Agama Islam

Nurhasim
Buku PendukungPendidikan Agama Islam ( PAI )

SMA Negeri 1 Metro, Kelas – XII
NAMA: Annisa Faradiba

NIS : 13163
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 METRO

Jln. Jenderal ah. Nasution no. 222 kota metro
Tlp. 072541629
Lembar Aktivitas Siswakls XII 0Semester Genap Smansa2018

Nurhasim
BUKU PENDUKUNG
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SMA Negeri 1 Metro
KELAS – XII
Semester Gasal

Tlp. 072541629

KATA PENGANTAR
“Buku Pendukung Pendidikan Agama Islam” dapat terselesaikan dengan baik,oleh karena itu tiada kalimat yang pantas
untuk diucapkan kecuali bersyukur kepada Allah,Allah maha pemberi ampunan, Allah yang maha memberi pertolongan dan yang
maha memberi petunjuk. Dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan
wahyu dan izin Allah beliau sampaikan petunjuk secara tuntas dan syafaat kepada setiap manusia secara menyeluruh, tidak pilih
kasih dan tidak pandang sayang.
Sebagaimana tersebut dalam UU No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 disebutkan: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Terima kasih kepada:http://www.anangsaepudin.com/2015/10/presentasi-pai-powerpoint.html . yang memuat Lembar
Ativitas Siswa ( LAS ) telah secara ikhlas membagi ilmunya, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Dengan tidak
mengurangi isi materi, kami merubah nama “Lembar Ativitas Siswa ( LAS )” menjadi “ Buku Pendukung Pendidikan Agama Islam”
karena buku primernya adalah buku Pendidkan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan Kemendikbud, sedangkan “ Buku
Pendukung”berisi lembarantugas yang harus diselesaikan persertadidik, dengan mengisi lembar kerja yang tersedia dalam bentuk
tulisan, dan hafalan Ayat dan matan Hadis serta hafalan sholat fardhu dan sholat jenazah beserta arti dan gerakannya yang
disiapkan untuk ujian ahir praktik Pendidikan agama Islam, oleh karena itu pesertadidik diharapkan lebih kreatif, lebih aktif, berfikir
lebih mendalam dan lebih kritis.
Guna membantu dan memudahkan proses pembelajaran, Buku Pendukung disajikan dengan pendekatan saintifik dan
model discovery learning, projek base learning dan problem base learning, Setelah tuntas pembelajaran peserta didik diharpkan
memiliki kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang lebih luas, sehingga berdasarkan iman
dan taqwa, mampu menampilkan akhlak mulia, berilmu amaliah dan beramal ilmiyah.Demikian terimakasih.
Metro, 15 Juli 2018

Penyunting
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASARPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS XIIKURIKULUM 2013
( Hasil Analisis KI-KD )
Kompetensi Inti :
(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar dari KI-3 :

3.1 Menganalisisdan mengevaluasi maknaQ.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta
hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis.
3.2 Menganalisisdan mengevaluasi maknaQ.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. al- Baqarah: 83,serta hadis
tentang kewajibanberibadah dan bersyukur kepada Allah Swt serta berbuat baik kepadasesama manusia.
3.3 Menganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada hari akhir.
3.4 Menganalisis dan mengevaluasimakna iman kepada qada dan qadar.
3.5 Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pernikahan dalam Islam.
3.6 Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam.
3.7 Menganalisis dan mengevaluasi strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia.
3.8 Menganalisisdan mengevaluasi sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
3.9 Menganalisisdan mengevaluasi sejarah perkembangan peradaban Islamdi dunia.
Kompetensi Dasar dari KI-4 :

4.1.1 Membaca Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159; sesuai Dengan kaidah tajwid dan makharijulhuruf.
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 dengan lancar.
4.1.3 Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang-orang berakal (uli albab) sesuai pesan
Q5.S. Ali Imran/3: 190-191.
4.1.4 Menyajikan keterkaitan antara demokrasi dengan sikap tidak memaksakan kehendak sesuai pesan
Q.S. Ali Imran/3: 159.
4.2.1 Membaca Q.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2: 83 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf.
4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. Al- Baqarah/2: 83 dengan lancer.
4.2.3 Menyajikan keterkaitan antara kewajiban beribadah dan bersyukur kepadaAllah dengan berbuat baik terhadap
sesama manusia sesuai pesan Q.S.Luqman/31: 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2: 83.
4.3 Menyajikan kaitan antara beriman kepada hari akhir dengan perilaku jujur,Tanggung jawab, dan berbuat adil.
4.4 Menyajikan kaitan antara beriman kepada qada dan qadarAllah Swt. dengan Sikap optimis, berikhtiar,
dan bertawakal.
4.5 Mengaitkan perilaku bekerja kerfas, jujur, tanggung jawab, adil, dan toleransi
BAB I

PERTEMUAN KE-1
SEMANGAT BERIBADAH DENGAN MEYAKINI HARI AKHIR
KOMPETENSI DASAR :
3.3 Menganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada hari akhir.
4.3 Menyajikan kaitan antara beriman kepada hari akhir dengan perilaku jujur, tanggung jawab,
dan berbuat adil.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :
1. Mengamati Gambar halaman 2 Buku PAI Kelas XII
2. Mengamati bacaan yang ada pada Buku PAI Kelas XII Halaman 3 -11 tentang Beriman kepada hari akhir.
3. Mengidentifikasi MAKNA-MAKNA Iman kepada hari akhir sebagai hasil dari pengamatan. Misalnya :
No. BAHAN YANG DIAMATI MAKNA YANG TERKANDUNG

1. Gambar gempa Meyakini kehancuran dunia
2. Gambar meteor
3. Gambar gunung meletus
4. Gambar timbangan
5. Buku PAI hal 3
6. Buku PAI hal 7
7. Buku PAI s.d. hal 11
5. Melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap makna yang ditemukan tadi.Jangan lupa terlebih dahulu mengumpulkan data-data
dari berbagai sumber terkait MAKNA yang ditemukan untuk melakukan verifikasi terhadap makna yang ditemukan
tadi.Misalnya : Sumber 1 dari QS. Al Zalzalah : 1-8 ; Sumber 2 : Hadits Rasulullah saw “; Sumber 3 : Buku PAI Kelas XII ; dan
Sumber 4 dari www.anangsaepudin.com
Contoh : Verifikasi Makna ke-1 : “Dari hasil pengamatan tadi telah diidentifikasi makna Iman kepada hari akhir yaitu meyakini
akan kehancuran alam semesta…”. Makna ini diambil dan di dukung oleh data-data sebagai berikut :QS. Al-Zalzalah 1-8
dimana didalamnya dijelaskan bahwa ………dst
Hadits Rasulullah Saw ”……………………………..”
Buku PAI Kelas XII”……………………..”
VERIFIKASI KE……………………………………………………………………………..
……...................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
................................................................................................
VERIFIKASI KE
……………………………………………………………………………..
……...................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
................................................................................................

VERIFIKASI KE……………………………………………………………………………..
……...................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
................................................................................................
VERIFIKASI KE……………………………………………………………………………..
……...................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
................................................................................................
VERIFIKASI KE……………………………………………………………………………..
……...................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
................................................................................................
VERIFIKASI KE……………………………………………………………………………..
……...................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................
...............................................................................................

PERTEMUAN KE-2
MENYAJIKAN KETERKAITAN IMAN KEPADAHARI AKHIR DENGAN TANGGUNG JAWAB

1. Mengamati buku PAI Halaman 12-13 tentang Menerapkan perilaku mulia.
2. Setelah mengamati buku PAI halaman 12-13 , Buatkan TABEL dan Mind Mapping yang dapat menggambarkan keterkaitan antara
BERIMAN KEPADA HARI AKHIR dengan PERILAKU TANGGUNG JAWAB.
No. PERILAKU IMAN PADA HARI PERILAKU KETERKAITAN

AKHIR TANGGUNG
JAWAB
1 Menyadari bahwa semua perbuatan Menjaga amanat Amanat akan selalu dijaga karena disadari bahwa
selama di dunia akan dipertanggung semua perbuatan akan dipinta tanggung jawabnya.
jawabkan di hadapan Allah SWT.
2 Menyadari bahwa manusia itu

sangat kecil dihadapan kebesaran
Allah SWT sehingga diharapkan
dapat menghilangkan sikap takabur
atau sombong dalam dirinya.
3 Selalu berusaha melakukan amal

salih dan menghindari semua
perbuatan yang bertentangan
dengan norma agama
4 Membiasakan diri dengan akhlak

karimah seperti mawas diri, rendah
hati & peduli kepada sesama

5 Selalu berusaha mendektkan diri
kepada Allah SWT baik dengan
melakukan ibadah ritual (solat)
maupun ibadah sosial, yaitu semua
kegiatan yg bermanfaat bagi
sesama.
6 Termotivasi untuk selalu bekerja

keras dan menjauhi kemalasan.
3. Membuat Peta Konsep Keterkaitan iman pd hari akhir dengan tanggung jawab kemudian mem
presentasi di depan kelas

PERTEMUAN KE-3
MENYAJIKAN KETERKAITAN IMAN KEPADA HARI AKHIR DENGAN SIKAP ADIL

1. Mengamati buku PAI Halaman 12-13 tentang menerapkan perilaku mulia.
2. Setelah mengamati buku PAI halaman 12-13 , Buatkan TABEL dan Mind Mapping yang dapat menggambarkan
keterkaitan antara BERIMAN KEPADA HARI AKHIR dengan PERILAKU ADIL
No. PERILAKU IMAN PADA PERILAKUADIL KETERKAITAN

HARI AKHIR
1 Menyadari bahwa semua Memberikan hak yang sesuai Dengan menyadari pertanggung jawaban di
perbuatan selama di dunia kepada orang lain akhirat secara adil, maka akan selalu
akan dipertanggung memberikan hak secara adil.
jawabkan di hadapan Allah
SWT
2 Menyadari bahwa manusia

itu dihadapan kebesaran
Allah SWT sehingga
diharapkan dapat
menghilangkan sikap
takabur atau sombong
dalam dirinya.

3 Selalu berusaha
melakukan amal salih dan
menghindari semua
perbuatan yang
bertentangan dengan
norma agama
4 Membiasakandiri dengan
akhlak karimah seperti
mawas diri, rendah hati &
peduli kepada sesama
5 Selalu berusaha
mendektkan diri kepada
Allah SWT baik dengan
melakukan ibadah ritual
(solat) maupun ibadah
sosial, yaitu semua
kegiatan yg bermanfaat
bagi sesama.
6 Termotivasi untuk selalu

bekerja keras dan
menjauhi kemalasan.
3. Membuat Peta Konsep Keterkaitan iman pd hari akhir dengan tanggung jawab kemudian mempresentasikan di depan
Kelas.

_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________

BAB II
PERTEMUAN KE-1
IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
KOMPETENSI DASAR :
3.4 Menganalisis dan mengevaluasimakna iman kepada qada dan qadar
4.4 Menyajikan kaitan antara beriman kepada qada dan qadarAllah. Dengansikap optimis, dan Bekerja Keras

1. Mengamati gambar pada Buku PAI KELAS XII Halaman 19.
2. Setelah mengamati gambar tersebut, jelaskan dari masing-masing gambar PESAN apa yang terkandung di dalamnya
berkaitan dengan Iman kepada Qadha dan Qadar?
GAMBAR PESAN PADA GAMBAR
Perbuatan orang tersebut tidak sesuai dengan konsep ikhtiar yang telah ditentukan Allah SWT

3. Mengevaluasi Pesan-pesan dengan Mengumpulkan data-data terlebih dahulu.
NO. PESAN – PESAN EVALUASI

1. Perbuatan orang tersebut tidak Pesan ini dapat dibenarkan, Karena telah sesuai dengan QS…… dan Hadits……
sesuai dengan konsep ikhtiar serta…… dimana manusia wajib berikhtiar dan berusaha.
yang telah ditentukan Allah
SWT
4. Mempresentasikan di depan kelas

PERTEMUAN KE-2
MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI MAKNA IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

1. Mengamati Buku PAI Halaman 26 - 29 tentang MAKNA Iman kepada takdir Allah SWT
2. Mengidentifikasi makna iman kepada taqdir dan memverifikasinya.
No. Makna Iman Pada Takdir Sumber Data Hasil Verifikasi

1. Meyakini segala sesuatu QS……. Meyakini segalanya dari Allah merupakan hal yg benar
merupakan Ketentuan dari Hadits….. sesuai dg data-data sbb :…………………………………
Allah Swt Buku PAI
2.
4. Buatkan peta pemikiran tentang makna iman kepada takdir Allah SWT !danmempresentasikan !

PERTEMUAN KE-3
MENYAJIKAN KAITAN ANTARA IMAN KEPADA QADHA-QADAR DENGAN SIKAP OPTIMIS DAN KERJA KERAS

Mengidentifikasi Keterkaitan Antara Beriman Kepada Qadha-Qadar Dengan Sikap Optimis, dan Kerja Keras , berdasrkan pada
dalil Naqli: ( QS. 9:105 ) (QS. Ar-Ra’d : 10) ( HR. Bukhari ) (HR Abu Daud). ( HR. Ahmad )
1. Firman Allah dalam QS. 9:105

ۡ‫ا ُكنتُم‬.‫ بِ َم‬.‫ ٰهَ َد ِة فَيُنَبُِّئ ُكم‬.‫ٱلش‬ ِ ‫تُ َر ُّدونَ ِإلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ۡٱلغ َۡي‬.‫ونَ َو َس‬.
َّ ‫ب َو‬ ۖ ُ‫ولُهۥُ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬.‫ ٱهَّلل ُ َع َملَ ُكمۡ َو َر ُس‬.‫يَ َرى‬.‫وا فَ َس‬
ْ ُ‫ٱِلع َمل‬
ۡ ُ‫َوق‬
َ‫ت َۡع َملُون‬
Tulislah terjamahanya:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebutkan apa Inti dari ayat tersebut:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Firman Allah dalam QS. Ar-Ra’du : 11


Tulislah terjamahanya:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebutkan apa Inti dari ayat tersebut:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Menelaah Hadits Rasulullah Saw –
‫ َماَأ ُك َّل َأ َح ٌد طَ َعا ًمافَظٌ خَ ْيرٌا ِم ْن َأ ْن يَّْأ ُك ُل‬: ‫ال‬

َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ع َْن َرسُوْ ُل‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫ع َِن ْال ِم ْقد َِام َر‬
)‫هللا دَا ُو َد َعلَ ْي ِه ال َّساَل ُم كاَنَ يَْأ ُكلُ ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه ( رواه البخاري‬
ِ ‫ي‬ َّ ِ‫ِم ْن َع َم ٍل يَ ِد ِه َواِ َّن نَب‬
Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. bersabda : Tidak seorangpun yang mengkonsumsi makanan lebih baik dari pada makan
hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud as.makan dari hasil usahanya. ( HR. Bukhari )
Sebutkan apa Inti yang terkandung pada Hadis tersebut:

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Menelaah Hadis Rasulullah saw.
ْ ‫كَ َو‬44‫ص عَلى َما يَ ْنفَ ُع‬
ُ‫ت َِعن‬4 ‫اس‬ ْ ‫ َوفِى ُك ِّل َخ ْي ٍر اَ ْح ِر‬.‫ف‬ َّ ‫اح ُّب ِإل َى هللاِ ِمنَ ْال ُمؤ ِم ِن ا‬
ِ ‫ض ِع ْي‬ َ ‫ى َخ ْي ٌر َو‬ُّ ‫اَل ُمؤ ِمنُ ْالقَ ِو‬
، َّ‫ِإن‬4 َ‫شٌئ فَالَ تَقُ ْل لَ ْو ِإنِّى فَ َع ْلتُ َك َذا لِ َكانَ ِك َذا َولَ ِكنْ قُ ْل قَ َّد َرهللاُ َو َما شَا َء فَ َع َل ف‬ َ ‫بِاهللِ َوالَتَ ْع ُج ْز َواِنْ َأ‬
َ ‫صا بَ َك‬
) ‫ش ْيطَا ِن ( رواه ابوادود‬ َّ ‫ تُ ْفتِ ُح َع َم َل ا ل‬، ‫لَ ْو‬
“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing-masing ada
kelebihan. Oleh karena itu, berambisilah terhadap apa-apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah
dan janganlah merasa lemah. Jika ada sesuatu yang menimpa diramu, janganlah kamu berkata “Sesungguhnya (aku
lakukan) begini maka akan begini”, melainkan katakan “Allah menakdirkan demikian sedangkan apa yang ia kehendaki
itulah yang ia perbuat”. Sesungguhnya berandai-andai itu akan membuka jalan bagi gangguan setan” (HR Abu Daud).

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Menelaah Hadis Rasulullah saw

‫ت‬
ِ ‫س ْح‬ ِ َ‫ الَيَ ْد ُخ ُل ا ْل َجنَّةَ لَ ْح ًم نَب‬: ‫سلَّ َم‬
ُّ ‫ت ِمنَ ال‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ قال رسول هللا‬:‫عن جابررضي هللا عنهقال‬
( ‫ت النَّا ِر اَ ْولَى بِ ِه ) رواه احمد‬
ِ َ‫ت َوكاَن‬
ِ ‫س ْح‬ ِ َ‫َو ُك َّل لَ ْح ٍمنَب‬
ُّ ‫ت ِمنَ ال‬
Dari Jabir ra. Rosululloh saw. Bersabda tidak akan masuk surga darah dan daging ditubuh yang diperoleh
dari cara yang keji (haram). Setiap daging yang tumbuh dibadan yang diperoleh dengani cara keji (haram),
maka nerakalah tempat yang pantas ( HR. Ahmad )

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterkaitan antara
makna
gambardengan QS.
9:105 dan Makna
hadits
Gb : Peminta-minta Gb. Sedang menghayal
Keterkaitan antara
makna
gambardengan QS.
9:105
Keterkaitan antara
makna
gambardengan
Makna hadits
Buhari
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
BAB III
PERTEMUAN KE-1
MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN BERPIKIR KRITIS
(Menganalisis dan Evaluasi QS. Ali Imran : 190-191)
KOMPETENSI DASAR :

3.1 Menganalisisdan mengevaluasi maknaQ.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran, 3: 159, serta hadis tentang
berpikir kritis dan demokratis.
4.1.1 Membaca Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran / 3: 159; sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrojulhuruf.
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 dengan lancar.
4.1.3 Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orangorang berakal (ulil albab) sesuai pesan QS.3: 190-191
4.1.4 Menyajikan keterkaitan antara demokrasi dengan sikap tidak Memaksakan kehendak sesuai pesan QS. 3: 159,
QS. Al Hujurot: 13, QS. al Maidah: 48 dan QS. Yunus: 99.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN:

Tertulis di Buku PAI SMA Kelas XII halaman 41 : QS. ALI IMRAN 190-191 :
‫ ٱلَّ ِذينَ يَ ۡذ ُكرُونَ ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ٗما َوقُ ُعودٗ ا‬١٩٠ ‫ب‬ِ َ‫ت ُأِل ْولِي ٱَأۡل ۡل ٰب‬
ٖ َ‫ف ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّ َها ِر أَل ٓ ٰي‬ ِ َ‫ض َو ۡٱختِ ٰل‬ِ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ۡ
ِ ‫ِإنَّ فِي َخل‬
َّ ‫ق ٱل‬
ُ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ۡقتَ ٰ َه َذا ٰبَ ِطاٗل‬
َ ‫س ۡب ٰ َحنَكَ فَقِنَا َع َذ‬ ِ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬ ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ۡ
١٩١ ‫ر‬ ِ ‫اب ٱلنَّا‬ َّ ‫ق ٱل‬ِ ‫َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِهمۡ َويَتَفَ َّكرُونَ فِي َخل‬
1. Perhatikan dan amatilah cuplikan Ayat Al Qur'an di atas yang terdapat pada buku PAI SMA Kelas XIIhalaman 41!
2. Melalui pengamatan anda, temukanlah PROBLEM apa saja yang ada, jika ditinjau dari segi kaidah ILMU TAJWID !
SOLUSI AWAL
NO. PROBLEM PADA KATA/KALIMAT
1. Huruf WAWU ada sukun ‫ُأِل ْولِي‬ Huruf wawu tidak pakai tanda sukun
3. Mengumpulkan data-data berkaitan dengan problem tersebut :( dari Al-Qur'an dan buku ilmu tajwid ) atau dari sumber lain :
(hasil diskusi dg teman, dan pendapat guru)
4. Melakukan pembuktian (verifikasi) (evaluasi)
Contoh :
Verifikasi pada problem ke-1 :
Setelah mengamati QS. Ali Imran 190-191 ditemukan satu problem yaitu Huruf wawu memakai tanda sukun. Hal ini
merupakan benar-benar problem berdasarkan data-data sebagai berikut :
a. Data dari Al Qur’an QS. Ali Imran 190-191, dimana huruf wawu tidak memakai tanda sukun (mati) berarti terjadi
perbedaan dan inilah yang disebut problem
b. Data dari Ilmu Tazwid …………
Jadikesimpulannya…………………………………….
Catatan:
Berpikir kritis menurut Mertes, adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan
mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan
tindakan”
VERIFIKASI KE
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
VERIFIKASI KE
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
VERIFIKASI KE
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PERTEMUAN KE-2
BERFIKIR KRITIS DAN DEMOKRATIS
(Menganalisis dan Evaluasi QS. Ali Imran : 190-191)

1. Mengamati ayat Al-Qur'an berikut : QS. Ali Imran : 190-191
‫ ٱلَّ ِذينَ يَ ۡذ ُكرُونَ ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ٗما‬١٩٠ ‫ب‬ِ َ‫ت ُأِّل ْولِي ٱَأۡل ۡل ٰب‬
ٖ َ‫ف ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّ َها ِر أَل ٓ ٰي‬ِ َ‫ض َو ۡٱختِ ٰل‬
ِ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ۡ
ِ ‫ِإنَّ فِي َخل‬
َّ ‫ق ٱل‬
َ ‫س ۡب ٰ َحنَكَ فَقِنَا َع َذ‬ُ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ۡقتَ ٰ َه َذا ٰبَ ِطاٗل‬ ِ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬ ۡ
‫اب‬ ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫َوقُ ُعودٗ ا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِهمۡ َويَتَفَ َّكرُونَ فِي َخل‬
َّ ‫ق ٱل‬
ِ ‫ٱلنَّا‬
١٩١ ‫ر‬
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
2. Menganalisis ayat (QS. Ali Imran : 190-191)
Langkah-langkah :
a. Identifikasi terlebih dahulu isi kandungan ayat tersebut !
NO. TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

MEMILIH INDUK MENGURAI AYAT MEMILIH CABANG
1 Tanda Kekuasaan Allah SWT Penciptaan Langit
b. Membuat peta konsep (peta pemikiran) TENTANG AYAT DI ATAS ! kemudian presentasikan di depan kelas.

PERTEMUAN KE-3
MENYAJIKAN KETERKAITAN ANTARA SIKAP KRITIS DENGAN CIRI ORANG BERAKAL

1. Mengamati Buku PAI KELAS XII halaman 44-49
2. Mengidentifikasi ciri-ciri orang berakal dan ciri orang berfikir kritis
3. Membuat tabel keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang berakal
KETERKAITAN ANTARA CIRI BERFIKIR KRITIS

BERFIKIR KRITIS DAN Berfikir Kedepan Mengolah informasi Berhati-hati memutusan
CIRI ORG BERAKAL ( manfaat /mudhorot)
Berzikir Beramal untuk akhirat
CIRI BERAKAL
4. Pengumpulan data-data tentang sikap kritis dan ciri orang berakal

Catatan:
Berpikir kritis menurut Mertes, adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan
mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan
tindakan”
Rosululloh ketika ditanya para sahabat siapakah orang cerdas itu?...dan beliau menjawab...
َ ‫س َمنْ دَانَ نَ ْف‬

،ُ‫ه‬4 ‫س‬ ُ ِّ‫ "ال َكي‬:‫ا َل‬44َ‫لَّم ق‬4 ‫وس‬َ ‫ ِه‬4 ‫لّى هللاُ َعلَ ْي‬4 ‫ص‬
َ ‫ه عن النَّب ّي‬44‫ي هَّللا عن‬44‫س رض‬ ٍ ‫دَّا ِد ْبن َأ ْو‬4 ‫ش‬ َ ‫عَنْ أبي يَ ْعلَى‬
( . ٌ‫سن‬ ٌ
َ ‫حديث َح‬ ُّ ‫)رواه الت ِّْر ِم‬ "ِ ‫علَى هَّللا‬
:‫ذي وقا َل‬ َ ‫ َوا ْل َعا ِج ُز َمنْ َأ ْتبَ َع نَ ْف‬،‫ت‬
َ ‫ َوتَ َمنَّى‬،‫سهُ هَواهَا‬ ِ ‫َو َع ِم َل لِ ِما بَ ْع َد ا ْل َم ْو‬
Dari Abu Ya’la yaitu Saddad ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda : “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu
mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang lemah ialah orang yang selalu
mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong”. (H.R. At-Tirmidzi dan beliau berkata, “Hadits
Hasan”.

PERTEMUAN KE-4
BERFIKIR KRITIS DAN DEMOKRATIS
(Analisis QS. Ali Imran : 159)

1. Amatilah ayat Al-Qur'an berikut : QS. Ali Imran : 159
:
ۡ‫ت َۡغفِ ۡر لَ ُهم‬4‫ٱس‬
ۡ ‫ٱعفُ ع َۡن ُهمۡ َو‬4 ۖ ِ‫و ْا ِم ۡن َح ۡول‬4‫ض‬
ۡ َ‫كَ ف‬4 ِ ‫ظَ ۡالقَ ۡل‬4‫ا َغلِي‬4ًّ‫و ُك ْنتَ فَظ‬4ۡ َ‫ة ِّمنَ ٱهَّلل ِ لِ ْنتَ لَ ُهمۡۖ َول‬4
ُّ َ‫ب الَ ْنف‬ ٖ ‫فَبِ َما َر ۡح َم‬
َ‫َوشَا ِو ۡرهُمۡ فِي ٱَأۡلمۡ ۖ ِر فَِإ َذا َع َزمۡ تَ فَتَ َو َّكلۡ َعلَى ٱهَّلل ۚ ِ ِإنَّ ٱهَّلل َ يُ ِح ُّب ۡٱل ُمتَ َو ِّكلِين‬
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlakulemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
2. Analisislah ayat di atas (dari segi isi kandungan) :
Langkah-langkah :
a. Mengidentifikasi isi kandungan ayat tersebut !
No. ISI KANDUNGAN MAKNA

QS. ALI IMRAN 159 QS. ALI IMRAN 159
1.
b. Membuat peta konsep (peta pemikiran) ayat tersebut !DAN Mempresentasikan di depan kelas.
PERTEMUAN KE-5
MENYAJIKAN KETERKAITAN ANTARA DEMOKRATIS DENGAN SIKAP TIDAK MEMAKSAKAN KEHENDAK

1. Mengamati Buku PAI KELAS XII halaman 44-49
2. Mengidentifikasi sikap demokratis dan sikap tidak memaksakan kehendak
3. Membuat tabel/peta keterkaitan antara sikap demokratis dengan sikap tidak memaksakan kehendak
SIKAP TIDAK MEMAKSAKAN
No. SIKAP DEMOKRATIS KEHENDAK KETERKAITAN
1 Bermusyawarah Menghormati pendapat orang lain Dapat menerima hasil musyawarah
4. Pengumpulan data-data tentang sikap demokrasi dan tidak memaksakan kehendak
Hadis-Hadis tentang Pentingnya Bermusyawarah (Hidup Demokratis)

1. Hadis pertama yang diriwayatkan imam Ibnu Majah
)‫َار َأ َح ُد ُك ْم َأ َخاهُ فَ ْليُسر َعلَ ْي ِه (رواه ابن ماجه‬ ْ ‫ِإ َذا ا‬
َ ‫ستَش‬
Apabila salah seorang kamu meminta bermusyawarah dengan saudaranya, maka penuhilah. (HR. Ibnu Majah)
2. Hadis kedua yang diriwayatkan imam Thabari

)‫ص ٍة (رواه الطبران‬ ٍ ‫َاو ُروا ا ْلفُقَ َهاء َوا ْل َعابِ ِديْنَ َوالَ ت َْج َعلُ ْونَهُ بِ َرْأ‬
َّ ‫ي َخا‬ َ ‫تَش‬
Bermusyawarahlah kalian dengan para ahli (fikih) dan ahli ibadah, dan janganlah hanya mengandalkan pendapat otak saja (HR.
Ath-Thabrani)
3. Hadis ketiga yang diriwayatkan imam Ahmad

)‫اختَلَ ْفتُ ُك َما (رواه أحمد‬ ْ ‫ لَ ِو‬:‫قال رسول هللا ص ّل هللا عليه و سلم آِل بى بكر و عمر‬
ْ ‫اجتَ َم ْعتُ َما فِ ْى َمش ُْو َر ٍة َما‬
Rasulullah SAW. berkata kepada Abu Bakar dan Umar, “Apabila kalian berdua sepakat dalam musyawarah, maka aku tidak akan
menyalahi kamu berdua
4. Hadis keempat yang diriwayatkan imam Tirmizi

‫س ْو ِل هللا صلّى هللا عليه و سلم‬ ْ َ ‫َما َرَأ ْيتُ َأ َحدًا َأ ْكثَ َر َمش ُْو َر ٍة اِل‬
ُ ‫ص َحابِ ِه ِمنْ َر‬
Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak musyawarah dengan sahabatnya dibanding Rasulullah SAW. (HR.

Tirmidzi)
Manfaat Bermusyawarah dan Contoh Perilaku Suka Bermusyawarah atau Hidup Demokratis
Musyawarah atah juga bisa disebut denan hidup demokratis memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Melalui musyawarah, dapat diketahui kadar akal, pemahaman, kadar kecintaan, dan keikhlasan terhadap kemaslahatan
umum
2. Sesungguhnya akal manusia itu bertingkat-tingkat, dan jalan nalarnya pun berbeda-beda. Oleh karena itu, di antara
mereka pasti mempunyai suatu kelebihan pandangan dibanding yang lain (dan sebaliknya), sekalipun di kalangan para
pembesar.
3. Sesungguhnya pendapat-pendapat dalam musyawarah diuji keakuratannya. Setelah itu, dipilihlah pendapat yang sesuai
(baik dan benar)
4. Di dalam musyawarah, akan tampak bersatunya hati untuk mensukseskan suatu upaya dan kesepakatan hati. Dalam hal
itu, memang, sangat diperlukan untuk suksesnya masalahnya masalah yang sedang dihadapi.
Adapun contoh perilaku suka bermusyawarah atau hidup demokratis dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
a) Menerima Perlakuan yang Demokratis dari Orang Lain, contohnya:

1.menerima kritikan dengan lapang dada,
2.menghargai pendapat dari orang lain,
3.menyampaikan pendapat secara arif dan bijaksana,
4.menghargai makna dialog dengan tidak mendominasi suatu pembicaraan,
5.menerima dan melaksanakan hasil keputusan dengan penuh tanggung jawab.
b) Berperilaku Demokratis kepada Orang Lain, contohnya:

1. tidak suka memaksakan kehendak,
2. tidak suka memotong pembicaraan orang lain,
3. tidak bersikap egois,
4. akomodatif terhadap kepentingan umum,
5. lebih mengutamakan kemampuan nalar dan akal sehat dalam berpendapat,
6. santun dan tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan,
7. peduli terhadap kemajuan bangsa dan negara.
PERTEMUAN KE-6
MENYAJIKAN KETERKAITAN ANTARA DEMOKRATIS,TOLERANSI, SOLODARITAS DENGAN SIKAP TIDAK MEMAKSAKAN
KEHENDAK

1. Mengidentifikasi arti demokrasi, toleransi, solodaritas dan sikap tidak memaksakan kehendak.
2. Mengidentifikasi keterkaitan antara sikap demokratis, toleransi, solidaritas dengan sikap tidak memaksakan kehendak.
Berdasrkan QS. Al Hujurot: 13, QS. al Maidah: 48 dan QS. Yunus: 99.
Langkah: (1) artikan kata kata dibawah lalu kaitkan dengan isi kandungan ayat sebagai dalil tersebut !
a. Demokrasi/Demokratis:
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
b. Toleransi:
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
c. Solidaritas:
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
3. Buatlah tabel/peta keterkaitan antara sikap demokratis, toleransi, solidaritas dengan sikap tidak memaksakan kehendak.
Berdasrkan QS. Al Hujurot: 13, QS. al Maidah: 48 dan QS. Yunus: 99.
a) Inti dari QS. Al Hujurot: 13: adalah....

ۚ ُ ۡ‫اس ِإنَّا َخلَ ۡق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٖر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ۡل ٰنَ ُكم‬
َ ‫ َد ٱهَّلل ِ َأ ۡتقَ ٰى ُكمۡۚ ِإنَّ ٱهَّلل‬44‫م ِعن‬4ۡ‫ارفُ ٓو ْا ِإنَّ َأ ۡك َر َم ُك‬
َ ‫وبا َوقَبَٓاِئ َل ِلتَ َع‬
ٗ ‫ش ُع‬ ُ َّ‫ٰيََٓأيُّ َها ٱلن‬
‫ير‬ٞ ِ‫َعلِي ٌم َخب‬
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
b) Inti dari QS. al Maidah: 48 adalah.....

‫ت‬ َ ‫ستَبِقُوا‬
ِ ‫الخ ْي َرا‬ ِ ‫– َولَ ْو شَا َء هّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم ُأ َّمةً َو‬
ْ ‫اح َدةً َولَـ ِكنْ لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَا ُكم فَا‬
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
c) Inti dari QS. Yunus: 99

َ َّ‫ض ُكلُّ ُه ْم َج ِمي ًعا َأفََأ ْنتَ تُ ْك ِرهُ الن‬
َ‫اس َحتَّى يَ ُكونُوا ُمْؤ ِمنِين‬ ِ ‫َولَ ْو شَا َء َربُّ َك آَل َمنَ َمنْ فِي اَأْل ْر‬
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
Langkah: (2) Mengidentifikasi sikap Demokratis, Teleransi, Solidaritas
CONTOH CONTOH CONTOH

No. SIKAP DEMOKRATIS SIKAP TOLERANSI SIKAP SOLIDARITAS
1

2
Keterkaitanya antara sikap demokratis, toleransi, solidaritas dengan sikap tidak memaksakan kehendak adalah
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________

5. Keterkaitanya antara sikap demokratis, toleransi, solidaritas dengan sikap tidak memaksakan kehendak adalah
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
BAB IV
PERTEMUAN KE-1
CERAHKAN NURANI DENGAN SALING MENASIHATI
(Analisis Dan Evaluasi Qs.Luqman : 13-14)
KOMPETENSI DASAR :

3.2 Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. al Baqarah:83, serta hadis tentang
kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia.
4.2.1 Membaca Q.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah:83
4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. Al Baqarah: 83
4.2.3 Menyajikan keterkaitan antara kewajiban beribadah dan bersyukurkepada Allah dengan berbuat baik terhadap
sesama manusia sesuai pesan Q.S.Luqman/31: 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2: 83.

1.Mengamati gambar di bawah ini, terdapat pada Buku PAI Kelas XII halaman 78
2.Mengidentifikasi pesan-pesan yang terdapat pada gambar di bawah ini kaitannya dengan saling menasihati
1. GAMBAR 2. PESAN PADA GAMBAR

3.Mencari data pendukung terkait dengan pesan-pesan yang teridentifikasi diatas, mislnya : dari Alqur’an, Hadits Nabi Saw,
Buku Agama, Internet, dll.
Nama Luqman Al Hakim dalam Al Quran disebut sebanyak dua kali. Yaitu terdapat dalam surah Luqman (31) ayat 12-13.
“Sesungguhnya Kami telah berikan hikmah kepada Luqman, yaitu ‘Bersyukurlah kepada Allah. Barang siapa bersyukur
(kepada Allah), sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Barang siapa yang tidak bersyukur, sesungguhnya Allah
Mahakaya lagi Maha Terpuji.” (QS Luqman (31): 12).
Siapakah Luqman Al Hakim itu, apakah seorang Nabi ?.

Menurut pendapat mayoritas ulama,
 Luqman adalah seorang ahli hikmah karena dalam Al Qur’an disebutkan bahwa Allah memberikan hikmah kepadanya.
Selain itu, ia terkenal dengan nasihat kepada anaknya untuk berbakti kepada kedua orangtua dan tidak menyekutukan
Allah.Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wa an-Nihayah dan Tafsir Ibnu Katsir berpendapat, nama panjangnya ialah
Luqman bin ‘Anqa’ bin Sadun, sedangkan anaknya bernama Taran, demikian pula menurut As-Suhaili.Riwayat lain
menyebutkan, Luqman bertubuh pendek dan berhidung mancung. Ia berasal dari Nuba dan ada yang berpendapat di
berasal dari Sudan. Ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman Nabi Daud.
 Ibnu Katsir menjelaskan: Luqman adalah seorang hamba Allah yang saleh tanpa menerima kenabian.
 Jabir bin Abdullah mengidentifikasi, Luqman memiliki tubuh yang sangat pendek dan hidungnya tidak mancung.
 Ibnu Jarir berpendapat Luqman seorang hamba sahaya yang berprofesi sebagai tukang kayu dan berasal dari Habsyi.
 Syauqi Abu Khalil dalam kitabnya Athlas Al Qur’an menyebutkan, Luqman adalah putra saudara perempuan Ayyub atau
putra bibinya. Namun, ada juga yang berpendapat Luqman hidup hingga Nabi Daud alaihis salam diutus menjadi
seorang rasul.Menurut Syauqi, ketika Daud diutus oleh Allah menjadi nabi dan rasul, Luqman tidak lagi memberikan
fatwa. Ketika hal itu ditanyakan kepadanya, Luqman menjawab bahwa ia sudah cukup memberikan fatwa, Tidakkah aku
merasa cukup, bila aku sudah diberi kecukupan?”
 Fariadi dan Ruslan dalam artikelnya yang bertajuk “Menyelami Nasihat Lukman Al-Hakim” di sebuah majalah
menyebutkan, para ulama berbeda pendapat mengenai asal usulnya. Ibnu Abbas radhillahu anhu menyebutkan, Luqman
adalah seorang tukang kayu yang berasal dari Habsyi.
 Said bin Musayyab mengatakan, bahwa Luqman berasal dari kota Sudan dan memiliki kekuatan dan mendapatkan
hikmah dari Allah, namun dia tidak menerima kenabian.
 Ibnu Abbas dalam Mausu’ah al-Qarn al’Isyrin VIII/370 meriwayatkan, Luqman Al-Hakim bukanlah seorang nabi maupun
raja. Ia hanya seorang penggembala yang dimerdekakan oleh majikannya.
 Sebagian ulama ada yang mengatakan Lukman adalah seorang nabi (namun bukan rasul), sehingga memanggilnya
dengan Luqman AS (‘alaihissalam). Ada juga yang mengatakan bahwa Luqman adalah seorang penggembala biasa,
yang Allah karuniakan kepadanya akhlaq dan kebaikan hati sehingga namanya harum dalam Al-Qur’an.
 Luqman adalah seorang penggembala yang hidup selama 1000 tahun. Konon dia masih menjumpai masa di mana Nabi
Daud AS berkuasa. Luqman sendiri diriwayatkan masih sedarah dengan Nabi Ayub AS dari keturunan Nabi Ibrahim AS.
Wallahu’alam bisshawab.
Pendapat yang paling banyak diterima adalah, yaitu Luqman adalah seorang manusia biasa, bukan nabi atau rasul,
namun memiliki hati dan akhlaq yang baik.Siapapun Luqman, kita percaya bahwa ketika Allah harumkan nama dan
nasehatnya dalam Al-Qur’an, maka dia adalah seorang alim yang akhlaqnya sungguh baik luar biasa.
Kisah Luqman Al Hakim

1. Pada suatu hari majikannya menyuruhnya untuk menyembelih seekor kambing dan memintanya sepotong daging yang
paling baik dari kambing tersebut. Luqman pun mengambilkan lidah dan hati dari tubuh kambing tersebut, lalu
meberikannya kepada tuannya.
Beberapa hari kemudia, majikan menyuruhnya kembali untuk melakukan hal yang sama dan memintanya sekerat daging
daging yang paling buruk dari kambing tersebut. Luqman kemudian memberikan lidah dan hati.
Dengan penuh keheranan, sang majikan menanyakan alasan Luqman melakukan hal itu. Luqman menjawab, kedua
bagian itu ( lidah dan Hati ) adalah yang paling enak jika ia benar-benar baik. Dan menjadi paling tidak enak atau buruk,
jika keduanya itu buruk.”
2. Suatu hari, Luqman beserta anak lelakinya dalam perjalanan menuju ke Kota.
 Luqman menaiki keledainya, sedang si Anak berjalan
di sebelahnya. Orang-orang memperbincangkannya,
bagaimana bisa seorang Ayah tega naik keledai
sementara Anaknya dibiarkan berjalan. Lalu setelah
mendengarnya, Luqman turun dan menaikkan
Anaknya ke keledai sedangkan dia berjalan di
sebelahnya.
 Dalam perjalanan ada orang-orang yang melihat lagi
memperbincangkan mereka lagi, bagaimana bisa
seorang Anak tega membiarkan Ayahnya yang telah
renta berjalan sedangkan dia naik keledainya.
 Lalu setelah mendengarnya, Luqman ikut naik ke
atas keledai bersama Anaknya. Namun lagi-lagi
orang memperbincangkan mereka.Orang-orang
berkata, bagaimana bisa ada Ayah dan Anak yang
tega menaiki keledai kecil sekaligus, kasihan sekali
keledainya. Luqman yang mendengar perbincangan
tersebut lalu mengajak Anaknya turun dan mereka berjalan di sebelah keledainya. Namun lagi-lagi orang kembali
memperbincangkan mereka.
 Bagaimana ada dua orang Ayah dan Anak bodoh yang berjalan kaki begitu saja sedangkan mereka memiliki keledai
yang bisa dinaiki. Luqman kemudian diam saja sampai di kota.
Sesampainya di kota, Luqman mendudukkan Anak lelakinya dan memberinya nasehat. Bahwasanya, apapun perkataan
manusia adalah perkataan semata. Kita tak perlu memusingkan apa perkataan mereka, karena kebenaran hanyalah
milik Allah semata. Selanjutnya, inilah beberapa nasehat luar biasa Luqman kepada Anaknya yang Allah rangkum dalam
Surat Luqman ayat 12-19

PERTEMUAN KE-2
SALING MENASIHATI
(Analisis dan Evaluasi Qs.Luqman : 13-14)

1. Mengamati TULISAN QS. Luqman : 13-14 pada BUKU PAI Kels XII halaman 81.
ُ‫سنَ بِ ٰ َولِد َۡي ِه َح َملَ ۡته‬

َ ٰ ‫ص ۡينَا ٱِإۡل ن‬ ۡ ُ‫وَِإ ۡذ قَا َل لُ ۡق ٰ َمن‬
َّ ‫ َو َو‬١٣ ‫يم‬ٞ ‫ٱِلبنِ ِهۦ َو ُه َو يَ ِعظُهۥُ ٰيَبُنَ َّي اَل ت ُۡش ِر ۡك بِٱهَّلل ۖ ِ ِإنَّ ٱلش ِّۡركَ لَظُ ۡل ٌم ع َِظ‬
١٤ ‫ر‬
ُ ‫صي‬ ِ ‫ٱش ُك ۡر لِي َولِ ٰ َولِد َۡي َك ِإلَ َّي ۡٱل َم‬
ۡ ‫صلُهۥُ فِي عَا َم ۡي ِن َأ ِن‬ َ ٰ ِ‫ُأ ُّمهۥُ َو ۡهنًا َعلَ ٰى َو ۡه ٖن َوف‬
Hadits Nabi Muhammad Saw : Buku PAI Kelas XII Halaman 85.
‫ َمنْ َرَأى ِم ْن ُك ْم‬:‫و ُل‬4

ْ 4ُ‫لَّ َم يَق‬4‫س‬
َ ‫ ِه َو‬4‫لَّى هللاُ َعلَ ْي‬4‫ص‬ َ ِ‫سو َل هللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ :‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫ي َر‬ ُ ‫سعي ٍد ْا‬
ِّ ‫لخ ْد ِر‬ َ ‫عَنْ َأبي‬
.)‫ض َعفُ اإلي َمان (رواه مسلم‬ ْ ‫ست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِكَ َأ‬
ْ َ‫ فَِإنْ لَ ْم ي‬،‫سانِ ِه‬
َ ِ‫ست َِط ْع فَبِل‬
ْ َ‫ فَِإنْ لَ ْم ي‬،‫ُم ْن َك ًرا فَ ْليُ َغيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه‬
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaih w sallam bersabda, “Siapa
yang melihat dari kalian satu kemungkaran maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, apabila tidak mampu maka
dengan lisannya lalu bila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan itu selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).
QS. Al Baqoroh : 83 ( Buku PAI Kelas XII Halaman 102 )
‫و ْا‬44ُ‫ين َوقُول‬ َ ٰ ‫س ٗانا َو ِذي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم‬
ِ ‫ ِك‬4‫س‬ َ َ‫وَِإ ۡذ َأ َخ ۡذنَا ِمي ٰث‬
َ ‫ق بَنِ ٓي ِإ ۡس ٰ َٓر ِءي َل اَل ت َۡعبُدُونَ ِإاَّل ٱهَّلل َ َوبِ ۡٱل ٰ َولِد َۡي ِن ِإ ۡح‬
٨٣ َ‫رضُون‬ ِ ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتُو ْا ٱل َّز َك ٰوةَ ثُ َّم ت ََولَّ ۡيتُمۡ ِإاَّل قَلِياٗل ِّمن ُكمۡ َوَأنتُم ُّم ۡع‬
َّ ‫س ُح ۡس ٗنا َوَأقِي ُمو ْا ٱل‬ ِ ‫لِلنَّا‬
2. Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada QS. Luqman : 13-14 dan Hdits Nabi Muhammad SAW ditinjau dari segi tajwid.
NO. PROBLEM PADA KATA/KALIMAT SOLUSI AWAL
1. Huruf YA tidak ada tanda harokat َ َ‫ِمي ٰث‬

‫ق‬ Huruf YA harusnya....
2. ‫بَنِ ٓي ِإ ۡس ٰ َٓر ِءي َل‬
3. َ‫اَل ت َۡعبُدُون‬
4 ‫ين َوقُولُو ْا‬ َ ٰ ‫َو ۡٱل َم‬

ِ ‫س ِك‬
3. Memverifikasi permasalahan dengan bantuan data-data dan memberikan solusi terkait permasalahan yang ditemukan,
KEMUDIAN mempresentasikan di depan kelas
VERIFIKASI KE
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
BAB V
PERTEMUAN KE-1
BERBUAT IHSAN
(Analisis dan Evaluasi QS. Al baqoroh : 83)

KOMPETENSI DASAR :
3.2 Menganalisisdan mengevaluasi maknaQ.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. alBaqarah:83, serta hadistentang
kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah sertaberbuat baikkepada sesama manusia.
4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. Al Baqarah: Ayat 83dengan lancar.
4.2.3 Menyajikan keterkaitan antara kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah dengan berbuat
baik terhadap sesama manusia sesuai pesan Q.S.Luqman/31: 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2: 83.

1. Mengamati Gambar (Buku PAI Kelas XII Halaman 99)
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan Nilai-Nilai Ihsan yang terkandung dalam Gambar berikut ini.
GAMBAR NILAI-NILAI IHSAN (kebajikan)
1.
2.
3.
1. Menyayangi orang tua

2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
PERTEMUAN KE-2
BERBUAT IHSAN
(Analisis Keterkaitan Antara Kewajiban Beribadah Dengan Berbuat Baik Terhadap Sesama)

1. Mengamati QS. Al Baqoroh : 83 (Buku PAI halaman 102)
‫ين‬ َ ٰ ‫ربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم‬4ۡ 4ُ‫ ٗانا َو ِذي ۡٱلق‬4 ‫س‬
ِ ‫ ِك‬4 ‫س‬ َ 4َ‫ ۡذنَا ِمي ٰث‬4‫وَِإ ۡذ َأ َخ‬
َ ‫د َۡي ِن ِإ ۡح‬4 ِ‫دُونَ ِإاَّل ٱهَّلل َ َوبِ ۡٱل ٰ َول‬4 ُ‫ ٰ َٓر ِءي َل اَل ت َۡعب‬4 ‫ق بَنِ ٓي ِإ ۡس‬
٨٣ َ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتُو ْا ٱل َّز َك ٰوةَ ثُ َّم ت ََولَّ ۡيتُمۡ ِإاَّل قَلِياٗل ِّمن ُكمۡ َوَأنتُم ُّم ۡع ِرضُون‬ َّ ‫س ُح ۡس ٗنا َوَأقِي ُمو ْا ٱل‬ ِ ‫َوقُولُو ْا لِلنَّا‬
dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat
kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang
baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian
kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
2. Membuat Peta Konsep keterkaitan antara kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah SWT dengan berbuat Baik

terhadap sesama manusia sesuai pesan Q.S. Al-Baqarah:83
3. Mempeta konsepkan keterkaitan antara kewajiban beribadah dan bersyukur kepadaAllah dengan berbuat baik terhadap
sesama manusia.
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
HADITS TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN
‫سلَّ َم َذاتَ يَ ْو ٍم ِإ ْذ طَلَ َع‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ِل هللا‬ ُ ‫س ِع ْن َد َر‬ ٌ ‫ بَ ْينَ َما نَ ْحنُ ُجلُ ْو‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأ ْيضا ً قَا َل‬ ِ ‫عَنْ ُع َم َر َر‬
‫س‬ َ َ‫ َحتَّى َجل‬،ٌ‫ د‬4‫هُ ِمنَّا َأ َح‬4 ُ‫ َوالَ يَ ْع ِرف‬،‫سفَ ِر‬ َّ ‫ الَ يُ َرى َعلَ ْي ِه َأثَ ُر ال‬،‫ش ْع ِر‬ َّ ‫س َوا ِد ال‬ َ ‫ش ِد ْي ُد‬ َ ‫ب‬ ِ ‫ض الثِّيَا‬ ِ ‫ش ِد ْي ُد بَيَا‬ َ ‫َعلَ ْينَا َر ُج ٌل‬
‫رنِي‬4 ْ 4ِ‫ا ُم َح َّمد َأ ْخب‬44َ‫ ي‬:‫ا َل‬44َ‫ ِه َوق‬4‫ض َع َكفَّ ْي ِه َعلَى فَ ِخ َذ ْي‬ َ ‫سنَ َد ُر ْكبَتَ ْي ِه ِإلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه َو َو‬ْ ‫ِإلَى النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم فََأ‬
‫ ْو ُل‬4 ‫س‬ ُ ‫هَ ِإالَّ هللاُ َوَأنَّ ُم َح َّمدًا َر‬4 َ‫ َه َد َأنْ الَ ِإل‬4 ‫َش‬ ْ ‫سالَ ُم َأ’نْ ت‬ ِ ‫ ْاِإل‬: ‫س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬ ُ ‫ فَقَا َل َر‬،‫سالَ ِم‬ ْ ‫َع ِن ْاِإل‬
، َ‫ َد ْقت‬4‫ص‬ َ : ‫ا َل‬44َ‫بِ ْيالً ق‬4‫س‬ َ ‫ ِه‬4‫تَطَعْتَ ِإلَ ْي‬4‫اس‬ ْ ‫ َوت َُح َّج ا ْلبَيْتَ ِإ ِن‬ َ‫ان‬4‫ض‬ َ ‫ ْو َم َر َم‬4‫َص‬ ُ ‫اَةَ َوت‬4‫ْؤ تِ َي ال َّزك‬44ُ‫الَةَ َوت‬4‫الص‬ َّ ‫هللاِ َوتُقِ ْي َم‬
‫و ِم‬4 ْ َ‫لِ ِه َوا ْلي‬4‫س‬ ‫َأ‬
ُ ‫ ِه َو ُر‬4ِ‫ ِه َو ُكتُب‬4ِ‫ْؤ ِمنَ بِاهللِ َو َمالَِئ َكت‬4ُ‫ نْ ت‬: ‫ ف ْخبِ ْرنِي ع َِن ْاِإل ْي َما ِن قَا َل‬:‫ قَا َل‬،ُ‫ص ِّدقه‬ ‫ََأ‬ ُ َ ُ‫س لُهُ َوي‬ ‫َأ‬ ْ َ‫فَ َع ِج ْبنَا لَهُ ي‬
ْ‫ِإن‬4 َ‫راهُ ف‬4َ 4َ‫ َأنْ تَ ْعبُ َد هللاَ َكَأنَّكَ ت‬:‫ قَا َل‬،‫ان‬ ِ ‫س‬ َ ‫ قَا َل فََأ ْخبِ ْرنِي َع ِن ْاِإل ْح‬، َ‫ص َد ْقت‬ َ ‫ قَا َل‬.‫ش ِّر ِه‬ َ ‫اآلخ ِر َوتُْؤ ِمنَ بِا ْلقَ َد ِر َخ ْي ِر ِه َو‬ ِ
‫ قَا َل فََأ ْخبِ ْرنِي‬.‫ساِئ ِل‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
ْ ‫َأ‬
َّ َ‫َ َ َ ْ ْ ُ َ َ ِ َ ِ ن‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ن‬ْ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ُؤو‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ل‬ْ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫م‬ : ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ، ‫ة‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ال‬ ‫ن‬
ِ َ َّ ِ َ ِ ْ ِ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫خ‬ ْ ‫ََأ‬ ‫ف‬ : ‫ل‬
َ ‫ا‬َ ‫ق‬ . ‫ك‬َ ‫ا‬‫ر‬ ‫ي‬ ‫ه‬َّ ‫ن‬
َ َ ُ ‫َ ُ ِإ‬ َ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫ا‬‫َر‬ ‫ت‬ ْ‫ن‬ ُ
‫ك‬ َ‫لَ ْم ت‬
‫ ثُ َّم‬،‫ان‬4 ِ 4َ‫اولُ ْونَ فِي ا ْلبُ ْني‬4 َ 4َ‫ا ِء يَتَط‬4‫الش‬ َّ ‫ا َء‬44‫ قَا َل َأنْ تَلِ َد ْاَأل َمةُ َربَّتَ َها َوَأنْ تَ َرى ا ْل ُحفَاةَ ا ْل ُع َراةَ ا ْل َعالَةَ ِر َع‬،‫اراتِ َها‬ َ ‫عَنْ َأ َم‬
‫تـا ُك ْم‬ َ ‫ ُل َأ‬4‫ا َل فَِإنَّهُ ِج ْب ِر ْي‬44َ‫ ق‬. ‫ ْولُهُ َأ ْعلَ َم‬4‫س‬ ُ ‫ هللاُ َو َر‬: ُ‫اِئ ِل ؟ قُ ْلت‬4‫الس‬ َّ ‫ ْد ِري َم ِن‬4َ‫ يَا ُع َم َر َأت‬: ‫ ثُ َّم قَا َل‬،‫ق فَلَبِ ْثتُ َملِيًّا‬ َ َ‫ا ْنطَل‬
(‫)رواه مسلم‬. ‫يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu
hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia
duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam)
seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu
“, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia

bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “,
kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “
Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia
melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “
Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau
bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya, dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, orang
miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan
aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “
Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud)
mengajarkan agama kalian “.(Riwayat Muslim)
Keterangan:
Hadits ini sangat mendalam maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. dan
sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Malikat Jibril dan Muhammad Rasulullah
Pelajaran didapat dalam hadits:

1. Disunahkan untuk memperhatikan penampilan kondisi pakaian, kebersihan khususnya dalam shalat, menghadap
ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
2. Siapa yang menghadiri majlis ilmu maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar
peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.
3. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak tahu“, dan hal
tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
4. Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.
5. Termasuk tanda hari kiamat adalah pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan
kedua orang tuanya sebagaimana tuan/majikan memperlakukan hambanya.
6. Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada kebutuhan.
7. Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala.
8. Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.
Menelaah hadits
ُّ ‫س ْو ُل هَّللا ِ َمنْ َأ َح‬

‫ق‬ ُ ‫سلَّ َم فَقَا َل يَا َر‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫س ْو ُل هَّللا‬ُ ‫ضيَاهَّلل ُ َع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل اِلَى َر‬ ِ ‫عَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةً َر‬
ُ‫ا َل ابْن‬44َ‫ص َحابَتِيقَا َل ُأ ُّم َكقَا َل ثُ َّم َمنْ قَا َل ثُ َّم ُأ ُّم َك قَا َل ثُ َّم َمنْ قَا َل ثُ َّم ُأ ُّمكَ قَا َل ثُ َّم َمنْ قَا َل ثُ َّم َأبُ ْوكَ َوق‬
َ ‫س ِن‬ ِ ‫النَّا‬
ْ ‫س بِ ُح‬
)‫شلَهُ (رواهالبخري‬ ْ ‫ش ْب ُر َمةَ َويَ ْح َي بْنُ َأيُ ْو َب َح َّدثَنَا َأبُ ْو ُز ْر َعةَ ِم‬ ُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab:
“Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian siapa lagi?” beliau
menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu. ”(HR.Bukhari, Hadist no:5514 ).
ٌ ِ‫َّما يَ ۡلفِظُ ِمن قَ ۡو ٍل ِإاَّل لَد َۡي ِه َرق‬

‫يد‬ٞ ِ‫يب َعت‬
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir ( Qof : 18 )
Diriwayatkan dalam Shahîhain, al-Bukhaari (no. 6475) dan Muslim (no. 47), dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi
bersabda.
ْ َ‫َمنْ َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َوا ْليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليَقُ ْل َخ ْي ًرا َأ ْو لِي‬
ْ‫ص ُمت‬
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam”.
4.Mengidentifikasi dan menjelaskan cara berbuatan Ihsan berikut ini.

a) ihsan kepada Allah
Yaitu berlaku Ihsan dalam menyembah/beribadah kepada Allah Swt., baik dalam bentuk ibadah khusus yang disebut
ibadah mahdhoh ataupun ibadah umum yang disebut dengan ibadah gairu mahdhoh.Berdasarkan hadis tentang Ihsan di
atas, Ihsan kepada Allah Swt. mengandung dua tingkatan yaitu:...
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
b) Ihsan kepada sesama makhlauk ciptaan Allah
1) ihsan kepada Orangtua

Berdasarkan Q.S. al-Isro’/17:24) Dan dalam sebuah hadis riwayat at-Tirm³z³, dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw.
Bersabda yang artinya
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
2) ihsan kepada karip kerabat
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
3) Ihsan anak yatim dan fakir miskin

_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
c) Ihsan kepada tetangga dan tamu

_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
e) ihsan kepada karyawan/pembantu rumah Tangga

__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
f) ihsan kepada binatang dan alam sekitar

__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
BAB VI
PERTEMUAN KE-1
MEMBANGUN MAHLIGAI RUMAH TANGGA
(Menganalisis Dan Evaluasi Ketentuan Pernikahan Dalam Islam)
KOMPETENSI DASAR :
4.6 Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pernikahan dalam islam
4.6.1 Membaca Q.S. Ar Rum: 21 secara benar berdasarkan kaidah tajwid.
4.6.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ar Rum: 21 dengan lancar

1. Mengamati gambar berikut ini. (Buku PAI Halaman 117)
2. Menganalisis hukum bacaan/tajwid

3. Membuat pertanyaan dari gambar tersebut. (Contoh Di inspirasi QS. Al Haj : 5 )
ٖ َ‫ض َغ ٖة ُّم َخلَّق‬

‫ة‬44 ۡ ‫اب ثُ َّم ِمن نُّ ۡطفَ ٖة ثُ َّم ِم ۡن َعلَقَ ٖة ثُ َّم ِمن ُّم‬ ٖ ‫ث فَِإنَّا َخلَ ۡق ٰنَ ُكم ِّمن ت َُر‬ ِ ‫ب ِّمنَ ۡٱلبَ ۡع‬ ٖ ‫اس ِإن ُكنتُمۡ فِي َر ۡي‬ ُ َّ‫ٰيََٓأ ُّي َهاٱلن‬
‫ َو ِمن ُكم‬4ۖۡ‫ َّد ُكم‬4 ‫ش‬ُ ‫س ٗ ّمى ثُ َّم نُ ۡخ ِر ُج ُكمۡ ِط ۡفاٗل ثُ َّم لِت َۡبلُ ُغ ٓو ْا َأ‬ َ ‫َو َغ ۡي ِر ُم َخلَّقَ ٖة لِّنُبَيِّنَ لَ ُكمۡۚ َونُقِ ُّر فِي ٱَأۡل ۡر َح ِام َما نَشَٓا ُء ِإلَ ٰ ٓى َأ َج ٖل ُّم‬
ۡ ‫ِإ َذٓا َأ‬4 َ‫ د َٗة ف‬4‫ض هَا ِم‬
‫ا‬44َ‫نزَلن‬ َ ‫رى ٱَأۡل ۡر‬4 َ ‫ ِد ِع ۡل ٖم‬4‫ ِر لِ َك ۡياَل يَ ۡعلَ َم ِم ۢن بَ ۡع‬4‫ َر ُّد ِإلَ ٰ ٓى َأ ۡر َذ ِل ۡٱل ُع ُم‬4 ُ‫ َوفَّ ٰى َو ِمن ُكم َّمن ي‬4 َ‫َّمن يُت‬
َ 4َ‫ ٗۡ‍ٔي ۚا َوت‬4 ‫ش‬
ۡ ‫ٱهتَ َّز ۡت َو َربَ ۡت َوَأ ۢنبَت َۡت ِمن ُك ِّل‬ ۡ ‫َعلَ ۡي َه‬
ۡ ‫اٱل َمٓا َء‬
‫يج‬
ٖ ‫ج بَ ِه‬ ِ ۢ ‫زَو‬
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara
kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
(Refren... At Thoriq, Al Mukminun: 12-14. Dll ).
Pertanyaan1
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Pertanyaan 2
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
Pertanyaan 3
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Pertanyaan 4
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
4. Mengumpulkan data dari berbagai sumber : Misalnya : Sumber 1 dari QS. Al Mukminun: 12-14; Sumber 2 : Hadits Rasulullah
saw Sumber 3 : Buku PAI Kelas XII ; dan Sumber 4 dari www.anangsaepudin.com :
5. Menyimpulkan data sebagai jawaban pertanyaan di atas
Jawaban Pertanyaan 1
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallammenjelaskan

ْ َ‫شتِ ِه ْم َوا ْلق‬
‫ص َد فِى نَفَقَا تِ ِه ْم‬ َ ‫ص ِغ ْي ُر ُه ْم َكبِ ُر ُه ْم َو َر َزقَ ُه ُم ال ِّر ْف‬
َ ‫ق فِى َم ِع ْي‬ ٍ ‫ِإ َذاَأ َرا َدبَِأ ْه ِل بَ ْي‬
َ ‫م فِى ال ِّديْنَ َو ُوقِّ َر‬4ْ ‫ت َخ ْي ًرافَفَقَّ َه ُه‬
)‫ َواِ َذااَ َرا َدبِ ِه ْم َغ ْي َر َذلِك تَ َر َك ُه ْم َه ْمالً (رواه الديالمى وعنـاس‬.‫ص َر ُه ْم ُعيُ ْو بُ ُه ْم فَيَت ُْوبُ ْوا ِم ْن َها‬ َّ َ‫َوب‬
Apabila menghendaki keluarga / rumah tangga itu mendapat kebaikan dan kebahagiaan, maka ada 5 ciri pembinaan keluarga itu,
yaitu:
1. Keluarga rumah tangga itu hidup beragama
2. Yang muda menghormati yang lebih tua
3. Mencari penghidupan (rizki) dengan lembut, tidak tama’ dan tidak serakah
4. Menafkahkan hartanya tidak boros dan tidak kikir, sederhana.
5. Segala keaiban dan kekurangannya diperlihatkan supaya cepat bertaubat kepada Allah. Dan apabila Allah Subhaanahu
Wata’ala menghendaki yang sebaiknya, maka ia biarkan keluarga rumah tangga itu dalam kesesatan. (HR. Dailami dan
Anas).
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Mambaca QS. Ar Rum : 21
ٰ ۚ
ٖ َ‫ َك أَل ٓ ٰي‬4ِ‫ ةً ِإنَّ فِي َذل‬4‫ َل بَ ۡينَ ُكم َّم َود َّٗة َو َر ۡح َم‬4‫ا َو َج َع‬44‫ ُكنُ ٓو ْا ِإلَ ۡي َه‬4‫ج ا لِّت َۡس‬4ٗ ‫ ُكمۡ َأ ۡز ٰ َو‬4‫س‬
‫و ٖم‬4ۡ 4َ‫ت لِّق‬ ِ ُ‫ق لَ ُكم ِّم ۡن َأنف‬
َ 4َ‫َو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِٓۦه َأ ۡن َخل‬
َ‫يَتَفَ َّكرُون‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir
PERTEMUAN KE-2
MENGANALISIS DAN EVALUASI KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM

1. Membaca buku PAI Kelas XII Halaman 117-132
2. Mengidentifikasi Ketentuan Nikah dalam Islam
a) Pengertian dan Tujuan Nikah.....
b) Al Khitbah/ Meminang....
c) Hukum dan Syarat Nikah....
d) Rukun Nikah....
e) Pernikahan yang diharamkan...
f) Kewajiban suami-istri
g) Kewajiban orang tua kepada anak-anaknya
h) Hikmah Nikah...
i) Talak/Perceraian....
j) Khuluk / Talak Tebus...
3. Memverifikasi temuan terkait Ketentuan Nikah
Verifikasike 1
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________

_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 2
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 3
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
..Verifikasi ke 4
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 5
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 6
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 7
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________

.. Verifikasi ke 8
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 9
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 10
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 11
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
PERTEMUAN KE-3

1. Mengamati BUKU PAI KELAS XII Halaman127-128 tentang NIKAH BATHIL .
2. Menemukan problem dari tiap-tiap jenis nikah bathil
No. NIKAH BATHIL PROBLEM
1. Nikah Mut’ah - Adanya batas waktu nikah

-
2 Nikah Syighor
3 Nikah Tahlil/Muhallil
4 Nikah antar agama

3. Mengevaluasi dan mengkritisi KEMUDIAN mempresentasi di depan kelas
Nikah mut’ah ini sangatlah tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya dimana dalam Islam melakukan pernikahan
bertujuan untuk melanggengkan hubungan yang baik dan harmonis,
sedangkan jika nikah dibatasi waktunya………………………………………………………
Verifikasi ke 1
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 2
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 3
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
Verifikasi ke 4
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________
PERTEMUAN KE-4

1. Menganalisis hukum bacaan/tajwid yang terdapat pada QS. Ar Rum: 21
NO KATA/KALIMAT HUKUM BACAAN ARTI KATA/KALIMAT
1 ‫َو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِهۦ‬

2 َ َ‫َأ ۡن َخل‬
‫ق لَ ُكم‬
3 ِ ُ‫ِّم ۡن َأنف‬
‫م‬4ۡ‫س ُك‬
4 ‫َأ ۡز ٰ َو ٗجا لِّت َۡس ُكنُ ٓو ْا‬
5 ‫ِإلَ ۡي َها َو َج َع َل بَ ۡينَ ُكم‬
6 ً‫َّم َود َّٗة َو َر ۡح َم ۚة‬
7 َ‫ِإنَّ فِي ٰ َذلِك‬

8 ٖ َ‫أَل ٓ ٰي‬
‫ت لِّقَ ۡو ٖم‬
9 َ‫يَتَفَ َّكرُون‬
2. Tentukanlah apa hukum bacaan dan arti kata/kalimat yang terdapat kolom diatas
3. Mendomontrasikan hafalan Ar Rum: 21
Mambaca QS. Ar Rum : 21
ٰ ۚ
ٖ َ‫ َك أَل ٓ ٰي‬4ِ‫ ةً ِإنَّ فِي َذل‬4‫ َل بَ ۡينَ ُكم َّم َود َّٗة َو َر ۡح َم‬4‫ا َو َج َع‬44‫ ُكنُ ٓو ْا ِإلَ ۡي َه‬4‫ج ا لِّت َۡس‬4ٗ ‫ ُكمۡ َأ ۡز ٰ َو‬4‫س‬
‫و ٖم‬4ۡ 4َ‫ت لِّق‬ ِ ُ‫ق لَ ُكم ِّم ۡن َأنف‬
َ 4َ‫َو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِٓۦه َأ ۡن َخل‬
َ‫يَتَفَ َّكرُون‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir
Delapan fungsi keluarga menurut BKKBN

1. Fungsi agama
Keluarga sebagai tatanan sosial terkecil dalam masyarakat memiliki fungsi sebagai tempat memperkenalkan dan mengajarkan
kepercayaan akan keber-Tuhan-an. Keluarga berperan untuk membentuk generasi masyarakat yang agamis, yang beriman, dan
percaya terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Fungsi sosial
Keluarga sebagai basis untuk membentuk generasi yang mengerti aturan sosial. Mengenai norma-norma yang berlaku di
masyarakat, mengenai aturan-aturan tak baku bagaimana cara bersosialisasi terhadap sesama manusia, bagaimana menghargai
alam, dan kehidupan sosial. Diharapkan anak-anak, sebagai generasi penerus dari sebuah keluarga, diberikan pendidikan
mengenai tingkah laku sesuai dengan fase perkembangan mereka.

3. Fungsi cinta kasih
Dalam satu keluarga, diharapkan akan saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Dengan berlimpahnya kasih sayang,
diharapkan akan terbentuk manusia-manusia yang memiliki kecerdasan emosional yang baik sehingga tercipta keluarga yang
berkualitas, dan seterusnya akan terbentuk generasi-generasi yang berkualitas sehingga akan menciptakan suasana yang nyaman
dalam sebuah kehidupan bermasyarakat.

4. Fungsi perlindungan
Keluarga menjadi satu tempat yang memberikan perlindungan yang nyaman bagi anggotanya. Melindungi setiap anggotanya dari
tindakan-tindakan yang kurang baik. Sehingga anggota keluarga merasa nyaman dan terlindung dari hal-hal yang tidak
menyenangkan.

5. Fungsi ekonomi
serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-
sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.

6. Fungsi pendidikan
Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anak generasi penerusnya. Sebuah keluarga idealnya mampu menjadi
tempat dimana terjadi interaksi yang mendidik. Suami terhadap istri, atau orang tua terhadap anak-anaknya. Memberikan
pendidikan pada anak-anak sesuai dengan tahapan usia adalah salah satu fungsi pendidikan dalam sebuah keluarga.
Fungsi pendidikan ini dapat diaplikasikan dengan cara menyekolahkan anak-anaknya sesuai dengan perkembangan usia.
Diharapkan, dengan diberikan pendidikan melalui sekolah, anak-anak akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
perkembangan tingkah laku sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

7. Fungsi pelestarian lingkungan
Seperti fungsi-fungsi lainnya, fungsi pelestarian lingkungan merupakan satu dari delapan fungsi keluarga. Dalam fungsi ini,
keluarga memberikan pengetahuan mengenai norma terhadap lingkungan sehingga diharapkan generasi penerus keluarga
tersebut akan lebih santun terhadap alam dan lingkungannya.

8. Fungsi reproduksi
Fungsi ini merupakan fungsi yang paling hakiki dalam sebuah keluarga karena harus dapat melanjutkan keturunannya dan yang
diharapkan adalah keturunan yang berkualitas. Memelihara, membesarkan anak, dan merawat keluarga juga termasuk dalam
fungsi reproduksi ini.
Nurhasim
BUKU PENDUKUNG
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SMA Negeri 1 Metro
KELAS – XII
SEMESTER GENAP

Tlp. 072541629
BAB VII
PERTEMUAN KE-1
KETENTUAN WARIS DALAM ISLAM
(Menganalisis Dan Evaluasi Ketentuan Waris Dalam Islam)
KOMPETENSI DASAR :
3.7 Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam

1. Mengamati Buku PAI Kelas XII halaman 140-149
2. Mengidentifikasi Ketentuan Waris dalam Islam (Buku PAI Kelas XII Halaman : 140-149.
No. KETENTUAN WARIS KETERANGAN

Hal-hal yang perlu diselesaikan sebelum harta waris dibagi Buku PAI Kelas XII halaman 140
adalah; biaya mengurus jenazah, hutang si mayat,
1 melksanakan wasiat dan menunaikan zakat bila
mencapai nisab
Syarat-syarat mendapatkan Warisan sebagai berikut: Buku PAI XII halaman 147
1. Jelasnya kematian pewarits “tidak sah pembagian harta
warits sebelum jelas kematian pewarits”
2. Kejelasan masih hidupnya ahli warits pada hari ketika
2 meninggalnya pewarits
3. Mengetahui cara-cara pembagian harta warits sesuai
ajaran Islam
4. Tidak adanya penghalang pada seseorang untuk
mendapatkan harta warits
Jumlah ahli waris yang berhak menerima harta warisan dari ‫ٓا ِء‬4 ‫س‬ َ ِّ‫ونَ َولِلن‬44ُ‫دَا ِن َوٱَأۡل ۡق َرب‬4 ِ‫ َر َك ۡٱل ٰ َول‬4 َ‫يب ِّم َّما ت‬ٞ 4‫ص‬ ِ َ‫ ا ِل ن‬4‫لِّل ِّر َج‬
seseorang yang meninggaldunia ada 25 orang,yaitu 15 orang ‫ ۚ َر‬4ُ‫ هُ َأ ۡو َكث‬4‫ َّل ِم ۡن‬4َ‫ونَ ِم َّما ق‬44ُ‫يب ِّم َّما تَ َر َك ۡٱل ٰ َولِدَا ِن َوٱَأۡل ۡق َرب‬
ٞ ‫ص‬ ِ َ‫ن‬
dari ahli waris pihak laki-laki dan 10 orang dari ahli waris pihak ‫وضا‬ٗ ‫ص ٗيبا َّم ۡف ُر‬ ِ َ‫ن‬
perempuan Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa
3
dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bahagian yang telah ditetapkan QS. AnNisa’:7 dan 5: 11 dsb
Terdapat lima penghalang yang menjadi sebab ahli warits tidak Buku PAI kelas XII halaman 146 – 147
mendapatkan warits :
4
1. Kufur, “tidak mewaritsi muslim terhadap kafir begitu juga
orang kafir pada orang muslim”.
2. Murtad, yakni orang yang keluar dari agama Islam tidak
mewaritsi orang murtad atas kerabatnya yang muslim.

3. Membunuh, seorang pembunuh tidak mendapat warits sama
sekali dari yang terbunuh.
4. Zina, anak zina tidak mewaritsi dari ayahnya juga sebaliknya,
akan tetapi saling mewaritsi dengan ibunya.
5. Hamba Sahaya,
Hukum Waritsdi Indonesia diatur dalam Kompilasi Hukum Hukum Waris di Indonesia dalam KHI.
Islam Buku II Hukum Kewaritsan yang terdiri atas 5 Bab, dan
5 43 pasal (dari pasal 171 sampai pasal 214). Di dalamnya
memuat aturan tentang: Pengertian Hukum Kewarits,
Penghalang Memperoleh Harta Warits, Kelompok-kelompok
Ahli Warits dan Besarnya Bagian Warits serta Kewajiban Ahli
Warits terhadap Pewarits
3. Mengumpulkan data-data.
Misalnya : Sumber 1 dari Al-Qur’an ; Sumber 2 : Hadits Rasulullah saw; Sumber 3 : Buku PAI Kelas XII ;
dan Sumber 4 dari www.anangsaepudin.com : ………
4. Memverifikasi temuan terkait Ketentuan Waris dalam Islam.

Ketentuan waris : Adanya waris setelah wafatnya pemilik harta.
Berdasarkan data yang saya temukan dalam Al-Qur’an yaitu QS……….yang maknanya …………………………………….
Data lain ditemukan dari Hadits Rasulullah SAW …………………………………….
Jadi memang dapat dibenarkan bahwa hal tadi termasuk ketentuan mawaris dalam Islam.
VERIFIKASI KE 1
Dalam buku PAI kelas XII halaman 140 disebutkan tentang: Perihal yang harus diselesaikan sebelum harta waris dibagi
adalah; biaya mengurus jenazah, hutang si mayat, melksanakan wasiat dan menunaikan zakat sesuai ketentuan (mencapai
nisab)
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
VERIFIKASI KE 2
Dalam buku PAI XII halaman 147 dinyatakan tentang syarat syarat mendapatkan warisan sebagai berikut:
1. Jelasnya kematian pewarits “tidak sah pembagian harta warits sebelum jelas kematian pewarits”
2. Kejelasan masih hidupnya ahli warits pada hari ketika meninggalnya pewarits
3. Mengetahui cara-cara pembagian harta warits sesuai ajaran Islam
4. Tidak adanya penghalang pada seseorang untuk mendapatkan harta warits
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________

VERIFIKASI KE 3
Pada buku PAI kelas XII halaman 147 tertera bagan tentang Jumlah ahli waris yang berhak menerima harta warisan dari
seseorang yang meninggaldunia ada 25 orang,yaitu 15 orang dari ahli waris pihak laki-laki dan 10 orang dari ahli waris pihak
perempuan
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
‫َان َوٱَأۡل ۡق َربُونَ ِم َّما قَ َّل ِم ۡنهُ َأ ۡو‬

ِ ‫يب ِّم َّما ت ََركَ ۡٱل ٰ َولِد‬
ٞ ‫ص‬ َ ِّ‫َان َوٱَأۡل ۡق َربُونَ َولِلن‬
ِ َ‫سٓا ِء ن‬ ِ ‫يب ِّم َّما تَ َركَ ۡٱل ٰ َولِد‬
ٞ ‫ص‬ ِ ‫لِّل ِّر َج‬
ِ َ‫ال ن‬
ٗ ‫ص ٗيبا َّم ۡف ُر‬
‫وضا‬ ِ َ‫َكثُ ۚ َر ن‬
Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi
orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit
atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan QS. AnNisa’:7 dan 5: 11 dsb
VERIFIKASI KE 4
Didalam buku PAI kelas XII halaman 146 – 147 di nyatakan:Terdapat lima penghalang yang menjadi sebab ahli warits tidak
mendapatkan warits :
1. Kufur, “tidak mewaritsi muslim terhadap kafir begitu juga orang kafir pada orang muslim ”.
2. Murtad, yakni orang yang keluar dari agama Islam tidak mewaritsi orang murtad atas kerabatnya yang muslim.
3. Membunuh, seorang pembunuh tidak mendapat warits sama sekali dari yang terbunuh.
4. Zina, anak zina tidak mewaritsi dari ayahnya juga sebaliknya, akan tetapi saling mewaritsi dengan ibunya.
5. Hamba Sahaya,
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
VERIFIKASI KE 5
Hukum Waritsdi Indonesia diatur dalam Kompilasi Hukum Islam Buku II Hukum Kewaritsan yang terdiri atas 5 Bab, dan 43 pasal
(dari pasal 171 sampai pasal 214). Di dalamnya memuat aturan tentang: Pengertian Hukum Kewarits, Penghalang Memperoleh
Harta Warits, Kelompok-kelompok Ahli Warits dan Besarnya Bagian Warits serta Kewajiban Ahli Warits terhadap Pewarits .
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
PERTEMUAN KE-2
MENGANALISIS DAN EVALUASI KETENTUAN WARIS DALAM ISLAM
1. Mengamati Contoh perhitungan Waris dalam BUKU PAI Kelas XII Halaman 156
2. Mencari Kasus / Masalah Pembagian Waris yang pernah terjadi di masyarakat

Misalnya : Tetangga meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris : Istri, anak, adik, cucu, dll. Sedangkan harta yang
ditinggalkan adalah Rp. ………………………………………………..
Jadi perhitungannya adalah ………………………………………………… ?
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
3. Mengumpulkan data-data :
Data 2 : Bagan Ahli Waris
Ahli waris laki-laki

anak laki-laki
cucu laki-laki dari anak laki-laki
bapak
kakek dari ayah
saudara laki-laki sekandung
saudara laki-laki sebapak
saudara laki-laki seibu
anak laki-laki saudara laki-laki sekandung bapak
anak laki-laki saudara laki-laki sebapak anak laki-laki
paman seibu sebapak suami
anak laki-laki paman sekandung denganbapak
anak laki-laki paman yang sebapak dgn bapak
laki-laki yang memerdekakan mayat (jika pernah jadi
budak bapak
Suami ibu
paman sebapak anak laki-laki
anak perempuan
suami atau istri
suami
Ahli waris perempuan

cucu perempuan dari anak laki-laki
istri
ibu
saudara perempuan
ibu dari bapak
sekandung
ibu dari ibu
anak perempuan
saudara perempuan sekandung
cucu perempuan dari
saudara perempuan sebapak
anak laki-laki
saudara perempuan seibu
istri
perempuan yang memerdekakan mayat (jika pernah
menjadi budak)
Data 2 : Eksperimen

ILMU WARIS DAN PERHITUNGAN
Jika Harta Waris
Bagian/ Rp.120.000.000 Harta Warisan
No. Ahli Waris Furud KPK/ Saham Maka : masing-masing
Tiap AM Tiap Harta Warisan ahli waris =
Ahli Waris Ahli Waris tiap bagian = Rp……………
Rp………..
1 Anak perempuan 1/2 12 6 10,000,000 60,000,000
Cucu Pr dari anak laki 1/6 2 10,000,000 20,000,000
Saudara perempuan As Mg 4 10,000,000 40,000,000
12 120,000,000
2 Istri 1/4 12 3 10,000,000 30,000,000
Bapak As 5 10,000,000 50,000,000
Ibu 1/3 4 10,000,000 40,000,000
12 120,000,000
3 Suami 1/2 6 3 20,000,000 60,000,000
Ibu 1/3 2 20,000,000 40,000,000
Bapak As Bn 1 20,000,000 20,000,000
6 120,000,000
4 Anak perempuan 1/2 2 1 60,000,000 60,000,000
Paman As 1 60,000,000 60,000,000
2 120,000,000
5 2 Perempuan 2/3 3 2 40,000,000 80,000,000
Paman As 1 40,000,000 40,000,000
3 120,000,000
6 1 Anak pr (asobah) 1/3 3 1 40,000,000 40,000,000
1 Anak lk (asobah) 2/3 2 40,000,000 80,000,000
3 120,000,000
7 2 Anak perempuan 2/3 3 2 40,000,000 80,000,000
1 Paman Asobah 1 40,000,000 40,000,000
3 120,000,000
8 Anak pr dari anak laki-laki(a) 1/3 3 1 40,000,000 40,000,000
Anak laki dari anak laki (as) 2/3 2 40,000,000 80,000,000
3 120,000,000
9 Anak pr 1/2 6 3 20,000,000 60,000,000
Anak pr dari anak laki 1/6 1 20,000,000 20,000,000
Anak laki sebapak Asobah 2 20,000,000 40,000,000
6 120,000,000
10 2 Saudara pr kandung 2/3 3 2 40,000,000 80,000,000
1 Saudara pr sebapak gugur -
1 Saudara laki sebapak 1/3 1 40,000,000 40,000,000
3 120,000,000
11 Ibu 1/6 6 1 20,000,000 20,000,000
5 Saudara laki-laki Asobah 5 20,000,000 100,000,000
6 120,000,000
12 Ibu 1/3 3 1 40,000,000 40,000,000
Bapak 2/3 2 40,000,000 80,000,000
3 120,000,000

13 Suami 1/2 2 -
Ibu 1/2 -
Bapak 2 x ibu
2 120,000,000
14 Istri 1/4 4 1 30,000,000 30,000,000
Ibu 1/4 1 30,000,000 30,000,000
Bapak 2/4 2 30,000,000 60,000,000
4 120,000,000
15 Bapak 1/6 6 1 20,000,000 20,000,000
Anak laki-laki Asobah 5 20,000,000 100,000,000
6 120,000,000
16 Bapak 1/6+Us 6 1+2 20,000,000 60,000,000
1 Anak perampuan 1/2 3 20,000,000 60,000,000
6 120,000,000
17 1 anak pr 1/2 24 12 5,000,000 60,000,000
1 anak pr dari anak laki 1/6 4 5,000,000 20,000,000
Ibu 1/6 4 5,000,000 20,000,000
Istri 1/8 3 5,000,000 15,000,000
Saudara pr Asobah 1 5,000,000 5,000,000
24 120,000,000
18 Bapak 1/6 12
Ibu 1/6
Suami 1/4
Anak Usbah
1 anak pr Usbah
12 120,000,000
19 Bapak 1/6 24 -
Ibu 1/6 -
Istri 1/8 -
Anak L Usbah -
Anak P Usbah
24 120,000,000
20 Istri 1/4 12 3 10,000,000 30,000,000
Ibu 1/6 2 10,000,000 20,000,000
Saudari se ayah '1/2 6 10,000,000 60,000,000
Saudari se Ibu 1/6 1 10,000,000 10,000,000
12 120,000,000
21 Isteri 1/4 4 1 30,000,000 30,000,000
Cucu pr. Pancar perempuanUsbah 3 30,000,000 90,000,000
4 120,000,000
22 Isteri 1/8 8 1 15,000,000 15,000,000
Cucu laki dari laki Usbah 7 15,000,000 105,000,000
8 120,000,000
23 Isteri 1/8 24 3 5,000,000 15,000,000
Anak perempuan 1/2 12 5,000,000 60,000,000
Ayah 1/6+Us 4+5 5,000,000 45,000,000
24 120,000,000

24 3 orang isteri 1/8 24 -
Ibunya ibu 1/6 -
Anak pr Usbah -
Anak laki Usbah
24 120,000,000
25 Suami 1/2 2 1 60,000,000 60,000,000
Saudari kandung 1/2 1 60,000,000 60,000,000
2 120,000,000
26 Suami 1/2 6 3 20,000,000 60,000,000
Ibu 1/3+Rd 2+1 20,000,000 60,000,000
6 120,000,000
27 Suami 1/2 2 1 60,000,000 60,000,000
Cucu laki dari perempuan Urd 1 60,000,000 60,000,000
2 120,000,000
28 Suami 1/4 4 -
Anak pr 1/2 -
Saudara seayah Usbah -
Saudari se ayah Usbah
4 120,000,000
29 Suami 1/2 2 1 60,000,000 60,000,000
Saudara kandung Usbah 1 60,000,000 60,000,000
Anak laki-laki pembunuh Gugur
2 120,000,000
30 2 Anak pr 2/3 18 12 6,666,666 79,999,992
Ibu 1/6 3 6,666,666 19,999,998
Sdri kandung Usbah 3 6,666,666 19,999,998
Isteri masehi gugur
18 119,999,988
31 Anak pr 1/2 24 12 5,000,000 60,000,000
Isteri 1/8 3 5,000,000 15,000,000
Ibu 1/6 4 5,000,000 20,000,000
Ayah 1/6 +Us 4+1 5,000,000 25,000,000
24 120,000,000
32 Anak pr 1/2 24 12 5,000,000 60,000,000
Isteri 1/8 3 5,000,000 15,000,000
Ayah 1/6 +Us 4+5 5,000,000 45,000,000
24 120,000,000
33 Anak pr 1/2 +Rd 8 4+3 15,000,000 105,000,000
Isteri 1/8 1 15,000,000 15,000,000
8 120,000,000
34 Anak pr 1/2 8 4 15,000,000 60,000,000
Istri 1/8 1 15,000,000 15,000,000
Saudari kandung Usbah 3 15,000,000 45,000,000
8 120,000,000
35 2 anak pr 2/3 12 8 10,000,000 80,000,000
Suami 1/4 3 10,000,000 30,000,000
Cucu laki dari laki Usbah 1 10,000,000 10,000,000
12 120,000,000
36 2 anak pr 2/3 6 4 20,000,000 80,000,000
Ayah 1/6 +Us 1+1 20,000,000 40,000,000
6 120,000,000
37 Ayah 1/6 6 -
Anak pr Usbah -
Anak laki-laki Usbah
6 120,000,000
38 Isteri 1/8 8 -
2 anak pr Usbah -
Anak laki-laki Usbah
8 120,000,000
39 Suami 1/4 4 1 30,000,000 30,000,000
4 anak laki-laki Usbah 3 30,000,000 90,000,000
4 120,000,000

MASALAH RADD (JIKA KELEBIHAN DANA) : JIKA KPK > TOTAL SAHAM
40 Istri 1/4 12 3 10,909,091 32,727,273

Ibu 1/6 2 10,909,091 21,818,182
MASALAH RADD (JIKA KELEBIHAN DANA) : JIKA KPK > TOTAL SAHAM
2 Saudara perempuan 2/3 4 10,909,091 43,636,364
1 Saudara
40 Istri laki seibu 1/6
1/4 12 1
3 10,909,091
10,909,091 10,909,091
32,727,273
1 Saudara perempuan seibu 1/6
Ibu 1/6 1
2 10,909,091 10,909,091
21,818,182
2 Saudara perempuan 2/3 4
11 10,909,091 43,636,364
120,000,000
1 Saudara laki seibu 1/6 1 10,909,091 10,909,091
41 1 Saudara pr kandung 1/2 6 3 30,000,000 90,000,000
1/6 1 10,909,091 10,909,091
1 Saudara pr sebapak 1/6 1
11 30,000,000 30,000,000
120,000,000
41 1 Saudara pr kandung 1/2 6 4
3 30,000,000 120,000,000
90,000,000
42 1 Saudara pr sebapak
Isteri 1/6
1/4 12 1
3 30,000,000
10,909,091 30,000,000
32,727,273
4 120,000,000
Saudari kandung 1/2 6 10,909,091 65,454,545
42 Isteri 1/4 12 3 10,909,091 32,727,273
Ibunya Ibu
Saudari kandung 1/6
1/2 2
6 10,909,091
10,909,091 21,818,182
65,454,545
Ibunya Ibu 1/6 11
2 10,909,091 120,000,000
21,818,182
43 Suami 1/4 12 11
3 10,909,091 120,000,000
32,727,273
43 Suami 1/4 12 3 10,909,091 32,727,273
Ibunya ibu 1/6 2 10,909,091 21,818,182
Ibunya ibu 1/6 2 10,909,091 21,818,182
Anak pr
Anak pr 1/2
1/2 6
6 10,909,091
10,909,091 65,454,545
65,454,545
11
11 120,000,000
120,000,000
44
44 Suami
Suami 1/4
1/4 12
12 3
3 10,909,091
10,909,091 32,727,273
32,727,273
Ibunya ibu 1/6 2 10,909,091 21,818,182
Ibunya ibu 1/6 2 10,909,091 21,818,182
Anak pr 1/2 6 10,909,091 65,454,545
Anak pr 1/2 6
11 10,909,091 65,454,545
120,000,000
11 120,000,000
MASALAH AUL (JIKA KEKURANGAN DANA) : JIKA KPK < TOTAL SAHAM
MASALAH AUL (JIKA KEKURANGAN DANA) : JIKA KPK < TOTAL SAHAM
45 Suami 1/2 6 3 15,000,000 45,000,000
45 Suami
Ibu 1/2
1/6 6 3
1 15,000,000
15,000,000 45,000,000
15,000,000
2 Saudara perempuan 2/3 4
8 15,000,000 60,000,000
120,000,000
46 Suami 1/2 6 3 17,142,857 51,428,571
Ibu 1/6 1 15,000,000 15,000,000
8
7 120,000,000
119,999,999
46
47 Suami
Suami 1/2
1/2 6
6 3
3 17,142,857
15,000,000 51,428,571
45,000,000
2 Saudara
2 Saudara perempuan
perempuan sebapa2/3
2/3 4
4 17,142,857
15,000,000 68,571,428
60,000,000
Ibu 1/6 1 15,000,000 15,000,000
7 119,999,999
8 120,000,000
47
48 Suami
Suami 1/2
1/2 6
6 3
3 15,000,000
13,333,333 45,000,000
40,000,000
2/3
2 Saudara perempuan sebapa2/3 4
4 15,000,000
13,333,333 60,000,000
53,333,332
Ibu
Ibu 1/6
1/6 1
1 15,000,000
13,333,333 15,000,000
13,333,333
Saudara seibu 1/6 1
8 13,333,333 13,333,333
120,000,000
9 119,999,998
48
49 Suami
Suami 1/2
1/2 6
6 3
3 13,333,333
12,000,000 40,000,000
36,000,000
2/3
2 Saudara perempuan sebapa2/3 4
4 13,333,333
12,000,000 53,333,332
48,000,000
Ibu
Ibu 1/6
1/6 1
1 13,333,333
12,000,000 13,333,333
12,000,000
Saudara laki
Saudara seibuseibu 1/6
1/6 1
1 12,000,000
13,333,333 12,000,000
13,333,333
Saudara laki seibu 1/6 1 12,000,000 12,000,000
9
10
119,999,998
120,000,000
49
50 Suami
Istri 1/2
1/4 6
12 3
3 12,000,000
9,230,769 36,000,000
27,692,308
Ibu 2/3
1/6 4
2 12,000,000
9,230,769 48,000,000
18,461,538
2
IbuSaudara perempuan 2/3
1/6 8
1 9,230,769
12,000,000 73,846,154
12,000,000
13 120,000,000
Data 2 : Al-Qur’an : Qs. An-Nisa ayat 7-12 ; QS. Al-Nahl ayat 75 ; QS.
10 Al Ahzab : 4 120,000,000
50 Istri 1/4 12 3 9,230,769 27,692,308
Ibu 1/6 2 9,230,769 18,461,538
13 120,000,000

Data 2. 1: Qs. An-Nisa ayat 7-12
‫ هُ َأ ۡو‬4‫ َّل ِم ۡن‬4َ‫ونَ ِم َّما ق‬44ُ‫َان َوٱَأۡل ۡق َرب‬ ِ ‫د‬4ِ‫ َر َك ۡٱل ٰ َول‬4َ‫يب ِّم َّما ت‬ ٞ ‫ص‬ِ َ‫سٓا ِء ن‬ َ ِّ‫يب ِّم َّما تَ َركَ ۡٱل ٰ َولِدَا ِن َوٱَأۡل ۡق َربُونَ َولِلن‬ ٞ ‫ص‬ ِ َ‫لِّل ِّر َجا ِل ن‬
ۡ‫و ْا لَ ُهم‬44ُ‫ هُ َوقُول‬4‫ٱر ُزقُوهُم ِّم ۡن‬4 ۡ 4َ‫ ِكينُ ف‬4‫س‬ َ ٰ ‫ربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم‬4ۡ 4ُ‫و ْا ۡٱلق‬44ُ‫ض َر ۡٱلقِ ۡس َمةَ ُأ ْول‬ َ ‫ وَِإ َذا َح‬٧ ‫وضا‬ ٗ ‫ص ٗيبا َّم ۡف ُر‬ ِ َ‫َكثُ ۚ َر ن‬
‫س ِديدًا‬ َ ‫ض ٰ َعفًا َخافُو ْا َعلَ ۡي ِهمۡ فَ ۡليَتَّقُو ْا ٱهَّلل َ َو ۡليَقُولُو ْا قَ ۡواٗل‬ ِ ‫ َو ۡليَ ۡخشَٱلَّ ِذينَ لَ ۡو ت ََر ُكو ْا ِم ۡن َخ ۡلفِ ِهمۡ ُذ ِّريَّ ٗة‬٨ ‫وفا‬ ٗ ‫قَ ۡواٗل َّم ۡع ُر‬
‫ي ُك ُمٱهَّلل ُ فِ ٓي‬4 ‫وص‬ ِ ُ‫ ي‬١٠ ‫ ِع ٗيرا‬4‫س‬ َ َ‫لَ ۡون‬4 ‫ص‬ َ ‫ ِإنَّٱلَّ ِذينَ يَ ۡأ ُكلُونَ َأمۡ ٰ َو َل ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى ظُ ۡل ًما ِإنَّ َما يَ ۡأ ُكلُونَ فِي بُطُونِ ِهمۡ نَ ٗار ۖا َو‬٩
ۡ َ ‫سي‬
ُ‫ ۚف‬4 ‫ص‬ ۡ ِّ‫ا ٱلن‬44‫ د َٗة فَلَ َه‬4‫ق ۡٱثنَت َۡي ِن فَلَ ُهنَّ ثُلُثَا َما ت ََر ۖكَ وَِإن َكانَ ۡت ٰ َو ِح‬ َ ‫ٓاء فَ ۡو‬ٗ ‫س‬ َ ِ‫لذ َك ِر ِم ۡث ُل َحظِّ ٱُأۡلنثَيَ ۡي ۚ ِن فَِإن ُكنَّ ن‬ َّ ِ‫َأ ۡو ٰلَ ِد ُكمۡۖ ل‬
‫ِإن‬44َ‫ث ف‬ ُ ۚ ُ‫د َو َو ِرثَ ٓۥهُ َأبَ َواهُ فَُأِل ِّم ِه ٱلثُّل‬ٞ َ‫ۚد فَِإن لَّمۡ يَ ُكن لَّهۥُ َول‬ٞ َ‫ُس ِم َّما ت ََر َك ِإن َكانَ لَ ۥهُ َول‬ ُ ‫سد‬ ُّ ‫َوَأِلبَ َو ۡي ِه لِ ُك ِّل ٰ َو ِح ٖد ِّم ۡن ُه َما ٱل‬
ۡ‫ب لَ ُكم‬ ُ ‫ َر‬4‫درُونَ َأيُّ ُهمۡ َأ ۡق‬4ۡ 4َ‫صي بِ َهٓا َأ ۡو د َۡي ۗ ٍن َءابَٓاُؤ ُكمۡ َوَأ ۡبنَٓاُؤ ُكمۡ اَل ت‬ ِ ‫صيَّ ٖة يُو‬ ِ ‫ُس ِم ۢن بَ ۡع ِد َو‬ ُ ۚ ‫سد‬ُّ ‫ة فَُأِل ِّم ِه ٱل‬ٞ ‫َكانَ لَ ٓۥهُ ِإ ۡخ َو‬
‫ِإن‬44َ‫ۚد ف‬ٞ َ‫صفُ َما ت ََركَ َأ ۡز ٰ َو ُج ُكمۡ ِإن لَّمۡ يَ ُكن لَّ ُهنَّ َول‬ ۡ ِ‫ ۞ َولَ ُكمۡ ن‬١١ ‫يض ٗة ِّمنَ ٱهَّلل ۗ ِ ِإنَّ ٱهَّلل َ َكانَ َعلِي ًما َح ِك ٗيما‬ َ ‫نَ ۡف ٗع ۚا فَ ِر‬
‫ر ۡكتُمۡ ِإن لَّمۡ يَ ُكن‬4 َ 4َ‫ ُع ِم َّما ت‬4 ُ‫ٱلرب‬ُّ َّ‫ٓا َأ ۡو د َۡي ۚ ٖن َولَ ُهن‬44‫ينَ بِ َه‬4 ‫وص‬ ِ ُ‫صيَّ ٖة ي‬ ِ ‫ٱلربُ ُع ِم َّما ت ََر ۡك ۚنَ ِم ۢن بَ ۡع ِد َو‬ ُّ ‫د فَلَ ُك ُم‬ٞ َ‫َكانَ لَ ُهنَّ َول‬
‫ث‬ ُ ‫ور‬4 َ 4ُ‫ل ي‬ٞ 4‫صيَّ ٖة تُوصُونَ بِ َهٓا َأ ۡو د َۡي ٖۗن وَِإن َكانَ َر ُج‬ ِ ‫د فَلَ ُهنَّ ٱلثُّ ُمنُ ِم َّما تَ َر ۡكتُمۚ ِّم ۢن بَ ۡع ِد َو‬ٞ َ‫ۚد فَِإن َكانَ لَ ُكمۡ َول‬ٞ َ‫لَّ ُكمۡ َول‬
‫ث ِم ۢن‬ ِ ۚ ُ‫ َر َكٓا ُء فِي ٱلثُّل‬4 ‫ش‬ ُ ۡ‫ َك فَ ُهم‬4 ِ‫ُس فَِإن َكانُ ٓو ْا َأ ۡكثَ َر ِمن ٰ َذل‬ ُ ۚ ‫سد‬ ُّ ‫ت فَلِ ُك ِّل ٰ َو ِح ٖد ِّم ۡن ُه َما ٱل‬ٞ ‫ة َولَ ٓۥهُ َأ ٌخ َأ ۡو ُأ ۡخ‬ٞ ‫َك ٰلَلَةً َأ ِو ٱمۡ َرَأ‬
١٢ ‫يم‬ٞ ِ‫صيَّ ٗة ِّمنَ ٱهَّلل ۗ ِ َوٱهَّلل ُ َعلِي ٌم َحل‬ َ ‫ص ٰى بِ َهٓا َأ ۡو د َۡي ٍن َغ ۡي َر ُم‬
ِ ‫ضٓا ۚ ٖ ّر َو‬ َ ‫صيَّ ٖة يُو‬ ِ ‫بَ ۡع ِد َو‬
7. Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak
bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan
8. Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu
(sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh
perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)
11. Allah mensyariátkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama
dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka
dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan
untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya
mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya.
(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)
manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
12. Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak.
Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah
dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang
kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar
hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak
meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu
saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih
dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau
sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu
sebagai) syariát yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
Data 2.2: (QS. Al-Nahl ayat 75 )
ِ ُ‫ ه‬4‫ق ِم ۡن‬
‫ ًر ۖا‬4‫ ٗ ّرا َو َج ۡه‬4 ‫س‬ َ ‫وكا اَّل يَ ۡق ِد ُر َعلَ ٰى ش َۡي ٖء َو َمن َّر َز ۡق ٰنَهُ ِمنَّا ِر ۡزقًا َح‬
ُ ِ‫س ٗنا فَ ُه َو يُنف‬ ٗ ُ‫ض َر َب ٱهَّلل ُ َمثَاًل ع َۡبدٗ ا َّممۡ ل‬ َ
٧٥ َ‫هَلۡ يَ ۡستَ ُوۥ ۚنَ ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ۚ ِ بَلۡ َأ ۡكثَ ُرهُمۡ اَل يَ ۡعلَ ُمون‬
75. Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap
sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezeki itu
secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi
kebanyakan mereka tiada mengetahui
Data 2.3: (Qs Al Ahzab: 4)
ٰٓ
‫ َل‬44‫ا َج َع‬44‫ َو َم‬4ۚۡ‫رُونَ ِم ۡن ُهنَّ ُأ َّم ٰ َهتِ ُكم‬44‫ َل َأ ۡز ٰ َو َج ُك ُم ٱلَِّٔـي تُ ٰظَ ِه‬44‫ا َج َع‬44‫ ۡوفِ ِۚۦه َو َم‬44‫ ٖل ِّمن قَ ۡلبَ ۡي ِن فِي َج‬44‫ َل ٱهَّلل ُ لِ َر ُج‬44‫َّما َج َع‬
٤ ‫سبِي َل‬ َّ ‫ق َو ُه َو يَ ۡه ِديٱل‬ َّ ‫َأ ۡد ِعيَٓا َء ُكمۡ َأ ۡبنَٓا َء ُكمۡۚ ٰ َذلِ ُكمۡ قَ ۡولُ ُكم بَِأ ۡف ٰ َو ِه ُكمۡۖ َوٱهَّلل ُ يَقُو ُل ۡٱل َح‬
4. Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-
istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu
(sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia
menunjukkan jalan (yang benar)
Data 3 : Buku PAI Kelas XII, halaman 146

Jumlah ahli waris yang berhak menerima harta warisan dari seseorang yang meninggal dunia ada 25 orang,yaitu 15
orang dari ahli waris pihak laki-laki yang biasa disebut ahli waris ashabah (yang bagiannya berupa sisa setelah diambil
oleh Zawil Furud) dan 10 orang dari ahli waris pihak perempuan yang biasa disebut ahli waris Zawil furud(yang
bagiannya telah ditentukan) QS. An Nisa’ :
‫َان َوٱَأۡل ۡق َربُونَ ِم َّما قَ َّل ِم ۡنهُ َأ ۡو‬

ِ ‫يب ِّم َّما ت ََركَ ۡٱل ٰ َولِد‬
ٞ ‫ص‬ َ ِّ‫َان َوٱَأۡل ۡق َربُونَ َولِلن‬
ِ َ‫سٓا ِء ن‬ ِ ‫يب ِّم َّما تَ َركَ ۡٱل ٰ َولِد‬
ٞ ‫ص‬ ِ ‫لِّل ِّر َج‬
ِ َ‫ال ن‬
‫وضا‬ ۡ
ٗ ‫ص ٗيبا َّمف ُر‬ِ َ‫َكثُ ۚ َر ن‬
Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak
bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan QS. AnNisa’:7
4.Verifikasi / Pembuktian
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________
5.Mempresentasikan di depan kelas
BAB VIII
PERTEMUAN KE-1
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
KOMPETENSI DASAR :
3.8 Menganalisis dan mengevaluasi strategi dakwah dan per Kembangan Islam Di Indonesia.
3.9 Menganalisis dan mengevaluasi sejarah perkembangan Islam di Indonesia

1. Mengamati Buku PAI KELAS XII Halaman 166 :

2. Menambahkan penyebab dari ketidakjujuran para jurnalis asing terhadap sejarah Islam.
1. Pendapat para jurnalis asing yang berbebeda beda

2. Pengetahuan para jurnalis tentang islam yang masih dangkal
3. Jurnalis tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang isu sejarah islam.
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
3. Memverifikasi/evaluasi penyebabketidakjujuran para jurnalis asing terhadap sejarah Islam

Para pakar sejarah berbeda pndapat mengenai sejarah masuknya Islam ke Nusantara/Indonesia.
Adanya 3 teori Mesir yaitu: 1. Teori Gujarat, 2. Teori Mekah , 3 Teori Persia
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________

PERTEMUAN KE-2
STRATEGI DAKWAH ISLAM DI INDONESIA

1. Mengamati Buku PAI KELAS XII Halaman 170-175 :
2. Mengidentifikasi Strategi Dakwah di Indonesia
NO. STRATEGI DAKWAH KETERANGAN

1. Dakwah dilakukan dengan cara perdagangan Buku PAI Halaman 171
2. Dakwah dilakukan dengan cara perkawinan Buku PAI Hal. 185
3. Dakwah dilakukan dengan cara pendidikan Buku PAI Hal. 185
4. Dakwah dilakukan dengan cara tasawuf Buku PAI Hal. 187
3. Memverifikasi Hasil identifikasi strategi dakwah pada No.2, misalnya:

Strategi dakwah di Indonesia diantaranya yaitu : Dakwah dilakukan dengan cara……….. hal ini merupakan hasil analisa dari
Buku PAI Kelas XII halaman 171. Sebagai data pendukung yaitu ………………………………………..
Verifikasi Ke 2
Dakwah dengan cara perkawinan, dari aspek ekonommi para pedagang muslim memiliki status sosial ekonomi yang baik,
sehingga para wanita pribumi, banyak yang ingin menjadi isteri para saudagar musim.
Verifikasi Ke 3
Para ulama banyak yang mendirikan lembaga pendidikan Islam. Di lembaga pendidikan indah ulama semakin menguatkan
posisi agama Islam dengan pengajaran pengajaran keislaman. Salah satu lembaga pendidikan Islam yang menjadi ciri awal
penyetaraan Islam adalah pesantren.
Verifikasi Ke 4
Para pelaku tasawuf umumnya adalah pengembara. Mereka dengan sukarela mengajar penduduk lokal tentang berbagai hal.
Para sufi memiliki sifat dan budi pekerti yang luhur, sehingga memudahkan mereka bergaul dan memahami masyarakat.

PERTEMUAN KE-3
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
(Faktor pendukung sejarah perkembangan islam di Indonesia)

1. Mengamati Buku PAI KELAS XII Halaman 175 –
2. Mengidentifikasi Faktor pendukung sejarah perkembangan islam di Indonesia
NO. PERKEMBANGAN ISLAM FAKTOR PENDUKUNG

DI INDONESIA
1. Perkembangan Islam
Di Sumatera Tempat awal masuknya Islam. Orang yang menyebarkan adalah Abdullah Arif,
kesopanan dan keramahan orang Arab yang membuat banyak orang masuk Islam.
2. Perkembangan Islam
Di Kalimantan Perkembangan Islam di Kalimantan disebarkan oleh pedagang Arab dan para
mubaligh dari Jawa.
3 Perkembangan Islam Pada abad ke-15, Islam masuk ke Maluku, dibawa oleh pedagang Islam, para ulama
Di Maluku dan para mubaligh.
4 Perkembangan Islam Islam masuk ke Papua, karena pengaruh Raja Maluku, para pedagang muslim,
Di Papua ulama dan mubaligh
5. Perkembangan Islam Di Pada abad ke-16, Islam masuk Sulawesi, dibawa oleh Dato Ri Bandang
Sulawesi
6. Perkembangan Islam Di Masuknya agama Islam ke Nusa Tenggara dibawa oleh para Mubaligh dari bugis
Nusatenggara (sulawesi selatan) dan dari jawa.
7 Perkembangan Islam Di Islam masuk ke Jawa pada abad ke II yang dibawa para pedagang Arab dan
Pulau Jawa mubaligh dari Pasai.

3. Memverifikasi/Evaluasi
Jika meyakini dari teori Mekah, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M. Kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Jeumpa
yang berdiri sejak abad ke- 8 KI. Islam berkembang pesat di Indonesia pada abad ke-13 M.
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_

BAB IX
PERTEMUAN KE-1
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI DUNIA
(Analisis Dan Evaluasi Faktor Kemajuan Peradaban Islam Dunia)
Uraian yang singkat tentang tiga dinasti besar yang berkembang berpengaruh di India yakni Mughal, Turki yakni
Utsmaniyah dan Safawiyah di Persia. Ketiga dinasti ini memberikan sumbangan yang besar dalam perkembangan peradaban
Islam.Layaknya dinasti besar lainnya, ketiga dinasti ini mempunyai cirri khusus dan penting sebagai sumbanganbagi peradaban
Islam.
Dinasti Mughal terkenal dengan ajaran agama Ilahinya yang terus terlihat hingga sekarang di India. Dinasti Turki
Utsmaniyah terkenal dengan kekuatan militer dan sumbangan Qanunnya terhadap hukum Islam, serta merupakan kekhalifahan
Islam terakhir. Sedangkan dinasti Syafawiyah terkenal dengan tarekatnya yang berhasil menjelma menjadi kekuatan politik.
KOMPETENSI DASAR :
3.10 Menganalisisdan mengevaluasi faktor-faktor kemajuan peradabanIslam di dunia.
1. Mengamati Gambar berikut ini. Buku Halaman 196
2. Menemukan pesan-pesan yang ada pada gambar di atas.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
PERTEMUAN KE-2
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI DUNIA
(Analisis Dan Evaluasi Faktor Kemunduran Peradaban Islam Dunia)
Baghdad merupakan pusat perkembangan Ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Kemunduran peradaban Islam
bermula dari jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol. Penyebab kemunduran peradaban Islam disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya, lemahnya kekuasaan para kholifah, terjadinya perpecahan dan pemberontakkan, krisis di bidang ekonomi dan
politik, tidak mampu mengurus wilayah kekuasaan Islam yang luas dan sebagainya.
Meski dilanda kemunduran, umat Islam mencoba untuk bangkit kembali dan menyusun babak baru dalam kehidupannya.
Pada abad pertengahan tersebut bermunculan tokoh-tokoh ahli di berbagai ilmu pengetahuan. Hal lain yang penyebab
kemunduran islam dikarenakan umat kurang memperhatikan pelaksanaan ajaran Islam. Dan adanya dominasi Negara-negara
barat dalam bidang politik dan peradaban.
KOMPETENSI DASAR :
3.11 Menganalisis dan mengevaluasi faktor-faktor kemunduran peradabanIslam di dunia

1.Mengamati Buku PAI KELAS XII Halaman 199-205
NO. PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN
1. Perkembangan Islam Di India
2. Perkembangan Islam Di Pakistan
3. Perkembangan Islam Di Afganistan
4. Perkembangan Islam Di Tiongkok
5. Perkembangan Islam Di Singapura
6. Perkembangan Islam di Thailand

7. Perkembangan Islam di Filifina
8. Perkembangan Islam di Malaysia
9. Perkembangan Islam di Brunei Darussalam
10 Perkembangan Islam Di Ethiopia
11 Perkembangan Islam Di Mesir
12 Perkembangan Islam Di Afrika Utara

13 Perkembangan Islam Di Eropa
14 Perkembangan Islam Di Amerika
15 Perkembangan Islam di Spanyol
16 Perkembangan Islam di Rusia
17 Perkembangan Islam di Inggris
18 Perkembangan Islam di Australia
2. Memverifikasi/Evaluasi Dan mempresentasikandi depan kelas.

_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________

UJIAN PRAKTIK
TATA CARA SHALAT
1. Berdiri tegak menghadap kiblat (Ka’bah di Mekah) dengan niat ihlas karena Allah SWT. sambil membaca “
Bismilahirrahmaanirrahiim “, meluruskan pandangan ke tempat sujud dengan merenggangkan kaki dan tidak terlalu renggang
dan tidak rapat. Sebagaiamana gambar disamping. (HR. Bukharry, Abu Daud)
2. Bertakbiraul ikram dengan membaca Allahu akbar seraya maengangkat tangan setinggi bahu, jari-jari sejajar dengan telinga
hampir menyentuh daun telinga. Sebagaiaman gambar berikut ( HR. Muslim ),
Kemudian meletakkan kedua tangan pada dada dengan tangan kanan diatas punggung telapak tangan kiri dan memgang
pergelangan tangan kiri. ( HR. Ahmad dan Abu Daud)
3. Membaca do’a Iftitah sebagai berikut :

ُ ‫ا يُنَقَّى الثَّ ْو‬44‫اي َك َم‬
‫ب‬ َ َ‫ب اَللَّ ُه َّم نَقِّنِ ْي ِمنْ َخطَاي‬ ِ ‫ق واَ ْل َم ْغ ِر‬ ِ ‫ش ِر‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم با َ ِع ْد بَ ْينِ ْى َوبَيْنَ َخطَايَا‬
ْ ‫ي َك َما بَا َعدْتَ بَ ْين َا ْل َم‬
‫ج َوا ْلبَ َر ِد‬ِ ‫ي بِا ْل َما ِء َوالثَّ ْل‬
َ ‫س ْلنِ ْي ِمنْ َخطَايَا‬ ِ ‫س الَلَّ ُه َّم ا ْغ‬
ِ َ‫ض ِمنَ ال َّدن‬ُ َ‫اَأْل ْبي‬
“Ya Allah jauhkanlah antara diriku dengan dosa dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara jarak Timur dan
Barat,Ya Allah bersihkanlah diriku dari segala kesalahan sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran,Ya Allah cucilah
segala kesalahan dengan air salju dan embun”.
( HR. Jama’ah kecuali At Tirmidzi )
Atau bacaan do’a iftitah sebagai berukut:
‫ ِك ْي‬4‫س‬ ُ ُ‫الَتِي َون‬4‫ص‬ َ َّ‫ ِإن‬، َ‫ ِر ِكيْن‬4‫ش‬ ْ ‫ا ِمنَ ا ْل ُم‬44َ‫ا َأن‬44‫لِ ًما َو َم‬4‫س‬ ْ ‫ا ُم‬44ً‫ض َحنِ ْيف‬ َ ‫ت َواَأْل ْر‬ َّ ‫ي فَطَ َر‬
ِ ‫ َما َوا‬4‫الس‬ ْ ‫َو َّج ْهتُ َو ْج ِه َي لِلَّ ِذ‬
َ‫ه‬4‫ ُك الَ ِإل‬4ِ‫ اللَّ ُه َّم َأ ْنتَ ا ْل َمل‬. َ‫لِ ِميْن‬4‫س‬ ْ ‫ َوبِذلِكَ ُأ ِم ْرتُ َوَأنَا َأ َّو ُل ا ْل ُم‬،ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬ َ َ‫ ال‬، َ‫ َو َم َماتِي هلِل ِ َر ِّب ا ْل َعلَ ِميْن‬،‫اي‬ َ َ‫َو َم ْحي‬
ُّ ‫ فَا ْغفِ ْر لِي َذ ْنبِي َج ِم ْي ًعا ِإنَّهُ الَ يَ ْغفِ ُر‬،‫سي َوا ْعتَ َر ْفتُ بِ َذ ْنبِي‬
َّ‫الذنُ ْو َب ِإال‬ ِ ‫ ظَلَ ْمتُ نَ ْف‬، َ‫ َأ ْنتَ َربِّي َوَأنَا َع ْبدُك‬، َ‫ِإالَّ َأ ْنت‬
َّ‫يَِّئ َها ِإال‬4 ‫س‬ َ ‫ص ِرفُ َعنِّي‬ ْ َ‫ الَ ي‬,‫سيَِّئ َها‬ َ ‫اص ِرفْ َعنِّي‬ ْ ‫ َو‬. َ‫سنِ َها ِإالَّ َأ ْنت‬َ ‫ الَ يَ ْه ِدي َأِل ْح‬،‫ق‬ ِ َ‫س ِن اَأْل ْخال‬ َ ‫ َوا ْه ِدنِي َأِل ْح‬. َ‫َأ ْنت‬
‫تَ ْغفِ ُر َك‬4‫س‬ْ ‫ َأ‬، َ‫الَيْت‬44‫ا َر ْكتَ َوتَ َع‬44َ‫ تَب‬،َ‫ك‬4‫كَ وَِإلَ ْي‬44ِ‫ َأنَا ب‬،‫س ِإلَ ْي َك‬ َ ‫ َوالش َُّّر لَ ْي‬،َ‫ َوا ْل َخ ْي ُر ُكلُّهُ فِي يَ َد ْيك‬،‫س ْع َد ْي َك‬َ ‫ لَبَّ ْي َك َو‬. َ‫َأ ْنت‬
ُ ‫َوَأت ُْو‬
‫ب ِإلَ ْي َك‬
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah memulai penciptaan langit-langit dan bumi tanpa ada contoh
sebelumnya, dalam keadaan lurus mengarah kepada al-haq, lagi berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang
musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadah sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam,
tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri1. Ya Allah,
Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu.
Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya
tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang
dapat menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Dan palingkan/jauhkanlah aku dari kejelekan akhlak dan
tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau. Labbaika (aku terus-menerus menegakkan
ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau
ridhai). Kebaikan itu seluruhnya berada pada kedua tangan-Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu2. Aku
berlindung, bersandar kepada-Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi Mahatinggi. Aku memohon
ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Muslim no. 1809 dari Ali bin Abi Thalib )
Atau bacaan do’a iftitah sebagai berikut:

َ‫ َوالَ ِإلَهَ َغ ْي ُرك‬،‫ َوتَ َعالَى َج ُّد َك‬،‫س ُم َك‬
ْ ‫ َوتَبَا َركَ ا‬،‫س ْب َحانَ َك اللَّ ُه َّم َوبِ َح ْم ِد َك‬
ُ
“Mahasuci Engkau, ya Allah, dan sepenuh pujian kepada-Mu. Berlimpah keberkahan nama-Mu, Mahatinggi kemuliaan dan
keagungan-Mu, dan tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud no. 776, An-Nasa‘i no. 899,
dan selain keduanya dari Abu Sa’id Al-Khudri Dishahihkan dalam Shahih Abi Dawud
4. Membaca QS. Al Fatihah

‫ ُد وَِإيَّا َك‬4ُ‫ ِإيَّاكَ نَ ْعب‬, ‫ ِّد ْي ِن‬4‫و ِم ال‬4
ْ 4َ‫ك ي‬4 َ ‫ َأ‬, ‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬
ِ ِ‫ ماَل‬, ‫ َّر ِح ْي ِم‬4‫ ال َّر ْح َم ِن ال‬, َ‫لح ْم ُد ِهللِ َر ِّب العاَلَ ِميْن‬ ْ ِ‫ب‬
. َ‫آلِيْن‬4‫الض‬ َّ َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َوال‬ ِ ‫ ْو‬4‫ض‬ُ ‫ ِر ال َم ْغ‬4‫راَطَ الَّ ِذيْنَ َأ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغ ْي‬4‫ص‬ ْ ‫راَطَ ال ُم‬4‫الص‬
ِ , ‫م‬4َ ‫تَقِ ْي‬4‫س‬ ِّ َ ‫ ِدنا‬4ْ‫ ِإه‬, ُ‫تَ ِعيْن‬4‫س‬ ْ َ‫ن‬
َ‫آ ِميْن‬
1) Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3) Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4) Yang menguasai di hari Pembalasan.
5) Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
6) ( Ya AllaH ) Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7) (yaitu) jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat dan bukan (jalan) orang-orang yang Engkau
murkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang tersesat.Semoga Allah mengabulkan
permohonanku.
Al-Fatehah dibaca secara tartil dengan diawali membaca ‘ Ta’awudz’( QS.16 98 ) tanpa
dikeraskan, dan bacaan Basmalah dilirihkan sedangkan Al Fatihah dijaharkan, kemudian di akhiri
dengan lafal amiii…n. (Mutafaq ‘Alaih ) dan dilanjutkan membaca Surat-Surat dari Al Qur’an
(HR. Muslim dan Ahmad)
5. Ruku’ dengan Tuma’ninah, diawali dengan mengangkat tangan seperti Takbir Ratul Ikhram, seraya mengucapkan “ Allahu
Akbar” kemudian ruku’ dengan kedua tangan menggenggam kedua lutut dan meratakan punggung hingga rata-rata air
dan membaca :
‫س ْب َحا نَكَ اللَّ ُه َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدكَ اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْرلِ ْي‬
ُ
“Maha Suci Engkau ya Allah Tuhan kami dengan memuji Engkau aku mohon ampun” (Muttafaq alaih)Atau dengan lafal :
3X‫ي ا ْل َع ِظ ْي ِم‬
َ ِّ‫س ْب َحانَ َرب‬
ُ
“ Maha suci Tuhan kuyang Maha Agung”
6. I’tidal , yaitu berdiri tegak setelah bangun dari ruku’sambil membaca :

ُ‫ربَّنَا َولَكَ ا ْل َح ْمد‬,
َ ‫س ِم َع هللاُ لِ َمنْ َح ِمدَه‬
َ
“Semoga Allah mendengar orang-orang yang memuji kepada Nya, untukMulah segala puji”. (HR.Muttafaq ‘alaih dari
Annas bin Malik dan Abu Hurairah )
7. Bersujud dengan Tuma’ninah, yaitu dengan mengucap takbir tanpa mengangkat tangan menuju sujud dengan cara
meletakkan kedua lutut lebih dahulu kemudian kedua tangan dan disusul meletakkan wajah (dahi dann hidung) (HR.At
Tirmidzi, An Nasa’I dan Abu Daud).
Total 7 tulang yang menempel pada saat sujud yaitu; kedu lutut, kedua telapak tangan, dahi-hidung dan kedua ujung jari
kaki. (Muttafaq Alayh )
Kedua telapak tangan berada pada posisi sejajar dengan daun telinga jari-jari dirapatkan ( HR. Ahmad ), dan mengangkat
kedua siku serta merenggangkan kedua tangan dari ketiak dan lambungnya, (HR. Muslim ), Telapak kaki dirapatkan dan
ditegakkan menghadap kiblat, (HR. Bukhari, Baihaqi ).
Sujudnya perempuan sama dengan yang dicontohkan Nabi SAW.
Adapun do’a Sujud sama dengan do’a ruku’ yakni :

ُ
“Maha Suci Engkau ya Allah Tuhan kami dengan memuji Engkau aku mohon ampun” (Muttafaq alaih )
Atau dengan lafal :
ْ ‫س ْب َحانَ َربِّ َي اَأْل‬
3X‫علَى‬ ُ
"Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi." tiga kali

8. Duduk diantara dua sujud dengan cara duduk Iftirasy sama dengan duduk pada Tasyahud Awal , kaki kiri diduduki,
telapak kaki kiri dibawah kaki kanan dan telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari menghadap kiblat.
(HR. Bukhary) dari Abu Humaiyd Al Said ra.
.ْ ‫ار ُز ْق ِن( َر َواهُ اَلتِّرْ ِم ْي ِذ‬

)َ‫ي َواَبُوْ دَا ُو َد َواب ِْن َما َجة‬ ْ ‫اجبُ ْرنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َو‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْرلِ ْي َو‬
ْ ‫ار َح ْمنِ ْي َو‬
“Ya Allah, Ampunilah kami, kasihanilah kami, cukupilah kami, tunjukilah kami, dan berikanlah rizki kepada kami,
(Hr.Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Cara bangkit dari sujud untuk berdiri ke rekaat genap disunnahkan untuk duduk Iftirasy singkat baru berdiri, (HR.
Jama’ah ahli Hadits, kecuali Muslim) dengan menekankan telapak tangan tanpa menggenggam, Karna haditsnya
dhaif (lemah).
9. Tasyahud Awal, Dengan cara duduk “Iftirasy” sama dengan duduk antara dua sujud, tangan kiri di ataslutut kaki kiri, tangan
kanan menggenggam dan mengangkat telunjuk. Seraya membaca :
‫ا ِد‬44َ‫ا َو َعلَى ِعب‬44َ‫سالَ ُم َعلَ ْين‬َّ ‫ساَل ُم َعلَ ْي َك اَيُّ َهالنَّبِ ُّي َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُهُ اَل‬
َّ ‫صلَ َواتُ َوالطَّيِّبَاتُ اَل‬َّ ‫اَلت َِّحيَّاتُ هلِل ِ َوال‬
ُ‫س ْولُه‬ ْ َ‫ش ِر ْيكَ لَهُ َوا‬
ُ ‫ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫ش َه ُد اَنْ اَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ َو ْح َدهُ اَل‬
ْ َ‫صالِ ِحيْنَ ا‬ َّ ‫هللاِ ال‬
“Segala kehormatan, penghormatan serta kebaikan adalah milik Allah. Keselamatan, Rahmat dan Berakah Allah atasmu
wahai Nabi, Keselamatan pula atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih.Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah, dan sayabersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusannya”(HR. Jama’ah dari Ibnu Mas’ud
dan Salman Al Farisi ra.)
Dilanjutkan membaca Shalawat atas Nabi yakni :
‫ا ِركْ َعلَى ُم َح َّم ٍد َواَ ِل ُم َح َّم ٍد‬44َ‫صلَّيْتَ َعلَى اِ ْب َرا ِه ْي َم َواَ ِل اِ ْب َرا ِه ْي َم َوب‬ َ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ار ْكتَ َعلَى اِ ْب َرا ِه ْي َم َواَ ِل اِ ْب َرا ِه ْي َم اِنَّكَ َح ِم ْي ٌد َّم ِج ْي ٌد‬
َ َ‫َك َما ب‬
“Ya Allah berilah keselamatan kepada Muhammad dan Keluarganya, sebagaimana telah Engkau berikan keselamatan
kepada Ibrahim dan keluarganya. Dan berkahilah kepada Muhammad dan Keluarganya sebagaimana telah Engkau
berkahi Ibrahim dan keluarganya, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Terpuji” (HR. Jama’ah dari Ka’ab bin Ujrah)
Jika berdiri dari Tasyahut awal untuk rekaat ke tiga maka mengucapkan Allahu akbar “ sambil mengangkat tangan seperti
saat takbiratul ikram.
Lafal Do’a sesudah Tasyahud awal

ْ ‫ ِد كَ َو‬4‫ َرةً ِّمنْ ِع ْن‬4ِ‫ا ْغفِ ْرلِ ْي َم ْغف‬44َ‫ذنُ ْو َب اِاَّل اَ ْنتَ ف‬4ُّ 4‫س ْي ظُ ْل ًما َكثِ ْي ًرا َواَل يَ ْغفِ ُر ال‬
‫ار َح ْمنِ ْي اِنَّ َك‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم اِنِّي ظَلَ ْمتُ نَ ْف‬
‫اَ ْنتَ ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ِم‬
“Ya Allah, aku sudah banyak menganiaya diriku, dan tiada yang dapat mengampuni dosa, selain Engkau. Maka
ampunilah aku dan kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Penyayang”
10.Tasyahud Akhir , Dengan cara duduk “ Tawarruk”, yaitu kaki kiri dimajukan dibawah kaki kanan, telapak kaki kanan
ditegakkan ujung jari dihadapkan ke kiblat sambil membaca lafal Tasyahud dan Shalawat sebagaimana pada Tasyahud
awal, kemudian membaca do,a seperti di bawah ini.
Lafal Do’a sesudah Tasyahud akhir

‫ال‬
ِ ‫ح الد ََّّج‬ ِ ‫ت َو ِمنْ ِف ْتنَ ِة ا ْل َم‬
ِ ‫س ْي‬ ِ ‫ب ا ْلقَ ْب ِر َو ِمنْ فِ ْتنَ ِة ا ْل َم ْحيَا َوا ْل َم َما‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم اِنِّي اَع ُْو ُذبِ َك ِمنْ َع َذا‬
ِ ‫ب َج َهنَّ َم َو ِمنْ َع َذا‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian, dan dari fitnah dajjal”(HR.Muslim dari Abu Hurairoh ra.)

11. Salam ke kanan dan kekiri, dengan berpaling kekanan hingga kelihatan pipinya dari belakang sambil membaca:
ُ‫سال ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

َّ ‫اَل‬
Semoga kebahagiaan bagi kamu sekalian beserta rahmat dan barokah Allah
Lalu kekiri dengan lafal yang sama. Didasarkan pada HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, An Nasa’i, Ibnu Majah,
Abu Dawud, Ahmad)
Dirujuk dari Kitab: 1. HPT. Muhammadiyah hal: 78 s/d 112

2. Terjemah Nailul Authar jilid 2 hal: 483 s/d 594
3. Al Ahkamun Nabawiyyah jilid 3 hal: 256 s/d 305
Oleh : Nurhasim
Guru : Guru SMA N 1 Metro
DZIKIR SESUDAH SHALAT
Selesai shalat disunnahkan duduk sejenak untuk berdzikir dan berdo’a kepada Zat Yang Maha Kuasa (Allah SWT) dengan
melafalkan Dzikir-dzikir seperti :
Membaca istighfar :َ‫هللا‬ ‫ستَ ْغفِ ُر‬

ْ َ‫“ا‬hamba mohon ampun kepada Allah”.3 X
Kemudian membaca :
‫ساَل ُم تَبَا َر ْكتَ يَا َذا ْل َجاَل ِل َواِإْل ْك َر ِام‬ َّ ‫اَللَّ ُه َّم اَ ْنتَ ال‬
َّ ‫سالَ ُم َو ِم ْنكَ ال‬
"Ya Allah, Engkau Yang Maha selamat dan dariMu lah keselamatan, Maha Tinggi lagi Maha Suci Engkau, wahai Pemilik
keagungan dan kemuliaan".

Kemudian setelah itu membaca dzikir :
‫شٍئ قَ ِد ْي ٌر‬
َ ‫ لَهُ ا ْل ُم ْل ُك َولَهُ ا ْل َح ْم ُد َو ُه َو َعلَى ُك ِّل‬, ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬
َ ‫اَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ َو ْح َدهُ اَل‬
"Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah,tiada sekutu bagiNya, kepunyaan-Nya-lah kerajaan, dan milikNya-lah
segala pujian, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu".
ٌ َ‫ َواَل يَ ْنفَ ُع ذاَ ْل َج ِّد ِم ْن َك ا ْل َج ِّد ( ُمتَف‬, َ‫ َواَل ُم ْع ِط َي لِ َما َمنَعْت‬, َ‫اَللَّ ُه َّم اَل َمنِ َع لِ َما اَ ْعطَيْت‬
) ‫ق َعلَ ْي ِه‬
“Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah pada apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang mampu memberi pada apa
yang Engkau cegah, dan tidak bermanfaat yang memiliki ( harta dan usaha ) apapun bagi-Mu (Mutafaqun ‘alaih)
Kemudian membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir, masing-masing 33 X cara menghitungnya dengan ruas-ruas jari tangan.
‫(سبحان هللا‬33 X). ِ ‫(اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل‬33 X).‫(هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬33 X)
kemudian disempurnakan dengan tahlil 1 kali sehingga genap menjadi 100 dengan membaca :
َ ‫ لَهُ ا ْل ُم ْل ُك َولَهُ ا ْل َح ْم ُد َو ُه َو َعلَى ُك ِّل‬, ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬
Kemudian membaca do’a-do’a yang dkehendaki
HAFALAN DO’A SEHARI-HARI
1. Do’a Hendak Makan / Minum


Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (HR. At Tirmidzi-Shahih.)
2. Do’a Sesudah Makan

ْ َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ ا‬
َ‫ ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬.‫ط َع َمنَا َو َسقَانَا َو َج َعلَنَا‬
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum dan telah menjadikan kami dari golongan Muslim
(Orang yang berserah diri)”
3. Do’a Hendak Tidur

َ‫ك اللَّهُ َّم اَحْ يَا َواَ ُموْ ت‬
َ ‫بِ ْس ِم‬
“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan mati”

4. Do’a Bangun Tidur
) ‫ى َو ُم ْسلِ ُم‬ ِ ‫(ر َواهُ ْالب‬
.ُ ‫ُخَار‬ َ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ اَحْ يَانَا بَ ْع َد َما اَ َماتَنَا َواِلَ ْي ِه النُّ ُشوْ َر‬
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali setelah mati, dan kepada-Nyalah kami kembali”
5. Do’a Masuk Kamar Mandi

) ‫ي َو ُم ْسلِ ُم‬ ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬
.ُ ‫َار‬ َ ‫ث‬ِ ‫ث َو ْالخَ بَاِئ‬
ِ ُ‫ك ِمن ْال ُخب‬
َ ِ‫اَللَّهُ َّم اِنِّي اَ ُعوْ ُذب‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan dan kotoran”
6. Do’a Keluar Kamar Mandi/WC

‫َب َع ِن اَأْل َذي َوعَافَنِ ْي‬
َ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ اَ ْذه‬
“segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran dariku dan membuatku sehat”
7. Do’a Bercermin
‫ اَللَّهُ َّم َح َّس ْنتَ َخ ْلقِ ْي فَ َحس ِّْن ُخلُقِ ْي‬,ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل‬
“Segala puji bagi Allah, ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku, maka perbaguslah budi pekertiku”
8. Do’a Keluar Rumah
.ْ ‫َوالتِّرْ ِم ْي ِذ‬
(‫ي‬ ‫(ر َواهُ اَبُوْ دَا ُو َد‬ ُ ‫بِس ِْم هللاِ ت ََو َّك ْل‬
َ ِ‫ت َعلَى هللاِ اَل َحوْ َل َواَل قُ َّوةَ اِاَّل بِاهلل‬
“Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya tidak ada upaya melainkan dengan pertolongan Allah”
9. Do’a Naik Kendaraan

ِ ‫بِس ِْم هللاِ َمجْ َرهَا َو ُمرْ َسهَا اِ َّن َرب ِّْى لَ َغفُوْ ُر الر‬
‫َّحي ِْم‬
“Dengan menyebut nama Allah, selamatkanlah kami di jalan sampai ke tempat tujuan, sesungguhnya Allah Maha
pengampun lagi Maha penyayang”
10. Do’a Masuk Masjid

َ ‫اَللَّهُ َّم ا ْفتَحْ لِ ْى اَب َْو‬
َ‫اب َرحْ َمتِك‬
“Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu”
11. Do’a Keluar Masjid

َ ِ‫اَللَّهُ َّم اِنِّي اَسَْئلُكَ ِم ْن فَضْ ل‬
‫ك‬
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu akan segala keutamaan-Mu
12. Do’a Untuk Kedua Orang Tua

َّ ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْي َوالِ َوالِ َد‬
َ ‫ي‬.ْ ِ‫ َك َما َربَّيَان‬.‫ي َوارْ َح ْمهُ َما‬
‫ص ِغ ْيرًا‬
“Ya Allah, ampunilah saya dan ibu bapak saya dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihani saya sejak
kecil”
13. Do’a Mohon Kebahagiaan Dunia Dan Akhirat
َ ‫َربَّنَا اَتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى اَأْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬

“Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebahagiaan di Dunia dan Akhirat serta peliharalah kami dari siksaan api neraka”
14. Do’a Hendak Belajar
‫ي فَ ْه ًما‬.ْ ِ‫ي ِع ْل ًما َوارْ ُز ْقن‬.ْ ِ‫م ِد ْينًا َوبِ ُم َح َّم ٍد نَبِيًّا َو َرسُوْ اًل َربِّى ِز ْدن‬.َِ‫ْت باِهللِ َربًّا َوبِاِأْل ْسال‬
ُ ‫ضي‬
ِ ‫َر‬
“Aku telah rela ber Tuhan kan Allah, Islam sebaga agama ku, dan mengakui Muhammad SAW sebagai Nabi dan utusan
Allah. Ya Tuhan ku tambahkanlah ilmu dan berilah kepahaman kepadaku”
15. Do’a Sesudah Belajar

ِ َ‫ق َحقًّا َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َع ِة َواَ ِرنا َ ْالب‬
‫ اجْ تِنَابَة‬.َ‫اط َل با َ ِطالً َوارْ ُز ْقنا‬ َّ ‫اَللَّهُ َّم اَ ِرنَا ْل َح‬
“Ya Allah tunjukkanlah kepadaku yang benar itu benar dan berikan kemampuan untuk melaksanakannya serta
tunjukkanlah kepada yang salah itu salah dan berikan kekuatan untuk menjauhinya ”
16. Do’a Sesudah Wudhu

ُ‫اَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu bagi Nya, dan aku bersdaksi bahwa Nabi Muhammad SAW,
adalah hamba dan utusan Nya”
17. Do’a Berbuka Puasa

) ‫ْح ْال َجا ِم ِع‬ َ ُ‫ق َوثَبَتَ اَأْلجْ ُر اِ ْن َشا َء هللا‬
َ ‫د فِى‬.َ ‫(ر َواهُ اَبُوْ دَا ُو‬
ِ ‫ص ِحي‬ ُ ْ‫ت ْال ُعرُو‬
ِ َّ‫َب الظَّما َ ُء َوا ْبتَل‬
َ ‫َذه‬
“Telah hilang dahaga, telah basah kerongkongan, dan semoga ditetapkan pahalanya insya Allah
18. Do’a Sesudah Adzan
ْ‫وْ َد الَّ ِذي‬..‫ا َمحْ ُم‬..‫هُ َمقَا ًم‬.‫ ْيلَةَ َوا ْب َع ْث‬.‫ض‬
ِ َ‫ ْيلَةَ َو ْالف‬.‫ت ُم َح َّم َد ْال َو ِس‬
ِ َ‫ ِة ا‬.‫اَل ِة ْالقَاِئ َم‬.‫الص‬
َّ ‫ َّد ْع َو ِة التَّا َّم ِة َو‬.‫اَللَّهُ َّم َربَّ هَ ِذ ِه ال‬
)ُ‫َارى‬ ِ ‫َو َع ْدتَهُ ( َر َواهُ ْالبُخ‬
“Ya Allah Tuhan seruan yang sempurna ini dan shalat yang akan didirikan, barilah (Nabi) wasilah serta anugerah,
tempatkanlah beliau pada tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepada belia”
19. Do’a Mohon Ketaqwaan

‫اَللَّهُ َّم اِنِّى اَسَْئلُكَ ْالهُدَى َوالتُّقَى َو ْال َعفَافَ َو ْال ِغنَى‬
“Ya Allah aku mohon kepada Mu petunjuk, ketaqwaan, kesopanan dan kekayaan”
20. Do’a Waktu Terhindar Dari Beberapa Kelemahan
َ ‫ ا ِل‬.‫ض ْل ِع ال َّدي ِْن َوغ َْلبَ ِة الرِّ َج‬

ُ‫(ر َواه‬ َ ‫ز َو ْال َك َس ِل َو ْالب ُْخ ِل َو ْال ُجب ِْن َو‬.ِ ْ‫وال َعج‬,
ْ ‫ك ِمنَ ْالهَ ِّم َو ْال َحزَ ِن‬
َ ِ‫اَللَّهُ َّم اِنِّ ْي اَ ُعوْ ُذب‬
)ُ‫ْالبُخا َ ِرى‬
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan, kesusahan, lemah, malas, bakhil dan penakut, utang
yang menyibukkan pikiran dan laki-laki yang menindasku”
21. Do’a Memakai Pakaian

َ ُ‫اَللَّهُ َّم اِنِّ ْى اَسَْئل‬
ُ‫ َواَ ُعوْ ُذبِكَ ِم ْن َش ِّر ِه َو َش ِّر َما ه َُولَه‬, ُ‫ ه َُولَه‬.‫ك ِم ْن خَ ي ِْر ِه َو َخي ِْر َما‬
“Ya Allah berilah aku kebaikan dengan pakaian ini,dan hindarkanlah aku dari kejahatan yang ditimbulkannya ”
22. Do’a Membuka Pakaian

‫بِس ِْم هللاِ الَّ ِذيْ اَل اِلَهَ اِاَّل هُ َو‬
“Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain Dia”
23. Do’a Menjenguk Teman Yang Sakit
‫اف اَل ِشفَا ُء اِاَّل ِشفَاُئكَ ِشفَا ًء اَل يُغَا ِد ُر َسقَ ًما‬ َ ‫ب ْالبَْأ‬
ِ ‫س اِ ْش‬
ِ ‫ف اَ ْنتَ ال َّش‬ ِ ‫اس اَ ْذ ِه‬
ِ َّ‫اَللَّهُ َّم َربَّ الن‬
“Ya Allah Tuhan seluruh manusia, jauhkanlah penyakit itu dan sembuhkanlah ia, Engkau yang menyembuhkan, tiada obat
selain obat dari Mu yang tidak sakit lagi”
24. Do’a Ketika Tertimpa Musibah
َ ‫اخلِ ْفلِ ْي خَ ْيرًا ِّم ْنهَا‬

) ‫(ر َواهُ ُم ْسلِ ُم‬ ِ ‫اِنَّا هَّلِل ِ َواِنَّا اِلَ ْيهَ َرا ِجعُوْ نَ اَللَّهُ َّم اَ ِجرْ نِ ْي فِ ْي ُم‬
ْ ‫ص ْيبَتِ ْى َو‬
“Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, berilah pahala kepadaku dan gantilah aku
dengan yang lebih baik (dari musibahku ini)”
25. Do’a Ziarah Kubur
) ‫اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم اَ ْه َل الدِّيا َ ِر ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َواِنَّا اِ ْن َشا َءهللاُ بِ ُك ْم اَل ِحقُوْ نَ (رواه مسلم‬
“Semoga kesejahteraan tetap terlimpah kepada kalian wahai ahli kubur dari orang orang mu’min dan sesungguhnya kami
kami akan menjumpaimu”
26. Do’a Apabila Hujan Turun

.ُ ‫صيِّبًا نَافِعًا ( َر َواهُ ْالبُخا َ ِر‬
)‫ى‬ َ ‫اَلَّلهُ َّم‬
“Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat (untuk manusia, tanaman dan binatang)”
27. Do’a Setelah Hujan Turun

) ‫ى َو ُم ْسلِ ُم‬ ِ ‫ُم ِطرْ نَا بِفَضْ ِل هللاِ َو َرحْ َمتِ ِه ( َر َواهُ ْالبُخ‬
.ْ ‫َار‬
“Kami diberi hujan dengan keanugrahan dan rahmat Allah”
28. Do’a Lapang Dada Dan Lancar Lidah (QS. Thoha : 25-28)
‫ي َواجْ َعلِّ ْي‬.ْ ِ‫ي اَ ْم ِري َوحْ لُلْ ُع ْق َدةً ِّم ْن لِ َسانِ ْي يَ ْفقَهُوْ ا قَوْ ل‬.ْ ِ‫ي َويَسِّرْ ل‬ َ ‫َربِّ ا ْش َرحْ لِ ْي‬
.ْ ‫ص ْد ِر‬
“Ya Tuhanku lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan lidahku supaya
mereka mengerti perkataanku ”.
29. Do’a Ketika Ada Petir

) ‫ب ْال ُم َوطَّأ‬
ِ ‫ُس ْب َحانَ الَّ ِذىْ يُ َسبِّ ُح ال َّر ْع ُد بِ َح ْم ِد ِه َو ْال َماَل ِئ َكةُ ِم ْن ِخ ْيفَتِ ِه (فِي ِكتَا‬
“Maha Suci Tuhan dengan halilintar membaca tasbih dengan memuji-Nya,begitu juga para Malaikat, karena takut kepada-
Nya”
30. Do’a Ketika Marah

ِ ‫َّجي ِْم ( َر َواهُ ْالبُخ‬
) ‫َارى َو ُم ْسلِ ُم‬ ِ ‫اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن الر‬
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan Syaithan yang terkutuk”
31. Do’a Agar Terhindar Dari Syirik
)ُ‫(ر َواهُ اَحْ َمد‬ َ ‫ك َواَنَا اَ ْعلَ ُم َواَ ْشتَ ْغفِ ُر‬
َ ‫ك لِ َما اَل اَ ْعلَ ُم‬ َ ِ‫ك ب‬ َ ِ‫اَللَّهُ َّم اِنِّى اَ ُعوْ ُذب‬
َ ‫ك اَ ْن اُ ْش ِر‬
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, agar tidak menyekutukan-Mu, sedang aku mengetahuinya dan minta
ampun terhadap apa yang tidak aku ketahuinya”

32. Do’a Ampunan
‫ت نَ ْف ِس ْى فَا ْغفِرْ لِ ْي‬
ُ ‫َرب ِّْي اِنِّ ْي ظَلَ ْم‬
“Ya Allah aku telah menganiaya diriku sendiri, ampunilah aku”
33. Do’a Kesembuhan

ِ ‫اِنِّ ْي َم َّسنِ َي الضُّ رُّ َواَ ْنتَ اَرْ َح ُم الر‬
َ‫َّاح ِم ْين‬
“Ya Allah sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang diantara semua
penyayang “
34. Do’a Terlepas Dari Godaan Syaithan
.َ ِ‫ َواَ ُعوْ ُذب‬, َ‫ت ال َشيَا ِط ْين‬

ُ ْ‫ك اَ ْن يَح‬
َ‫ضرُوْ ن‬ َ ِ‫َرب ِّْي اَ ُعوْ ُذب‬
ِ ‫ك ِم ْن هَ َمزَ ا‬
“Ya tuhan kami berlindung kepada Mu dari bisiskan-bisikan syaithan dan aku berlindung kepada Mu supaya mereka tidak
mendekatiku ”
35. Bacaan setiap akhir do’a
َ‫ َو َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬, َ‫صفُوْ ن‬
ِ َ‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما ي‬
َ ِّ‫ُس ْب َحانَ َرب‬
“Maha Suci Tuhankau yang memeliki keperkasaan dari apa yang mereka katakan dan kesejahtearaan terlimpahkan atas
para Rasul, Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”
36. Mohon Ampun Untuk Diri-sendiri dan Kedua Orang Tua (QS. Ibrahim : 41)

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab
(hari kiamat)".
37.Mohon Rahmat dan Petunjuk (QS. Al Kahfi : 10)


"Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus
dalam urusan kami (ini)."
38. Mohon Terhindar Dari Kesesatan (QS. Ali Imran : 8)



."Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada
kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; Karena Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha pemberi
(karunia)".
40. Mohon Ampunan (QS. Ali Imran : 16)


“Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami Telah beriman, Maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa
neraka,"

Nama:
Nurhasim, Lahir di Banyuwangi 15 - 11 – 1968
Pendidikan:
SD.Negeri I Margasari Jabung Lampung Tengah
SMP Muh. Mengandungsari Jabung Lampung Tengah
SMA Muh. Mengandungsari Jabung Lampung Tengah
FUM, Metro dan A.IV/Tarbiyah STAIN Juraisiwo Metro
Tempat tinggal:
Hadimulyo Timur, Kota Metro, Lampung
Tiada kalimat yang pantas untuk diucapkan kecuali bersyukur kepada Allah dan ucapan terima kasih
kepada:
1. Ibunda tercinta atas perjuanganya ” engkau memang benar-benar keramat” Ridhonya Allah adalah
karena keridhoanya, murkanya Allah adalah karena kemarahanya. Ya Tuhanku ampunilah aku dan
kedua ibu bapakku dan semua orang-orang beriman pada hari diadakan perhitungan/kiamat .
(QS.14:41)
2. Istri dan keluarga tercinta dengan kesabaranya mendampingi, memotivasiku. Ya Tuhanku jadikanlah
aku dan anak cucuku orang yang tetap / istiqomah melaksanakan Sholat, ya Tuhan kami
kabulkanlan do’aku. (QS.14: 40)
3. Bapak/Ibu Guru,karip kerabat yang telah berjasa turut mendewasakanku semoga amal baik yang
telah diberikan kepadaku ,menjadi amal sholeh. Apabila manusia meninggal duni putuslalah semua
amal / urusanya kecuali Tiga hal (1) Sodaqoh jariyah (2) Ilmu yang manfaat dan (3) Do’anya anak
Sholeh.
4. Jazakumulloh,Amien Yarobbal ’Alamien

IBADAH
A. Definisi Ibadah
Ibadah (‫)عبادة‬ secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara’,
ibadahmempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Ibadah secara terminologi
menurut Keputusan Tarjih Muhammadiyah sebagai berikut:
‫ع َو ِه َي‬ َّ ‫ ِه‬4 ِ‫ب نَ َوا ِه ْي ِه َو ْال َع َم ُل بِ َماَأ ِذنَ ب‬

ِ ‫ا ِر‬4 ‫الش‬ ِ ‫ال َأ َو ِم ِر ِه َو ْجتِنَا‬
ِ َ‫ب ِإلَى هَّللا ِ بِا ْمتِث‬ُ ‫اَ ْل ِعبَا َدةُ ِه َي التَّقَ َّر‬
َ ‫صةُ َم‬
ٍ ‫ا‬44َ‫اح َد َدهُ الشَّا ِر ُعفِ ْي َها بِ ُج ْزِئي‬
‫ت‬ َّ ‫ َوا ْل َخا‬,‫ع‬ِ ‫صةٌ فَا ْل َعا َّمـةُ ُك ُّل َع َم ٍل َأ ِذنَ بِ ِه الشَّا ِر‬ َّ ‫عَا َّمةٌ َو َخا‬
)‫ص ٍة(الترجه محمديه‬ َ ‫ص ْو‬ ُ ‫ت َم ْخ‬ ٍ ‫ت َو َك ْيفِيَا‬ٍ ‫َو َه ْيَئا‬
Ibadah ialahTaqarrub kepada Allah dengan mentaati segala perintahNya menjauhi segala
laranganNya dan mengamalkan segala yang diizinkanNya. Ibadah itu ada yang Umum
dan ada yang Khusus. Yang umum adalah segala yang diizinkan Allah dan yang Khusus
ialah apa yang ditetapkan sesuai dengan perintahNya yang terperinci,serta perilaku dan
tatacaranya yang sudah ditetapkan ( tarjih muh)
Shalih Al-Fauzan mendifinsikan ibadah yaitu:

“Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik
berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun bathin. Ini adalah definisi ibadah yang
paling lengkap”.Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan.

Jadi adanya Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal
(ketergantungan), raghbah (senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan
dengan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan
hati). Hal ini semakna dengan pengertian iman, bahwa iman itu sebagai berikut:
‫سا ِن َو َع َم ٌل بِاَأْل ْركا َ ِن‬

َ ِّ‫ب َو اِ ْق َرا ٌر بِالل‬
ِ ‫ق بِا ْلقَ ْل‬ ْ ‫اَاْل ِ ْي َمانُ ه َُو ت‬
ٌ ‫َص ِد ْي‬
Keyakinanitu adalah dibenarkan dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan
dengan perbuatan.
Inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia, firmanNya,
َ ‫ُون َمٓا ُأ ِري ُد ِم ۡن ُهم ِّمن ِّر ۡز ٖق َو َمٓا ُأ ِري ُد َأن يُ ۡط ِع ُمو ِن ِإنَّ ٱهَّلل‬ َ ‫َو َما َخلَ ۡقتُ ۡٱل ِجنَّ َوٱِإۡل‬
ِ ‫نس ِإاَّل لِيَ ۡعبُد‬
ُ‫ق ُذو ۡٱلقُ َّو ِة ۡٱل َمتِين‬
ُ ‫ه َُو ٱل َّر َّزا‬
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki yang
mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat: 56-58)
Allah memberitahukan, hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka
melaksanakan ibadah kepada Allah. Beribadah merupakan kebutuhan jin dan manusia (makhluk
Allah), maksudnya makhluk Allah itu beribadah/menyembah atau tidak beribadah/tidak
menyembah Allah, tidak mempengaruhi eksistensinya Allah, akan tetapi merekalah yang
membutuhkan-Nya. Oleh karenaitu mereka menyembah-Nya sesuai dengan aturan syari’at-Nya.
Siapa yang menolak beribadah kepada Allah , ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya
tetapi dengan selain apa yang disyari’atkan-Nya maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan
siapa yang hanya menyembah-Nya dan dengan syari’at-Nya, maka dia adalah mukmin muwahhid
(yang mengesakan Allah ).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan tentang Ibadah,

“Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup semua hal yang dicintai dan diridhai Allah
Ta’ala, baik berupa ucapan dan amalan, yang nampak dan yang tersembunyi”. Maka shalat, zakat,
puasa, hajji, berkata benar, menyampaikan amanat, berbakti kepada kedua orang tua, silaturrahim,
menepati janji, amar ma’ruf nahi mungkar, jihad menghadapi orang kafir dan munafiq, berbuat
baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, budak, hewan piaran, berdoa, berzikir,
membaca al Quran, dan yang semisalnya termasuk ibadah. Demikian juga mencintai Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam, takut dan inabah kepada-Nya,
ikhlas hanya kepada-Nya, bersabar atas hukum-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, ridha

dengan qadha-Nya, bertawakkal kepada-Nya, mengharap rahmat-Nya, takut kepada azab-Nya, dan
yang semisalnya termasuk dalam ibadah.
B. Macam-Macam Ibadah dan Keluasan Cakupannya

Dari penjelasan diatas Ibadah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Ibadah umum ialah segala perbuatan manusia yang diizinkan atau tidak bertentangan dengan
hukum Allah, yaitu mencakup semua aktifitas manusia dalam rangka ketaatannya yang tidak
bertentangan dengan syara’. Seperti amar ma’ruf nahi munkar, berbuat baik kepada kerabat,
anak yatim, orang miskin, bekerja atau bermu’amalah.
2. Ibadah Khusus ialah apa yang ditetapkan sesuai dengan perintahNya yang terperinci, serta
perilaku dan tatacaranya yang sudah ditetapkan. Seperti ; shalat, zakat, puasa, haji, jihad,
dzikir, tasbih, tahlil, dan membaca Al-Qur’an.
Jadi, ibadah adalah seluruh perbuatan yang diniatkan untuk mendapat ridho Allah
(pendekatan kepada Allah ). Bahkanadat atau kebiasaan yang dibolehkan secara syari’at (mubah)
dapat bernilai ibadah jika diniatkan untuk taat kepada-Nya.Seperti tidur, makan, minum, jual-beli,
bekerja mencari nafkah, nikah dan sebagainya.
C. Syarat Diterimanya Ibadah

Diingatkan kepada para pembaca, agar ibadah diterima Allahcara pelaksanaanyaharuslah
mengikuti syarat, dan syaratnya harus benar, syarat diterimanya ibadah yaitu:
1. Ibadah dilaksankan secara Ikhlas karena Allah semata, bebas dari kemusyirikan.
2. Ittiba” Ibadah dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah,dan ada perintah Allah
Syarat pertamamerupakan konsekuensi dari syahadat tauhid “ ‫هَ ِإاَّل هَّللا‬4َ‫ال ِإل‬
َ ”Laa ilaaha
illallah karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepada-
Nya.Sedangkan syarat yang kedua adalah konsekuensi dari syahadat Rasul, “ ‫ؤ ُل‬4 ‫س‬
ٌ ‫ُم َح َّمدًا َر‬
ِ‫”هللا‬Muhammad Rasulullahkarena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya
dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan. Allah berfirman dalam QS. Al-
Baqarah: 112
ِ ‫بَلَ ٰۚى َم ۡن َأ ۡسلَ َم َو ۡج َههۥُ هَّلِل ِ َو ُه َو ُم ۡح‬

َ‫ن فَلَ ٓۥهُ َأ ۡج ُرهۥُ ِعن َد َربِّ ِهۦ َواَل َخ ۡوفٌ َعلَ ۡي ِهمۡ َواَل هُمۡ يَ ۡح َزنُون‬ٞ ‫س‬
“(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia
berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 112)

Dalam ayat diatas disebutkan “menyerahkan diri” (aslama wajhahu) artinya memurnikan
ibadah hanya kepada Allah . Dan “berbuat kebajikan” (wahuwa muhsin) artinya mengikuti Rasul-
Nya .
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Inti agama ada dua pokok yaitu
tidak menyembah kecuali menyembah kepada Allah , dan tidak menyembah kecuali dengan apa
yang dia syari’atkan, tidak dengan bid’ah. Sebagaimana Allah berfirman,
ۡ‫ل‬44‫ٓا َء َربِّ ِهۦ فَ ۡليَ ۡع َم‬44َ‫ و ْا لِق‬4‫انَ يَ ۡر ُج‬44‫ۖد فَ َمن َك‬ٞ 4‫ ٰ َو ِح‬ٞ‫ه‬44َ‫ٓا ِإ ٰلَ ُه ُكمۡ ِإ ٰل‬44‫وح ٰ ٓى ِإلَ َّي َأنَّ َم‬َ ُ‫َر ِّم ۡثلُ ُكمۡ ي‬ٞ ‫قُلۡ ِإنَّ َمٓا َأنَ ۠ا بَش‬
‫صلِ ٗحا َواَل يُ ۡش ِر ۡك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِٓۦه َأ َح ۢ َدا‬ َ ٰ ‫َع َماٗل‬
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaknya iamengerjakan

amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110).
Yang demikian adalah manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat syahadat “ ‫هَ ِإاَّل‬4 َ‫ال ِإل‬
َ
‫”هَّللا‬Laa ilaaha illallah dan “ ِ‫ؤ ُل هللا‬4‫س‬
ٌ ‫” ُم َح َّمدًا َر‬Muhammad Rasulullah.Ayat diatas menjelaskan
yang pertama, manusia tidak menyembah kecuali menyembah kepada Allah.Pada yang kedua
bahwasannya Muhammad adalah utusan-Nya yang menyampaikan ajaran-Nya. Maka setiap
muslim wajib membenarkan dan mempercayai beritanya serta mentaati perintahnya.
Nabi Muhmmad telah mengajarkan dan mencontohkan masalah-masalah furu’ seperti
ibadah, akhlak dan mu’amalah dalam kehidupan, hal tersebut dalam agama Islam diumpamakan
sebagai dahan, cabang, ranting dari sebatang pohon. Seseorang yang keliru dalam masalah furu’
tidaklah dikatakan atau termasuk orang yang tersesat, tetapi hanya suatu kekeliruan atau
kesalahan, karena masih dapat diluruskan atau dibenarkan dengan merujuk pada hadis shohih yang
menjelaskan bagaimana caranya beribadah kepada Allah, berakhlak, dan bermu’amalah secara
benar. Beliau juga melarang untuk mengada-adakan hal baru dalam masalah furu’ (Al-Ubudiyah,
hal 103; ada dalam Majmu’ah Tauhid, hal. 645)
Dapat di tarik kesimpulan bahwa agar bisa diterima ibadah yang dilaksanakan haruslah
dengan syarat dan syaratnya yang benar yaitu: pertama melaksanakan secara Ikhlas karena Allah
semata, bebas dari syirik besar dan kecil, kedua sesuai dengan tuntunan atau contoh dari
Rasulullah.
Buku Rujukan:
1. Kitab Tauhid lish-Shafil Awwal karya Dr. Shalih Al-Fauzan

2. Manhaj Gerakan Muhammadiyah. PP. Muhammadiyah.

BERWUDHU
A. Berniat Wudhu
Dari Rabah bin Abdurrahman bin Abu Sufyan bin Huwaithib dari neneknya dari bapaknya,
dia (bapaknya, yaitu Sa’id bin Zaid, pent) berkata :
ْ ‫ضو َء ِل َمنْ لَ ْم يَ ْذ ُك ْر ا‬
‫س َم هَّللا ِ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫سلَّ َم يَقُو ُل اَل ُو‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬
َ
Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada wudhu
bagi orang yang tidak menyebut nama Allah padanya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh al-
Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Tirmidzi [1/25] namun dilemahkan oleh Ibnul Jauzi
dalam al-’Ilal al-Mutanahiyah [1/337] as-Syamilah).
Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
ْ ‫ضو َء لِ َمنْ لَ ْم يَ ْذ ُك ِر ا‬
‫س َم هَّللا ِ تَ َعالَى َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫ضو َء لَهُ َوالَ ُو‬
ُ ‫صالَةَ لِ َمنْ الَ ُو‬
َ َ‫ال‬
“Tidak ada sholat bagi orang yang tidak berwudhu. Dan tidak ada wudhu bagi orang yang
tidak menyebut nama Allah ta’ala atasnya.” (HR. Abu Dawud, disahihkan al-Albani dalam
Shahih wa Dha’if Sunan Abu Dawud [1/179] as-Syamilah)
Syaikh al-Albani rahimahullah mengomentari hadits riwayat Abu Dawud di atas, “Saya
katakan, ‘Ini adalah hadits yang sahih’. Pendapat ini dikuatkan oleh al-Mundziri dan al-Hafizh
al-’Asqalani. Hadits ini dinilai hasan oleh Ibnu as-Shalah -dalam Nata’ij al-Afkar-al-Hafizh Ibnu
Katsir mengatakan, ‘Ini adalah hadits hasan atau sahih.’ Ibnu Abi syaibah mengatakan, ‘Ini hadits
yang sah’.” (Shahih Abu Dawud [1/168-169] as-Syamilah)
Dari Katsir bin Zaid. Dia berkata: Rubaih bin Abdurrahman bin Abu Sa’id al-Khudri
menuturkan kepadaku dari bapaknya dari kakeknya Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, dia
berkata:Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ ‫ضو َء لِ َمنْ لَ ْم يَ ْذ ُك ِر ا‬
‫س َم هللاِ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫الَ ُو‬
“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah atasnya.” (HR. Ibnu Abi
Syaibah dalam Mushannafnya, diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah dan dinilai hasan oleh
al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah [1/68], hadits ini dilemahkan oleh Ibnul Jauzi dalam
al-’Ilal al-Mutanahiyah[1/337] as-Syamilah)
B. Mendahulukan bagian yang kanan

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata,
‫شْأنِ ِه ُكلِّ ِه‬

َ ‫سلَّ َم يُ ْع ِجبُهُ التَّيَ ُّمنُ فِي تَنَ ُّعلِ ِه َوت ََر ُّجلِ ِه َوطُ ُهو ِر ِه َوفِي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya sangat menyukai mendahulukan yang kanan
dalam hal mengenakan sandal, bersisir, bersuci, dan dalam segala macam urusan beliau.”
(HR. Bukhari dalam Kitab al-Wudhu’)
C. Membasuh anggota wudhu

Hadis pertama:Dari Ibnu Syihab yang mengatakan bahwa Atha’ bin Yazid al-Laitsi
mengabarkan kepadanya
‫َأ‬4‫ض‬َّ ‫و ٍء فَتَ َو‬4‫ض‬ ُ ‫ا بِ َو‬44‫هُ َد َع‬4‫ َي هَّللا ُ َع ْن‬4‫ض‬ ِ ‫انَ بْنَ َعفَّانَ َر‬44‫رهُ َأنَّ ُع ْث َم‬4 َ 4َ‫َأنَّ ُح ْم َرانَ َم ْولَى ُع ْث َمانَ َأ ْخب‬
ُ‫ َده‬4َ‫ َل ي‬4‫س‬ َ ‫ت ثُ َّم َغ‬ ٍ ‫ َّرا‬4‫ث َم‬ َ ‫هُ ثَاَل‬4‫ َل َو ْج َه‬4‫س‬ َ ‫ر ثُ َّم َغ‬4َ َ‫تَ ْنث‬4‫اس‬
ْ ‫ض َو‬ َ ‫ َم‬4‫ض‬ ْ ‫ت ثُ َّم َم‬ٍ ‫ َّرا‬4‫ث َم‬ َ ‫ ِه ثَاَل‬4‫س َل َكفَّ ْي‬
َ ‫فَ َغ‬
ُ‫س َل ِر ْجلَه‬ َ ‫س َح َرْأ‬
َ ‫سهُ ثُ َّم َغ‬ َ ‫ ِم ْث َل َذلِكَ ثُ َّم َم‬4‫س َرى‬ ْ ُ‫س َل يَ َدهُ ا ْلي‬ َ ‫ت ثُ َّم َغ‬ ٍ ‫ث َم َّرا‬ َ ‫ق ثَاَل‬ ِ َ‫ا ْليُ ْمنَى ِإلَى ا ْل ِم ْرف‬
ُ ‫لَّى هَّللا‬4 ‫ص‬ َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫س َرى ِم ْث َل َذلِ َك ثُ َّم قَا َل َرَأ ْيتُ َر‬ ْ ُ‫س َل ا ْلي‬َ ‫ت ثُ َّم َغ‬ ٍ ‫ث َم َّرا‬ َ ‫ا ْليُ ْمنَى ِإلَى ا ْل َك ْعبَ ْي ِن ثَاَل‬
‫ َو‬4‫َأ نَ ْح‬4‫ض‬ َّ ‫سلَّ َم َمنْ تَ َو‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫ضوِئي َه َذا ثُ َّم قَا َل َر‬ ُ ‫ضَأ نَ ْح َو ُو‬ َّ ‫سلَّ َم ت ََو‬
َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬
ُ‫ا َل ابْن‬44َ‫ه ق‬4ِ 4ِ‫ َّد َم ِمنْ َذ ْنب‬4َ‫ا تَق‬44‫هُ َم‬4َ‫سهُ ُغفِ َر ل‬ َ ‫ِّث فِي ِه َما نَ ْف‬ ُ ‫ َه َذا ثُ َّم قَا َم فَ َر َك َع َر ْك َعتَ ْي ِن اَل يُ َحد‬4‫ضوِئي‬ ُ ‫ُو‬
‫صاَل ة‬ َّ ‫ضُأ بِ ِه َأ َح ٌد ِلل‬
َّ ‫سبَ ُغ َما يَت ََو‬ ْ ‫ضو ُء َأ‬ ُ ‫ب َو َكانَ ُعلَ َماُؤ نَا يَقُولُونَ َه َذا ا ْل ُو‬ ٍ ‫ش َها‬ ِ
Humran bekas budak Utsman memberitakan kepadanya bahwa Utsman bin Affan
radhiyallahu’anhu meminta diambilkan air wudhu kemudian dia berwudhu dengan
membasuh kedua telapan tangannya sebanyak tiga kali. Kemudian dia berkumur-kumur dan
ber-istintsar (mengeluarkan air yang dihirup ke hidung, pent). Kemudian dia membasuh
wajahnya tiga kali. Kemudian dia membasuh tangan kanannya hingga siku sebanyak tiga
kali. Kemudian dia membasuh tangan kiri seperti itu pula. Kemudian dia mengusap
kepalanya. Kemudian dia membasuh kaki kanannya hingga mata kaki sebanyak tiga kali.
Kemudian dia membasuh kaki kiri seperti itu pula. Kemudian Utsman berkata: Aku melihat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu berwudhu seperti yang kulakukan tadi.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang
berwudhu seperti caraku berwudhu ini kemudian bangkit dan melakukan sholat dua raka’at
dalam keadaan pikirannya tidak melayang-layang dalam urusan dunia niscaya dosa-
dosanya yang telah berlalu akan diampuni.” Ibnu Syihab mengatakan, “Para ulama kita
dahulu mengatakan bahwa tata cara wudhu seperti ini merupakan tata cara wudhu paling
sempurna yang hendaknya dilakukan oleh setiap orang.” (HR. Muslim dalam Kitab at-
Thaharah, diriwayatkan pula oleh Bukhari dalam Kitab al-Wudhu’ dengan redaksi yang
agak berbeda)
Hadis kedua: Dari Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim al-Anshari, sedangkan beliau adalah
tergolong sahabat Nabi. Dia -Yahya- berkata:
‫ ِه‬4‫ا َعلَى يَ َد ْي‬44‫َأ ِم ْن َه‬4َ‫ا ٍء فََأ ْكف‬4َ‫ َدعَا بِِإن‬4َ‫سلَّ َم ف‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫ول هَّللا‬ِ ‫س‬ ُ ‫ضو َء َر‬ ُ ‫ضْأ لَنَا ُو‬ َّ ‫قِي َل لَهُ ت ََو‬
‫ا‬44ً‫ق ِمنْ َكفٍّ َوا ِح َد ٍة فَفَ َع َل َذلِ َك ثَاَل ث‬ 4َ ‫ش‬َ ‫ستَ ْن‬
ْ ‫ض َوا‬ 4َ ‫ض َم‬ ْ ‫ست َْخ َر َج َها فَ َم‬ ْ ‫سلَ ُه َما ثَاَل ثًا ثُ َّم َأد َْخ َل يَ َدهُ فَا‬ َ ‫فَ َغ‬
‫ ِه ِإلَى‬4‫ َل يَ َد ْي‬4‫س‬ َ ‫ت َْخ َر َج َها فَ َغ‬4‫اس‬ ْ َ‫ َدهُ ف‬4َ‫ َل ي‬4‫ا ثُ َّم َأد َْخ‬44ً‫هُ ثَاَل ث‬4‫ َل َو ْج َه‬4‫س‬ َ ‫ت َْخ َر َج َها فَ َغ‬4‫اس‬ ْ َ‫ َدهُ ف‬4َ‫ َل ي‬4‫ثُ َّم َأد َْخ‬
‫ َل‬4 ‫س‬ ِ ‫س َح بِ َرْأ‬
َ ‫ َر ثُ َّم َغ‬4 َ‫س ِه فََأ ْقبَ َل بِيَ َد ْي ِه َوَأ ْدب‬ َ ‫ست َْخ َر َج َها فَ َم‬ْ ‫ا ْل ِم ْرفَقَ ْي ِن َم َّرتَ ْي ِن َم َّرتَ ْي ِن ثُ َّم َأد َْخ َل يَ َدهُ فَا‬
‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ول هَّللا‬ِ ‫س‬ ُ ‫ضو ُء َر‬ ُ ‫ِر ْجلَ ْي ِه ِإلَى ا ْل َك ْعبَ ْي ِن ثُ َّم قَا َل َه َك َذا َكانَ ُو‬
Ada yang berkata kepada Abdullah bin Zaid, “Lakukanlah wudhu untuk kami sebagaimana
tata cara wudhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka dia meminta dibawakan
sebuah bejana -berisi air- kemudian dia mengambil air itu dengan telapak tangannya dan
membasuh keduanya dengan air tersebut, hal itu dilakukannya sebanyak tiga kali.
Kemudian dia masukkan tangannya untuk mengambil air kemudian dikeluarkannya untuk
dipakai berkumur-kumur dan ber-istinsyaq/menghirup air ke hidung dari cidukan satu
telapak tangan, dia melakukannya sebanyak tiga kali. Kemudian dia masukkan tangannya
ke dalam air dan mengeluarkannya untuk membasuh wajahnya, dia melakukan itu sebanyak
tiga kali. Kemudian dia masukkan tangannya ke dalam air dan mengeluarkannya untuk
membasuh kedua tangannya hingga dua siku, hal itu dilakukannya sebanyak dua kali-dua
kali (kanan dan kiri, pent). Kemudian dia masukkan tangannya ke dalam air dan
dikeluarkannya untuk mengusap kepala dari arah depan ke belakang lalu kembali ke bagian
depan lagi. Kemudian dia membasuh kedua kakinya hingga dua mata kaki. Kemudian dia
mengatakan, “Demikianlah cara berwudhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR.
Muslim dalam Kitab at-Thaharah, diriwayatkan pula oleh Bukhari dalam Kitab al-Wudhu’)
Keuatamaan Berwudhu
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫ت َأ ْظفَا ِر ِه‬ َ ‫ضو َء َخ َر َجتْ َخطَايَاهُ ِمنْ َج‬

ِ ‫س ِد ِه َحتَّى ت َْخ ُر َج ِمنْ ت َْح‬ َ ‫ضَأ فََأ ْح‬
ُ ‫سنَ ا ْل ُو‬ َّ ‫َمنْ ت ََو‬
“Barang siapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, maka akan keluarlah dosa-
dosa dari badannya, sampai-sampai ia akan keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR.
Muslim dalam Kitab at-Thaharah)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« ‫ا َل‬44َ‫ ق‬.ِ ‫سو َل هَّللا‬ُ ‫ قَالُوا بَلَى يَا َر‬.» ‫ت‬ ِ ‫َأالَ َأ ُدلُّ ُك ْم َعلَى َما يَ ْم ُحو هَّللا ُ بِ ِه ا ْل َخطَايَا َويَ ْرفَ ُع بِ ِه ال َّد َر َجا‬
‫ َذلِ ُك ُم‬4َ‫الَ ِة ف‬4‫الص‬ َّ ‫اج ِد َوا ْنتِظَا ُر ال‬
َّ ‫ َد‬4‫صالَ ِة بَ ْع‬ ِ ‫س‬ َ ‫ضو ِء َعلَى ا ْل َم َكا ِر ِه َو َك ْث َرةُ ا ْل ُخطَا ِإلَى ا ْل َم‬ ُ ‫غ ا ْل ُو‬ُ ‫سبَا‬ ْ ‫ِإ‬
ُ.‫الربَاط‬ ِّ
“Maukah kutunjukkan kepada kalian sesuatu yang dapat menjadi sebab Allah menghapuskan dosa-
dosa dan meninggikan derajat.” Mereka -para sahabat- menjawab, “Tentu saja mau, wahai
Rasulullah.” Maka beliau menjawab, “Yaitu menyempurnakan wudhu dalam kondisi yang tidak
menyenangkan, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu sholat berikutnya sesudah
mengerjakan sholat, maka itulah ribath.” (HR. Muslim dalam Kitab at-Thaharah)
an-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud isbaghul wudhu’ adalah
menyempurnakannya. Adapun yang dimaksud kondisi yang tidak menyenangkan adalah dingin
yang sangat menusuk, luka yang ada di badan, dan lain sebagainya.”
Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu
Apakah menyentuh wanita membatalkan wudhu?,mengenai hal ini ada pendapat yang paling
kuat berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut:
ِ ‫ لَ ْيلَةً ِمنَ ا ْلفِ َرا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سو َل هَّللا‬

‫ش‬ ُ ‫شةَ قَالَتْ فَقَدْتُ َر‬ َ ‫عَنْ َأبِى ُه َر ْي َرةَ عَنْ عَاِئ‬
ْ ‫ستُهُ فَ َوقَ َعتْ يَ ِدى َعلَى بَ ْط ِن قَ َد َم ْي ِه َوه َُو فِى ا ْل َم‬
ُ ‫ا َم ْن‬44‫ ِج ِد َو ُه َم‬4‫س‬
« ‫و ُل‬44ُ‫ َو يَق‬4‫وبَتَا ِن َو ُه‬4‫ص‬ ْ ‫فَا ْلتَ َم‬
ِ ‫ َك الَ ُأ ْح‬4‫كَ ِم ْن‬44ِ‫و ُذ ب‬44‫ َك َوَأ ُع‬4ِ‫كَ ِمنْ ُعقُوبَت‬44ِ‫س َخ ِط َك َوبِ ُم َعافَات‬
‫ا ًء‬44َ‫ى ثَن‬4‫ص‬ َ ْ‫ضا َك ِمن‬ َ ‫اللَّ ُه َّم َأعُو ُذ بِ ِر‬
َ‫سك‬ِ ‫َعلَ ْي َك َأ ْنتَ َك َما َأ ْثنَيْتَ َعلَى نَ ْف‬
Dari Abu Hurairah, dari Aisyah, aku kehilangan Rasulullah pada suatu malam dari tempat
tidurku lalu kucari-cari. Akhirnya tanganku memegang bagian dalam telapak kaki Nabi.
Ketika itu Nabi di masjid dan kedua telapak kakinya dalam posisi tegak. Saat itu Nabi
sedang mengucapkan doa, ‘Ya Allah, aku berlindung dengan ridhaMu dari murkaMu dan
dengan maafMu dari hukumanMu. Aku berlindung dengan diriMu dari siksaMu. Aku tidak
mampu memujimu sebagaimana pujianMu untuk diriMu sendiri’ (HR Muslim no 222).
‫ ِه‬4ِ‫ى فِى قِ ْبلَت‬ َ َ‫ َو ِر ْجال‬-‫لم‬4‫ه وس‬4‫صلى هللا علي‬- ِ ‫ول هَّللا‬ ِ ‫س‬ ُ ‫َى َر‬ ْ ‫شةَ قَالَتْ ُك ْنتُ َأنَا ُم بَيْنَ يَد‬
َ ‫عَنْ عَاِئ‬
‫ا‬44‫س فِي َه‬ َ ‫وتُ يَ ْو َمِئ ٍذ لَ ْي‬44ُ‫الَتْ – َوا ْلبُي‬44َ‫ ْطتُ ُه َما – ق‬4‫س‬
َ َ‫ضتُ ِر ْجلَ َّى َوِإ َذا قَا َم ب‬ َ ‫فَِإ َذا‬
ْ َ‫س َج َد َغ َمزَ نِى فَقَب‬
.‫يح‬
ُ ِ‫صاب‬
َ ‫َم‬
Dari Aisyah, Aku tidur melintang di hadapan Rasulullah yang sedang shalat. Kedua kakiku
terletak di arah kiblat. Jika beliau hendak bersujud beliau sentuh kakiku sehingga kutarik
kedua kakiku. Jika beliau bangkit berdiri kembali kuluruskan kakiku. Aisyah bercerita
bahwa pada waktu itu tidak ada lampu di rumah (HR Bukhari no 375 dan Muslim no 272).
Kedua hadits di atas menunjukan bahwa sentuhan antara laki-laki dan wanita tidaklah
membatalkan wudhu. Seandainya wudhu batal tentu shalat yang Nabi lakukan juga batal.
‫ضُأ‬ َ ُ‫ض َأ ْز َوا ِج ِه ثُ َّم ي‬
َّ ‫صلِّي َواَل يَتَ َو‬ َ ‫سلَّ َم َكانَ يُقَبِّ ُل بَ ْع‬ َ ‫شةَ َأنَّ النَّبِ َّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫عَنْ عَاِئ‬
Dari Aisyah, sesungguhnya Nabi itu sering mencium salah seorang istri kemudian beliau
langsung shalat tanpa mengulang wudhu (HR Nasai no 170 dan dinilai shahih oleh al
Albani).

TATA CARA SHALAT
Ibadah shalat menuntut beberapa syarat pada setiap orang yang melaksanakannya yaitu,
harus Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan syirik kecil dan sesuai dengan
tuntunan Rasulullah. Ibadah shalat merupakan wilayah Ibadah Khusus. Yang pelaksanaanya
telah ditetapkan berdasarkan perintah Allah, dan diajarkan (tuntunkan) oleh Nabi Muhmmad
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda,
َّ ‫صلُ ْوا َك َما َرَأ ْيتُ ُمنِّي ُأ‬
‫صلِي‬ َ
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 628, 7246 dan
Muslim no. 1533)dan sabdanya pula:
:‫ا َل‬44َ‫لَّ َم فَق‬4‫س‬َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫سلَّ َم َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ َ‫ ف‬،‫ ثُ َّم َجا َء‬،‫صلَّى‬ َ َ‫ ف‬،»‫ص ِّل‬ َ ُ‫ص ِّل فَِإنَّكَ لَ ْم ت‬
َ َ‫اِ ْر ِج ْع ف‬
،‫ فَ َعلِّ ْمنِي‬،ُ‫ره‬4 َ 4‫نُ َغ ْي‬4‫س‬ ِ ‫ا ُأ ْح‬44‫ فَ َم‬،ِّ‫الحق‬4
َ 4ِ‫كَ ب‬44َ‫ َوالَّ ِذي بَ َعث‬:‫ا َل‬44َ‫ فَق‬،‫ُص ِّل ثَالَثًا‬ َ ‫ فَِإنَّ َك لَ ْم ت‬،‫ص ِّل‬ َ َ‫اِ ْر ِج ْع ف‬
َّ‫ ْع َحتَّى تَ ْط َمِئن‬4‫ار َك‬ ْ ‫ ثُ َّم‬،‫آن‬ِ ‫ر‬4ْ 4ُ‫ َك ِمنَ الق‬4‫ر َم َع‬4َ 4‫س‬ َّ َ‫ ثُ َّم ا ْق َرْأ َما تَي‬،‫ فَ َكبِّ ْر‬،‫صالَ ِة‬ َّ ‫ ِإ َذا قُ ْمتَ ِإلَى ال‬:‫قَا َل‬
َّ‫ ْع َحتَّى تَ ْط َمِئن‬4 َ‫ارف‬ ْ ‫ ثُ َّم‬،‫ا ِجدًا‬4 ‫س‬ َ َّ‫ ُج ْد َحتَّى تَ ْط َمِئن‬4 ‫اس‬ْ ‫ ثُ َّم‬،‫ا‬44‫ ِد َل قَاِئ ًم‬4 َ‫ ْع َحتَّى تَ ْعت‬4 َ‫ارف‬ ْ ‫ ثُ َّم‬،‫ا‬44‫َرا ِك ًع‬
َ ‫ ثُ َّم ا ْف َع ْل َذلِ َك فِي‬،‫سا ِجدًا‬
‫صالَتِكَ ُكلِّ َها‬ َ َّ‫س ُج ْد َحتَّى تَ ْط َمِئن‬ْ ‫ ثُ َّم ا‬،‫سا‬
ً ِ‫َجال‬
“Ulangi shalatmu karena Anda belum shalat.” Maka kembalilah orang itu shalat, kemudian
datang memberi salam kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda,
“Ulangi shalatmu karena Anda belum shalat.” Sampai tiga kali, ia berkata, “Demi Allah
yang mengutusmu dengan hak, aku tidak dapat berbuat lebih baik dari itu, maka ajarilah
aku.” Maka beliau bersabda, “Jika Anda berdiri shalat maka takbirlah, lalu bacalah apa
yang mudah dari hafalanmu al-Qur’an, kemudian ruku’ dan tenang (tuma’ninah), lalu
bangkitlah (i’tidal/berdiri) dan tenang dalam i’tidal, kemudian sujud dan tenang dalam
sujud, kemudian duduk sehingga tenang dalam duduk, kemudian sujud dan tenang dalam
sujud, dan lakukan semua itu dalam semua shalatmu.” (HR. Al-Bukhari no. 793 dan Muslim
no. 397)
Pertama: BerdiriMengahdap Kiblat

Berdiri bagi yang mampu,Allah berfirman dalam Q.S Albaqoroh: 238
َ‫َوقُ ْو ُم ْوا هَّلِل ِ قَانِتِين‬

“… dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu”
bagi yang tidak mampu berdiri shalat boleh dilaksnanakan dengan duduk, atau berbaring
seperti dijelaskan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
yang diriwayatkan oleh sahabat Imran bin Hushain:
‫ص ِّل قَاِئ ًما‬

َ " ‫سلَّ َم قَا َل‬ َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َأنَّ النَّبِ َّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِ ‫ص ْي ِن َر‬ َ ‫ان ا ْب ِن ا ْل ُح‬
ِ ‫ُر ِوى ِع ْم َر‬
)‫ب " (رواه البخري‬ ٍ ‫ست َِط ْع فَ َعلَي َج ْن‬ ْ َ‫اعدًا فَِإنْ لَ ْم ت‬
ِ َ‫ست َِط ْع فَق‬
ْ َ‫فَِإنْ لَ ْم ت‬

Imran bin Hushain ra. meriwayatkan, bahwa Nabi saw bersabda: “Shalatlah dengan
berdiri, jika tidak mampu shalatlah dengan duduk, jika tidak mampu shalatlah dengan
berbaring”(HR. Bukhari).
Dalam sholat fardhu maupun shalat sunnah, wajib menghadap kiblat, kecuali dalam shalat
Khauf yang sedang berkecamuk, bagi orang sakit, shalat diatas kendaraan.
Kedua : Niat
Mengikhlaskan niat dalam setiap amalan ibadah hanya kepada Allah, yaitu menghadirkan
niat dalam semua ibadah menunaikannya demi melaksanakan perintah Allah. Allah berfirman:
‫ َك‬4ِ‫و ۚةَ َو ٰ َذل‬4ٰ 4‫صلَ ٰوةَ َويُ ۡؤتُو ْا ٱل َّز َك‬ ِ ِ‫َو َمٓا ُأ ِم ُر ٓو ْا ِإاَّل لِيَ ۡعبُدُو ْا ٱهَّلل َ ُم ۡخل‬
َّ ‫صينَ لَهُ ٱلدِّينَ ُحنَفَٓا َء َويُقِي ُمو ْا ٱل‬
‫ِدينُ ۡٱلقَيِّ َم ِة‬
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan (ibadah) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus qs. Al Bayinah: 5
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‫ ْو َل‬4‫س‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ : ‫ض َي هللاُ تَ َعالَى َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫ب َر‬ ِ ‫ص ُع َم َر ْب ِن ا ْل َخطَّا‬ٍ ‫عَنْ َأ ِم ْي ِر ا ْل ُمْؤ ِمنِيْنَ َأبِي َح ْف‬
ِ ‫ ِإنَّ َما ْاَأل ْع َما ُل بِالِّنيَّا‬: ‫سلَّ َم يَقُ ْو ُل‬
‫ا‬44‫ت َوِإنَّ َما لِ ُك ِّل ا ْمرٍِئ َم‬ َ ‫صلَّى هللاُ تَ َعالَى َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ِ‫هللا‬
‫س ْولِ ِه َو َمنْ َكانَتْ ِه ْج َرتُهُ لِ ُد ْنيَا‬ُ ‫س ْولِ ِه فَ ِه ْج َرتُهُ ِإلَى هللاِ َو َر‬ ُ ‫نَ َوى فَ َمنْ َكانَتْ ِه ْج َرتُهُ ِإلَى هللاِ َو َر‬
َ ‫ص ْيبُ َها َأ ِو ا ْم َرَأ ٍة يَ ْن ِك ُح َها فَ ِه ْج َرتُهُ ِإلَى َما ه‬
‫َاج َر ِإلَ ْي ِه‬ ِ ُ‫ي‬
Dari Amirul Mu’minin, Abu Hafsh Umar bin Khathab Radhiallahu Ta’ala ‘Anhu, dia
berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
waSallam bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap
manusia mendapatkan sesuai dengan apa-apa yang diniatkannya. Barang siapa yang
hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan
RasulNya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diinginkannya atau
wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa-apa yang ia inginkan
itu.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari)
Makna yang terkandung dalam Hadits
Pertama:Hadits ini berisikan sesuatu yang amat penting dalam Islam yakni niat
dan ikhlas. Amal harus ada niat, sedangkan niatharus ada keikhlasan
agarditerima.
Kedua: Hadits inioleh para ulama dijadikan sebagai ukuran, parameter untuk
membedakan (tamyiz) status hukum amal seseorang; antara adat dan ibadah,
dan antara ibadah yang satu dengan lainnya. Maka itulah niat dapat untuk
membedakan jenis perbuatan:

1. Makan minum sebagai adat (sekedar demi memenuhi kebutuhan
perut) atau dinilai ibadah (karena demi menjaga kekuatan untuk
ibadah dan ketaatan kepada Allah).
2. Puasa pada hari Senin, apakah ia puasa: Senin Kamis, Syawal, atau
puasa yang lain?
Ketiga: Hadits ini juga menegaskan betapa pentingnyaikhlashun niyyah,
(Ikhlasnya niat). Sebab keikhlasan merupakan syarat diterimanya
ibadah. Bahkan amal yang tidak dilaksanakan dengan hati yang ikhlas,
baik karena ingin dipuji, ingin ketenaran, ingin harta dunia, dan
semisalnya, akan membuat pelakunya celaka.
Allah Ta’ala berfirman:
‫ ُأولَِئ َك‬ َ‫ون‬4‫س‬ُ ‫ا ال يُ ْب َخ‬44‫َمنْ َكانَ يُ ِري ُد ا ْل َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا َو ِزينَتَ َها نُ َوفِّ ِإلَ ْي ِه ْم َأ ْع َمالَ ُه ْم ِفي َها َو ُه ْم فِي َه‬
َ‫اط ٌل َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ ِ َ‫صنَ ُعوا فِي َها َوب‬ َ ‫فِي اآل ِخ َر ِة ِإال النَّا ُر َو َحبِطَ َما‬ ‫لَهُ ْم‬ ‫س‬ َ ‫الَّ ِذينَ لَ ْي‬
“Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan sedikitpun. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud (11): 15-16)
Melafalkan Niat dalam Ibadah.

Ada beberapa pendapat tentang melafalkan niat dalam ibadah.
1. pendapat yang mengatakan sunnah, agar ucapan lidah dapat membantu memantapkan hati
dalam niat ibadah. Pendapat ini diikuti oleh madzhab Hanafi dalam pendapat yang mukhtar,
madzhab Syafi’i, dan madzhab Hanbali sesuai dengan kaedah madzhab.
2. pendapat yang mengatakan bahwa melafalkan niat dalam ibadah adalah makruh. Pendapat ini
diikuti oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan sebagian ulama madzhab Hanbali.
3. pendapat yang mengatakan bahwa melafalkan niat dalam ibadah adalah boleh (mubah), akan
tetapi sebaiknya ditinggalkan. Kecuali bagi orang yang waswas, maka melafalkan niat
disunnahkan baginya, untuk menghilangkan keraguannya.
Demikian pendapat para ulama fuqaha madzhab empat tentang hukum melafalkan niat
dalam ibadah. Sedangkan dalil yang dijadikan dasar para ulama yang menganjurkan melafalkan
niat dalam ibadah adalah hadits sebagai berikut:
(‫سلِم‬ ٍ ‫سلَّ َم يَقُ ْو ُل لَبَّ ْي َك بِ ُع ْم َر ٍة َو َح‬

ْ ‫ ) َواهُ ُم‬.‫ج‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو َل هللا‬
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ ٍ َ‫عن َأن‬
َ ‫س قَا َل‬
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam berkata (ketika akan menunaikan ibadah haji dan umrah): “Aku penuhi
panggilan-Mu, untuk menunaikan ibadah umrah dan haji.” HR Muslim.

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalmammelafalkan niat dalam
ibadah haji dan umrah. Apabila dalam satu ibadah, melafalkan niat itu dianjurkan, maka dalam
ibadah lainnya juga dianjurkan, karena sama-sama ibadah. Dalam hadits lain juga diriwayatkan:
، ‫ َه ْل ِع ْن َد ُك ْم ِمنْ َغدَا ٍء ؟ قَالَتْ اَل‬: ‫سلَّ َم قَا َل يَ ْو ًما‬ َ ‫عَنْ عَاِئشَة ََأنَّ النَّبِ َّي‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
ْ‫ قَا َل إ َذن‬، ‫آخ َر َأ ِع ْن َد ُك ْم ش َْي ٌء ؟ قُ ْلتُ نَ َع ْم‬
َ ‫ َوقَا َل ِلي يَ ْو ًما‬: ْ‫ قَالَت‬، ‫صو ُم‬ ُ ‫ فَِإنِّي إ َذنْ َأ‬: ‫قَا َل‬
ُ‫سنَا َده‬
ْ ‫ص َّح َح إ‬ َ ‫ص ْو َم ” َر َواهُ الدَّا َرقُ ْطنِ ّي َو‬ َّ ‫ضتُ ال‬ ْ ‫ُأ ْف ِط ُر َوِإنْ ُك ْنتُ فَ َر‬
“Diriwayatkan dari Aisyah, bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
berkata kepadanya: “Apakah kalian mempunya makanan untuk sarapan?” Ia menjawab:
“Tidak ada.” Lalu beliau bersabda: “Kalau begitu, aku berniat puasa.” Aisyah berkata:
“Suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku: “Apakah kalian
mempuanyai sesuatu (makanan)?” Aku menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Kalau begitu,
aku niat berbuka, meskipun tadi aku bermaksud puasa.” HR. al-Daraquthni dan ia
menshahihkan sanadnya.”
Dalam hadits di atas, jelas sekali Nabi shallallahu‘alaihiwasallammelafalkan niatnya untuk

menunaikan ibadah puasa, tetapi puasa sunnah. Bagaimana dengan ibadah yang lain seperti shalat fardhu
atau sunnah, melafalkan niat adalah ucapan diluar shalat, yang tidak termasuk rukun shalat, kerana itu
melafalkan niat atau ikrar niat atau ucapan niattidak membatalkan ibadah shalat karena dikerjakan diluar
sahlat, tetapi sesungguhnya niat itu adanya dalam hati
Pentingnya Niat dan Ikhlas:
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa RasulullahShallallahu‘Alaihi

wa Sallambersada:
‫صلَّ ْوا َأ ْعطَاهُ هَّللا ُ َج َّل َو َع َّز ِم ْث َل َأ ْج ِر‬

َ ‫اس قَ ْد‬َ َّ‫اح فَ َو َج َد الن‬َ ‫ضو َءهُ ثُ َّم َر‬
ُ ‫سنَ ُو‬َ ‫ضَأ فََأ ْح‬
َّ ‫َمنْ ت ََو‬
َ ‫ص َذلِكَ ِمنْ َأ ْج ِر ِه ْم‬
‫ش ْيًئا‬ ُ ُ‫ض َرهَا اَل يَ ْنق‬
َ ‫صاَّل هَا َو َح‬
َ ْ‫َمن‬
“Bagi siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya,lalu ia pergi ke mesjid
(untuk berjamaah) dan dia lihat jamaah sudah selesai, maka ia tetap mendapatkan seperti
pahala orang yang hadir dan berjamaah, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit
pun.”(HR. An Nasa’i No. 855, Abu Daud No. 564,)
Dari Ubai bin Ka’ab Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa

Sallambersabda:
‫يب‬
ٌ ‫ص‬ِ َ‫فَ َمنْ َع ِم َل ِم ْن ُه ْم َع َم َل اآْل ِخ َر ِة لِل ُّد ْنيَا لَ ْم يَ ُكنْ لَهُ فِي اآْل ِخ َر ِة ن‬
“Barangsiapa diantara mereka beramal amalan akhirat dengan tujuan dunia, maka dia
tidak mendapatkan bagian apa-apa di akhirat.” (HR. AhmadNo.20275. Ibnu Hibban No. 405,
Al Hakim, )

Contoh Kasus Berkaitan dengan Masalah Niat
 Orang yang membunuh dengan tidak sengaja (peluru nyasar), atau terpaksa mengaku kafir
demi menjaga jiwa seperti yang dilakukan oleh sahabat nabi, Amr bin Yasir, dan contoh
lainnya; dimaafkan oleh Allah Ta’ala.
‫سينَا َأ ْو َأ ْخطَْأنَا‬
ِ َ‫اخ ْذنَا ِإنْ ن‬
ِ ‫َربَّنَا اَل تَُؤ‬
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami
melakukan kesalahan.” (QS. Al Baqarah, 2: 286)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‫ستُ ْك ِرهُوا َعلَ ْي ِه‬ ْ ِّ‫ اَ ْل َخطَُأ َوالن‬: ‫او َز لِ ْي عَنْ ُأ َّمتِي‬
ْ ‫سيَانُ َو َما ا‬ َ ‫ِإنَّ هللاَ ت ََج‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala melewatkan saja bagi umatku;kesalahan tidak sengaja, lupa,
dan orang yang dipaksa.” (HR. Ibnu Majah No. 2043, 2045. Al Baihaqi, )
ٓ
ُ ‫يب فَُأ ْو ٰلَِئ َك يَت‬
ُ ‫وب ٱهَّلل‬44ُ ٖ ‫س ٓو َء بِ َج ٰ َهلَ ٖة ثُ َّم يَتُوبُونَ ِمن قَ ِر‬
ُّ ‫ِإنَّ َماٱلتَّ ۡوبَةُ َعلَى ٱهَّلل ِ لِلَّ ِذينَ يَ ۡع َملُونَ ٱل‬
‫َعلَ ۡي ِهمۡ ۗ َو َكانَ ٱهَّلل ُ َعلِي ًما َح ِك ٗيما‬
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka
mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana QS. An Nisa’ : 17
 Seorang suami tidak dikatakan melakukan zhihar ketika memanggil isterinya dengan

panggilan Ummi (ibuku), sebab yang dia maksudkan dengan panggilan itu adalah sebagai
bimbingan bagi anak-anaknya agar terbiasa memanggil Ummi kepada ibunya. Bukan berarti dia
menganggap isterinya sama dengan ibunya.
 Thalak tidak jatuh bagi isteri yang dithalak suaminya yang sedang mabuk, tidak sadar, atau
marah yang membuatnya tidak terkendali, sebab tidakmeniatkannya secara sadar. Inilah
pandangan jumhur (mayoritas) ulama
Ketiga : TakbirDengan Mengangkat Kedua Tangan

Memulai shalat dengan ucapan takbir yaitu Allaahu akbar ini adalah rukun shalat ,
berdasarkan sabda nabi :
ُّ ‫صاَل ِة ال‬
ْ َّ‫ط ُه ْو ُر َوت َْح ِر ْي ُم َها التَّ ْكبِ ْي ُر َوت َْحلِ ْيلُ َها الت‬
‫سلِ ْي َم‬ ُ ‫ِم ْفت‬
َّ ‫َاح ال‬
“Kunci shalat adalah bersuci, pembukanya adalah takbir (ucapan Allaahu Akbar), dan
penutupnyaadalah salam
Cara mengangkat kedua tangan: bersamaan dengan takbir, atau sebelumnya, atau
sesudahnya, itu semua diriwayatkan secara shahih dalam as-Sunnah. Mengangkat kedua tangan
hingga sejajar dengan kedua pundak, dan atau mengangkat keduanya lebih tinggi hingga sejajar
dengan daun telinga.

Keempat: Bersedekap dan Tempat Meletakkan Tangan
Bersedekap tangan kanan diletakkan diatas tangan kiri selepas takbir, caranya tangan kanan
diletakkan diatas punggung tangan kiri, atau pergelangan tangan. Lalu bersedekap yaitu
meletakkan kedua tangan di atas dada, laki-laki dan perempuan dalam hal ini sama saja. Tidak
boleh meletakkan tangan kanan di atas pinggang. ini termasuk sunnah nabi, maka tidak boleh
melepaskan kedua tangannya setelah takbir.
Khusyu’ dan Memandang ke Tempat Sujud

Shalat harus khusyu’ dan menghindarkan dari pandangan keatas, kekanan, kekiri, melihat
jam dinding. Dan tidak melakukan shalat bila makanan telah terhidang sementarakondisinya
sangat menginginkan makan, tidak shalat dalam keaadaan menahan buang air kecil dan buang air
besar.Hindarkan tempat shalat dari lalulalang orang melintas, atau pasanglah sutrah.
Sutrah adalah apa yang diletakkan didepan orang yang shalat berfungsi sabagai pembatas
agar orang tidak berlalu melintas di depannya.
َ‫س ْت َر ٍة َواَل تَ َد ْع َأ َحدًا يَ ُم ُّر بَيْنَ يَ َد ْي َك فَِإنْ َأبَى فَ ْلتُقَاتِ ْلهُ فَِإنَّ َم َعهُ القَ ِريْن‬
ُ ‫ُص ِّل ِإاَّل ِإلَى‬
َ ‫َلا ت‬
“Janganlah engkau shalat kecuali menghadap sutrah dan janganlah engkau membiarkan
seseorang lewat di depanmu,bila dia menolak, maka lawanlah dia karena bersamanya ada
qarin.’ Maksudnya setan.
Ukuran Sutrah,
berdasarkan sabda nabi :
ِ ‫ستُ ُرهُ ِإ َذا َكانَ بَيْنَ يَ َد ْي ِه ِم ْث َل‬
‫آخ َر ِة ال َّر ْح ِل‬ َ ُ‫م ي‬4ْ ‫ِإ َذا قَا َم َأ َح ُد ُك‬
ْ َ‫صلِّي فَِإنَّهُ ي‬
“Bila seseorang dari kalian meletakkan di depannya seperti sandaran pelana, maka
silahkan shalat dan tidak usah peduli dengan sipa yang lewat di belakangnya.”
Kelima: Membaca Doa Iftiftah

Doa iftiftah yang diajarkan oleh Rasulullah ada yang ringkas dan ada yang panjang
bacaannya.
‫ َوالَ ِإلَهَ َغ ْي ُر َك‬، َ‫ َوتَ َعالَى َجدُّك‬، َ‫س ُمك‬ َ َ‫ َوتَب‬،‫س ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َوبِ َح ْم ِد َك‬
ْ ‫ار َك ا‬ ُ
“Mahasuci Engkauya Allah, dan segala pujian kepadaMuBerlimpah keberkahan nama-

Mu, Mahatinggi kemuliaan dan keagungan-Mu, dan tidak ada sesembahan yang benar
kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud no. 776, An-Nasa‘i no. 899, dan selain keduanya dari
Abu Sa’id Al-Khudri Dishahihkan dalam Shahih Abi Dawud)
Atau bacaan do’a iftitah sebagai berikut:

َ ‫ا‬44َ‫ب اَللَّ ُه َّم نَقِّنِ ْي ِمنْ َخطَاي‬
‫ي‬ ِ ‫ ِر‬4‫ق واَ ْل َم ْغ‬ ْ ‫ي َك َما بَا َعدْتَ بَ ْين َا ْل َم‬
ِ ‫ش ِر‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم با َ ِع ْد بَ ْينِ ْى َوبَيْنَ َخطَايَا‬
ِ ‫ي بِا ْل َما ِء َوالثَّ ْل‬
‫ج َوا ْلبَ َر ِد‬ َ ‫س ْلنِ ْي ِمنْ َخطَايَا‬ ِ ‫س الَلَّ ُه َّم ا ْغ‬
ِ َ‫ض ِمنَ ال َّدن‬ ُ َ‫ب اَأْل ْبي‬
ُ ‫َك َما يُنَقَّى الثَّ ْو‬
“Ya Allah jauhkanlah antaraku dengan dosa dan kesalahanku sebagaimana Engkau
jauhkan jarak antara Timur dan Barat,
Ya Allah bersihkanlah dosa dan kesalahanku sebagaimana bersihnya kain putih dari
kotoran,
Ya Allah sucikanlah segala kesalahan, dengan air, denganes/salju dan dengan embun”.
( HR. Jama’ah kecuali At Tirmidzi )
Atau bacaan do’a iftitah sebagai berukut:
ْ ‫ا ِمنَ ا ْل ُم‬44َ‫ا َأن‬44‫لِ ًما َو َم‬4 ‫س‬

َّ‫ ِإن‬، َ‫ ِر ِكيْن‬4 ‫ش‬ ْ ‫ا ُم‬44ً‫ض َحنِ ْيف‬ َ ‫ت َواَأْل ْر‬ ِ ‫اوا‬َ ‫ َم‬4 ‫الس‬َّ ‫ َر‬4 َ‫ي فَط‬ ْ ‫َو َّج ْهتُ َو ْج ِه َي لِلَّ ِذ‬
‫ا َأ َّو ُل‬4َ‫رتُ َوَأن‬4 ْ 4‫ذلِ َك ُأ ِم‬44ِ‫ َوب‬،ُ‫ه‬4َ‫ ِر ْيكَ ل‬4‫ش‬َ َ‫ ال‬، َ‫ هلِل ِ َر ِّب ا ْل َعلَ ِميْن‬4‫اتِي‬4‫ َو َم َم‬،‫اي‬ َ َ‫س ِك ْي َو َم ْحي‬ ُ ُ‫صالَتِي َون‬ َ
ُ‫ر ْفت‬4
َ 4َ‫ي َوا ْعت‬4‫س‬ ِ ‫ ظَلَ ْمتُ نَ ْف‬،‫ ُد َك‬4‫ا َع ْب‬44َ‫ َأ ْنتَ َربِّي َوَأن‬، َ‫هَ ِإالَّ َأ ْنت‬4‫ اللَّ ُه َّم َأ ْنتَ ا ْل َملِ ُك الَ ِإل‬. َ‫سلِ ِميْن‬ ْ ‫ا ْل ُم‬
َ‫ ال‬،‫ق‬ ِ َ‫ ِن اَأْل ْخال‬4‫س‬ َ ‫ ِدنِي َأِل ْح‬4‫ َوا ْه‬. َ‫ب ِإالَّ َأ ْنت‬
َ ‫ذنُ ْو‬4ُّ 4‫ ُر ال‬4ِ‫ا ِإنَّهُ الَ يَ ْغف‬44‫ا ْغفِ ْر لِي َذ ْنبِي َج ِم ْي ًع‬44َ‫ ف‬4،‫ َذ ْنبِي‬4ِ‫ب‬
‫ َك‬44‫ لَبَّ ْي‬. َ‫يَِّئ َها ِإالَّ َأ ْنت‬44‫س‬
َ ‫ ِرفُ َعنِّي‬44‫ص‬ ْ َ‫ الَ ي‬,‫يَِّئ َها‬44‫س‬ َ ‫ ِرفْ َعنِّي‬44‫اص‬ ْ ‫ َو‬. َ‫نِ َها ِإالَّ َأ ْنت‬44‫س‬ َ ‫ ِدي َأِل ْح‬44‫يَ ْه‬
، َ‫الَيْت‬44‫ا َر ْكتَ َوتَ َع‬44َ‫ تَب‬، َ‫ك‬44‫ َك َوِإلَ ْي‬4 ِ‫ا ب‬44َ‫ َأن‬، َ‫ك‬44‫س ِإلَ ْي‬ َّ ‫ َو‬، َ‫ َد ْيك‬4 َ‫ ُر ُكلُّهُ فِي ي‬4‫ َوا ْل َخ ْي‬، َ‫ ْع َد ْيك‬4 ‫س‬
َ ‫ ُّر لَ ْي‬4 ‫الش‬ َ ‫َو‬
َ‫ب ِإلَ ْيك‬ ُ ‫ستَ ْغفِ ُر َك َوَأت ُْو‬ْ ‫َأ‬
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah memulai penciptaan langit-langit dan
bumi tanpa ada contoh sebelumnya, dalam keadaan lurus mengarah kepada al-haq, lagi
berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku,
ibadah sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam, tiada
sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku adalah orang yang pertama
kali berserah diri1. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq
kecuali Engkau. Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi
diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya,
sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Tunjukilah
aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang
terbaik kecuali Engkau. Dan palingkan/jauhkanlah aku dari kejelekan akhlak dan tidak ada
yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau. Labbaika (aku terus-
menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima
perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai). Kebaikan itu seluruhnya
berada pada kedua tangan-Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu2. Aku
berlindung, bersandar kepada-Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau
lagi Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR.
Muslim no.1809 dari Ali bin Abi Thalib )
Dan masih banyak lagi bacaan do’a iftitah yang tidak dapat dikemukakan disini, bila do’a
iftitah yang perintahkan rasulullah diriwayatkan secara shahih maka sepatutnya dijaga.

Keenam: membaca Al-Fatihah

Membaca Surat al-Fatihah, membaca al Fatihah didahului dengan bacaan Ta’wudz, baik
dalam shalat fardhu maupun shalat sunnah. Membaca al Fatihahhukumnya wajib.
ٰ ۡ ۡ َ‫فَ َذا قَ َر ۡأتَ ۡٱلقُ ۡر َءانَ ف‬
ِ ‫ٱست َِعذ بِٱهَّلل ِ ِمنَ ٱلش َّۡيطَنِٱل َّر ِج‬
‫يم‬ ‫ِإ‬
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk, QS. An Nahl: 98
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi:
َّ ‫َأع ُْو ُذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال‬
ِ َ‫ش ْيط‬
‫ان ال َّر ِج ْي ِم ِمنْ َه ْم ِز ِه َونَ ْف ِخ ِه َونَ ْفثِ ِه‬
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari godaannya, kesombongannya
dan nafatsnya.
Atau yang lain mengucapkan :

‫ه‬4ِ ِ‫ش ْيطَا ِن ال َّر ِج ْي ِم ِمنْ َه ْم ِز ِه َونَ ْف ِخ ِه َونَ ْفث‬ َّ ‫َأع ُْو ُذ بِاهَّلل ِ ال‬
َّ ‫س ِم ْي ِع ا ْل َعلِ ْي ِم ِمنَ ال‬
Aku berlindung kepada Allah Yang maha mendengar lagi maha mengetahui, dari
godaannyasetan yang terkutuk, kesombongannya dan nafatsnya
Kemudian membaca Basmalah

Karena basmalah merupakan ayat dari Surat al-Fatihah. Maka tidak sah jika shalat tanpa
membaca basmalah berdasarkan dengan firman Allah :
‫س ْبعا ً ِّمنَ ا ْل َمثَانِي َوا ْلقُ ْرآنَ ا ْل َع ِظي َم‬

َ ‫ َولَقَ ْد آتَ ْينَا َك‬
Dan sungguh Kami telah berikan kepadamu (Nabi Muhammad) tujuh ayat yang berulang-
ulang dan Al-Qur’an yang agung. (QS al-Hijr: 87)
Membaca ‫يم‬ ِ ‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح ٰ َم ِن ال َّر ِح‬

ْ ِ‫ب‬secara pelan baik dalam shalat jahriyah (yang bacaannya
dikeraskan) atau dalam shalat Sirriyah (shalat yang bacaannya dipelankan ) sebagaimana tersebut
dalam hadits Anas, di mana ia berkata,
‫ دًا ِم ْن ُه ْم‬4‫ َم ْع َأ َح‬4‫س‬

ْ ‫انَ فَلَ ْم َأ‬44‫ َر َو ُع ْث َم‬4‫سلَّ َم َوَأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو ِل هَّللا‬ ُ ‫صلَّ ْيتُ َم َع َر‬ َ
“ ‫يم‬ ْ ِ‫يَ ْق َرُأ “ ب‬
ِ ‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح‬
“Aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga bersama Abu
Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman, aku tidak pernah mendengar salah seorang dari mereka
membaca ‘ bismillahir rahmanir rahiim’.” (HR. Muslim no. 399).
 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Yang sesuai sunnah, basmalah dibaca sebelum
surat Al Fatihah dan bacaan tersebut dilirihkan (tidak dikeraskan).” (Kitab Shifat Ash-
Shalah min Syarh Al-‘Umdah karya Ibnu Taimiyah, hlm. 105).
 Ulama Malikiyyah berpendapat makruh membaca secara jahr. Al Qarafi mengatakan:
“yang lebih wara’ adalah tetap membaca basmalah dalam rangka keluar dari khilaf,

namun ia dibaca secara sirr dan makruh jika di-jahr-kan” (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al
Kuwaitiyah, 16/182).
 Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan: “Rasulullah terkadang men-jahr-kan basmalah,
namun lebih sering melirihkannya. Tidak tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah tidak
pernah merutinkan pengerasan basmalah dalam shalat malam maupun shalat wajib yang 5
waktu, baik sedang tidak safar maupun sedang safar.
 Para khulafaurrasyidin pun melirihkan bacaan basmalah, begitu juga mayoritas para
sahabat Nabi, dan juga mayoritas penduduk negeri ketika itu di masa-masa generasi
utama umat Islam” (Zaadul Ma’ad, 199).
 Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz menyatakan: “perkataan Abu Hurairah: ‘shalatku adalah
shalat yang paling mirip dengan Rasulullah‘, menunjukkan bahwa men-jahr-kan
basmalah itu boleh. Namun yang lebih afdhal adalah tidak men-jahr-kannya”.
 Yang tepat, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam terkadang men-jahr-kan basmalah
dan terkadang melirihkannya, namun yang paling sering adalah melirihkannya sehingga
itu yang lebih utama. Karena sudah diketahui bersama bahwa Anas bin Malik ra. sahabat
yang hidup bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam kurun waktu yang
lama, jauh lebih lama dari Abu Hurairoh ra.
Catatan:
Al Fatihah dalam shalat adalah dibaca ayat per ayat.Dan jika dalam shalat belum bisa membaca
Alfatihah karena belummenghafalnya maka bolah membaca:
ِ ‫س ْب َحانَ هَّللا ِ َوا ْل َح ْم ُد هَّلل ِ َوالَ ِإلَهَ ِإالَ هَّللا ُ َوهَّللا ُ َأ ْكبَ ُر َوالَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِاهَّلل‬
ُ
“Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali
Allah. Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”
Bacaan al Fatehah sebagai berikut:

‫ش ْيطَا ِن ال َّر ِج ْي ِم‬ َّ ‫اَع ُْو ُذ بِاهللِ ِمنَ ال‬
ْ 4َ‫ ماَلِ ِك ي‬, ‫ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬, َ‫لح ْم ُد ِهللِ َر ِّب العاَلَ ِميْن‬
َ‫ ِإيَّاك‬, ‫ ِّد ْي ِن‬4‫و ِم ال‬4 َ ‫ َأ‬, ‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬
ْ ِ‫ب‬
‫ب‬
ِ ‫ ْو‬4‫ض‬ ُ ‫ ِر ال َم ْغ‬4‫راَطَ الَّ ِذيْنَ َأ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغ ْي‬4‫ص‬ ِ , ‫ستَقِ ْي َم‬ْ ‫صراَطَ ال ُم‬ ِّ ‫ ِإ ْه ِدنا َ ال‬, ُ‫ستَ ِعيْن‬ ْ َ‫نَ ْعبُ ُد َوِإيَّاكَ ن‬
‫ آ ِم ْين‬. َ‫ضآلِيْن‬ ّ ‫َعلَ ْي ِه ْم َوالَ ال‬
1.Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
6. ( Ya Allah ) Tunjukilah kami jalan yang lurus,

7. (yaitu) jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat dan bukan (jalan) orang-orang yang Engkau
murkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang tersesat. Ya Allah kabulkanlah permohonanku.
Hal ini didasarkan pada Hadits Nabi SAW berikut ini:
ِ ‫صاَل ةَ لِ َمنْ لَ ْم يَ ْق َرْأ بِفَاتِ َح ِة ا ْل ِكتَا‬

‫ب‬ َ ‫سلَّ َم اَل‬
َ ‫ت يَ ْبلُ ُغ بِ ِه النَّبِ ُّي‬ َ ‫عَنْ ُعبَا َدةَ ْب ِن‬
ٍ ‫صا ِم‬
Dari ‘Ubadah bin Shamit, Nabi SAW menyampaikan padanya bahwa tidak sah shalatnya
orang yang tidak membaca surat al-Fatihah. (HR Muslim)
Bacaan al Fatihah bagi Makmum

Makmum wajib membaca surat alfatihah dalam shalat sirriyah , dan jika shalat jahriyah
makmum membaca jika tidak mendengar bacaan imam, adapun jika mendengar, maka makmum
menyimak bacaan imam.Sesudah membaca al- Fatihah dilanjutkan dengan surat atau ayat al
qur’an
Diriwayatkan Abu Dawud, (823) dari Ubadah bin Shomit radhiallahu anhu berkata;
‫ ِه‬4‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬4‫ص‬َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫صاَل ِة ا ْلفَ ْج ِر فَقَ َرَأ َر‬ َ ‫سلَّ َم فِي‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ول هَّللا‬ ِ ‫س‬ُ ‫ُكنَّا َخ ْلفَ َر‬
‫ا‬44َ‫ نَ َع ْم ي‬: ‫ا‬44َ‫ا ِم ُك ْم قُ ْلن‬44‫فَ ِإ َم‬44‫ر ُءونَ َخ ْل‬4 َ 4‫ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْق‬: ‫ا َل‬44َ‫ر َغ ق‬4 َ 4َ‫سلَّ َم فَثَقُلَتْ َعلَ ْي ِه ا ْلقِ َرا َءةُ فَلَ َّما ف‬
َ ‫َو‬
‫صاَل ةَ لِ َمنْ لَ ْم يَ ْق َرْأ بِ َها‬
َ ‫ب فَِإنَّهُ اَل‬ ِ ‫ اَل تَ ْف َعلُوا ِإاَّل بِفَاتِ َح ِة ا ْل ِكتَا‬: ‫ قَا َل‬. ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫َر‬
“Dahulu kami shalat dibelakang Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam dalam shalat
fajar. Maka Rasulullah sallalalhu alaihi wa sallam membacanya sehingga berat bagi
beliau (ada) bacaan (lain). Ketika selesai, beliau bersabda, “Sepertinya anda semua
membaca di belakang imam. Kami menjawab, “Ya wahai Rasulullah. Beliau bersabda,
“Jangan lakukan kecuali Fatihatul Kitab (surat Al-Fatihah) karena tidak ada shalat bagi
orang yang tidak membacanya.
Telah dihasankan oleh Tirmizi dan dishohehkan Baihaqi, Khottobi dan lainnya. Dan ini
nash (tegas) diwajibkan bacaan Al-Fatihah bagi makmum di belakang shalat jahriyah
(keras).
Syekh Ibnu Baz rahimahullah mengatakan, “Kalau Imam tidak diam, maka yang wajib
bagi makmum membaca Al-Fatihah meskipun dalam kondisi Imam membaca menurut
pendapat terkuat dari para ulama’. Selesai dari ‘Fatawa Syekh Ibnu Baz, (11/221).
Syekh Ibnu Utsiamin rahimahullah mengatakan, “Kalau dikatakan, imamnya tidak
berhenti, kapan makmum membaca Al-Fatihah? Maka, “Bacalah Al-Fatihah meskipun
imam membaca. Karena para shahabat dahulumembaca bersama Rasulullah sallallahu
alaihi wa sallam seraya bersabda, “Jangan lakukan kecuali dengan Ummul Qur’an.
Karena tidak ada shalat bagi orang yang tidak membacanya.” Selesai ‘Fatawa Arkanul
Islam, hal. 322.

Sementara firman Allah Ta’ala:
ۡ َ‫َوِإ َذا قُ ِرَئ ۡٱلقُ ۡر َءانُ ف‬

ِ ‫ٱستَ ِم ُعو ْا لَهۥُ َوَأ‬
َ‫نصتُو ْا لَ َعلَّ ُكمۡ ت ُۡر َح ُمون‬
Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmatQS. Al-A’raf: 204
Pada QS. Al-A’raf: 204 ini umum dikhususkan untuk selain al Fatihah. Tetapi kalau imam
baca al Fatihah dalam shalat, maka makmum wajib diam, kecuali makmummembaca Al-Fatihah
setalah imam selasai. Dengan dalil sabda Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam,”Jangan lakukan
kecuali Fatihatul Kitab. Karena tidak ada shalat bagi orang yang tidak membacanya.” Hal itu
terjadi pada shalat fajar. Dan ia termasuk shalat jahriyah (mengeraskan suaranya) sebagaimana
yang telah diketahui. Sehingga makmum diperintahkan diam kecuali dari bacaan Al-Fatihah.
Membaca Surat Alfatihah dalam setiap Rakaat

Al Fatihah wajib di baca pada setiap raka’at. Seperti penjelasan Abu
Hurairah radhiallahu’anhu berikut:
‫ َو َما َأ ْخفَى ِمنَا‬، ‫س َم ْعنَا ُك ْم‬ْ ‫سلَّ َم َأ‬

َ ‫النبي‬
ُّ ‫س َم َعنَا‬ْ ‫ فِ َما َأ‬، ٌ‫صاَل ٍة ِق َرا َءة‬ َ ‫فِ ْي ُك ِ ِّل‬
ِ ‫ َو َمنْ قَ َرَأ بُِأ ِّم ا ْل ِكتَا‬، ‫َأ ْخفَ ْينَاهُ ِم ْن ُك ْم‬
َ ‫ َو َمنْ َزا َد فَ ُه َو َأ ْف‬، ُ‫ب فَقَ ْد َأ ْجزَ َأتْ َع ْنه‬
‫ض ُل‬
“dalam setiap raka’at dalam shalat ada bacaan (Al Fatihah). Bacaan yang
diperdengarkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam kepada kami, telah kami
perdengarkan pula kepada kalian. Bacaan yang Rasulullah lirihkan telah kami contohkan
pula kepada kalian untuk dilirihkan. Barangsiapa yang membaca Ummul Kitab (Al
Fatihah) maka itu mencukupinya. Barangsiapa yang menambah bacaan lain, itu lebih
afdhal” (HR. Muslim 396)
Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan: “membaca Al Fatihah adalah rukun di setiap rakaat,
dan telah shahih dariNabi Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa beliau membacanya di setiap
raka’at” (Al Mulakhash Al Fiqhi, 1/127).
Ketujuh: Membaca ayat ayat (selain al Fatihah) Alquran Secara Tartil
Imam tidak boleh memanjangkan bacaan surat yang akan memberatkan makmum,
membaca dengan tartil, bukan cepat dan tergesa-gesa, tapi bacaan yang jelas huruf demi huruf,
sesuai kaidah tajwid,
Bacaan jahar dilakukan pada shalat shubuh, jum’at,idul fitri, idul adha,istisqa,kusuf,dan
dua rakaat shalat maghrib dan isya.bacaan sirr dilakukan pada shalat dzuhur, ashar,rakaat ketiga
shalat maghrib, dan dua rakaat akhir shalat isya.

Kedelapan:Rukuk
Ketika selesai membaca surat, maka diam sesaat sekedar untuk mengambil nafas, lalu mengangkat
kedua tangan seperti saat takbiratul ihram. Bertakbir yaitu membaca lafadz Allaahu Akbar , lalu
rukuk dalam kadar waktu yang cukup bagi persendiannya untuk menetap dengan tenang dan setiap
anggota tubuhnya kembali pada posisinya. Ini adalah rukun.
Tata cara Rukuk
Meletakkan kedua tangan pada kedua lutut,jari-ajri menggenggam kedua lututnya.
meluruskan punggung hingga rata seandainya ada bejana air diatasnya, airnya tidak tumpah. tidak
menundukkan kepala, namun tidak pula mendongokkannya, posisi kepalanya lurus dengan
punggungnya. menjauhkan kedua sikunya dari kedua pinggangnya.
Membaca :
ِ ‫ا ْل َع‬
3 X ‫ظ ْي ِم‬ ‫س ْب َحانَ َربِّ َّي‬
ُ
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung”
Atau membaca do’a sebagai berikut:

ُ
“Maha Suci Engkau ya Allah Tuhan kami dengan memuji Engkau aku mohon ampun”
(Muttafaq alaih)
Kesembilan:I’tidal dari Rukuk
Bangun dari rukuk, yaitu mengangkat tulang sulbinya dari rukuk. Saat i’tidal
mengucapkan :
ُ‫ح ِم َده‬
َ ْ‫س ِم َع هللاُ ِل َمن‬
َ
Semoga Allah mendengar oarang yang memujiNya
Mengangkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram.

Setelah berdiritegak dan tenang sehingga setiap tulang mengambil posisinya. Maka
mengucapkan :
‫َربَنَا لَكَ ا ْل َح ْم ُد‬

Wahai Tuhan kami, dan segala puji hanya bagiMu
Bacaanini diwajibkan setiap orang yang shalat termasuk makmum.
Kesepuluh: Sujud
Kemudian bertakbir, Allaahu Akbar. Lalu turun untuk sujud dengan bertumpu pada kedua
tangannya sebelum kedua lututnya. Inilah yang diperintahkan oleh Rasulullah dan diriwayatkan

secara shahih dari perbuatan Nabi, dan beliau melarang kita meniru menderumnya unta, dimana
unta menderum dengan bertumpu pada kedua lututnya yang ada pada kedua kaki depannya.
 Saat sujud bertumpu di atas kedua telapak tangannya dan membentangkan keduanya.
 Merapatkan jari jemari kedua tangannya.
 Menghadapkan keduanya ke kiblat.
 Meletakkan kedua telapak tangannya sejajar dengan kedua pundaknya/meletakannya sejajar
dengan kedua telinganya.
 Mengangkat kedua tangannya dari tanah, dan tidak membentangkannya di atas tanah layaknya
anjing.
 Meletakkan hidung dan keningnya di atas tanah dengan mantap,
 Meletakkan kedua lutut dan ujung jari jemarinnya di atas tanah dengan mantap, menegakkan
kedua tapak kaki.
 Menghadapkan ujung jari jemari kaki ke kiblat dan merapatkan kedua tumit.
Sujud
Saat sujud, bertumpu secara seimbang pada semua anggota sujud yaitu kening bersama
hidung sekaligus, kedua telapak tangan, kedua lutut dan ujung jari jari kedua kaki. Siapa
yang dalam sujudnya seperti di atas, maka dia telah berthu’maninah ( tenang ).Dalam sujud
membaca :
ْ ‫اَأْل‬
3X‫علَى‬ ‫س ْب َحانَ َربِّ َّي‬
ُ
“Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi”
Atau membaca do’a sebagai berikut:
ُ
“Maha Suci Engkau ya Allah Tuhan kami dengan memuji Engkau aku mohon
ampun” (Muttafaq alaih)
Dianjurkan memperbanyak do’a pada saat sujud, karena saat sujud itu keaadan
yangmustajab untuk berdo’a.
Iftirasy dan Iq’a di antara dua sujud

Bangkit dari sujud dengan mengangkat kepala sambil bertakbir. Kemudian duduk dengan
thu’maninah hingga setiap tulang kembali ke posisinya. Membentangkan kaki kirinya dan
mendudukinya. Menegakkan telapak kaki kanannya dan menghadapkan jari jemari telapak
kaki kanan ke kiblat.
Boleh duduk Iq’a’ kadang-kadang, yaitu menegakkan kedua telapak kakinya dan
merapatkan keduanya, lalu duduk di atas kedua tumitnya.Membaca :
)َ‫ار ُز ْقنِي( َر َواهُ اَلتِّرْ ِم ْي ِذيْ َواَبُوْ دَا ُو َد َواب ِْن َما َجة‬
ْ ‫اجبُ ْرنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َو‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْرلِ ْي َو‬
ْ ‫ار َح ْمنِ ْي َو‬
“Ya Allah, Ampunilah kami, kasihanilah kami, cukupilah kami, tunjukilah kami, dan berikanlah
rizki kepada kami, (Hr.Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Boleh juga mengucapkan doa yang lebih ringkas
‫ي‬
ْ ‫ِل‬ ‫َر ِّب ا ْغفِ ْر لِ ْي َر ِّب ا ْغفِ ْر‬
“Ya Allah, ampunilah aku, Wahai Tuhanku ampunilah aku
Sujud Kedua
Dengan bertakbir dan bersujud dilakukan seperti pada sujud pertama.
Duduk Istirahat
Bertakbir untuk bangkit dari sujud, Sebelum bangkit berdiri, duduk sesaat di atas kaki
kirinya dengan seimbang sehingga setiap anggota tubuh mengambil posisinya.
Rakaat Kedua
Bangkit ke rakaat kedua dengan bertumpu kedua tangan, Lalu melakukan hal-hal seperti
saat rakaat pertama, (memnbaca al-Fatihah, membaca ayat ayat Qur’an) tanpa membaca
doa iftitah.Menjadikan bacaan di rakaat kedua lebih pendek dari rakaat pertama.
Kesebelas: Tasyahud
Duduk tasyahud,cara duduknya seperti duduk di antara dua sujud atau duduk iftirasy. Dan
duduk tasyahud ini tidak boleh dengan cara duduk Iq’a.
1) Meletakkan telapak tangan pada paha dan lutut yang kanan dan ujung siku kanan di atas
paha, tidak menjauhkan dari pahanya.
2) Membentangkan telapak tangan kiri di atas paha dan lutut yang kiri.
3) Tidak boleh duduk dengan bertumpu pada tangan, khususnya tangan kiri.
4) Menggenggam semua jari dan meletakkan ibu jari pada jari tengahnya.
5) Menunjuk dan berisyarat dengan jari telunjuknya ke arah kiblatdari awal tasyahud
hingga akhir.
6) Mengarahkan pandangan mata ke jari telunjuknya.
7) Melakukan hal tersebut pada semua tasyahud.
Lafadz Tasyahud dan Doa Setelahnya.

Berikut lafadznya :
‫الَ ُم‬4‫لس‬ َّ َ‫هُ ا‬4ُ‫ ةُ هللاِ َوبَ َر َكات‬4‫النَّبِ ُّي َو َر ْح َم‬44‫كَ اَيُّ َه‬44‫اَل ُم َعلَ ْي‬4‫لس‬
َّ َ‫اتُ ا‬44َ‫لَ َواتُ َوالطَّيِّب‬4‫الص‬
َّ ‫اَلتَّ ِحيَّاتُ هلِل ِ َو‬
ْ َ‫هُ َوا‬4َ‫ ِر ْي َك ل‬4‫ش‬
َّ‫ َه ُد اَن‬4‫ش‬ َ ‫ َدهُ اَل‬4‫هَ اِاَّل هللاُ َو ْح‬4َ‫ش َه ُد اَنْ اَل اِل‬ ْ َ‫صالِ ِحيْنَ ا‬ َّ ‫َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هللاِ ال‬
ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
“Segala kehormatandan kebaikan serta kebagusan adalah milik Allah. Semoga
Keselamatan serta kebahagiaan bagimu wahai Nabi Muhammad beserta Rahmat dan
BerakahAllah
Semoga Keselamatan bagi kami danhamba-hamba Allah yang shalih.
Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan sayabersaksi bahwa Muhammad
adalah seorang hamba dan utusannya” (HR. Jama’ah dari Ibnu Mas’ud dan Salman Al
Farisi ra.)
Dilanjutkan membaca Shalawat atas Nabi yakni :
‫ا ِركْ َعلَى‬44َ‫ َرا ِه ْي َم َوب‬4‫ َرا ِه ْي َم َواَ ِل اِ ْب‬4‫لَّيْتَ َعلَى اِ ْب‬4‫اص‬ َ ‫ ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ِل ُم َح َّم ٍد َك َم‬4‫ص‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ُم َح َّم ٍد َواَ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى اِ ْب َرا ِه ْي َم َواَ ِل اِ ْب َرا ِه ْي َم اِنَّ َك َح ِم ْي ٌد َّم ِج ْي ٌد‬
“Ya Allah berilah keselamatan kepada Muhammad dan Keluarganya,
sebagaimana telah Engkau berikan keselamatan kepada Ibrahim dan
keluarganya. Dan berkahilah kepada Muhammad dan Keluarganya sebagaimana
telah Engkau berkahi Ibrahim dan keluarganya, Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Terpuji lagi Maha Mulia” (HR. Jama’ah dari Ka’ab bin Ujrah)
Lafal Do’a sesudah Tasyahud awal

َ‫ ِد ك‬4‫ َرةً ِّم ْن ِع ْن‬4ِ‫ا ْغفِ ْرلِ ْي َم ْغف‬4َ‫ب اِاَّل اَ ْنتَ ف‬ ُّ ‫ ُر‬4ِ‫ ًرا َواَل يَ ْغف‬4‫ا َكثِ ْي‬4‫ ْي ظُ ْل ًم‬4‫س‬
َ ‫ذنُ ْو‬4‫ال‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم اِنِّي‬
ِ ‫ظلَ ْمتُ نَ ْف‬
‫ار َح ْمنِ ْي اِنَّكَ اَ ْنتَ ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ِم‬
ْ ‫َو‬
“Ya Allah, aku sudah banyak menganiaya diriku, dan tidak ada yang dapat mengampuni
dosa, selain Engkau.Maka ampunilah aku dan kasihanilah aku.Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Pengampun dan Penyayang”
Rakaat Ketiga dan Keempat

Bangkit ke rakaat ketiga, bertakbir dan mengangkat kedua tangan beliau sejajar
pundak,seperti ketika beliau melakukan takbiratul ihram sebagaimana keterangan sahabat
Abu Humaid radhiyallahu‘anhubeliau menceritakan tata cara shalat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam
‫صاَل ِة‬ ِ ‫ي بِ ِه َما َم ْن ِكبَ ْي ِه َك َما َكبَّ َر ِع ْن َد ا ْفتِت‬

َّ ‫َاح ال‬ َ ‫ِإ َذا قَا َم ِمنَ ال َّر ْك َعتَ ْي ِن َكبَّ َر َو َرفَ َع يَ َد ْي ِه َحتَّى يُ َحا ِذ‬
Apabila beliau bangkit setelah mendapat dua rakaat, beliau bertakbir dan mengangkat
kedua tangan beliau sejajar pundak, seperti ketika beliau melakukan takbiratul ihram. (HR.
Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani).
Kemudian membaca Alfatihah dalam rakaat ketiga dan keempat.
Tasyahud Akhir dan Tawarruk

Duduk untuk tasyahud akhir ini hukumnya Wajib, dan bacaan tasyahud akhir ini sama
dengan tasyahud awal, yang beda adalah do’anya
 Posisi duduknya adalah duduk tawaruk yaitu membentangkan pangkal paha kirinya ke tanah,
mengeluarkan kedua telapak kakinya dari satu arah dan memposisikan telapak kaki kiri di
bawah betis kanannya.
 Menegakkan telapak kaki kanannya, terkadang boleh membentangkannya.
 Telapak tangan kirinya menggenggam lututnya dan bertumpu padanya.
Do’a Tasyahud akhir

Do’a memohon perlindungan dari empat perkara dengan membaca :
ِ ‫ا‬44‫ا َوا ْل َم َم‬44َ‫ ِة ا ْل َم ْحي‬4 َ‫ ِر َو ِمنْ فِ ْتن‬4‫ب ا ْلقَ ْب‬
ْ‫ت َو ِمن‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ِإنِّ ْي َأع ُْو ُذ بِكَ ِمنْ َع َذا‬
ِ ‫ب َج َهنَّ َم َو ِمنْ َع َذا‬
‫ال‬
ِ ‫ح الد ََّّج‬ ِ ‫ش َِّر فِ ْتنَ ِة ا ْل َم‬
ِ ‫س ْي‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa api neraka Jahannam, dari
siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-
Dajjal”
Keduabelas: Salam
Salam dan tata caranya
Salam dengan menengok ke kanan, hingga terlihat pipi kanannya, menengok ke kiri hingga
terlihat pipi yang kiri.
ُ‫سال ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

َّ ‫اَل‬
Semoga kebahagiaan bagi kamu sekalian beserta rahmat dan barokah Allah.
Catatan:
Tetapi pada saat yang lain Nabi melakukan salam menoleh ke kanan tanpa
menoleh ke kiri seperti hadis dari ‘Aisyah :
‫سلِ ْي َمةً َوا ِح َدةً تِ ْلقَا َء َو ْج ِه ِه‬ َّ ‫سلِّ ُم فِي ال‬

ْ َ‫صاَل ِة ت‬ َ ُ‫سلَّ َم َكانَ ي‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫شةَ َأنَّ النَّبِ َّي‬
َ ‫عَنْ عَاِئ‬
‫ش ْيًئا‬ ‫َأل‬
َ ‫ق ا ْي َم ِن‬ ِّ ‫ش‬َّ ‫يَ ِم ْي ُل ِإلَى ال‬
Dari ’Aisyah radliyallaahu ’anhaa : “Bahwasannya Nabi shal lallaahu ’alaihi
wasallam pernah melakukan satu kali salam (yaitu ke kanan tanpa ke kiri) dalam
shalatnya. Beliau memiringkan wajahnya sedikit ke sebelah kanan” [HR. At-Tirmidzi no.
296; shahih].
Shalat merupakan ibadah khusus, yang pelaksanaanya telah ditetapkan berdasarkan

perintah Allah, dikerjakan sesuai kaifiat, tatacara yang khusus dan diajarkan (tuntunkan) oleh Nabi
Muhmmad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Shalat merupaka rukun Islam yang sangat ditekankan
setelah dua kalimat syahadat.
Fungsi shalat adalah mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman:
‫صاَل ةَ تَ ْن َهى َع ِن ا ْلفَ ْحشَا ِء َوا ْل ُم ْن َكر‬

َّ ‫ِإنَّ ال‬
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).
Perbuatan fahisyah yang dimaksud pada ayat di atas adalah perbuatan keji yang

disukai oleh jiwa, seperti berbuat zina, liwathdan semacamnya. Sedangkan perbuatan

munkar dimaksud adalah perbuatan selain fahisyah yang diingkari oleh akal dan fitrah.
(Syarh Riyadhus Sholihin karya Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 5: 45).
Abul ‘Aliyah pernah berkata,

:‫صالَ ٍة‬ َ ِ‫ستْ ب‬ َ ‫الخالَل فَلَ ْي‬ َ ‫ال فَ ُك ُّل‬
َ ‫صالَ ٍة الَ يَ ُك ْونُ فِ ْي َها ش َْي ٌء ِمنْ َه ِذ ِه‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫ث ِخ‬ ُ َ‫صالَةَ فِ ْي َها ثَال‬
َّ ‫ِإنَّ ال‬
،‫ ِر‬4‫شيَةُ تَ ْن َهاهُ َع ِن الم ْن َك‬ َ ‫ َو‬،‫ف‬
ْ ‫الخ‬ ِ ‫ص يَْأ ُم ُرهُ بِاْلم ْع ُر ْو‬
ُ َ‫ فَاِإل ْخال‬.ِ‫ َو ِذ ْك ُر هللا‬،ُ‫شيَة‬ ْ ‫ َوا ْل َخ‬،‫ص‬ ُ َ‫اِإل ْخال‬
.ُ‫آن يَْأ ُم ُرهُ َويَ ْن َهاه‬
ِ ‫َو ِذ ْك ُر القُ ْر‬
“Dalam shalat ada tiga hal bila tiga hal ini tidak ada maka tidak disebut shalat. Tiga
hal tersebut adalah ikhlas, rasa takut dan dzikir pada Allah. Ikhlas itulah yang
memerintahkan pada yang ma’ruf (kebaikan). Rasa takut itulah yang mencegah
dari kemungkaran. Sedangkan dzikir melalui Al Qur’an yang memerintah dan
melarang berbuat sesuatu.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 65).
Al Hasan, berkata:
‫ لَ ْم يَ ْز َد ْد بِ َها ِمنَ هللاِ ِإالَّ بُ ْعدًا‬،‫ َع ِن الفَ ْحشَا ِء َوالم ْن َك ِر‬4ُ‫صالَةً لَ ْم تَ ْن َهه‬
َ ‫صلَّى‬
َ ْ‫َمن‬
“Siapa saja yang shalat, lantas shalat tersebut tidak mencegah dari perbuatan keji
dan mungkar, maka ia hanya akan semakin menjauh dari Allah.” (Dikeluarkan oleh
Ath Thobari dengan sanad yang shahih dari jalur Sa’id bin Abi ‘Urubah dari
Qotadah dari Al Hasan)
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mengatakan,
‫ ِرقَ؟‬4‫س‬ ْ ‫ِإ َذا َأ‬4َ‫ ِل ف‬4‫صلِّ ْي بِاللَّ ْي‬

َ ‫ح‬4َ َ‫ب‬4‫ص‬ َ ُ‫ ِإنَّ فُالَنًا ي‬:‫سلَّ َم فَقَا َل‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى النَّبِّي‬
َ ُ‫ “ِإنَّه‬:‫فَقَا َل‬
‫سيَ ْن َهاهُ َما يَقُ ْو ُل‬
“Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia
berkata, “Ada seseorang yang biasa shalat di malam hari namun di pagi hari ia
mencuri. Bagaimana seperti itu?” Beliau lantas berkata, “Shalat tersebut akan
mencegah apa yang ia katakan.” (HR. Ahmad 2: 447, sanadnya shahih kata
Syaikh Syu’aib Al Arnauth).
Shalat bisa mencegahperbuatan mungkar dan menghapus maksiat,tetapi kalau hati

masih condong pada maksiat, walaupun shalat sudah dilaksanakan, maka terus saja
berbuat maksiat, karena hati tidaklah berubah dan tidak benci pada
perbuatan fahisyah atau mungkar, keadaan tidak berubah menjadi lebih baik, mengapa
demikian? Itu bisa jadi karena shalat yang dimaksud belumdilakukan secara sempurna.
Maka shalatlah secara sempurna dan meminta pada Allah agardiberi pertolongan
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Shalat bisa
mencegah perbuatan mungkar jika shalat dilakukan secara sempurna.Bagaimanakah
shalat sempurna itu “Ketika shalat, seseorang mengkonsentrasikan diri untuk dekat pada
Allah. Jangan sampai menoleh ke kanan dan ke kiri dan keatas melihat jam dinding.
Jangan sampai terlintas di hati berbagai pikiran ketika sudah masuk dalam shalat.”
Wudhunya juga harus yang benar (QS. Al Maidah:6) selain itu memenuhi syarat,
rukun,wajib, dan yang menyempurnakan shalat.
DZIKIR SESUDAH SHALAT

Selesai shalat disunnahkan duduk sejenak untuk berdzikir dan berdo’a kepada Zat Yang
Maha Kuasa (Allah SWT) dengan melafalkan Dzikir-dzikir seperti :
Membaca istighfar : َ‫هللا‬ ‫ستَ ْغفِ ُر‬
ْ َ‫“ا‬hamba mohon ampun kepada Allah”.3 X
Kemudian membaca :
‫ار ْكتَ يَا َذا ْل َجاَل ِل َواِإْل ْك َر ِام‬ َّ ‫اَللَّ ُه َّم اَ ْنتَ ال‬
َّ ‫سالَ ُم َو ِم ْنكَ ال‬
َ َ‫ساَل ُم تَب‬
"Ya Allah, Engkau Yang Maha selamat dan dariMu lah keselamatan, Maha Tinggi lagi Maha Suci
Engkau, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan".
Kemudian setelah itu membaca dzikir :

َ ‫ لَهُ ا ْل ُم ْل ُك َولَهُ ا ْل َح ْم ُد َوه َُو َعلَى ُك ِّل‬, ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬
"Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah,tiada sekutu bagiNya, kepunyaan-Nya-
lah kerajaan, dan milikNya-lah segala pujian, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu".
ٌ َ‫ َواَل يَ ْنفَ ُع ذاَ ْل َج ِّد ِم ْن َك ا ْل َج ِّد ( ُمتَف‬, َ‫ َواَل ُم ْع ِط َي لِ َما َمنَعْت‬, َ‫اَللَّ ُه َّم اَل َمنِ َع لِ َما اَ ْعطَيْت‬
) ‫ق َعلَ ْي ِه‬
“Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah pada apa yang Engkau beri, dan tidak ada
yang mampu memberi pada apa yang Engkau cegah, dan tidak bermanfaat yang memiliki
( harta dan usaha ) apapun bagi-Mu (Mutafaqun ‘alaih)
Kemudian membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir, masing-masing 33 X cara

menghitungnya dengan ruas-ruas jari tangan.
‫(سبحان هللا‬33 X).ِ ‫(اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل‬33 X).‫( هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬33 X)
kemudian disempurnakan dengan tahlil 1 kali sehingga genap menjadi 100 dengan
membaca :
َ ‫ لَهُ ا ْل ُم ْل ُك َولَهُ ا ْل َح ْم ُد َوه َُو َعلَى ُك ِّل‬, ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬
Kemudian membaca do’a-do’a yang dkehendaki.
Disarikan oleh : Nurhasim

Dari sumber :
1. Buku Praktis SIFAT SHALAT NABI.
2. Terjemah Nailul Authar jilid 2 hal: 483 s/d 594
3. Al Ahkamun Nabawiyyah jilid 3 hal: 256 s/d 305
4. HPT. Muhhal: 78 s/d 112
5. https://aslibumiayu.net/3081-petunjuk-praktis-hukum-dan-tatacara-shalat-yang-diajarkan-oleh-
rasulullah.html

MENGURUSI JENAZAH
Nabi saw. menegaskan dalam sabdanya:
‫لجنَا َز ِة َواِ َجابَةُال َّد ْع َو ِة‬ ِ ‫سلَ ِم َو ِعيَا َدةُا ْل َم ِر ْي‬

َ ‫ض َواِتِّبَا ُع ْا‬ ْ ‫سلِ ِم َعلَى ْال ُم‬
ٌ ‫سلِ ِم َخ ْم‬
َّ ‫ َردُّال‬:‫س‬ ْ ‫ق ا ْل ُم‬ُّ ‫َح‬
) ‫س ( رواه متفق عليه‬ ِ ‫س ِم ْيتُ ْال َعا ِط‬ْ َ‫َوت‬
“Hak seorang Islam terhadap orang Islam yang laian ada lima:
1. Menjawab salam,
2. Menjenguk orang yang sakit,
3. Menghantarkan jenazah ke kubur,
4. Menghadiri/mengabulkan undangan
5. Jika bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ‘Yarhamu kalloh’
(HR. Buhari dan Muslim)
Kedatangan pelayat bukan hanya sekedar datang menampakkan diri sebagai

wujud solidaritas hidup bermasyarakat atau sekedar datang turut berbela sungkawa pada keluarga
orang yang baru meninggal dunia, memang untuk urusan memandikan jenazah yang memandikan
adalah orang terdekat atau muhrim atau jika yang meinggal laki-laki yang memandikan harus laki-
laki dan sebaliknya, Dan Hadis Nabi:
ْ ‫ا َزةَ ُم‬44َ‫ َع َجن‬4 َ‫ا َل َم ِن اتَّب‬44َ‫ ق‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سو َل هَّللا‬
‫ا‬44ً‫لِ ٍم ِإي َمان‬4 ‫س‬ ُ ‫عَنْ َأبِى ه َُر ْي َرةَ َأنَّ َر‬
‫ ِر‬4‫ ُع ِمنَ اَأل ْج‬4‫ فَِإنَّهُ يَ ْر ِج‬، ‫ا‬44‫ ُر َغ ِمنْ َد ْفنِ َه‬4‫ َويَ ْف‬، ‫ا‬44‫لَّى َعلَ ْي َه‬4 ‫ص‬َ ُ‫هُ َحتَّى ي‬4‫انَ َم َع‬44‫ َو َك‬، ‫ابًا‬4 ‫س‬ َ ِ‫احت‬
ْ ‫َو‬
َ ْ‫ َو َمن‬، ‫ ٍد‬4‫ ُل ُأ ُح‬4‫اط ِم ْث‬
‫ ُع‬4‫ ْدفَنَ فَِإنَّهُ يَ ْر ِج‬4ُ‫ َل َأنْ ت‬4‫ َع قَ ْب‬4‫ا ثُ َّم َر َج‬44‫لَّى َعلَ ْي َه‬4‫ص‬ ٍ ‫ي َر‬44ِ‫ ُّل ق‬4‫ ُك‬، ‫يراطَ ْي ِن‬4
َ 4ِ‫بِق‬
‫اط‬
ٍ ‫ير‬
َ ِ‫بِق‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, lalu ia
menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia
membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat
jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang
pahala satu qirath.( HR. Buhari )
Dari penjelasan hadis hadis diatas dapat diambil pelajaran bahwa setiap umat Islam
haruslah mampu melakukan sebagai berikut:
 menjenguk orang sakit,
 memandikan jenazah,
 mengkafani jenazah,
 menshalatkan jenazah dan
 menguburkan jenazah

1) Menjenguk orang sakit:
ِ ‫ َو ِعيَا َدةُ ْال َم ِري‬menjenguk orang yang sakit
Tersebut pada hadis diatas ‫ْض‬
Tatacaranya:
a) Masuk rumah dengan mengucapkan salam
b) Meminta izin untuk menjenguk pada yang sakit
c) Mendo’akan pada yang sakit, doanya sebagai berikut:
َ ‫شفَا ًء اَل يُ َغا ِد ُر‬

‫سقَ ًما‬ ِ ‫شفَاُئ َك‬
ِ ‫شفَا ُء اِاَّل‬ ِ ‫ْف اَ ْنتَ الش‬
ِ ‫َّاف اَل‬ َ ‫ب ا ْلبَْأ‬
ِ ‫س اِش‬ ِ ‫س اَ ْذ ِه‬ َّ ‫اَللَّ ُه َّم َر‬
ِ ‫ب النَّا‬
“Ya Allah Tuhan seluruh manusia, jauhkanlah penyakit itu dan sembuhkanlah ia,
Engkau yang menyembuhkan, tiada obat selain obat dari Mu yang tidak sakit lagi”
d) Jika orang yang sakit dalam keadaan kritis maka orang yang menungguinya
dianjurkan oleh Nabi saw. Mentalkinkan dengan ucapan LAA ILAHA
ILLALLOH.
)‫ لَقِنُ ْوا َم ْوتَا ُك ْم اَل اِلَهَ اِاَّل هَّللا ُ ( رواهلجماعه اال االبجاري‬:‫ قال‬:‫عن ابى سعيد عن البي صلعم‬
Dari Abi Sa’id ra. dari Nabi saw bersabda: “Talkinkalah orang yang sakarotul
maut dengan kalimat ‫ ( الاله االهللا‬Hr. Jama’ah kecuali Buhari)
Cara mentalkinkan:
 Dengan mengucapkan kalimat ‫الاله االهللا‬ditelinga orang yang sakit hingga orang yang
sakit dapat mengikutinya secara jelas,
 Bila orangyang sakit telah dapat dengan jelas mengucapkanya‫ الاله االهللا‬tidak perlu di
ulang-ulang.
 Tetapi setelah dapat mengucap ‫ه االهللا‬44‫ الال‬lalu kembali dapat bercakap-cakap maka
diulangi lagi mentalkinkannya hingga benar-benar orang meninggal dunia dalam
keadaan telah mengucap kalimat toyibah. Karena Nabi bersabda: Dalam Shahih
Muslim dan lainnya, dari Utsman ra.
َ‫َمنْ َماتَ َوه َُو يَ ْعلَ ُم َأنَّهُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ د ََخ َل ا ْل َجنَّة‬
"Siapa saja yang meninggal sedangkan dia mengetahui makna ُ ‫الَ ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا‬pasti masuk
surga." (HR. Muslim) dan Nabi bersabda,
ُ ‫ش ِه َد َأنْ اَل إلهَ ِإاَّل هللا ُ َوَأنَّ ُم َح َّمدًا َر‬

‫س ْو ُل هللا َح َّر َم هللا َعلَ ْي ِه النَّا َر‬ َ ْ‫َمن‬
“Barangsiapa bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan
bahwa Muhammad adalah Rasulullah, maka Allah mengharamkan kepadanya
Neraka.” (H.R. Muslim dari Ubadah bin Shamit, Mukhtashar Shahih Muslim, no.
11).
َ‫ َمنْ َكنَ اَ ِخ ُر قَ ْولِ ِه اَل اِلَهَ اِاَّل هَّللا ُ د ََخ َل ا ْل َجنَّة‬:‫س ْو ُل هَّللا َِ صلعم يَقُ ْو ُل‬ َ ‫عَنْ ُم َعا ٍد قَا َل‬
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬
) ‫( رواه احمد وابودود‬
Dari Mu’adz ia berkata Aku pernah mendengar Rosululloh saw. bersabada:
Siapa saja yang pada ahir mengucapkan LA ILAHA ILLALLOH maka masuk
Surga. ( HR,Ahmad dan abu Daud ).
e) Apabila orang yang sakit telah benar-benar meninggal dunia maka pejamkanlah
matanya denga mengucap BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIMdilanjutkan
dengan menyegerakan mengurusi jenazah.
2) Memandikan jenazah:
Memandikan jenazah sebaiknya jenazah laki-laki dimandikan oleh kerabat dekatnya
Istri, anak-anaknya, atau orang laki-laki demikian sebaliknya, dan dalam keadaan
tertutup jenazahnya dan tertutup tempat memandikanya.
Persiapan:
1. Memandikan jenazah
a. Tersedianya air yang bersih dan suci
b. Gayung
c. sabun + kapur barus
d. Tempat meletakkan jenazah di mandikan
e. Pelaksanaannya lihat vidio.
2. Pelaksanaan memandikan jenazah
ْ ‫س ُل َك‬
‫س ِر‬ ِ ِّ‫س َر َع ْظ ِم ْال َمي‬
ْ ‫ت ِم‬ ْ ‫ اِنَّ َك‬:‫سلَّ َم قَا َل‬
َ ‫ص َّل هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫شةَ اَنَّ َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ َ ‫عَنْ عَاِئ‬
) ‫َع ْظ ِم ِه َحيًّا( رواه احمد و ابو دودوابني ماجه‬
Dari “Aisyah ra. bahwa Rosululloh bersabda saw: sesungguhnya mematahkan

tulangnya mayit sama dengan mematahkan tulangnya oarang yang hidup ( Hr.
Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah ) Nailul Author jilid: 3, h.1049
Maksudnya adalah: jika orang yang hidup merasa sakit (dipatahkan tulang) kalau
diperlakukan kasar maka orang mati juga merasakan sakit, kalau orang yang hidup merasa
malu bila terlihat auratnya maka orang mati juga merasa malu kelihatan auratnya. Maka
memandikan jenazah harus dengan lembut dan dalam keadaan tertutup auratnya mayat.
a. Memulai dari anggota badan sebelah kanan serta angota wudhu

b. Memandikan jenazah dengan bilangan ganjil: tiga kali, lima kali, atau lebih,
dengan air dan daun bidara, dan yang terahir dengan memakai kapur barus, dan
jika jenazahnya wanita maka pintallah rambutnya menjadi tiga pintal.
c. Mengeringkan air dibadan mayat dengan handuk secara lembut ( Hr. Jama’ah)
Nailul Author jilid, 3 h. 1055.
3) Mengafani jenazah
Nabi bersabda:

‫ ُح ْو‬4‫س‬
َ ‫ض‬ ٍ ‫ َوا‬4‫ت اَ ْث‬
ٍ ‫ب بِ ْي‬ ِ َ‫لَّ َم فِي ثَاَل ث‬4‫س‬َ ‫ص َّل هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ ُكفِّنَ َر‬: ْ‫شةَ قاَ لَت‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ َ ‫عَنْ عَاِئ‬
) ‫اجا ( رواه ماجمعا عة‬ ً ‫ص َواَل َع ِما َمةٌ اُ ْد ِر ُج فِ ْيها َ اِد َْر‬ ٌ ‫س فِ ْي َها قَ ِم ْي‬
َ ‫ة لَ ْي‬4ٍ َّ‫لِيَ ٍة ُج َد ٍد يَ َما نِي‬
Dari ‘Aisyah ra. berkata, bahwa Rosululloh saw. dikafani dengan tiga lapis kain
putihyang baru Sahuli-Yaman, tanpa kemeja taupu sorban, yang dimasukkan dalam
pakaian (kafan) itu. ( Hr, Ibnu Majah ) Nailul Author jld. 3 h.1062.
a. Kain kafan jenazah laki-laki berjumlah 3 helai/lembar.

b. Kain kaffan jenazah wanita dikafani dengan; kain lebar menutup seluruh tubuh ,
baju kurung, kudung/jilbab, selubung/kemben dan kain dalam (penutup dari
pusat sampai lutut). Sebagaimana penjelasan hadits Nabi saw, terdapat dalam
Nailul Author Jilid 3, h. 1063
c. Mengikat jenazah dengan kain putih diikatkan di ujung kaki, daerah lutut, dada
sabagai penyangga tangan, diatas kepala atau secukupnya.
4) Menyolatkan jenazah.
Cara menyolatkan jenazah yaitu dengan 4 kali takbir
a. Menghadap pada jenazah jika jenazah laki-laki posisi imam berada dekat kepala, dan
jenazah wanita posis imam berada dibawah sekitar perut.
b. Berniat lalu Takbir yang pertama membaca Al Fatehah
c. Takbir kedua dilanjutkan membaca sholawat Nabi
d. Takbir ketiga terus membaca do’a untuk jenazah
e. Takbir keempat mabaca salam
5) Menguburkan jenazah
a. Upacara pelepasan
b. Berjalan mengiringi jenazah ke kubur
c. Memasuki pekarangan kuburan,
 berdo’a sebelum memasuki pekarangan kuburan. Sebagi berikut:
ْ ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم اَ ْه َل الدِّيا َ ِر ِمنَ ا ْل ُمْؤ ِمنِيْنَ َوا ْل ُم‬

‫سلِ ِميْنَ َواِنَّا اِنْ شَا َءهللاُ بِ ُك ْم اَل ِحقُ ْونَ (رواه‬ َّ ‫اَل‬
) ‫مسلم‬
“Semoga kesejahteraan tetap terlimpah kepada kalian wahai ahli kubur dari orang
orang mu’min dan sesungguhnya kami kami akan menjumpaimu” ( HR. Muslim )
 Melepaskan alas kaki.

 Berjalan disela-sela agar tidak melangkahi kuburan
 Tidak duduk diatas kuburan dan di batu nisan
d. Menguburkan jenazah,
 memasukkan jenazah ke liang kubur berdo’a, sebagaimana hadis dari Abu
hurairoh ra.
‫سلَّ َم كان ادا وضع الميت‬
َ ‫ص َّل هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬
ُ ‫عن ابنى عمر رصي هللا عنهما ان َر‬
‫ بسم هللا على ملة رسو هللا‬:‫قال‬

Dari Ubnu Umar bahwa Nabi apabila memasukkan mayit kedalam kubur membaca:
‫بسم هللا على ملة رسو هللا‬dengan nama Allah dan atas nama agama Rosululloh
 Jenazah dimasukkan ke liang kubur dari arah kaki

 Jenazah di letakkan di karasan dalam posisi miring menghadap keblat
 Jenazah di bantali dengan tanah ( gelung) bulat-bulat tiga buah
 Dibuka kain kafan di daerah kepala agar pipinya nempel di tanah
 Menutup dengan papan dan semisalnya, lalu kubur di urug tanah
TATA CARA DAN BACAAN SHALAT JENAZAH
Dari Thalhah bin Abdillah bin ‘Auf rahimahullah dia berkata:
‫ر‬4ْ 4ِ‫سلَّ َم َعلَى َجنَازَ ٍة فَ َحفِ ْظتُ ِمنْ ُدعَاِئ ِه َوه َُو يَقُو ُل اللَّ ُه َّم ا ْغف‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫صلَّى َر‬ َ
‫ َر ِد‬4َ‫ج َوا ْلب‬ ِ ‫ا ِء َوالثَّ ْل‬44‫ ْلهُ بِا ْل َم‬4‫س‬ ِّ ‫هُ َو َو‬4َ‫ ِر ْم نُ ُزل‬4‫ار َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ َوَأ ْك‬
ِ ‫هُ َوا ْغ‬4َ‫ ْع ُمد َْخل‬4‫س‬ ْ ‫لَهُ َو‬
‫س َوَأ ْب ِد ْلهُ دَا ًرا َخ ْي ًرا ِمنْ دَا ِر ِه َوَأ ْهاًل َخ ْي ًرا‬ ِ َ‫ض ِمنْ ال َّدن‬ َ َ‫ب اَأْل ْبي‬ َ ‫َونَقِّ ِه ِمنْ ا ْل َخطَايَا َك َما نَقَّيْتَ الثَّ ْو‬
‫ب النَّا ِر‬ ِ ‫ َذا‬4‫ ِر َأ ْو ِمنْ َع‬4‫ب ا ْلقَ ْب‬ ِ ‫ َذا‬4‫ ْذهُ ِمنْ َع‬4‫زَو ًجا َخ ْي ًرا ِمنْ ز َْو ِج ِه َوَأد ِْخ ْلهُ ا ْل َجنَّةَ َوَأ ِع‬ ْ ‫ِمنْ َأ ْهلِ ِه َو‬
َ‫ت َأنْ َأ ُكونَ َأنَا َذلِ َك ا ْل َميِّت‬ 4ُ ‫قَا َل َحتَّى تَ َمنَّ ْي‬
Suatu ketika Rasulullah SAW. berdiri menyolatkan jenazah, dan saya hafal do’a yang beliau
ucapkan”: (Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia, dan
maafkanlah ia. muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya. Bersihkanlah ia
dengan air, salju, dan air yang sejuk, dan bersihkanlah ia dari segala kesalahan,
sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran. Gantilah rumahnya -
di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia-
dengan keluarga yang lebih baik, dan istri di dunia dengan istri yang lebih baik.
Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api

neraka).” Hingga saya (Auf) berangan-angan seandainya saya saja yang menjadi mayit
itu.” (HR. Muslim no. 963)
Penjelasan Kaifiat Shalat Jenazah atau tatacara shalat jenazah
Sholat jenazah terdiri dari 4 kali takbir. perinciannya, disebutkan dalam hadits Abu
Umamah Sahl bin Hunaif radhiallahu anhu sebagai berikut:
‫ب بَ ْع َد التَ ْكبِ ْي َر ِة اُأل ْولَى‬

ِ ‫الجنَازَ ِة َأنْ يُ َكبِّ َر اِإل َما ُم ث َُّم يَ ْق َرُأ بِفَاتِ َح ِة ال ِكتَا‬
َ ‫صالَ ِة َعلَى‬ َّ ‫سنَّةَ فِ ْي ال‬ ُّ ‫ِإنَّ ال‬
‫ازَ ِة فِي‬4َ‫الجن‬َ ‫ ُّدعَا َء ِف ْي‬4‫ص ال‬ ُ ِ‫لَّ َم َويَ ْخل‬4‫س‬ َ ‫ ِه َو‬4‫لَى هللاُ َعلَ ْي‬4‫ص‬ َ ‫صلِّى َعلَى النَّبِي‬ َ ُ‫س ِه ثُ َّم ي‬ ِ ‫س ًّرا فِي نَ ْف‬ ِ
‫ة‬44‫افعي عن أبي أمام‬4‫الش‬ ّ ‫ (رواه‬.‫ ِه‬4‫س‬ ِ ‫س ًّرا فِ ْي نَ ْف‬ ِ ‫سلِّ ُم‬ َ ُ‫ت َوالَ يَ ْق َرُأ فِي ش َْي ٍء ِْمن ُهنَّ ثُ َّم ي‬ ِ ‫التَّ ْكبِ ْي َرا‬
)‫بن سهل‬
Bahwa menurut sunnah dalam sholat jenazah hendaklah imam membaca Takbir, setelah
takbir yang pertama kemudian membaca Al Fatehah (secara sirri) , dilanjutkan membaca
sholawat atas Nabi Saw. Dan setelah itu pada takbir-takbir berikutnya hendaklah membaca
Do’a bagi Jenazah tanpa membaca apa-apa lagi ( al Fatehah ) kemudian memberi salam
secara sirri/lirih. ( HR.Syafi’I dari Abu Umamah bin Sahl )
Dalam riwayat lain Nabi Bersabda:
‫صلَّى‬ َ ُ‫صالَ ِة َعلَى ا ْل َجنَازَ ِة َأنْ يَ ْكبَ َر ثُ َّم يَ ْق َرُأ بُِأ ِّم ا ْلقُ ْرآ ِن ثُ َّم ي‬
َ ‫صلِّي َعلَى النَّبِ ُّي‬ َّ ‫سنَّةَ فِي ال‬ ُّ ‫ِ إنَّ ال‬
‫ت َوالَ يَ ْق َرُأ ِإالَ فِي ْاَأل ّو َل‬ ُ ِ‫سلَّ َم ثُ َّم يَ ْخل‬
ِ ِّ‫ص ال ُّدعَا َء لِ ْل َمي‬ َ ‫هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
“Yang menjadi sunnah dalam shalat jenazah adalah bertakbir (yang pertama) lalu
membaca Al-Fatihah, kemudian (pada takbir kedua) bershalawat kepada Nabi shallallahu
alaihi wasallam, kemudian (pada takbir ketiga) mendoakan jenazah. Tidak boleh
membaca Al-Quràn kecuali pada takbir yang pertama.” (HR. Al-Hakim: 1/360, Al-Baihaqi:
4/39, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ahkam Al-Janaìz hal. 121)
Sementara pada takbir yang keempat tidak disyariatkan membaca apa-apa karena tidak
adanya dalil yang shahih dalam permasalahan. Jadi, setelah takbir yang keempat langsung
salam. Maka hadits Abu Umamah di atas merinci dua hadits (hadits Ibnu Abbas dan Anas) yang
kami bawakan di atas. Yaitu bahwa Al-Fatihah dibaca pada takbir pertama dan doa kepada
jenazah dibaca pada takbir yang ketiga. Adapun lafazh shalawat pada takbir yang kedua, maka
disyariatkan untuk membaca shalawat yang biasa dibaca di dalam shalat. Wallahu a’lam.
Salat jenazah merupakan satu amalan ibadah yang hukumnya fardhu kifayah. Mungkin
karena kifayah maka dianggap gugurlah kewajiban
sholat jenazah itu. Sering kita pergi melayat orang yang
baru meninggal, tetapi sering pula kita lupa bacaan
ketika ketika menshalatkan bahkan tidak bisa. Artikel di
bawah ini mencoba mengingatkan kembali apa saja
yang harus kita baca dalam salat jenazah.

1. Takbiratul Ihram (takbir pertama) lalu Membaca Al-Fatihah
َ‫ ِإيَّاك‬, ‫ ِّد ْي ِن‬4‫و ِم ال‬4 َ ‫ َأ‬, ‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬

ْ 4َ‫ ماَلِ ِك ي‬, ‫ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬, َ‫لح ْم ُد ِهللِ َر ِّب العاَلَ ِميْن‬ ْ ِ‫ب‬
‫ب‬
ِ ‫ ْو‬4‫ض‬ ُ ‫ ِر ال َم ْغ‬4‫راَطَ الَّ ِذيْنَ َأ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغ ْي‬4‫ص‬ ِ , ‫ستَقِ ْي َم‬ْ ‫صراَطَ ال ُم‬ ِّ ‫ ِإ ْه ِدنا َ ال‬, ُ‫ستَ ِعيْن‬ ْ َ‫نَ ْعبُ ُد َوِإيَّاكَ ن‬
َ‫ آ ِميْن‬. َ‫ضآلِيْن‬ َّ ‫َعلَ ْي ِه ْم َوالَ ال‬
1.Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.
6. ( Ya Allah ) Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat dan bukan (jalan) orang-orang yang
Engkau murkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang tersesat.Semoga Allah
mengabulkan permohonanku.
2. Takbir kedua Membaca Shalawat Nabi : (Dari jalan Ka’ab bin ‘Ujra )
‫اصلَّيْتَ َعلَى اِ ْب َرا ِه ْي َم َواَ ِل اِ ْب َرا ِه ْي َم َوبَا ِركْ َعلَى‬ َ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ِل ُم َح َّم ٍد َك َم‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ُم َح َّم ٍد َواَ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى اِ ْب َرا ِه ْي َم َواَ ِل اِ ْب َرا ِه ْي َم اِنَّ َك َح ِم ْي ٌد َّم ِج ْيد‬
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim,
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad
dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia” (Dari jalan Abi
Mas’ud Al Anshariy)
3. Takbir ketiga Membaca Doa :
ِ ‫ َوا ْغ‬،ُ‫ه‬4َ‫ ْع َمد َْخل‬4‫س‬

‫ا ِء‬4‫ ْلهُ بِا ْل َم‬4‫س‬ ِّ ‫ َو َو‬،ُ‫ه‬4َ‫ ِر ْم نُ ُزل‬4‫ َوَأ ْك‬،ُ‫ه‬4‫ار َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْن‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لَهُ َو‬
ْ‫ َوَأ ْب ِد ْلهُ دَا ًرا َخ ْي ًرا ِمن‬،‫س‬ِ َ‫ض ِمنَ ال َّدن‬ َ َ‫ب ْاَأل ْبي‬َ ‫ َونَقِّ ِه ِمنَ ا ْل َخطَايَا َك َما نَقَّيْتَ الثَّ ْو‬،‫ج َوا ْلبَ َر ِد‬
ِ ‫َوالثَّ ْل‬
ُ‫ َوقِـ ِه فِ ْتنَـةَ ا ْلقَ ْب ِر َوعَـ َذا بَـه‬،‫زَو ًجا َخ ْي ًرا ِمنْ ز َْو ِج ِه‬ْ ‫ َو‬،‫ َوَأ ْهالً َخ ْي ًرا ِمنْ َأ ْهلِ ِه‬،‫دَا ِر ِه‬
Ya Allah, Ampunilah dia, kasihanilah dia, maafkanlah dia dan jauhkanlah dari bala’ ,
muliakanlah tempatnya (Surga), luaskanlah tempat masuknya (kuburan), sucikanlash dia
dengan air es/salju dan air embun. Bersihkan dia dari segala dosa-dosanya, sebagaimana
Engkau membersihkan pakaian yang putih dari kotoran, gantilah rumahnya yang lebih baik
dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia),
istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), jaukanlah dari padanya

fitnah kubur dan siksaanya” (HR. Muslim 2/663) Dalam membaca do'a berganti lafadz ُ‫ه‬
(hu) menjadi ‫( هَا‬haa) apabila jenazahnya perempuan. atau membaca do’a berikut;
ُ‫ص ِغ ْي ِرنَا َو َكبِ ْي ِرنَا َو َذ َك ِرنَا َوُأ ْنثَانَااَللَّ ُه َّم َمنْ َأ ْحيَ ْيتَه‬
َ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ َحيِّنَا َو َميِّتِنَا َوشَا ِه ِدنَا َو َغاِئبِنَا َو‬
ِ ُ‫ َو َمنْ تَ َوفَّ ْيتَهُ ِمنَّا فَت ََوفَّهُ َعلَى ْاِإل ْي َمانِاَللَّ ُه َّم الَ ت َْح ِر ْمنَا َأ ْج َرهُ َوالَ ت‬،‫سالَ ِم‬
‫ضلَّنَا‬ ْ ‫ِمنَّا فََأ ْحيِ ِه َعلَى ْاِإل‬
ُ‫بَ ْع َده‬
“Ya Allah! Ampunilah kepada orang yang hidup di antara kami dan yang mati, orang yang
hadir di antara kami dan yang tidak hadir ,laki-laki maupun perempuan. Ya Allah! Orang
yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan
orang yang Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan.
Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memper-oleh pahalanya dan jangan
sesatkan kami sepeninggalnya.” (HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad 2/368, dan lihat Shahih
Ibnu Majah 1/251)
ِ ‫انَ ُم ْح‬44‫ ِإنْ َك‬،‫ َوَأ ْنتَ َغنِ ٌّي عَنْ َع َذابِ ِه‬، َ‫َاج ِإلَى َر ْح َمتِك‬
‫ ِز ْد فِ ْي‬4 َ‫نًا ف‬4 ‫س‬ َ ‫احت‬ ْ َ‫اَللَّ ُه َّم َع ْب ُد َك َوابْنُ َأ ْمتِك‬
ُ‫س ْيًئا فَت ََجا َو ْز َع ْنه‬
ِ ‫ وَِإنْ َكانَ ُم‬،‫سنَاتِ ِه‬ َ ‫َح‬
Ya, Allah, ini hambaMu, anak hambaMu perempuan (Hawa), membutuh-kan rahmatMu,
sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia berbuat baik tambahkanlah
dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang salah, lewatkanlah dari kesalahan-nya.
(HR. Al-Hakim. Menurut pendapatnya: Hadits ter-sebut adalah shahih. Adz-Dzahabi
menyetujuinya 1/359, dan lihat Ahkamul Jana’iz oleh Al-Albani, halaman 125)
Atau do’a sebagai berikut:

‫سلَفًا َوفَر طًا َواَ ْج ًرا‬
َ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْج َع ْلهُ لَنـَا‬
Ya Alloh jadikanlah ia sebagai pendahulu(penjemput) dan pelebihan (tabungan) serta upah
(pahala) bagi kami
4. Takbir keempat, Lalu Mengucap Salam;
‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َو بَ َر َكاتُه‬

َّ ‫ال‬
Semoga keselamatan bagimu sekalian beserta rahmat dan barokah Alloh
KETERANGAN :
Dalam sholat jenazah disukai (mustahab) membentuk 3 shof di belakang imam berdasarkan
hadits: Abu Umamah r.a. berkata: “Suatu ketika Rasulullah saw. menshalati jenazah dan
bersamanya 7 orang makmum seraya menjadikan shaf pertama 3 orang, kemudian 2 orang dan
dibelakangnya lagi 2 orang (H.R. Thabarani) dan hadits : Malik bin Hurairah r.a. berkata,
“Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal kemudian dishalati oleh 3 shaf
orang islam kecuali wajiblah atasnya.” (dalam riwayat lain “Kecuali pastilah diampuni dosa-
dosanya”)

Sumber merujuk pada:
1. HPT. Muh. hal: 228 s/d 232 dan 264 s/d 268.
2. Nailul Authar jilid 3 hal: 1068 s/d 1097
3. al-atsariyyah.comRead more: http://www.assaef.com/2012/07/tata cara sholat mayit
jenazah.html#ixzz2KIF9mz8T
Oleh : Nurhasim
Guru : SMA N 1 Metro
Nama:
Nurhasim, Lahir di Banyuwangi 15 - 11 – 1968
Pendidikan:
SD.Negeri I Margasari Jabung Lampung Tengah
SMP Muh. Mengandungsari Jabung Lampung Tengah
SMA Muh. Mengandungsari Jabung Lampung Tengah
FUM, Metro dan A.IV/Tarbiyah STAIN Juraisiwo Metro
Tempat tinggal:
Hadimulyo Metro, dan telah dikaruniai dua orang buah hati,
( Qois Azizah Binhas, Qoris Aminuddin S. Binhas )
Tiada kalimat yang pantas untuk diucapkan kecuali bersyukur kepada Allah dan ucapan terima kasih
kepada:
5. Ibunda tercinta atas perjuanganya ” engkau memang benar-benar keramat” Ridhonya Allah adalah
karena keridhoanya, murkanya Allah adalah karena kemarahanya. Ya Tuhanku ampunilah aku dan
kedua ibu bapakku dan semua orang-orang beriman pada hari diadakan perhitungan/kiamat .
(QS.14:41)
6. Istri dan keluarga tercinta dengan kesabaranya mendampingi, memotivasiku. Ya Tuhanku jadikanlah
aku dan anak cucuku orang yang tetap / istiqomah melaksanakan Sholat, ya Tuhan kami
kabulkanlan do’aku. (QS.14: 40)
7. Bapak/Ibu Guru,karip kerabat yang telah berjasa turut mendewasakanku semoga amal baik yang
telah diberikan kepadaku ,menjadi amal sholeh. Apabila manusia meninggal duni putuslalah semua
amal / urusanya kecuali Tiga hal (1) Sodaqoh jariyah (2) Ilmu yang manfaat dan (3) Do’anya anak
Sholeh.
8. Jazakumulloh,Amien Yarobbal ’Alamien


Agama Islam

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Agama Islam

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Nurhasim

Buku PendukungPendidikan Agama Islam ( PAI )

NAMA: Annisa Faradiba

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 METRO

Lembar Aktivitas Siswakls XII 0Semester Genap Smansa2018

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 METRO

Lembar Aktivitas Siswakls XII 1Semester Genap Smansa2018

Metro, 15 Juli 2018

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASARPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lembar Aktivitas Siswakls XII 2Semester Genap Smansa2018

Kompetensi Dasar dari KI-3 :

Kompetensi Dasar dari KI-4 :

Lembar Aktivitas Siswakls XII 3Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :

1. Mengamati Gambar halaman 2 Buku PAI Kelas XII

No. BAHAN YANG DIAMATI MAKNA YANG TERKANDUNG

3. Gambar gunung meletus

5. Buku PAI hal 3

6. Buku PAI hal 7

7. Buku PAI s.d. hal 11

Lembar Aktivitas Siswakls XII 5Semester Genap Smansa2018

Lembar Aktivitas Siswakls XII 6Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :

No. PERILAKU IMAN PADA HARI PERILAKU KETERKAITAN

2 Menyadari bahwa manusia itu

3 Selalu berusaha melakukan amal

4 Membiasakan diri dengan akhlak

6 Termotivasi untuk selalu bekerja

Lembar Aktivitas Siswakls XII 7Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :

No. PERILAKU IMAN PADA PERILAKUADIL KETERKAITAN

2 Menyadari bahwa manusia

6 Termotivasi untuk selalu

Lembar Aktivitas Siswakls XII 8Semester Genap Smansa2018

Lembar Aktivitas Siswakls XII 9Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :

GAMBAR PESAN PADA GAMBAR

Lembar Aktivitas Siswakls XII 10Semester Genap Smansa2018

NO. PESAN – PESAN EVALUASI

4. Mempresentasikan di depan kelas

Lembar Aktivitas Siswakls XII 11Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :

No. Makna Iman Pada Takdir Sumber Data Hasil Verifikasi

Lembar Aktivitas Siswakls XII 12Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :

1. Firman Allah dalam QS. 9:105

2. Firman Allah dalam QS. Ar-Ra’du : 11

3. Menelaah Hadits Rasulullah Saw –

‫ َماَأ ُك َّل َأ َح ٌد طَ َعا ًمافَظٌ خَ ْيرٌا ِم ْن َأ ْن يَّْأ ُك ُل‬: ‫ال‬

Sebutkan apa Inti yang terkandung pada Hadis tersebut:

Lembar Aktivitas Siswakls XII 13Semester Genap Smansa2018

5. Menelaah Hadis Rasulullah saw

Sebutkan apa Inti yang terkandung pada Hadis tersebut:

Lembar Aktivitas Siswakls XII 15Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN:

Lembar Aktivitas Siswakls XII 16Semester Genap Smansa2018

Lembar Aktivitas Siswakls XII 17Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :

2. Menganalisis ayat (QS. Ali Imran : 190-191)

NO. TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

Lembar Aktivitas Siswakls XII 18Semester Genap Smansa2018

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN :

KETERKAITAN ANTARA CIRI BERFIKIR KRITIS