PAYAKUMBUH
TAHUN 2022
Tugas Akhir
Oleh :
Ilayani
2018.01.00.06.012
Proposal Penelitian
BUKITTINGGI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
PAYAKUMBUH
TAHUN 2022
Oleh:
ILAYANI
2018.01.00.06.012
2022
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
berjudul
PAYAKUMBUH
TAHUN 2022
Tugas Akhir
Oleh:
Ilayani
2018.01.00.06.012
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua penguji
Penguji I Penguji II
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB III KERANGKA KONSEP
3.3 Hipotesis................................................................................................................................................................................ 43
4.2.1 Populasi 44
4.2.2 Sampel 44
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................................................ 48
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan dengan keilmuan salah satunya adalah perawat. Perawat merupakan seorang
yang memiliki kemampuan dan telah diakui oleh pemerintah. Rumah sakit sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu rumah sakit dituntut memberikan
pelayanan yang bermutu, efektif dan efisien untuk meningkatkan derajat sehat pasien
sesuai dengan standar yang telah ditentukan (Permenkes RI No. 72, 2016).
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan menyatakan bahwa perawat adalah sesorang yang telah lulus pendidikan
tinggi keperawatan, baik didalam maupun diluar negeri yang diakui oleh pemerintah
menentukan kualitas rumah sakit. Perawat bekerja selama 24 jam dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Tugas perawat berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan
Menurut Widardi (dalam Tsauri, 2016) bahwa seseorang yang sangat termotivasi
dalam bekerja adalah orang yang melaksanakan upaya maksimal, guna mencapai tujuan
7
bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras
perusahaan. Kinerja pegawai merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pegawai tersebut
dalam pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu
(Mochamad, 2020). Menurut Robbins (dalam Mochamd, 2020) bahwa kinerja pegawai
adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Dalam studi
manajemen kinerja pekerja atau pegawai ada hal yang memerlukan pertimbangan yang
penting sebab kinerja individual seorang pegawai dalam organisasi merupakan bagian
dari kinerja organisasi, dan dapat menentukan kinerja dari organisasi tersebut. Berhasil
tidaknya kinerja pegawai yang telah dicapai organisasi tersebut akan dipengaruhi oleh
Ada hubungan yang sangat bermakna antara motivasi kerja dan kinerja perawat di
Instalasi Rawat Inap (IRI) RSUD Ungaran. Menunjukkan ada arah hubungan positif
yang sedang antara motivasi kerja dengan kinerja, sehingga semakin tinggi motivasi
maka semakin baik kinerja (Wina, 2009). Hidayat (2017) di Rumah Sakit Pelamonia
Makasar, menyatakan semakin tinggi motivasi kerja yang diberikan kepada tenaga
perawat maka akan meningkatkan kinerja perawat, khususnya pada ruang rawat inap
Rumah Sakit Pelamonia Makasar. Sama halnya dengan penelitian Susanti (2019) di
Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang menyatakan, motivasi kerja sangat
memengaruhi kinerja perawat, semakin tinggi motivasi kerja maka kinerja perawat akan
semakin baik sebaliknya semakin rendah motivasi kerja maka kinerja perawat akan
semakin buruk.
Hesti (2018) di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun, menyatakan antara
motivasi dan kinerja ada hubungan yang signifikan. Sama dengan pernyataan Hidayati
(2019) di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang ada hubungan motivasi kerja dengan
kinerja. Hasil penelitian di Rumah Sakit Siti Aisyah Kota Madiun, semakin tinggi beban
kerja perawat maka kinerja perawat akan semakin rendah dan semakin rendah beban
8
Hasil wawancara peneliti tanggal 11 April 2022 dengan 7 orang Kepala Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh, menyatakan motivasi kerja yang
dialami perawat rendah, motivasi diberikan secara random bukan berdasarkan lama kerja,
rajin, kecakapan serta ketepatan waktu dalam melaksanakan pekerjaannya, hal itu
menyebabkan adanya perawat yang tidak terima bahkan menimbulkan rasa cemburu dan
iri, sehingga kinerja perawat menjadi kurang baik, bahkan ada perawat yang terlambat
namun tidak diberi sanksi. Kinerja perawat merupakan salah satu faktor penentu citra
Rumah Sakit. Kurangnya motivasi yang di berikan kepada perawat dan kurangnya
perhatian dari atasan terhadap prestasi kerja mereka, tidak ada perbedaan insentif yang
diterima antara yang rajin dengan yang malas bekerja akan menimbulkan kelelahan dan
stres kerja serta kinerja perawat akan menurun. Perawat berharap pemimpin lebih
memerhatikan motivasi kerja, agar kinerja perawat tetap tinggi dan mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit baik. Kunci utama kualitas pelayanan rumah sakit adalah
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana hubungan motivasi kerja
dengan kinerja perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh,
yang perawatnya berjumlah 44 orang dan memeliki 5 ruang rawat inap yaitu; Azzahra
perawat, Assyfah 4 perawat (Kepala Ruang Rawat Inap, 2022). Berdasarkan latar
belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Motivasi Kerja Dengan
Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh
Tahun 2022.
dengan kinerja perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh
tahun 2022?
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi
kerja dengan kinerja perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
a. Mendeskripsikan motivasi kerja perawat di ruang inap Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Payakumbuh.
b. Mendeskripsikan kinerja perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Payakumbuh.
inap.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis dan teoritis sebagai
berikut:
2) Sumber informasi bagi pengelola rumah sakit sebagai dasar strategi dalam
3) Bagi UMN Yarsi Sumbar hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
4) Bagi perawat sebagai masukan dan pengetahuan untuk para perawat dalam
meningkatkan motivasi kerja agar lebih baik lagi meski beban kerja terus
bertambah.
Penelitian ini membahas tentang hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh. Target penelitian ini
seluruh perawat yang bertugas di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Payakumbuh tahun 2022. Motivasi kerja merupakan dorongan seseorang baik dari diri
sendiri maupun orang lain yang dijadikan acuan untuk mencapai tujuannya. Kinerja
11
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keperawatan.
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun
di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
kelompok dan masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Keperawatan
merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral
dari layanan kesehatan yang didsarakan pada ilmu dan kiat keperawatan (Asmadi, 2015).
Perawat mempunyai fungsi yang unik, yaitu membantu individu baik sehat
maupun sakit, dari lahir hingga meninggal agar dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
dimiliki, oleh sebab itu, perawat berupaya menciptakan hubungan yang baik dengan
Apabila penyakit tidak dapat disembuhkan dan akhirnya meninggal dunia, maka perawat
13
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, aktifitas ini dilakukan dalam bentuk proses
semua jenjang yang disahkan oleh pemerintah atau yang berwenang. Pelaksana
3. Memelihara peralatan perawat dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
14
4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan
lingkungan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
kemampuannya.
batas kemampuannya.
9. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar dapat segera
mandiri.
10. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara
13. Menciptakan dan memelihara suasana yang baik antara pasien dan
tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat
dipercaya (akurat).
2.1.3
2.1.1
1.2.
manusia yang berkualitas, salah satunya adalah karyawan yang memiliki motivasi kerja
yang baik. Motivasi merupakan sesuatu kekuatan potensial yang bisa kita temui dalam
15
diri manusia, yaitu suatu mendesak dan mempengaruhui seseorang yang dapat
mendorongnya untuk menggapai tujuan (Tsauri, 2013). Menurut Widardi (dalam Tsauri,
2016) bahwa seseorang yang sangat termotivasi dalam bekerja adalah orang yang
melaksanakan upaya maksimal, guna mencapai tujuan produksi unit kerjanya dan
gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Semakin besar motivasi kerja karyawan
semakin tinggi prestasi kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi kerja
adalah faktor yang sangat penting dalam peningkatan prestasi kerja. Motvasi secara
entimologi berasal dari bahasa latin, yaitu: movere yang berarti “pindah”. Pada konteks
ini, motivasi adalah proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku
untuk mencapai tujuan. Luthans Komariah (dalam Kamaroellah, 2015) motivasi kerja
(work motivation) adalah proses yang dimulai dengan definisi fisiologis atau psikologis
yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau insentif.
Berarti motivasi merupakan kondisi seseorang dalam keadaan tertekan yang berhubungan
dengan fisiologis dan psikologis baik dari luar maupun dalam, sehingga motivasi
munculnya dari dalam individu dan tingkat sosial seseorang. Tujuan motivasi adalah
Motivasi kerja adalah kemauan kerja suatu karyawan atau pegawai yang timbulnya
karena adanya dorongan dari dalam pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai hasil
tersebut. Dengan demikian motivasi kerja merupakan gejala kejiwaan yang bersifat
kebutuhannya berada dalam kondisi tertekan, maka untuk mengurangi tekanan ini
mereka melakukan aktivitas. Semakin besar tekanan, semakin banyak aktivitas yang
dilakukan untuk mengurangi tekanan itu. Hal ini berarti manusia didorong oleh
keinginan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan dengan melakukan aktivitas-
Menurut Wibowo (2017) motivasi adalah dorongan yang disebabkan oleh suatu
kebutuhan (kars) yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku individu guna mencapai
tujuan atau insentif tertentu. Dalam konteks sistem, motivasi mencangkup tiga elemen
yaitu; kebutuhan, dorongan dan insentif, ketiganya saling berinteraksi dan bergantung.
Oleh karna itu, maka kunci untuk memahami proses motivasi bergantung pada
Menurut Widardi dan Hasibuan (dalam Tsauri, 2013) bahwa seseorang yang
sangat termotivasi dalam bekerja adalah orang yang melaksanakan upaya maksimal, guna
mencapai tujuan produksi unit kerjanya dan organisasi di mana ia bekerja. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau
caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya
motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan (Farida &
Hartono, 2016).
17
Menurut Merle (dalam Farida dan Hartono, 2016) motivasi secara umum
didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi
sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku. Motif adalah suatu perangsang keinginan
(want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Perbedaan pengertian keinginan (want) dan kebutuhan
(needs) adalah keinginan (want) dari setiap orang berbeda karena dipengaruhi oleh
selera, latar belakang dan lingkungannya, sedangkan kebutuhan (needs) semua orang
untuk melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan tertentu, motivasi dapat diukur
dengan:
prestasi kerja.
bentuk keinginan yang dimiliki seorang manusia, untuk membangkitkan perilaku yang
dijadikan sebagai proses dalam mendorong individu bekerja lebih baik lagi, agar dapat
alasan-alasan seseorang yang berupa dorongan untuk berperilaku dan bekerja sesuai
18
dengan keinginannya memenuhi kebutuhannya dikarenakan insentif upah, hubungan
Perterson dan Plowman (dalam Farida dan Hartono, 2016) mengatakan bahwa
19
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
memberikan efek positif kepada para pegawai agar mereka dapat bekerja dengan penuh
semangat, penuh gairah dan penuh dengan rasa tanggung jawab,sehingga dapat
meningkatkan efektifitas kerja dan kepuasan kerja yang akhirnya dapat membawa efek
baik kepada para pegawai tersebut yaitu, dengan kenaikan pangkat, peningkatan prestasi
kerja dan meningkatkan kesejahteraan pegawainya. Motivasi juga bisa berasal dari diri
kita sendiri tanpa adanya dorongan dari orang lain, dengan medorong, mengarahkan diri
agar bergairah dan bersemangat lagi dalam bekerja sehingga bisa menghasilkan kerja
20
c.Kebutuhan akan sosialisasi (social needs or affiliation). Sebagai makhluk
citakannya.
2. Teori Alderfer
fisiologis).
berarti.
b. Kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain
21
c. Kebutuhan akan kekuasaan, merangsang dan memotivasi gairah kerja
d. Menyatakan bahwa ada tiga tipe dasar kebutuhan motivasi yaitu kebutuhan
untuk prestasi (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for
yang utama ini akan membantu kita memahami bagaimana motivasi mempengaruhi
prestasi kerja. Motivasi memiliki tiga teori (Tsauri, 2016) sebagai berikut:
Dalam pandangan ini setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada didalam,
Mula-mula ada kebutuhan tertentu yang mereka rasakan, setelah itu mereka terdorong
Nampaknya dalam teori ini sangat sederhana yang diperlakukan manajer adalah
bagaimana menebak kebutuhan para karyawan, dengan mengamati perilaku mereka dan
kemudian memilih cara apa yang bisa digunakan supaya mereka mau bertindak sesuai
22
Meskipun demikian, kita akan melihat betapa sulitnya penerapan teori ini dalam
dibawah pimpinannya bisa didorong dengan nilai yang sama. Dengan demikian
dilakukannya.
b. Perwujudan kebutuhan dalam tindakan juga sangat bervariasi antara orang satu
c. Para individu tidak selalu konsisiten (tidak sesuai) dengan tindakan mereka
karena dorongan suatu kebutuhan. Suatu hari seseorang mungkin bekerja sangat
luar biasa sewaktu kita berikan pekerja yang penuh tantangan, sebaliknya suatu
ketika orang yang sama mungkin bekerja dengan sedang-sedang saja dalam
2. Process Theory
Teori ini bukan menentukan pada isi kebutuhan dan sifat dorongan dari
kebutuhan tersebut, tapi pendekatan ini menekankan pada bagaiman dan dengan
tujuan setiap individu dimotivasi. Dalam pandangan ini, kebuthan adalah salah
satu elemen dalam satu proses tentang bagaimana para individu bertingkah laku.
a. Expectancy/pengharapan
Yaitu apa yang dipercaya oleh para individu akan mereka peroleh dari tingkah
laku mereka.
23
Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motif atau proses motivasi, dan
lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan datang dalam suatu siklus
proses belajar.
Dalam pandangan teori ini, individu bertingkah laku tetentu karena dimasa
menyenangkan.
a. Asas mengikutsertakan
pengambilan keputusan.
b. Asas komunikasi
c. Asas pengakuan
24
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan
Adalah motivasi (materil dan non materil) yang diberikan secara langsung
kepuasannya.
material insentif dan non-material insentif. Material insentif adalah motivasi yang
bersifat materil sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan , yang termasuk
material insentif adalah yang berbentuk uang dan barang-barang. Non-material insentif
adalah motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk materi, yang termasuk non -
material adalah penempatan yang tepat, pekerjaan yang terjamin, piagam penbghargaan,
bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan sejenisnya (Farida dan Hartono, 2016).
2. Informasi.
3. Pemberian
5. Persaingan.
25
6. Partisipasi.
7. Kebanggaan.
8. Uang.
1. Motivasi internal
a. Fisiologi, yang merupakan motivasi alamiah seperti rasa lapar, haus dan
lain-lain
orang lain.
2. Motivasi eksternal
26
Motivasi eksternal tidak dapat dilepaskan dari motivasi internal.
prestasi standar atau proses untuk mempengaruhi orang lain agar menjalankan
sebagainya.
mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi
seseorang tidak melakukan sesuatu yang kita inginkan maka kita akan
bertindak. Mereka akan menggunakan motivasi negatif dan sebaliknya kalau pimpinan
percaya kesenangan akan menjadi dorongan bekerja maka ia akan menggunakan motivasi
dan orangnya, sebab pada hakekatnya setiap individu adalah berbeda. Penggunaannya
harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja pegawai. Motivasi
27
positif efektif digunakan untuk jangka panjang, sedangkan motivasi negatif untuk jangka
pendek.
seseorang akan timbul apabila didukung oleh faktor-fakto yang menjadi indikatornya
sebagai berikut:
a. Finansial secara langsung yaitu gaji, insentif dan bonus,serta finansial secara
tidak langsung yaitu asuransi jiwa dan kesehatan, bantuan sosial, program
b. Non finansial terbagi menjadi dua yaitu: tugas pekerjaan yang berupa
tepat sasaran, serta lingkungan kerja eksternal: kondisi kerja yang kondusif,
indikator (harga diri, percaya diri, dukungan sebelum ditugaskan, bantuan dari
material.
1. Faktor Intrinsik
28
b. Prestasi yang diraih (achievment), setiap orang menginginkan keberhasilan
tugas berikutnya.
alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang
d. Pekerjaan itu sendiri (the work it self), besar kecilnya tantangan yang
kerja yang aktual dapat dilihat dari rutinitas jumlah pekerjaan dan sifat
pekerjaannya.
Peluang bagi pengembangan potensi diri akan menjadi motivasi yang kuat
2. Faktor ekstrinsik, yang berhubungan dengan faktor tidak puas dalam bekerja
29
dan keselamatan kerja yang utama bagi pegawai maka akan memotivasi
yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok dari orang lain.
jabatan hak-hak istimewa yang diberikan serta peralatan dan lokasi kerja
dengan tenaga kerja lain. Aspek ini meliputi interaksi antara karyawan
serta pemberian evaluasi dan informasi secara tepat kepada pekerja juga
1. Gaji (salary)
pokok bagi setiap pegawai juga dimaksudkan untuk menjadi daya dorong bagi
2. Supervise
30
kerjanya itu dalam tiga hal pentingan yaitu: melakukan dengan memberi
hasil dari sistem kerja yang diikuti dengan melakukan umpan balik ( feed
back).
sebagai objek, melainkan sebagai subjek. Dengan komunikasi dua arah akan
dalam organisasi bukan hanya merupakan keinginan dari pemimpin saja tetapi
4. Hubungan kerja
suasana kerja atau hubungan kerja yang harmonis yaitu terciptanya hubungan
anatara sesama pegawai atau antara pegawai dengan atasan. Manusia sebagai
makhluk sosial akan selalu membutuhkan hubungan dengan orang lain, baik
31
cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima oleh kelompok, kelurga
5. Kondisi kerja
Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh
peralatan yang memadai tentu akan membuat pegawai betah untuk bekerja.
Dengan kondisi kerja yang nyaman, pegawai akan merasa aman dan
terhadap pekerjaan itu sendiri. Sebanyak 30% dari kasus absensi para
pekerja ternyata disebabkan oleh sakit yang muncul dari kecemasan yang
mereka lebih menarik, dan membuat tempat kerja lebih menantang dan
32
memuaskan untuk bekerja.
tidak hanya dalam hal jenis pekerjaan yang berbeda atau bervariasi, tetapi
juga posisi yang lebih baik. Setiap pegawai menginginkan adanya promosi
akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih baik.
bentuk tanggung jawab yang lebih besar, prestise atau status yang lebih,
skill yang lebih besar, dan khususnya naiknya tingkat upah atau gaji.
sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di mana orang tersebut
atau mencirikan pribadi, ingin dirinya dihargai atau dihormati sesuai dengan
dirinya lebih rendah dari yang lain. Mungkin secara jabatan lebih rendah
tetapi secara manusiawi setiap individu (pria atau wanita) tidak ingin
direndahkan, oleh sebab itu pimpinan yang bijak akan selalu memberikan
33
membanggakan sebagai faktor motivasi yang efektif bagi peningkatan prestasi
kerja pegawainya.
9. Keberhasilan (achievement).
Setiap orang tentu menginginkan keberhasilan dalam setiap
prestasi yang dicapai dalam pekerjaan akan menimbulkan sikap positif, yang
besar dari sekedar apa yang telah diperolehnya. Tanggung jawab bukan saja
atas pekerjaan yang baik, tetapi juga tanggung jawab berupa kepercayaan
yang diberikan sebagai orang yang mempunyai potensi. Setiap orang ingin
diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang mempunyai potensi, dan
pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul
34
2.2.1 Pengertian Kinerja Perawat
Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang
pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil
kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat
sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitas dan kualitas sesuai
dengan kewenangan dang tugas tanggung jawabnya, legal dan tidak melanggar hukum,
Menurut Aditama (2006) kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang
menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjan yang bersangkutan dan Kinerja perawat
yaitu prilaku kerja yang ditampilkan oleh seseorang yang didasari oleh motivasi dan
prilaku seorang perawat. Kinerja pegawai merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
pegawai tersebut dalam pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu
bahwa kinerja pegawai adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan
motivasi. Dalam studi manajemen kinerja pekerja atau pegawai ada hal yang
memerlukan pertimbangan yang penting sebab kinerja individual seorang pegawai dalam
organisasi merupakan bagian dari kinerja organisasi, dan dapat menentukan kinerja dari
organisasi tersebut. Berhasil tidaknya kinerja pegawai yang telah dicapai organisasi
tersebut akan dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari pegawai secara individu maupun
misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
35
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja sumber daya manusia
adalah prestasi atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai
SDM persatuan periode dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Mengingat perawat sebagai sumber daya terpenting
dalam menjalankan roda suatu rumah sakit dengan tidak mengecilkan arti Sumber Daya
Manusia yang lain, maka perawat dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal, kemampuan teknis dan moral. Hal ini bertujuan memelihara dan
di rumah sakit selama 24 jam sehari, serta mempunyai kontak yang konstan dengan
pasien. Oleh karena itu pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan. Kontribusi yang diberikan perawat sangat menentukan kualitas
pelayanan di rumah sakit. Dengan demikian upaya untuk peningkatan pelayanan rumah
sakit harus di ikut upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan (Nursalam, 2017).
36
2.2.2 Indikator yang Mempengaruhi Kinerja Perawat
Ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau
kinerja yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Variabel
individu mencakup sub variabel kemampuan dan ketrampilan (fisik dan mental), latar
belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman) serta demografis (umur, asal usul, jenis
dan desain pekerjaan. Variabel psikologis terdiri dari subvariabel motivasi, persepsi,
karyawannya. Secara umum tujuan dari penilaian kinerja adalah memberikan timbal
balik kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kerja karyawan dan untuk
(Hasibuan, 2009):
1. Kerja sama
37
dipergunakannya, serta perilaku kerjanya.
3. Kedisiplinan
padanya.
4. Sikap
5. Kreativitas
berdaya guna.
6. Kejujuran
perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti pada
bawahannya.
7. Inisiatif
8. Keandalan
Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat
9. Kesetiaan
10. Kepemimpinan
pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
Kuantitas kerja adalah hasil kerja yang sangat memuaskan dan mendapat
39
3. Konsistensi karyawan
4. Sikap karyawan
Sikap karyawan adalah menjaga tingkah laku dalam bekerja dan dapat
evaluasi. Penilaian kinerja adalah suatu metode formal untuk mengukur seberapa baik
memotivasi kinerja baik, memberikan umpan balik konstruktif dan menetepkan tahapan
secara keseluruhannya.
terampil.
40
5. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja dengan
meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik.
bahwa kinerja adalah hasil penilaian terhadap pekerjaan yang diukur dari
kepemimpinan.
Motivasi kerja perawat diukur dari variabel tanggung jawab, kondisi kerja,
1. Tanggung jawab
Menurut Nursalam (2017) tanggung jawab adalah “sikap dan perilaku
sosial dan budaya) Negara dan Tuhan”. Tanggung jawab adalah orang yang
bisa melakukan kontrol internal sekaligus eksternal dan yakin bahwa ia dapat
mengontrol dirinya dan yakin bahwa kesuksesan yang dicapainya adalah hasil
yang menentukan bagaimana kita bereaksi setiap hari, apakah kita cukup
menjadi toleran dan sabar, menjadi jujur dan adil, membangun keberanian
41
tanggung jawab adalah melaksanakan segala sesuatu atau pekerjaan dengan
segala sesuatunya baik dari perkataan, perbuatan dan sikap. Dengan adanya
rasa tanggung jawab dalam diri seseorang maka hal ini akan mempengaruhi
2. Kondisi kerja
Pada umumnya karyawan akan merasakan kepuasan dalam bekerja
apabila didukung oleh kondisi kerja atau lingkungan kerja yang baik, sehingga
kerja atau lingkungan tempat kerja buruk maka kepuasan karyawan akan
menurun, sehingga secara tidak langsung faktor kondisi kerja tersebut akan
perusahaan. Kondisi kerja atau lingkungan kerja ialah semua aspek fisik
kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat memengaruhi kepuasan
kerja dan pencapaian produktivitas kerja karyawan (Suarli & Bahtiar, 2012).
dibagi menjadi dua, pertama yaitu: kondisi lingkungan kerja fisik merupakan
semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja
yang dapat memengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Lingkungan kerja fisik ini dibagi menjadi dua, antara lain:
kondisi yang terjadi dan berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan
dengan atasan maupun hubungan dengan sesama rekan kerja, atau hubungan
dengan bawahan.
42
3. Supervisi
Supervisi berasal dari kata super (latin = di atas) serta videre (latin =
melihat), dengan demikian jika ditinjau dari asal kata, supervisi berarti
pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
dilaksa nakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ada masalah, segera
melakukan supervisi.
4. Insentif
Insentif merupakan sarana motivasi yang mendorong para karyawan untuk
atan ekstra di luar gaji atau upah yang telah ditentukan. Pemberian insentif
43
dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan para karyawan dan keluarga
langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar kinerja karyawan atau
bekerja lebih baik agar kinerjanya dapat meningkat. Menurut Wibowo (2017)
imbalan kinerja tidak berdasarkan senioritas atau jam kerja. Insentif adalah
peningkatan gaji yang dihadiahkan kepada seorang karyawan pada satu waktu
yang ditentukan dalam bentuk gaji pokok yang lebih tinggi, biasanya
optimal. Dari uraian konsep di atas dapat dimaknai bahwa insentif diberikan
44
Instrument evaluasi/penilaian kinerja yang efektif sangat penting untuk dimiliki
oleh suatu organisasi pelayanan kesehatan. Proses evaluasi kinerja merupakan bagian
penting dari upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi (Ilyas, 2004).
Teori kinerja yaitu melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi
perilaku dan kinerja individu yaitu: persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi
(Gibson, 1996).
Dalam kerangka teori ini akan digambarkan tentang hubungan beban kerja
terhadap motivasi kerja perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Payakumbuh tahun 2022. Beban kerja adalah presepsi individu dari pekerja mengenai
kegiatan yang harus di selesaikan dalam jangka waktu tertentu serta upaya dalam
bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh diberbagai tingkat. Mengingat
sifatnya, untuk peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menurut para manajer
45
Motivasi Kerja Kinerja
kerja
46
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang menjadi
akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Kerangka konsep dari penelitian ini
adalah kerangka konsep yang berkaitan dengan beban kerja dan motivasi kerja.
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan beban kerja
terhadap motivasi kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Payakumbuh
tahun 2022.
Pada penelitian ini kerangka konsep yang digunakan adalah untuk melihat hubungan
dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independennya
adalah motivasi kerja dan variabel dependennya kinerja perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2022.
47
3.2 Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
2) Nilai skala = 1- 3
4) Skor terendah = 20 × 1 = 20
20
×100 %=33 %
60
5) Kisaran range = 100% −¿ 33% = 67%
6) Kriteria objektif terdiri dari 2 kategori yaitu tinggi dan rendah.
= 67% ÷ 2 = 33,5%
Interval (2) = 100% - 33,5% = 66, 5%
2. Variabel independen
2) Nilai skala = 1- 3
4) Skor terendah = 20 × 1 = 20
20
×100 %=33 %
60
5) Kisaran range = 100% −¿ 33% = 67%
6) Kriteria objektif terdiri dari 2 kategori yaitu tinggi dan rendah.
48
Jadi, kriteria objektifitasnya adalah :
5. Status.
tertentu kerja.
49
3. Karakteristik individu atau
interpersonal meliputi
pengetahuan, keterampilan,
3.3 Hipotesis
jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil sementara yang kebenarnya
diajukan adalah:
rawat inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2022.
2. Hipotesis alternatif
50
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional
variabel independen dan dependen dikumpulkan pada periode yang sama dan dapat
diukur menurut keadaan penelitian serta hanya dilakukan satu kali, pada satu saat.
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian dan tempat untuk
pengertian populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat ruang rawat inap yang bertugas di
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih dengan sampel tertentu untuk
adalah seluruh perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina Payakumbuh sebanyak
44 perawat.
Dalam penelitian ini, subjek juga dibatasi dengan kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi. Kriteria inklusi adalah subjek yang dapat mewakilkan sampel yang akan
memenuhi syarat dari penelitian dan kriteria eksklusi adalah subjek yang tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat penelitian (Notoadmojo, 2012). Berikut
52
a. Pendidikan minimal DIII/sederajat.
random sampling yaitu penentuan sampel dengan cara memilih responden secara acak
N
n= 2
N + N (e)
44
n= 2
44+ 44(0,10)
44
n=
1+0,44
44
¿
1, 44
= 30, 55 dibulatkan 31
Jadi, jumlah sampel minimal Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh adalah 31
responden.
1. Data primer adalah data yang diambil secara langsung oleh peneliti dari
sumbernya, diperoleh dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang
53
2. Data tersier merupakan data yang diperoleh dari berbagai referensi yang sangat
valid seperti jurnal, text book, hasil penelitian yang sudah dipublikasikan.
Cara pengumpulan data pada penelitian ini ada dua cara Martono (2014) sebagai
berikut:
Alat penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data
sebagai alat pengukuran penelitian dengan jumlah 20 pertanyaan yang sudah baku dan
telah banyak digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap penelitian sejenis atau
sudah baku dan telah banyak digunakan pada penelitian serupa (Samaida, 2018).
Data primer dan sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses
pengolahan data dengan menggunakan program Microsoft Excel versi 2010 dan Statistic
Package for Sosial Science (SPSS) versi 18 yang mencakup kegiatan (Martono, 2014)
sebagai berikut:
1. Editing
Hasil kuesioner yang diisi oleh responden dilengkapi kelengkapan
lengkap.
54
2. Coding
Pemberian kode dan scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan proses
entry data.
3. Scoring
Yaitu memberikan skor/nilai untuk tiap item pernyataan dan tentukan nilai
terendah dan tertinggi. Pada tahap ini peneliti memberi nilai pada beban
kerja dan motivasi dengan skor 1 jika jawabannya sangat tidak pernah dan
4. Processing Data
Pada tahap ini dilakukan kegiatan proses data terhadap semua lembaran
0,05).
5. Entry Data
Setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer.
6. Cleaning
Pada tahap ini peneliti mengecek data yang telah terkumpul dan data yang
7. Tabulating
1. Analisis Univariat
55
bebas (motivasi kerja) yang menjadi pengaruh terhadap motivasi kerja dan
variabel terikat (kinerja) yang di pengaruhi oleh motivasi kerja. Analisis ini
2. Analisis Bivariat
nilai p < p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variabel
Pada bab ini peneliti akan menyajikan data tentang hubungan motivasi kerja
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh
tahun 2022 dengan menggunakan penyajian dalam bentuk tabel. Penyajian dengan tabel
2012).
DAFTAR PUSTAKA
56
Asmadi. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Astuti. 2020. “Hubungan Shift Kerja dan Lama Jam Kerja dengan Beban Kerja Perawat
di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Ambarawa.” STIKes Karya Husada
Semarang: 1–9.
Buanawati, F. 2019. skripsi “Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat di Ruang
Rawat Inap (Muzdalifah, Multazam dan Arofah) RSI Siti Aisyah Kota Madiun.”
Budiasa, I. 2021. Beban Kerja Dan Kinerja Sumber Daya Manusia. Jawa Tengah: CV.
Pena Persada.
Farida, Umi, dan Sri Hartono. 2016. “Buku Ajar Msdm 2.” Unmuh Ponorogo Press
185(1): 26.
Hesti, R, P. 2018. “Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun 2018.” Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun.
Hidayat, I. 2017. Skripsi “Hubungan Motivasi Dan Beban Kerja Perawat Pelaksanaan
Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pelamonia Makassar.”
Universitas Hasanuddin.
Hidayati. 2019. “Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan Ruang Rawat
Inap Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019.” Sekolah Tinggi Ilmu
Ilyas. 2004. Perencanaan SDM rumah sakit: teori, metoda dan formula. Cetakan kedua.
Depok.
Winter Amacon.
Kamaroellah, A. 2015. 3 Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan
57
Salsabila Putra Pratama.
Kepala Ruang Rawat Inap. 2022. Wawancara Penelitian Beban Kerja Dan Motivasi
Kerja Pada Perawat Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
PayakumbuhTahun 2022.
Makassar. Makassar.
Martono, N. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Mochamad, & Eko. 2020. Kinerja Karyawan Ditinjau dari Aspek Gaya Kepemimpinan,
Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja (Pendekatan Riset) . Banten: CV. AA.
RIZKY.
Riduwan. 2015. Aplikasi Statiska dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan
SUMATERA UTARA.
Suarli & Bahtiar. 2012. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2018. “Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Perawat pada
Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan.” Jurnal Ilman Vol. 6, No. 2, pp. 42-50,
Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Tsauri, Sofyan. 2016. 35 Journal of Modern African Studies Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Utami, W et al. 2016. Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional. Jakarta Selatan:
59
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Status perkawinan :
Masa kerja :
Bertugas di Ruang :
Jumlah pasien :
60
Motivasi Kerja
61
62
Kinerja
63
64
Sumber1.1 Skripsi Samaida Gultom 2018
Keterangan
65
1