ABSTRAK
Sampai saat ini dikenal ada tiga metode untuk teknologi casing drilling,
yaitu : Retractable Bit, Liner Drilling, dan Drilling With Casing, dimana masing-masing
teknologi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi operasi serta tujuan efisiensi yang diharapkan. Beberapa penerapan
teknologi casing drilling membuktikan efisiensi yang signifikan, baik dari segi teknis dan
pembiayaan, terutama pada kondisi formasi yang cukup sulit ditembus dengan teknologi
pemboran konvensional, misalnya :
Pemboran zona abnormal/subnormal
Pemboran zona loss
Pemboran riserless pada formasi bagian atas untuk offshore drilling
Secara umum efisiensi tersebut dapat dirumuskan berdasarkan trend statistik dari
beberapa penerapan dalam operasi di lapangan. Dengan perumusan efisiensi teknis tersebut
maka dimungkinkan untuk pengembangan teknologi casing drilling menurut konsep yang
lebih terencana dengan baik, sehingga pelaksanaan operasi benar-benar dapat
membuktikan tingkat efisiensi yang lebih baik.
ABSTRAK
Bentonit dikenal ada dua macam, yaitu : Ca-bentonite dan Na-bentonite Endapan
bentonit cukup banyak di Indonesia, salah satunya berada di wilayah Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dimana bentonit ini belum diteliti sebagai
bahan dasar lumpur pemboran secara tuntas. Untuk itu perlu dilakukan studi mineralogi
terhadap deposit bentonit tersebut, dan usaha peningkatan kualitas agar dapat dijadikan
bahan dasar lumpur pemboran.
Studi penelitian yang pertama dilakukan adalah usaha identifikasi awal terhadap
jenis mineral dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), dan untuk mengetahui
kandungan calsium (Ca) dan natrium (Na) digunakan Flame Photometer. Selanjutnya
dilakukan pengujian sifat fisik sampel lumpur dengan bahan bentonit Kulon Progo, baik
yang belum dilakukan aktivasi maupun yang sudah dilakukan aktivasi. Metode aktivasi
dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi NaOH 1N dan Na2CO3 terhadap waktu
perendaman selama 1 sampai 3 hari. Setelah aktivasi tersebut, dilakukan pengukuran atau
evaluasi terhadap sampel bentonit, yaitu meliputi : ukuran butir, spesific gravity (SG), dan
kapasitas tukar kation (KTK).
Dari hasil studi tersebut dapat disimpulkan bahwa analisa kandungan mineral
sampel bentonit Kulon Progo merupakan bentuk peralihan dari jenis mineral smectite ke
chlorite, yang didalamnya didominasi oleh mineral silika, maka deposit bentonit Kulon
Progo tidak dapat disebut sebagai bentonit, tetapi lebih tepat disebut sebagai chlorite. Hasil
ini diperkuat dari uji rheology (viskositas plastik, yield point, dan gelstrength), dan
filtration loss yang tidak memenuhi standar API Spec, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai bahan dasar lumpur pemboran.