Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

HASIL EVALUASI PENYELENGGARAAN


PELATIHAN TEKNIS SISTEM INFORMASI KELUARGA (SIGA)
ANGKATAN 1 - TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Keberhasilan penyelenggaraan suatu pelatihan/diklat ditentukan oleh banyak fakor,
diantaranya penentuan tujuan pelatihan/diklat, pengembangan kurikulum, penyusunan
program pelatihan/diklat, penetapan peserta dan wisyaiswara, penyelenggaraan
administrasi dan keuangan, proses pembelajaran, serta lingkungan fisik. Oleh karena itu,
lembaga kediklatan dituntut mampu menunjukkan profesionalitasnya sebagai
penyelenggara pelatihan/diklat, serta mampu menciptakan tenaga-tenaga fasilitator yang
handal dan profesional.

Namun dalam prakteknya penyelenggaraan pelatihan/diklat teknis masih jauh dari


harapan karena belum disusun berdasarkan analisis kebutuhan, dan belum dirancang
secara terpadu dengan melibatkan berbagai komponen terkait yang terdiri dari unsur
penyelenggara, widyaiswara, dan peserta diklat. Faka lain yakni masih adanya keterbatasan
jumlah pegawai dan widyaiswara, masih rendahnya kualitas SDM yang dimiliki, kurangnya
sarana prasarana, dan minimnya anggaran sehingga belum semua PKB dan operator data
di OPD KB bisa mengikutinya,

Begitu pula dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP)


BKKBN NTT 2021, dijelaskan bahwa kinerja yang masih rendah ditunjukkan pada
kerjasama kemitraan dalam upaya pengembangan model pembelajaran kediklatan. Oleh
karena itu perlunya peningkatan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, terpenuhinya sarana
prasarana dan pemberdayaan SDM sehingga tecapai profesionalitas kerja secara dinamis

Kualitas penyelenggaraan pelatihan/diklat yang rendah akan berpengaruh kepada


hasil produk baik output maupun outcome. Dengan demikian, berpengaruh atau tidaknya
hasil sebuah pelatihan/diklat terhadap hasil produk, akan tergantung pada kualitas
pelaksanaan pelatihan/diklat. Berdasarkan deskripsi di atas, laporan ini akan
mendeskripsikan hasil evaluasi penyelenggaraan diklat yang dilihat dari 9 indikator yakni,
efektifitas penyelenggaraan diklat, layanan panitia, akomodasi, konsumsi, pengaturan
jadwal, penyediaan bahan dan sarana-prasarana diklat, kebersihan kelas dan asrama, serta
fasilitas olahraga dan tempat ibadah.

1
II. DATA UMUM PELATIHAN
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Bidang Pelatihan dan Pengembangan
(LATBANG) Perwakilan BKKBN Provinsi NTT adalah Pelatihan Teknis Sistem Informasi
Keluarga (SIGA). Adapun tujuan dari pelatihan SIGA ini, yakni:

1. Tujuan Umum
Pelatihan Teknis Sistem Informasi Keluarga (SIGA) bagi operator dan administrator
data tingkat Kabupaten/Kota bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan ketrampilan peserta dalam mengelola data yang terentri dalam aplikasi Sistem
Informasi Keluarga (SIGA).
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Pelatihan Teknis Sistem Informasi Keluarga (SIGA), peserta
dapat:
a. Menunjukkan sikap Sikap Positif Pengelola Sistem Informasi Keluarga (SIGA)
b. Mempratikkan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin Pelayanan KB
c. Mempraktikkan Pengantar Pengolahan Data dengan aplikasi SIGA
d. Mempraktikkan Pengolahan data rutin Pelayanan KB menggunakan aplikasi
SIGA
e. Mempratikkan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin Pengendalian Lapangan
f. Mempraktikkan Pengolahan Data Rutin Pengendalian Lapangan menggunakan
aplikasi SIGA
g. Mempraktikkan analisis data SIGA

Pada akhir bulan Maret-April 2022, Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, melalui bidang
Pelatihan dan Pengembangan (LATBANG), sudah melaksanakan pelatihan teknis new siga
dalam 2 angkatan. Untuk Angkatan I, pelaksanaannya pada 16-19 Maret 2022 dengan
sasarannya adalah tim pengelola data, yang masing-masing terdiri atas:

 1 (satu) orang pengelola data yang bertugas di OPDKB


 1 (satu) orang dari bidang teknis yang menangani Poktan
 1 (satu) orang PKB yang menguasai IT
Kriteria peserta Pelatihan Teknis Sistem Informasi Keluarga (SIGA) tingkat
Kabupaten/Kota adalah mampu berkomunikasi dengan baik dan memiliki kemampuan
mengoperasionalkan komputer dan internet. Peserta yang hadir pada pelatihan SIGA
Angkatan 1 ini berjumlah 27 orang.

2
III. ANALISIS HASIL EVALUASI PELATIHAN
Saat ini, pengelolaan data rutin di aplikasi SIGA sudah/sedang berjalan sejak awal
tahun 2022. Berdasarkan pantauan admin provinsi, Playanan KB sudah tercatat dan
terlaporkan cukup signifikan. Hanya saja, masih terdapat beberapa kendala yang perlu
diperbaiki, termasuk Pencatatan dan Pelaporan Register DALAP yang masih belum optimal.
Sehubungan dengan persoalan ini, maka perlu dilaksanakan Pelatihan Teknis Sistem
Informasi Keluarga (SIGA) Tingkat Kabupaten/Kota.

Penyelenggaraan pelatihan teknis new siga angkatan I ini dievaluasi menggunakan


formular penilaian penyelenggaraan diklat berbentuk kuisioner yang berisi 9 indikator, yakni
efektifitas penyelenggaraan diklat, layanan panitia, akomodasi, konsumsi, pengaturan
jadwal, penyediaan bahan dan sarana-prasarana diklat, kebersihan kelas dan asrama, serta
fasilitas olahraga dan tempat ibadah.

Setelah pelatihan selesaI, kuisioner penilaian tersebut dibagikan ke peserta


pelatihan untuk dinilai sesuai dengan apa yang mereka alami selama mengikti pelatihan.
Berikut presentasi hasil penilaian berdasarkan 9 indikator yang diberikan oleh peserta
pelatihan:

1. Efektifitas Penyelenggaraan Diklat

Diagram 1: Efektivitas Penyelenggaraan Diklat

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa dari 27 peserta pelatihan


terdapat 3 peserta (11,1%) yang menilai efektifitas penyelenggaraan pelatihan ini sangat
memuaskan. Sedangkan untuk kategori baik dan cukup masing-masing hanya 2 peserta
(7,4%). Selanjutnya, terdapat 6 peserta (22,2%) yang merasa bahwa penyelenggaraan
diklat ini masuk dalam kategori baik sekali. Demikian pula terdapat 14 peserta (51,9%)
yang menilai bahwa penyelenggaraan pelatihan/diklat ini memuaskan. Dari sini dapat

3
disimpulkan bahwa untuk indikator pertama yakni mengenai efektifitas penyelenggaraan
pelatihan/diklat peserta menilai bahwa pelatihan ini sangat efektif karena memuaskan
para peserta dalam megikuti pelatihan.
2. Pelayanan Panitia
Untuk pelayanan panitia, 27 peserta sebagai responden menilai bahwa
pelayanan panitia dalam pelaksanaan pelatihan memuaskan. Hal ini terlihat dari
penilaian 11 peserta (40,7%) yang mengkategorikan pelayanan panitia masuk dalam
kategori memuaskan. Disusul 6 peserta (22,2%) yang menlihat pelayanan panitia baik
sekali dan 5 peserta (18,5%) menilai pelayanan panitia sangat memuaskan.
Sedangkan untuk kategori baik hanya 18,5% dan 3,2% terkategori cukup. Kesimpulan
yang dapat ditarik dari jawaban peserta pelatihan mengenai pelayanan panitia
dikategorikan memuaskan.

Diagram 2: Pelayanan Panitia

3. Penyediaan Akomodasi

Diagram 3: Penyediaan Akomodasi

Berdasarkan diagram ini, terdapat 10 peserta (37%) yang menilai bahwa akomodasi
4
yang disediakan penyelenggara sudah baik sekali. Kemudian kategori memuaskan
dipilih oleh 9 orang peserta (33,3%). Untuk kategori sangat memuaskan, hanya 3
peserta yang menilai demikian, dan hal ini juga sama dengan kategori cukup, di mana
hanya 3 peserta (11,1%) yang menilai bahwa akomodasi yang disediakan panitia
masuh tergolong cukup. Sisanya, terdapat 2 orang yang masih merasa bahwa
komodasi yang disiapkan panitia penyelenggara tergolong baik. Kesimpulannya,
peserta pelatihan menilai bahwa akomodasi yang disiapkann panitia penyelanggara
tergolong baik sekali.

4. Penyediaan Konsumsi

Diagram 4: Penyediaan Konsumsi

Dari diagram di atas, terlihat variasi jawaban atau penilaian peserta hampiir merata.
Mengenai konsumsi yang disajikan oleh panitia, 8 peserta menilai bahwa makanan
yang diberikan sudah baik sekali (29,6%). Sedangkan yang merasa sangat
memuaskan dan memuaskan masing-masing 25.9% atau sekitar 7 orang peserta
yang merasa demikian. Sedangkan yang merasa bahwa komsumsi yang disajikan itu
terkategori baik hanya 14,8% atau sekitar 4 orang. Sisanya hanya 3,8% (1 orang)
yang merasa konsumsi tergolong cukup.

5. Pengaturan Jadwal Pelatihan

5
Tidak jauh berbeda dengan
Diagram diagram
5: Pengaturan penilaian
Jadwal Diklat peserta terkait penyediaan konsumsi,
jika dilihat dari diagram di atas, maka dari 27 peserta, terdapat 7 peserta (25,9%) yang
menilai bahwa pengaturan jadwal pelatihan/diklat sangat memuaskan. Sedangkan
untuk kategori baik, baik sekali dan memuaskan, sama-sama dinilai oleh 6 orang
peserta (22,2%). Sisanya, hanya 2 peserta saja yang merasa bahwa jadwal diklat
yang telah disusun panitia masih tergolong cukup.

6. Penyediaan Bahan Pelatihan

Diagram 6: Penyediaan Bahan Pelatihan/Diklat

Pada indikator ke VI terkait penyediaan bahan pelatihan/diklat, diketahui bahwa 8


peserta (29.6%) menilaian abahwa sarana diklat sudah baik sekali. Kemudian, 7 orang
(25,9%) menilaian baik, dan 6 orang (22,2%) menilai bahwa bahan diklat sudah
memuaskan. Hanya 4 orang saja (14,8%) yang merasa bahwa bahan diklat sudah
sangat memuaskan. Sedangkan hanya 2 orang (7,4%) saja yang merasa masih
terkategori cukup.

7. Penyediaan Sarana Diklat

6
Diagram 7: Penyediaan Sarana Pelatihan/Diklat

Penyediaan sarana pelatihan/diklat yang disiapkan penyelenggara pelatihan dinilai


oleh 27 peserta masuk dalam kategori baik sekali dan memuaskan (25,9% atau
sekitar 7 orang). Sedangkan hanya terdapat 5 orang (18,5%) saja yang menilai bahwa
sarana pelatihan terkategori baik. Sedangkan 4 orang peserta sama-sama menilai
bahwa sarana yang diberikan masih cukup dan juga sangat memuaskan.

8. Kebersihan Kelas dan Asrama

Diagram 8: Keebersihan Kelas dan Asrama

Mengenai kebersihan kelas adan asrama, 27 peserta melihat masih cukup. Sekitar 9
orang (33,3%) menilai bahwa kualitas kebersihan kelas dan asrama masih cukup.
Sekalipun masih cukup banyak juga yang menilai baik sekali (29.6%). Akan tetapi,
diagram ini kemudian menjadi catatan penting bagi penyelenggara pelatihan untuk
terus memperhatikan kebersihan terutama asrama.

9. Pelayanan fasilitas tempat ibadah dan olahraga

7
Diagram 9: Pelayanan fasilitas tempat ibadah dan olahraga
Diagram diatas menggambarkan bahwa fasilitas olahraga dan tempat ibadah masih
perlu diperhatikan oleh penyelenggara pelatihan. Hal ini tergambarkan jelas bahwa 8
orang (29.6%) mengkategorikan fasilitas tersebut baik sekali. Namum, masih
menjadi PR besar bagi panitia karena sekitar 7 orang (25,9%) masih menilai cukup.

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Berdasarkan paparan hasil evaluasi penyelenggaraan diklat di atas, dapat ditarik
kesimpulan secara umum bahwa penyelenggaraan pelatihan/diklat teknis New SIGA yang
sudah dilakukan oleh Bidang LATBANG Perwakilan BKKBN NTT masuk dalam kategori
‘memuaskan’. Hal ini terlihat dari penilaian berdasarkan 9 indikator yang sudah
dideskripsikan sebelumnya.
Kendati demikian, beberapa catatan yang masih perlu diperhatikan oleh panitia
penyelenggara, berdasarkan usul/saran yang diberikan peserta antara lain:
1. Dibutuhkan pembenahan pada asrama/penginapan, khususnya perlu dilengkapi
dengan AC/Kipas Angin sepaya kamar menjadi lebih sejuk and nyaman. Juga kain
gorden jendela dan perlengkapan lain yang dibutuhkan.
2. Disamping itu, setiap kamar perlu disapu/pel oleh petugas/panitia setiap hari agar
tetap terjaga kebersihaannya.
3. Perlu siapkan alat olahraga sederhana juga agar bisa dimanfaatkan oleh peserta
ketika waktu luang.
Dari kesimpulan dan saran yang telah digambarkan di atas, maka rekomendasi yang
dapat diberikan dalam rangka meningkatakan mutu pelatihan/diklat, diantaranya:

 Menciptakan digitalisasi sistem administrasi dan manajemen yang professional.


Semua tahap pelaksanaan pelatihan dan administrasi sebaiknya dibuat dalam bentuk
digital, sehingga memudahkan pengarsipan.
 Meningkatkan kualitas SDM pengelola/penyelengara pelatihan melalui Training
Officer Course (TOC) dan Management of Training (MoT), serta peningkatan
kegiatan Training of Trainer (ToT) bagi (calon) Widyaiswara.
 Perlu melakukan inovasi kurikulum penyelenggaraan diklat melalui Analisis
Kebutuhan Diklat (AKD) agar lebih berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan peserta
 Melengkapi ketersediaan sarana-prasarana penyelenggaraan diklat khususnya
asrama/kamar tidur, ruang kelas, dan sarana olahraga.

Anda mungkin juga menyukai