Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Riki Reymonanda..…………………………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042795745….…………………………………………………………………..

Tanggal Lahir : 06/08/1993……………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4221/Pendidikan Agama Islam ………………………..

Kode/Nama Program Studi : Manajemen-S1………………………………………………………………..

Kode/Nama UPBJJ : BATAM….………………………………………………………………………..

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu/07/07/2021 …………………………………………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Riki Reymonanda..………………………………………………………..


NIM : 042795745.…………………………………………………………………..
Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4221/Pendidikan Agama Islam………………..
Fakultas : Ekonomi..……………………………………………………………………..
Program Studi : Manajemen-S1..…………………………………………………………..
UPBJJ-UT : BATAM.…………………………………………………………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Batam, 07/07/2021

Yang Membuat Pernyataan

Riki Reymonanda
Nomor 1

Fanatisme merupakan usaha perlawanan kepada kelompok dominan dari kelompok-


kelompok minoritas pada umumnya tertindas. Minoritas bisa dalam arti jumlah manusia
(kuantitas), bisa juga dalam arti minoritas (kulaitas). Tetapi berbeda pada zaman modern ini
fanatisme berlebihan pada suatu kelompok terutama pada agama yang menganggap
agamanya merasa benar dan agama lain wajib di kikis. Di negara besar semacam amerika
misalnya juga masih terdapat kelompok fanatik seperti:
a. Fanatisme kulit hitam (negro).
b. Fanatisme anti yahudi.
c. Fanatisme pemuda kelahiran Amerika melawan imigran.
d. Fanatisme kelompok agama melawan kelompok agama lain.
Kejadian pada zaman sekarang ini yang tak kunjung usai adalah fanatisme yang kuat
lebih ke agama, terbukti banyak sekali konflik yang terjadi perpecahan, kerusuhan yang
mengatasnamakan agama sebagai jalan yang paling benar menuju sang ilahi.
Salah satu tanda kefanatikan adalah bersikap kasar dalam pergaulan dan seringnya
berkata kasar. Pada dasarnya Allah SWT menyuruh hambanya secara bijaksana dan
melalui pengajaran yang baik, Allah berfirman pada Qs. An Nahl: 125.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Dalam beberapa maksud hadist juga dijelaskan bahwa islam tidak menyukai
perkataan dan perbuataan yang dilakukan oleh seseorang dalam bentuk berlebihan.
Rasulullah saw pernah bersabda:

‫ﻓﺎﻣﻧﺎ هلك ﻣن كﺎن قبلكم بلغو ﻓدين‬, ‫و ااي كم والغلو يف الدين‬


Artinya: Jauhilah berlebihan dalam agama, sesunguhnya rusaknya orang sebelum
kamu karna mereka berlebihan dalam agama.
Keadaan akan menjadi lebih buruk apabila wujud keinginan untuk mewajibkan
sesuatu kepada pihak lain dengan tindakan kekerasan, seperti mengkafirkan,
membid’ahkan, dan perilaku kekerasan lain. karna pada ujungnya nanti akan memakan
banyak korban.
Referensi : https://republika.co.id/berita/qlcu5c430/islam-larang-fanatisme-golongan

Nomor 2
Rahmat ini adalah milik Allah dan diturunkan melalui Islam untuk dinikmati secara bersama –
sama. Nabi Muhammad diutus ke dunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam. Dalam diri Nabi,
Allah sudah ciptakan rahmat, bukan bagi umat muslim semata, melainkan juga bagi non muslim.

Nabi Muhammad diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan
lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Rahmat artinya kelembutan yang berpadu
dengan rasa iba. Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya
Nabi Muhammad adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Dalil Naqlinya tertera di dalam Al Qur’an Qs. Al Anbiya: 107.

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam”.

Referensi : https://www.ajnn.net/news/islam-rahmatan-lil-alamin-kasih-sayang-allah-untuk-
semesta-alam/index.html
Nomor 3
 Politik Islam
Islam adalah agama universal, ajarannya komprehensif mencakup segala aspek
kehidupan. Tidak ada persoalan kehidupan yang lowong dari pandangan Islam, termasuk
persoalan politik. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari Islam sebagai politik,
karena Islam mewajibkan umatnya menyampaikan dakwah, penegakan amar ma`ruf nahi
mungkar, dan menegakkan kebenaran dan keadilan. Kewajiban-kewajiban ini tidak hanya
menjadi beban individual tetapi juga beban kolektif antar semua umat Islam. Kewajiban ini
tidak mungkin dilaksanakan dengan baik tampa siasat, strategi, dan politik. Ini bermakna
politik itu sebagai media atau alat dalam penyebaran dakwah Islam serta amar ma`ruf dan
nahi mungkar tersebut. Berangkat dari keperluan ini, Islam itu mempunyai gagasan dan
pandangan tentang bagaimana tegaknya suatu negara, seperti yang dipraktikkan Nabi
Muhammad SAW dalam memimpin negara Madinah.
Politik dimaknai sebagai pengetahuan mengenai kenegaraan atau segala urusan dan
tindakan mengenai pemerintahan negara, maka politik Islam bermakna pandangan atau
gagasan Islam tentang suatu negara; bagaimana seharusnya mendirikan dan mengurus
suatu pemerintahan. Pandangan Islam mengenai suatu negara atau pemerintahan tidak
hanya sebatas pada etika atau nilai-nilai moral yang mesti dipedomani dalam menjalan
suatu pemerintahan saja, tetapi Islam juga mempunyai pandangan, ide, dan gagasan dalam
menyelenggarakan suatu pemerintahan. Hal itu seperti penegakan hukum, peranan dan
fungsi pemimpin suatu negara, persyaratan yang mesti dipenuhi dalam menentukan kepala
negara, dan lain sebagainya.
 Kepemimpinan dalam Perspektif Alquran
Alquran, sebagai kitab suci dan pedoman hidup, mempunyai kerangka berfikir yang
jelas mengenai eksitensi manusia dan aktivitas kehidupanya termasuk di antaranya
pennyelenggaraan kehidupan bernegara atau fungsi manusia menjalankan suatu
kepemimpinan.
Kerangka berfikir itu tidak terlepas dari tujuan penciptaan manusia itu sendiri, yaitu
mengabdi kepada Khaliq. Alquran menegaskan, bahwa Allah menciptakan jin dan manusia
hanya untuk mengabdi kepada-Nya (QS.51;56). Hal ini berarti, aktivitas manusia dalam
menjalani kehidupannya tidak boleh lepas dari pengabdian atau penyembahan kepada
Tuhan. Mengabdi disini dalam arti yang sangat luas. Ia tidak hanya berarti melaksanakan
ibadah sehari-hari saja, seperti shalat, puasa, dan lain-lain, tetapi mencakupi segala
perbuatan manusia yang tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan dikerjakan
secara ikhlas bertujuan mencapai keridhaan Allah. Maka kepemimpinan sebagai suatu
fungsi yang dijalankan manusia mesti dilihat sebagai salah satu daripada pengabdian
kepada Tuhan.

Nomor 4
Beberapa prinsip yang di ajarkan oleh Al Qur’an untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa antara lain :
1. Persatuan dan persaudaraan
2. Persamaan
3. Kebebasan
4. Tolong menolong
5. Perdamaian
6. Musyawarah

1. PRINSIP PERSATUAN DAN PERSAUDARAAN


Pada mulanya manusia itu adalah satu umat ditegaskan dalam Q.S Al-Baqarah:213.
Artinya : manusia sejak dahulu adalah umat yang satu, selanjutnya Allah mengutus para
nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menurunkan bersama
mereka kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara
yang mereka perselisihkan.
Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah di datangkan kepada
mereka kitab itu, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata,
karena keinginan yang tidak wajar (dengki) antara mereka sendiri. Maka Allah memberi
petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkan itu dengan kehendak-Nya kepada jalan yang lurus.

2. PRINSIP PERSAMAAN
Persamaan seluruh umat manusia ini ditegaskan oleh Allah dalam surat An-Nisaa:1
Artinya : Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan menciptakan darinya pasangannya, Allah
memperkembangbiakkan dari keduanya laki-laki yang banyak dan perempuan. Dan
bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah
pula) hubungan saling silaturrahim. Sesungguhnya Allah maha mengawasi kamu.

3. PRINSIP KEBEBASAN
Kebebasan adalah salah satu hak paling asasi yang di miliki oleh manusia. Ada
beberapa jenis kebebasan yang di ajarkan oleh Islam :
a. Kebebasan untuk memeluk agama
Di tegaskan dalam Q.S Al-Baqarah:256
b. Kebebasan untuk berpendapat
Di isyaratkan dalam surat Ar-Rahaan:1-4

4. PRINSIP TOLONG-MENOLONG
Manusia adalah makhluk sosial, tidak mungkin seseorang dapat bertahan hidup
sendirian tanpa bantuan pihak lain.
5. PRINSIP PERDAMAIAN
Fakta mengajarkan dalam merajut persatuan bukanlah semudah merangkai bunga
atau mengumpulkan lidi menjadi satu kesatuan sapu lidi, atau juga seperti binatang ternak
yang dengan mudah kita giring ke kandangnya. Sesekali pasti akan muncul konflik dan
perselisihan yang di sebabkan banyak hal maka kalau itu terjadi semua harus sepakat untuk
menegakkan nilai-nilai perdamaian.

6. PRINSIP MUSYAWARAH
Kata musyawarah berasal dari bahasa arab musyawarah yang merupakan bentuk
isim masdar dari kata kerja syawara, Yusyawiru Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata
tersebut pada mulanya bermakna dasar mengeluarkan madu dari sarang lebah. Makna ini
kemudian berkembang sehingga mencakup segala sesuatu yang dapat di ambil atau di
keluarkan dari yang lain termasuk pendapat.

Anda mungkin juga menyukai