setting theory, reinforcement theory,
designing motivating jobs, equity theory, serta expectancy theory.
10
teori ini dasar berpikir mereka. Namun, teori ini belum dapat dikatakan valid
karena tidak ada bukti kuat bahwa kedua teori ini dapat digunakan.
3. Herzberg’s Two-Factor Theory
Dalam teori Herzberg, yang dikemukakan Frederick Herzberg, kepuasan
seseorang dalam pekerjaannya dipengaruhi factor internal dan eksternal.
Factor internal disebut motivation dan meningkatkan kepuasan kerja
seseorang. Contoh motivation seperti penghargaan, pekerjaan itu sendiri,
tanggung jawab, dan factor lain yang muncul dari dalam diri seseorang.
Ketika hal ini ada dalam seseorang, dapat meningkatkan kepuasan kerja.
Namun jika tidak ada, bukan menimbulkan ketidakpuasan, namun hanya
tidak puas saja/netral. Sebaliknya, factor eksternal disebut hygiene dan
apabila tidak didapatkan karyawan akan menimbulkan ketidakpuasan. Tapi
seperti halnya motivation, adanya hygiene tidak akan menyebabkan
kepuasan, hanya tidak adanya ketidakpuasan dari karyawan. Contoh hygiene
factors adalah pengawasan, gaji yang didapat, kehidupan pribadi, dan factor
eksternal lainnya.
4. McClelland’s Three-Needs Theory
Teori ini mengatakan bahwa setiap orang memiliki tiga motif yang ingin
dicapai dalam pekerjaan. Pertama, kebutuhan akan pencapaian (nAch),
kebutuhan akan kekuasaan (nPow), serta kebutuhan akan hubungan (nAff).
Diantara ketiga motif ini, yang paling banyak diteliti adalah kebutuhan akan
pencapaian.
Teori Kontemporer Motivasi
1. Goal-Setting Theory
Berdasarkan teori ini, seorang karyawan dapat dimotivasi dengan diberikan
tujuan-tujuan spesifik. Dengan mendapat tujuan yang spesifik, performa
karyawan akan meningkat. Selain itu, tujuan yang sulit apabila diterima dan
dapat dicapai akan meningkatkan motivasi karyawan dibanding hanya
11
mengerjakan tugas yang mudah. Pada dasarnya, teori ini menjadikan goal
sebagai motivasi itu sendiri.
2. Reinforcement Theory
Teori penguatan mengatakan bahwa setiap perbuatan seseorang adalah fungsi
dari akibat yang ditimbulkannya. Manajer yang menggunakan pandangan dari
teori ini harus memberikan “akibat” yang baik atas apa yang dilakukan
karyawan, sehingga karyawan dengan sendirinya termotivasi untuk
mengulang lagi dan lagi tindakan tersebut.
3. Designing Motivating Jobs
Mendesain pekerjaan yang baik dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
memperluas tugas seorang karyawan secara horizontal (setingkat), ataupun
vertikal (lintas tingkat). Pendekatan lain adalah dengan melihat karakteristik
pekerjaan, berdasarkan jenis kemampuan yang diperlukan, signifikansi tugas,
kebebasan yang ditawarkan tugas tersebut, serta umpan balik atas tugas
tersebut.
4. Equity Theory
Teori kesetaraan mengatakan bahwa karyawan akan selalu membandingkan
rasio input-output dirinya dan orang lain, dan akan berusaha menyamakan
dirinya dengan orang lain. Hal ini bisa bekerja dua arah, apabila performa
seseorang berada dibawah mereka yang posisinya setara atau gajinya setara,
mereka akan bekerja lebih keras agar setara dengan yang lain. Sebaliknya,
ketika melihat orang lain yang performanya kurang, ia akan menurunkan
performanya.
5. Expectancy Theory
Berdasarkan teori ini, seseorang akan melakukan sesuatu berdasarkan
ekspektasinya terhadap apa yang akan didapatkan bila melakukan hal tersebut.
Terdapat tiga hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu perkiraan
seberapa performa yang dihasilkan dengan sejumlah usaha, seberapa penting
hal yang dilakukan mempengaruhi hasil yang diperoleh, dan seberapa balas
jasa yang didapat.
12
E. CONTROLLING
Menurut buku Robbins Edisi Ke-13, controlling atau pengendalian adalah
serangkaian proses memonitor, membandingkan, dan memperbaiki hasil kinerja dari
setiap karyawan. Proses ini dilakukan dengan membandingkan kinerja dari setiap
karyawan dengan standar yang harus dipenuhi. Controlling juga berarti mencari
informasi tentang hal penyimpangan yang dilakukan dan melakukan tindakan
pencegahan bila diperlukan. Controlling akan dikatakan efektif dilihat dari seberapa
baiknya para manager dapat membantu karyawan mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan menurut George R.Terry, menyatakan bahwa controlling adalah
proses penentuan apa yang akan dicapai yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan
yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan tersebut dan bila perlu mengambil tindakan
korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai standar.
Fungsi controlling dalam suatu organisasi sangatlah penting. Fungsi ini
digunakan para managers untuk mengetahui apakah kinerja karyawan merupakan
pekerjaan yang sesuai dengan tujuan dari organisasi, jika tidak, maka dengan
melakukan fungsi ini managers akan tahu alasan dibalik kesalahan tersebut.
Terdapat tiga step yang dapat dilakukan untuk melakukan fungsi controlling.
Step pertama adalah mengukur kinerja. Cara untuk mengukur kinerja karyawan
berbeda-beda tergantung dari pekerjaan apa yang dilakukan oleh karyawan. Untuk
karyawan yang bekerja dalam bidang yang berhubungan secara langsung dengan
kostumer, maka manager dapat menilai dengan employee satisfaction (kepuasan
karyawan) atau bagi karyawan yang bekerja untuk mengantarkan makanan kepada
pelanggan dapat diukur dari berapa makan yang diantar perhari. Step kedua adalah
mengukur kinerja karyawan dengan standar yang ada dalam organisasi. Langkah
terakhir adalah melakukan suatu aksi terhadap hasil perbandingan antara kinerja dan
standar organisasi. Manager dapat memilih untuk tidak melakukan apa-apa,
membenarkan kinerja, dan juga dapat merevisi standar organisasi.
Fungsi controlling ini diperlukan oleh organisasi dan juga karyawannya. Bagi
karyawan, fungsi ini diperlukan agar mereka tahu pekerjaan yang telah
13
dilakukannya sesuai atau tidak dengan tujuan organisasi. Sedangkan bagi organisasi,
agar tujuan dari organisasi tersebut dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
A. PROFIL PERUSAHAAN
14
Struktur organisasi Pandawa
Commanditaire Venootschap (CV) pada tahun 2003. Selain berhasil
menjadikan Pandawa sebagai usaha yang berbadan hukum, Masrochi juga berhasil
mematenkan logo Pandawa sebagai logo sah dari Departemen Hukum dan Ham
Indonesia pada Januari tahun 2003.
B. PLANNING
UKM Pandawa berdiri karena adanya motivasi untuk memfokuskan keahlian
Pak Ochi sebagai teknisi mesin fotokopi. Dengan modal yang ia miliki dari hasil
membenarkan dan menjual mesin fotokopi, beliau membuka Toko Pandawa di
Depok. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan ia ingin merambah lokasi di pinggir
Jakarta karena selama beliau bekerja dengan orang, lingkup kerjanya selalu dalam
wilayah Jakarta. Sebagaimana yang telah dijabarkan di profil perusahaan, awalnya
Pandawa memiliki 5 cabang tetapi setelah Pak Toms masuk dan menjadi manager,
15
tokonya berkurang menjadi 3 karena alasan internal perusahaan yang merugikan
perusahaan itu sendiri.
Ketika Pak Toms masuk, terjadi perombakan yang besar terhadap Pandawa
dengan tujuan untuk memperbaiki toko itu sendiri sehingga memiliki keuntungan
yang meningkat. Hal pertama yang dilakukan Pak Toms adalah membuat strategi
yang sekiranya dapat membantu Pandawa mencapai tujuan. Strategi Pak Toms adalah
dengan memperbaiki internal perusahaannya terlebih dahulu. Rasa kekeluargaan
ditingkatkan di seluruh lapisan perusahaan dari mulai pemilik perusahaan sampai
karyawan. Secara garis besar, Pak Toms menerapkan strategi berupa 3 pilar dan 5
kualitas sebagai dasar perusahaan. 3 pilar tersebut antara lain adalah etika, transparan,
dan kesepakatan. Yang paling utama diantara ketiga itu adalah etika. Etika harus
diterapkan pada semua lapisan perusahaan dari mulai top management sampai lower
management. Pak Toms ingin menerapkan hal tersebut karena pemikiran sederhana
bahwa jika seseorang ingin dihargai maka diri sendiripun juga harus menghargai
orang lain. Pilar kedua yaitu transparan dimana dalam perusahaan tersebut harus ada
keterbukaan informasi tetapi tetap ada sekat yang membatasi antar divisi. Pilar yang
terakhir mengenai kesepakatan merupakan adanya kesepahaman yang dimiliki
seluruh struktur perusahaan. Salah satu contohnya adalah semua keputusan yang akan
diambil Bapak Toms selaku manajer sumber daya manusia harus melibatkan pemilik
CV. Pandawa dan supervisor, apabila keputusan yang diajukan tidak diterima oleh
salah satu pihak maka keputusan itu tidak dapat direalisasikan.
16
konsumen harus menunggu lama untuk mendapatkan barangnya. Dan yang terakhir,
barang yang diproduksi sangat diperhatikan kulitasnya karena Pandawa memiliki
standard khusus untuk memilih bahan produksinya.
C. ORGANIZING
Pada CV Pandawa, terdapat struktur kerja yang cukup unik. Pemilik dari
Pandawa ini sendiri bernama Pak Roy (Masrochi), yang juga seorang direktur dari
Pandawa. Lalu, terdapat Pak Toms selaku manajer. Uniknya lagi, Pak Toms
merupakan manajer secara keseluruhan, baik dari sisi SDM, operasional, dan lain-
lain. Setelah itu, terdapat dua orang supervisor yang terbagi atas supervisor customer
dan supervisor produk. Di bawah itu, terdapat lima orang head store atau kepala toko
dari lima cabang yang berbeda dan satu orang head of creative. Jabatan paling bawah
adalah karyawan yang dibagi berdasarkan divisinya masing-masing, yaitu
administrasi (gudang, dsb), IT support, programmer, purchasing, administrasi pajak,
administrasi marketing, dan finance. Berikut ini merupakan organizational chart dari
CV Pandawa.
17
Selain itu, Pandawa juga menyusun struktur organisasi berdasarkan enam
eleman utama dalam organizational design. Pandawa memiliki spesialisasi kerja pada
karyawannya, yang terbagi dalam Administrasi, IT support, Programmer,
Purchasing, Administrasi pajak, Administrasi marketing, dan Finance. Namun,
Pandawa tidak melakukan departementalisasi. Tidak ada pengelompokkan antara
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan ini. Semua chain of command dipusatkan kepada
Bapak Toms selaku Manajer secara keseluruhan. Ialah yang memiliki wewenang dan
mengawasi berbagai aspek dalam menjalankan Pandawa sehari-hari. Jadi, semua
karyawan melapor langsung kepada Pak Toms dan wewenang dipegang oleh Pak
Toms. Kemudian, rentang pengendalian Pandawa sendiri cukup rendah, karena tidak
terlalu banyak tingkatan yang ada dalam perusahaan. Pandawa juga menganut
sentralisasi, namun tidak menutup kemungkinan karyawan mengambil keputusan-
keputusan kecil yang harus mereka ambil dengan cepat untuk mempertahankan
kepuasan pelanggan. Untuk formalisasi, Pandawa sendiri lebih fleksibel. Pandawa
menjunjung solidaritas di tempat kerja, sehingga keformalitasannya lebih fleksibel.
Sebagai perusahaan yang berhubungan langsung dengan konsumennya,
keformalitasan dari Pandawa tidak terlalu kaku, melainkan lebih fleksibel.
Selain itu, Pandawa juga lebih memilih desain organisasi tradisional yaitu
simple. Desain ini adalah desain yang paling tepat dikatakan sebagai desain yang
dipilih oleh Pandawa. Pandawa memiliki rentang pengendalian yang rendah,
wewenang yang tersentralisasi, dan formalitas yang rendah. Pandawa memiliki hanya
sedikit level dalam perusahaannya. Wewenang dipusatkan pada manajer umum, lalu
tiap dokumen dan laporan lainnya terintegrasi dalam satu jaringan sehingga walaupun
pemilik toko atau direksi sedang tidak ada di tempat, beliau tetap bisa memantau
18
pemasukan dan pengeluaran dari perusahaan. Formalitas juga cenderung rendah,
karena Pandawa bekerja dan melayani langsung pelanggannya, sehingga mereka
harus lebih santai dan fleksibel dalam bekerja. Pandawa sendiri beroperasi di sekitar
wilayah universitas, sehingga pelanggannya pun banyak remaja-remaja yang lebih
suka berkomunikasi dan berhubungan dengan orang-orag yang tidak begitu formal.
D. ACTUATING
Gaya kepemimpan Pak Toms tidak bisa dibilang otoriter, namun juga tidak
bisa disebut demokratis. Ada pendekatan unik yang dilakukan oleh Pak Toms dalam
memimpin serta memotivasi karyawan-karyawannya.
Hal yang diutamakan oleh Pak Toms dalam Pandawa dalam memimpin
karyawan adalah hubungan baik antar karyawan serta dengan atasannya. Lebih
spesifiknya, Pak Toms menyebut pendekatannya dengan cara menyatukan
pemahaman antar individu. Ilustrasi yang diberikan adalah yang penting menyamai
pemahaman “1+2” dibanding “=3”. Maksudnya, menekankan bahwa yang penting
prosesnya, karena dengan proses yang sepemahaman, hasilnya pasti sama. Tapi, bila
ditekankan pada hasilnya yaitu 3, setiap orang bisa menemukan cara masing-masing
untuk mencapai 3 itu.
19
Salah satu dasar untuk meningkatkan produktivitas dan keadaan tempat kerja
yang menyenangkan adalah keterbukaan. Wujud keterbukaan adalah ketika seorang
karyawan melakukan kesalahan, seharusnya bisa langsung ditegur ataupun dikoreksi
oleh rekan kerjanya sendiri. Tujuannya, agar kesalahan ataupun masalah yang timbul
langsung diselesaikan. Manajemen tidak suka karyawan membicarakan kesalahan
rekan kerjanya di belakang, tapi tidak memberikan solusi. Dengan hubungan antar
karyawan yang demikian, para karyawan dapat menjadi solid dan akhirnya
meningkatkan produktivitas. Penyelesaian masalah antar karyawan tidak dilakukan
dengan diskusi, karena justru dalam pertemuan semacam itu semua orang akan diam,
atau sebaliknya, saling menyalahkan. Lebih baik langsung ditegur dan masalah
diselesaikan di tempat.
20
menjelaskan berdasarkan data yang ada bahwa memang gaji dan bonus diberikan atas
dasar yang jelas. Dengan demikian masalah dapat langsung diselesaikan. Protes
sangat diterima, asal menggunakan etika struktur, artinya melalui supervisor.
E. CONTROLLING
Secara sistem, fungsi controlling dilakukan secara langsung dari manajemen
kepada karyawan untuk dilaporkan kepada kepala toko. Fungsi ini juga dibantu oleh
keluhan, saran, dan juga kritik dari kostumer sehingga data tersebut tidak hanya
berasal dari apa yang dilihat dari supervisor, namun juga dirasakan oleh
kostumernya. Hal ini efektif digunakan karena benar-benar menunjukkan
bagaimana karyawan berinteraksi dan melayani konsumernya ketika tidak ada
supervisor. Bisa saja karyawan melakukan hal-hal yang baik karena sedang diawasi
oleh supervisor, namun malah melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
peraturan ketika supervisor sedang lengah atau tidak ada di sekitar mereka.
Rekapitulasi dari data-data yang berasal dari konsumen berguna untuk
mengetahui bagian karyawan yang mana yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
21
Seperti contoh karyawan yang memiliki bau badan atau bau mulut akan ditegur oleh
manager dan jika memang membutuhkan permen wangian maka akan dibelikan
agar tidak terulang kembali.
Untuk mengkontrol kepala toko ataupun supervisor, dilakukan dengan melihat
bagaimana mereka dapat mengkritik, menegor dan mengoreksi karyawan
dibawahnya. JIka mereka dapat melakukan ketiga step tersebut, dianggap mampu
memimpin. Kepala toko akan dikontrol oleh supervisor, sedangkan supervisor
dikontrol oleh manager.
Untuk mengatasi karyawan yang sulit dipimpin, manager akan langsung
menegur. Namun, terdapat kejelekan yang dilakukan oleh karyawan di Pandawa
cabang Margonda ini. Ketika ada satu karyawan yang melakukan kesalahan,
karyawan yang lainnya tidak langsung menegur, malah didiamkan. Namun, ketika
sedang melakukan rapat bersama karyawan tersebut mengungkapkan jika diminta
untuk berbicara. Hal tersebut, sebenarnya tidak boleh dilakukan. Lebih baik
menegur langsung daripada didiamkan agar terjadi koreksi secara langsung setelah
melakukan kesalahan. Selain itu, walaupun kepala toko dan supervisor memiliki
jabatan yang tinggi dalam toko, namun karyawan dapat menegur mereka jika
melakukan kesalahan. Tidak ada kesenjangan pekerjaan jika adanya kesalahan yang
dibuat oleh kepala toko maupun supervisor. Namun tentunya ada etika menegur
antar karyawan dengan jabatan yang lebih yang lebih tinggi. Seperti misalnya
karyawan baru ingin menegur karyawan lama tentunya ada etika yang tidak boleh
dilanggar. Jika menegur tidak menggunakan etika, maka mungkin akan muncul
konflik dan juga kesenjangan antar satu sama lain.
Jika karyawan tetap melakukan kesalahan walaupun sudah dilakukan
peneguran, masalah tersebut akan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi. Jika masalah
karyawan tidak dapat diselesaikan oleh kepala toko, maka akan dibantu oleh
supervisor, dan jika memang masalah tersebut belum dapat diselesaikan juga, akan
dibawa ke manager. Hal ini dilihat dan kembali kepada upper level organization.
Jika memang tidak ada perubahan dari karyawan setelah dilakukan peneguran, maka
karyawan dapat mendapatkan surat peringatan satu (SP 1), namun hal tersebut juga
22
dipertimbangkan dari kesalahan apa yang diperbuat. Seperti contoh, jika karyawan
menggunakan seragam tidak rapih, maka kepala toko akan selalu menegurnya jika
melakukan kesalahan. Namun jika kinerja karyawan dari bulan April ke Mei terjadi
penurunan, maka peneguran harus dilakukan. Peneguran ini dilakukan harus sesuai
dengan data dan juga fakta. Jika karyawan tersebut memiliki masalah, maka harus
disampaikan. Karyawan harus sadar bahwa mereka digaji dengan imbalan harus
sesuai dengan harapan dan ekspektasi dari upper level organization.
Terdapat rewards dan juga punishments yang diberlakukan di Pandawa. Jika
karyawan melakukan kinerja yang baik maka terdapat Best Employee yang
dilakukan tiap bulannya. Selain itu, terdapat insentif yang berbentuk bonus financial
untuk karyawan yang berprestasi. Sedangkan bagi karyawan yang melakukan
kesalahan, tentunya terdapat punishment. Karyawan akan diberikan teguran ataupun
surat peringatan tergantung dari seberapa parah kesalahan yang diperbuat. Jika
karyawan melakukan kesalahan yang tergolong parah, maka karyawan akan
diberikan surat peringatan satu beserta surat pernyataan mengundurkan diri diatas
materai jika ia melakukan kesalahan yang parah lagi. Surat tersebut akan dijadikan
bukti data dan lampiran.
Manager di Pandawa mengatakan bahwa ia tidak menunggu adanya kesalahan
baru melakukan koreksi. Ia menyebutnya dengan “jangan nunggu luka baru
diobati”. Adanya tindakan preventif untuk mencegah hal yang tidak diinginkan dari
karyawan. Jika dihubungkan dengan teori, jenis pengendalian ini disebut dengan
pengendalian feedforward. Dengan begitu, masalah dapat dicegah dan bukan
memperbaiki setelah timbil kesalahan. Namun, pengendalian jenis feedforward
membutuhkan informasi yang tepat serta akurat, sehingga tidak mudah dilakukan.
Jika sudah terjadi kesalahan, maka akan dilakukan teguran.
Fungsi controlling dalam UKM Pandawa telah dilakukan secara baik dan juga
efektif bagi organisasi yang tegolong masih kecil ini. Tahapan pengendalian yang
dilakukan oleh UKM Pandawa telah sesuai dengan buku Robbins, dimana tahap
pertama yang dilakukan adalah pengukuran. Kepala toko akan mendapatkan
informasi yang terkait dengan kinerja karyawan dengan adanya sistem yang
23
dilakukan entry setiap harinya. Selain itu, kepala toko juga mengetahui kinerja
melalui feedback yang dilakukan oleh pelanggan. Tahap kedua adalah manajer
melakukan perbandingan kinerja karyawan dengan standar. Manager di Pandawa
membandingkan kinerja setiap karyawan dengan peraturan yang terdapat di
dalamnya. Jika ada kesalahan maka akan langsung menuju langkah ketiga, yaitu
mengambil tindakan manajerial.
III. KESIMPULAN
24
IV. LAMPIRAN
25