Anda di halaman 1dari 27

TUGAS RESUME MANDIRI

FISIKA LANJUTAN

DOSEN PEMBIMBING
Dra. Indrayani,M.Si

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

FIKKY MIRAWAN
(2107210115)
BAB 1
GELOMBANG
Gelombang adalah getaran yang menjalar melalui suatu medium dari satu titik (lokasi)
pusat getaran menyebar ke titik yang lain. Dalam kasus gelombang suara (akustik), gelombang
ini menyebar keseluruh ruang tiga dimensi dengan muka gelombang berbentuk bola. Tidak
semua gelombang memerlukan medium seperti gelombang elektromagnetik. Jadi pengertian
gelombang adalah penjalaran energi (atau momentum) dari satu posisi keposisi yang lain dalam
ruang.

 Jenis-jenis gelombang
Menurut arah getarannya/ gangguannya dan penjalarannya, gelombang dibagi dua
jenis, yaitu gelombang Transversal dan gelombang longitudinal.

a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah gangguannya tegak lurus
terhadap arah rambatan nya. Contohnya perambatan gelombang tali, gangguan
yang diberikan membuat gerakan vertikal(turun-naik), sedang penjalarannya
berarah horizontal. Salah satu contoh gelombang transversal adalah gelombang
seismik (gempa bumi) yang dikenal sebagai gelombang geser (shear wave).

b. Gelombang Longitudinal
Gelombang logitudinal adalah gelombang yang arah rambatannya searah dengan
arah gangguannya. Sedikit gelombang yang menjalar seperti ini, misalnya gelombang
rapat pada pegas panjang diberi gangguan dengan cara menggerakkannya secara
horizontal. Maka perambatannya akan terlihat sebagai rapatan- regangan- rapatan-
regangan dan seterusnya.

Macam-macam gelombang
Gelombang Menurut arah getarnya:
 Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah
rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelobang
cahaya, dll.
 Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit
dengan arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.

Gelombang Menurut amplitudo dan fasenya :


 Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik
yang dilalui gelombng.
 Gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah
(tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.
Gelombang Menurut medium perantaranya:
 Gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya memerlukan
medium perantara. Hampir semua gelombang merupakan gelombang mekanik.
 Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak
memerlukan medium perantara. Contoh : sinar gamma (γ), sinar X, sinar ultra violet,
cahaya tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.
BAB 2
GELOMBANG BUNYI
Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena energi
membuat (partikel) udara merapat dan merenggang, dengan cara ini energi dirambat kan
keseluruh ruang. Dan Astronot diluar angkasa komunikasinya menggunakan gelombang
elektromagnetik yang tidak memerlukan medium untuk menjalar.
Tidak semua gelombang suara bisa didengaroleh indra pendengaran kita, telinga
manusia hanya mampu mendengar suara dengan frekuensi 20Hz hingga 20KHz. Daerah
frekuensi ini disebut dengan daerah pendengaran manusia ( audible range ), sedang dibawah
20 Hz disebut infra sonic, misalnya suara gempa bumi, sedangkan diatas frekuensi 20 KHz
disebut Ultra sonic, misalnya gelombang suara yang dimanfaatkan dalam pendeteksian janin
dalam rahim. Secara umum gelombang suara juga dapat bersuper posisi, berinterferensi dan
beresonansi.

 Cepat rambat gelombang suara


a. Kecepatan gelombang suara
Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal yang terbentuk karena udara
merapat dan merenggang secara bergantian, kecepatan gelombang suara dalam fluida.
Δ𝑃 ∆𝑃
V = √− Δ𝑉 /𝜌 dimana - =K
𝑉 ∆𝑉/𝑉

K = modulus Bulk
Maka kecepatan rambat gelombang suara adalah
𝐾
V=√
𝜌
Dimana ρ = massa jenis

b. Pengaruh temperatur pada kecepatan suara


kecepatan suara selain dipengaruhi oleh modulus Bulk medium, juga dipengaruh
oleh tempratur medium.
𝛿 𝑅𝑇
V=√
𝑀
Dimana :
𝛿 = 1,4
𝑀 = 29.103 kg/mol
𝑅 = 8,314 j/mol k
𝑇 dalam kelvin
 Intensitas suara
Jika sumber suara memancarkan gelombang suara, maka energi secara merata akan
disebarkan keseluruh arah membentuk sebuah bola yang bergerak makin menjauhi
sumber suara dengan jari-jari yang makin membesar. Kemudian oleh yang menerima
gelombang suara (pendengar) energi persatuan waktu (daya) tersebut diterima, tapi
tentu tidak seluruhnya, namun daya persatuan luas, dalam hal ini luas gendang telinga
kita. Daya persatuan luas ini disebut dengan intensitas suara I ( Energi persatuan waktu
persatuan luas ). Energi suara ini semakin kecil ketika menjauhi sumber suara dengan
ratio 1/ energi sumber nya dengan r jarak pendengar dari sumber suara.

Gelombang bunyi juga ada rentang frekuensinya gitu, lihat rentangnya sebagai berikut:
 Infrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz. Normalnya, manusia tidak bisa
mendengar bunyi ini. Yang bisa mendengar bunyi ini adalah hewan seperti anjing,
jangkrik, gajah, hiu, dan laba-laba. Selain itu, bunyi infrasonik juga dimanfaatkan oleh
seismometer untuk mendeteksi gempa bumi.
 Audiosonik: bunyi yang memiliki frekuensi di kisaran 20 – 20.000 Hz. Nah, bunyi inilah
yang bisa didengar oleh manusia.
 Ultrasonik: bunyi yang memilki frekuensi > 20.000 Hz (20 KHz). Wah, tinggi banget
frekuensinya! Berhubung bunyi ini sangat tinggi, jadi kita tidak bisa mendengarnya,
guys. Yang bisa mendengar bunyi ini adalah kelelawar dan lumba-lumba. Selain itu,
bunyi ini juga dimanfaatkan untuk USG (ultrasonografi) yang digunakan untuk
mendiagnosa janin di dalam kandungan.
BAB 3
Konsep Tempratur, Termometer dan Pemuaian Thermal

Tempratur adalah besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya sebuah benda
secara eksak Tempratur sebuah zat diukur dengan menggunakan alat yang bernama
Thermometer. Mekanisme kerja Thermometer adalah dengan cara menyentuh kan bagian
ujung Thermometer (yang di dalam nya terdapat cairan alkohol atau mercuri) ke tubuh anda,
membuat cairan tersebut dan badan anda mencapai suatu kesetimbangan Thermal.
Kesetimbangan Thermal terjadi ketika cairan yang ada di dalam pipa Thermometer terlihat tidak
lagi beranjak naik dan menunjukkan skala tertentu. Secara fisis, kesetimbangan Thermal adalah
suatu keadaan dimana kedua zat yang melakukan kontak tidak lagi mengalami pertukaran kalor
yang berarti kedua zat bertempratur sama.
Thermometer terdiri dari cairan tertentu, pada umum nya digunakan air raksa (merkuri)
atau kadar alkohol (karena biayanya lebih ekonomis). Zat (fluida) yang digunakan untuk
keperluan itu adalah zat termometrik. Zat termometrik mercuri walaupun merupakan jenis
logam, namun menyerupai fluida dan bisa mengalir dalam sebuah saluran kecil dalam
termometer (kapiler). Bagian lainnya dalam sebuah termometer adalah sebuah penampung
kecil (berbentuk bulatan atau ruang yang lebih lebar) pada bagian bawahnya sebagai wadah
dari cairan tersebut,dan pada badan termometer tertera skala , yang biasanya terdapat dua
macam skala yaitu celcius (C) dan Fahrenheit.
a) Skala Celcius
Pada skala thermometer celcius keadaan ekstrim pertama yaitu ketika termometer ada
pada kesetimbangan thermal dengan titik beku normal air, tempratur ini diberi nilai 0°C .
Sedang pada keadaan kedua ketika termometer setimbang termal dengan titik didih
normal air, tempratur nya diberi nilai 100°C.

b) Skala Fahrenheit
Skala fahrenheit banyak digunakan di masyarakat amerika walaupun prinsipnya sama
dengan celcius. Perbedaan nya adalah pada skala termometer Fahrenheit kedaan
ekstrim pertama, yaitu ketika termometer ada pada kesetimbangan thermal dengan titik
beku normal air,tempratur ini diberi nilai 32° C .

c) Skala Kelvin
Skala kelvin disebut juga skala tempratur mutlak (absolut), hal ini karena tempratur 0
pada skala kelvin memang tempratur yang benar-benar nol. artinya tidak ada zat yang
ber tempratur dibawah 0 K.
 Pemuaian Thermal
Pada umunya jika tempratur sebuah benda baik itu padatan, cairan atau gas naik, maka
benda akan memuai ( mengembang ), kecuali air pada kenaikan tempratur 0°C hingga
4°C justru menyusut dan bukan mengembang, gejala ini disebut anomali air.

 Pemuaian Panjang
Jika benda mengalami kenaikan suhu maka panjang benda bertambah (Gambar diatas).
Pengukuran yang dilakukan secara teliti pada sejumlah benda padat menunjukkan bahwa
perubahan panjang sebanding dengan panjang mula-mula dikali perubahan suhu.

 Pemuaian Luas
Disamping mengalami perubahan panjang, benda juga mengalami perubahan luas jika
mengalami perubahan suhu Pengukuran yang sangat teliti juga menunjukkan bahwa perubahan
luas sebanding dengan luas mula-mula dikali perubahan suhu.

 Pemuaian Volum
Benda juga mengalami perubahan volum jika mengalami perubahan suhu. Pengukuran
yang sangat teliti juga menunjukkan bahwa perubahan volum sebanding dengan volum mula-
mula dikali perubahan suhu. Secara matematika dapat ditulis :
ΔV=γV0ΔT
dengan
ΔV : perubahan volum
V0 : volum mula-mula pada saat T0
ΔT : perubahan suhu, ΔT=T–T0 (oC)
T0 : suhu awal (oC)
T : suhu akhir (oC).
γ : konstanta yang bergantung pada jenis material. Konstanta ini diamakan koefisien muai
volum. Satuannya adalah (oC-1).
Bab 4
Kalor jenis, Kalorimeter, Perpindahan Kalor
Kalor adalah Energi yang berpindah dari zat yang tempratur lebih tinggi ke zat lain yang
tempratur nya lebih rendah, dan bukan berbentuk zat yang berpindah. Pada energi Mekanik
dikenal satuan joule, maka dalam energi kalor dikenal satuan kalori.
1 kalori = 4,186 joule = 4,2 j
1 joule = 0,24 kalori
Energi kalor disimbol dengan Q

RUMUS KALOR :
- Rumus perpindahan kalor
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat benda tertentu (J)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)

- Rumus kalor jenis


c = Q / m.ΔT
keterangan :
c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)

- Rumus kapasitor jenis


C = Q / ΔT
Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/K)
Q = banyaknya kalor (J)
ΔT = perubahan suhu (K)

- Rumus menentukan kapasitas kalor itu sendiri


C = m.c
Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/K)
M = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg.K)

- Rumus kalor lebur dan uap


a. Kalor lebur
Q=mxL
b. Kalor uap
Q=mxU
ketentuan: L = Kalor lebur zat (Joule/kilogram)
U = Kalor uap zat (Joule/kilogram)

Jenis – jenis kalor

 Kalor Pembentukan (∆Hf)


Kalor pembentukan kata adalah kalor yang menghasilkan atau dibutuhkan untuk membuat 1
mol senyawa dalam unsur- unsurnya, seperti berupa gas yang ditulis dengan rumus
molekulnya. Contoh kalor pembentukan adalah C12, O2, Br2, H2.

 Kalor Penguraian (∆Hd)


Kalor penguraian adalah bentuk kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan untuk mengurai 1 mol
senyawa menjadi unsur- unsur yang lain.
 Kalor Pembakaran (∆Hc)
Kalor pembakaran adalah kalor yang didapat atau diperlukan untuk membakar 1 mol zat, yakni
unsur atau senyawanya.

 Kalor Netralisasi (∆Hn)


Kalor netralisasi adalah jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan untuk membentuk 1 mol
H20 dari reaksi antara asam dan basa. Kalor ini termasuk dalam reaksi eksoterm karena adanya
reaksi kenaikan suhu.

 Kalor Pelarutan (∆Hs)


Kalor pelarutan adalah jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan untuk melarutkan 1 mol zat
yang awalnya padat menjadi larutan.
BAB 5
THERMODINAMIKA
Thermodinamka adalah sebuah kajian tentang tempratur, kalor dan hubungannya dengan
energi. Untuk memahami Termodinamika diperlukan pengetahuan tentang Mekanika,
Tempratur dan kalor. Secara lengkap ada empat hukum dasar Termodinamika, yaitu hukum ke
Nol, ke 1, ke 2 dan ke 3.
a. Definisi sistem dan lingkungan
Sistem adalah gabungan dari sesuatu ( dapat berupa zat, benda, konsep atau
gabungannya ) yang kita kaji dan memiliki keterkaitan satu sama lain melalui sebuah
persamaan ( matematis/ empiris ) tertentu. Lingkungan adalah seluruh hal diluar sistem
yang secara langsung atau pun tidak langsung berpengaruh pada sistem. Dalam
Termodinamika ada 3 variabel penting yanitu : Tekanan ( P ), Volume ( V ) dan tempratur
( T ).

b. Tekanan (P)
Tekanan didefenisikan sebagai gaya tiap satuan luas yang satuannya pascal

c. Volume (V)
Volume adalah kuantitas ( ukuran ) isi dari sistem yang kita pilih ada 2 jenis volume yang
dikenal yaitu volume ( V ) dan volume spesifik ( v ), hubungan antar kedua nya adalah :
𝑉
v=
𝑚
Volume spesifik biasanya digunakan untuk keperluan dimana faktor massa tidak
perhatikan .

d. Temperatur (T)
Adalah ukuran derajat panas atau dingin nya sistem. Satuan yang biasa digunakan
adalah celcius atau kelvin, hubungan keduanya diperoleh.
T = Tc + 273
Bab 6 dan 7
Hukum Coulomb dan Medan Listrik
Hukum Coulomb
Misal kan terdapat dua buah muatan titik q dan q1 berjarak r dalam ruang vakum. Jika q
dan q1 sama tandanya, maka kedua muatan akan saling tolak menolak. Jika berlawanan tanda
saling tarik menarik. Gaya yang diderita salah satu muatan akibat muatan lain digambarkan
oleh gaya Coulomb dan diberikan oleh Hukum Coulomb.
𝑞𝑞1
F=k → 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑣𝑎𝑘𝑢𝑚
𝑟2

Pada sistem SI, jarak diukur dalam meter, gaya dalam Newton. Satuan untuk muatan Listrik q
adalah coulomb (C) konstanta k pada hukum coulomb mempunyai nilai :
k = 8,988 x 109 N.m2 / C2
Dalam pelajaran listrik kita hanya menggunakan satu sistem satuan. Saja , yaitu SI (sistem mks).
a. Muatan Dikuantisasi
Besarnya muatan terkecil yang pernah ditemukan dinyatakan dalam e ( disebut muatan
kuantum ), dimana e = 1,60218x 10-9 C.

b. Kekekalan Muatan
Jumlah secara aljabar dari muatan-muatan didunia ini adalah konstan. Bila sebuah
partikel dengan muatan +e terbentuk, maka pada saat bersamaan terbentuk pula muatan
–e. Bila sebuah partikel dengan muatan +e menghilang, maka sebuah partikel dengan
muatan –e juga menghilang, maka muatan didunia ini tetap konstan.

c. Konsep muatan uji


Muatan uji adalah muatan fiktif dan ditentukan muatan uji ini tidak mempengaruhi
muatan lain disekeliling nya. Dalam praktek ini berarti bahwa muatan uji adalah muatan
yang sangat kecil, hampir-hampir dapat diabaikan.

Medan Listrik
Dalam suatu ruang terdapat medan listrik, jika muatan uji diletakkan didalam nya akan
mengalami gaya listrik. Arah medan listrik disuatu tempat adalah sama dengan arah yang
dialami muatan uji positif ditempat tersebut.
Garis medan listrik timbul (keluar) dari muatan positif (karena muatan positif menolak muatan
uji positif) dan menuju ke muatan negatif (karena muatan negatif menarik muatan uji positif).
a. Intensitas ( kuat ) Medan Listrik ( E )
Kuat medan listrik disuatu tempat adalah sama dengan gaya yang diderita satuan
muatan uji positif yang diletakkan ditempat itu. Karena Intensitas medan sebenarnya
adalah gaya ( persatuan muatan ), maka ia berupa vektor. Satuan E adalah N/C atau
V/m. Jika muatan q diletakkan pada titik dimana medan listrik ( disebabkan muatan lain )
adalah E, muatan itu akan mengalami gaya F sebesar :
F = q.E
Bila q negatif, arah F akan berlawanan dengan arah

b. Intensitas medan listrik oleh muatan titik


Untuk mendapatkan E (besar intensitas medan listrik) yang disebabkan muatan titik q,
hukum coulomb dapat digunakan.
Bab 8
Potensial, Kapasitansi
a. Beda Potensial
Beda potensial antara titik A dan titik B ialah usaha yang diperlukan untuk memindahkan satuan
muatan uji posistif dari ititk A ke titik B. Beda potensial antara titik A dan titik B ini
dilambangkan sebagai : - atau sebagai V satuannya adalah satuan usaha persatuan muatan jadi
joule/coulomb dinamai Volt.
1 Volt (V) = 1 j/c
Karena usaha merupakan besaran skalar, maka beda potensial juga,besaran skalar.
b. Potensial Mutlak
Potensial mutlak suatu titik adalah usaha yang harus dilakukan melawan gaya listrik
apabila satuan muatan uji positif dipindahkan dari titik tak terhingga ke titik tersebut.
Maka potensial mutlak di titik B adalah beda potensial antara titik B dan titik A = Muatan
titik q dalam vakum dan titik P pada jarak r dari muatan itu. Potensial mutlak dititik P
karena muatan q itu ialah :
𝑞
V=k
𝑟

c. Energi Potensial Listrik (EPL)


Untuk memindahkan muatan q dari titik ditak terhingga ke titik dimana potensial mutlak
adalah V usaha sebanyak qV harus dilakukan pada muatan itu.

d. Satuan Energi Elektron Volt (eV)


Adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan + e (coulomb) melalui beda
potensial 1 volt, maka : 1eV = ( 1,602 x 10-19 C )(1V) = 1,602x J

Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah dua buah konduktor yang dipisahkan suatu isolator
atau zat dielektrika. Kapasitansi suatu kapasitor di defenisikan sebagai :
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟
Kapasitansi C = 𝑏𝑒𝑠𝑟 𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑉 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟

Kalau q dinyatakan dalam coulomb dan V dalam Volt, maka satuan C (kapasitansi )
adalah farad (F)
a. Kapasitor pelat ( keping ) paralel ini terdiri dari dua keping logam terpasang sejajar
pada jarak pisah d meter yang jauh lebih kecil dari luas keping A,m2.
b. Kapasitor dalam paralel dan seri
Pada rangkaian paralel kepasitansi harus dijumlahkan, sedang pada rangkaian seri
kebalikan kapasitansi yang harus dijumlahkan.
Jika mengangkat sebuah benda melawan gaya gravitasi bumi, itu berarti kita
melakukan usaha pada benda, dan sebagai akibatnya energi potensial gravitasi
benda bertambah.
Konsep energi juga berguna dalam listrik. Gaya listrik F yang dikerjakan pada suatu
muatan Uji positif q’ oleh suatu muatan negatif adalah mengarah ke muatan
negatif. Vektor kuat medan listrik E= F/q’, juga mengarah ke muatan negatif.
Untuk menggerakkan muatan uji menjauhi muatan negatif, kita harus melakukan
usaha pada muatan uji. Sebagai akibatnya energi potensial listrik muatan uji
bertambah.

Konsep energi potensial listrik, mirip dengan konsep energi potensial garavitasi.
Untuk itu kita akan menurunkan rumus Energi Potensial Listrik sebagai berikut :

 Potensial Listrik
Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan penguji , rumus
potensial listrik sebagai berikut : V = Ep /q’ atau seperti pada gambar berikut :
Potensial listrik di titik P dirumuskan :
V = k Q/r
V = Potensial Listrik (Volt)
k = Konstanta Listrik = 9.109 NC-2 m2
Q = Muatan sumber (Coulomb)
r = jarak dari muatan sampai titik P
Bab 9
Arus, Hambatan dan Hukum Ohm
Arus (I)
Arus dikatakan ada dalam sesuatu ruang apabila dalam ruang itu terjadi perpindahan muatan
listrik dari titik yang satu ke titik yang lain. Misal kan muatan itu mengalir dalam kawat. Jika
mauatan sebesar q dipindahkan melalui luas penampang kawat dalam waktu t, maka arus
dalam kawat adalah :
𝑞 (𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ)
I (arus) =
𝑡 (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ)

Dimana : q diukur dalam coulomb,

t dalam detik Dan I dalam ampere ( 1A = 1 / 𝑐⁄𝑠 )


Batere adalah sumber energi listrik, jika suatu batere tidak mengalami hilangnya energi didalam
nya maka beda potensial antara kedua kutubnya disebut gaya listrik ( ggl ) batere.
a. Hambatan ( Resistansi )
Hambatan kawat atau benda lain menetukan besarnya beda potensial yang harus
diadakan antara kedua ujungnya, agar didalam kawat mengalir arus satu ampere.
𝑉 (𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙)
R ( hambatan ) = 𝐼 (𝑎𝑟𝑢𝑠)

Satuan hambatan adalah ohm, lambangnya (omega) 1 Ω = 1 𝑉⁄𝐴

b. Hukum Ohm
Defenisi hambatan yaitu V = IR, sering hubungan ini dinamakan hukum ohm. Hubungan
V = IR dapat diterapkan pada resistor apa saja, dimana V adalah beda potensial antara
kedua ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir didalam nya, sedangkan R
adalah hambatan ( atau resistan ) resistor tersebut.

c. Pengukuran hambatan dengan Amperemeter dan Voltmeter


Arus listrik dalam rangkaian ditukar dengan memasang amperemeter (berhambatan
rendah) secara seri di dalamnya. Beda potensial diukur dengan menghubungkan
voltmeter ( berhambatan tinggi ) pada kedua ujung resistor yang sedang dicari, jadi
dihubungkan secara paralel.

d. Beda potensial jepit ( voltase )


Voltase batere atau generator bila batere memberi arus I adalah ggl ( gaya gerak listrik )
atau E batere dikurangi penurunan potensial antara kedua ujung hambatan dalamnya r.
Bab 10
Daya listrik, Hambatan Ekivalen, Rangkaian Sederhana
Daya Listrik
a. Usaha listrik
Usaha listrik ( satuan joule ) yang diperlukan untuk memindahkan muatan q ( satuan
coulmb )melintasi beda potensial V ( satuan volt ) adalah : Usaha = q V

b. Daya Listrik
Daya listrik (watt) yang dihasilkan sumber energi dalam membawa muatan q (coulomb)
melintasi potensial yang naik V (volt) dalam waktu t (sekon) adalah :
𝑉𝑞
Daya yang diberikan = 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡

c. Daya yang hilang dalam hambatan


Ini didapat kan dengan menambahkan lambang V dalam VI menjadi IR, atau
dengan menggantikan I dalam VI dengan V/R

d. Kalor yang Timbul kalor yang timbul setiap detik dalam sebuah hambatan adalah sama
dengan daya hilang dalam hambatan itu.
Kalor yang timbul ( satuan joule ) perdetik = 0,239 VI = 0,239 I2 R

Hambatan Ekivalen, Rangkaian Sederhana


a. Hubungan Seri Resistor
Hubungan seri resistor didapati bila arus hanya dapat mengikuti satu jalan mengaliri dua
atau lebih resistor (hambatan). Sebagai contoh pada gambar berikut. Untuk hubungan
seri beberapa hambatan, hambatan substitusi atau hambatan ekivalen nya ialah :
Rek = R1+ R2 +R3 + ( Hubungan seri )
Dimana R1, R2, R3 adalah hambatan berbagai resistor itu. Cara mendapat kan untuk
hubungan seri adalah sama dengan cara mendapatkan untuk hubungan paralel.

b. Hubungan Paralel Resistor


Beberapa hambatan disebut berhubungan secara paralel satu dengan yang lain antara a
dan b, jika salah satu ujung masing-masing hambatan berhubungan dengan a dan ujung
yang lain berhubungan dengan b. Hambatan kawat penghubung diabaikan ( seperti
terlihat pada gambar diatas ). Hambatan substitusi atau hambatan ekivalen nya adalah :

1 1 1 1
𝑅𝑒𝑘 = + + + ….. (hubungan paralel)
𝑅 𝑅 𝑅
1 2 3
Rek selalu lebih kecil dari pada nilai hambatan yang terkecil. Menambah hambatan secara
paralel berarti memperkecil .
PENERANGAN DAN FOTOMETRI

I. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya suatu sumber cahaya adalah ukuran intensitas ( kekuatan )
sumber menurut mata kita, karena mata kurang peka terhadap cahaya biru dari
pada terhadap cahaya hijau, misalnya, maka sumber cahaya biru harus
mengeluarkan daya ( watt ) yang lebih besar dari pada sumber cahaya hijau, kalau
kedua sumber diinginkan memiliki intensitas cahaya I yang sama. Nilai I suatu
sumber dapat bergantung pada sudut pandang. Satuan yang dulu terpakai untuk I
ialah satuan lilin atau daya lilin
1 lilin = 1 daya lilin = 0,981 cd

a. Sumber Titik Isotropik


Sumber titik isotropik memancarkan cahaya sama besar kesemua jurusan.
Jumlah cahaya yang terlihat dan dipancarkan oleh suatu sumber dinyatakan oleh
fleks pancaran cahaya total F. Menurut defenisi, fluks pancaran cahaya total yang
berasal dari sumber titik isotropik yang memiliki intensitas pancaran cahaya I (
luminous intensity ) adalah : Fluks pancaran cahaya total F = 4 I Satuan fluks
adalah lumen ( lm ). Fluks ∆F yang meninggalkan sumber titik I melalui sudut
ruang ∆ steradian dinyatakan oleh : ∆F = I ∆

b. Illuminansi atau intensitas Penerangan (E)


Jika fluks sebesar ∆F tiba pada permukaan ∆A, maka intensitas penerangan (
Illuminausi ) ditempat itu adalah :
E=

fluks yang jatuh pada satuan luas dari suatu bidang disebut illuminansi E,
dimana E = F/A.
c. Intensitas Penerangan atau illuminansi oleh sumber titik isotropik.
Fluks cahaya yang keluar dari sumber titik isotropik tidak tergantung pada
arah pandang, dan menembus permukaan bola yang berpusat pada sumber titik
itu, secara tegak lurus. Intensitas penerangan pada setiap titik permukaan bola
itu adalah :

E=
d. Azas Fortometri
Misalkan dua sumber titik dan yang berjarak dan dari layer
menghantarkan fluks pada suatu layar secara tegak lurus (atau pada sudut yang
sama ). Kalau jarak dan adalah sedemikian rupa sehingga kuat
penerangan kedua sumber pada layar adalah sama, jadi = , maka

II. Fotometri
Fotometri adalah ilmu tentang pengukuran energi dari cahaya. Hal ini berbeda
dari Radiometry, yang merupakan ilmu tentang pengukuran energi radiasi (termasuk
cahaya). Fotometri adalah bagian dari optik yang mempelajari mengenai kuat cahaya
(intensity) dan derajat penerangan (brightness).

III. Penerangan
Penerangan yg baik adalah penerangan yg memungkinkan tenaga kerja dpt melihat
obyek dgn baik, jelas dan tanpa upaya-upaya yg dipaksakan kesesuaian dgn jenis
pekerjaan. Penerangan yg cukup dan diatur secara baik jg akan membantu
menciptakan lingkungan kerja yg nyaman dan menyenangkan kegairahan kerja.
Armstrong (1992): Intensitas penerangan yg kurang dapat menyebabkan: Gangguan
visibilitas dan eyestrain. Intensitas penerangan yg berlebihan jg dpt menyebabkan :
Glare; reflections; exessive shadows; eyestrain.
LENSA TIPIS DAN ALAT ALAT OPTIK

I. Lensa Tipis

a. Jenis Lensa
lensa yang konvergen atau positif, bagian tengahnya lebih tebal dari pada
bagian pinggirnya, dan berkas sinar sejajar akan di konvergensi kan pada titik
fokus yang nyata Lensa. Divergen atau negatif, bagian tengahnya lebih tipis dari
pada bagian pinggiran nya dan berkas cahaya sejajar yang berasal dari titik fokus
maya akan dibias menjadi berkas yang divergen.

b. Hubungan Objek Bayangan


Hubungan objek dan bayangan untuk lensa positif maupun negatif adalah:

Dimana : p = jarak objek, dihitung dari lensa


q = jarak bayangan, dihitung dari lensa
f = jarak fokus lensa
Misalkan lensa tipis, dan sinar-sinar bersifat paraksial ( dekat pada sumbu utama
), maka :
p= positif, kalau objek nyata, dan negatif kalau objeknya maya
q= positif, kalau bayangan nyata, dan negatif kalau bayangan maya.
F = positif, untuk lensa konvergen, dan negatif untuk lensa divergen.

Perbesaran linier =

c. Kuat Lensa
Kuat Lensa dinyatakan dengan diopteri (m-1 ) adalah 1/f, dengan f adalah
jarak fokus lensa yang dinyatakan dalam meter.
d. Susunan Lensa
Bila dua lensa tipis dengan jarak fokus dan saling bersentuhan
hingga merupakan suatu sunan lensa, maka jarak fokus susunan lensa f adalah

II. Alat Optik


a. Kombinasi Lensa Tipis
Bila sebuah lensa di pakai berkombinasi dengan lensa lain membentuk
bayangan, maka :
1. Hitung letak bayangan yang dibentuk oleh lensa pertama saja tanpa
menghiraukan lensa kedua.
2. Kemudian , anggap lah bayangan ini sebagai objek untuk lensa kedua, dan
tentukan letak bayangannya yang terbentuk oleh lensa kedua saja, Bayangan
terakhir ini adalah bayangan yang dibentuk kombinasi lensa itu dari objek.

Jika bayangan yang dibentuk lensa pertama dibelakang lensa kedua, maka
bayangan itu harus dihitung sebagai objek maya untuk lensa kedua, dengan jarak
objeknya yang negatif.

b. Mata
Mata merupakan organ tubuh yang sangat penting yang berfungsi untuk
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa mata yang
menghasilkan bayangan objek yang kemudian ditangkap oleh retina mata.
Bayangan objek yang ditangkap retina tersebut kemudian dikirimkan ke otak
melalui saraf optik untuk kemudian diolah menjadi gambar yang mampu kita
lihat secara nyata. Mata hampir berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2,5 cm
dan dibungkus cangkang (sclera) berwarna putih yang keras sebagai pelindung.
c. Kacamata
Kacamata merupakan alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
pada orang yang memiliki cacat mata, baik itu rabun jauh, rabun dekat, ataupun
mata silindris. Kacamata terdiri dari lensa cembung atau cekung (tergantung
jenis cacat matanya), frame atau kerangka yang menyangga lensa. Jauh dekatnya
bayangan terhadap lensa (kaca mata) yang digunakan tergantung pada letak
objek, jarak fokus lensa, dan kekuatan atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa
dirumuskan dengan:
P=1/f
Keterangan:
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)
f = jarak fokus lensa (meter)

d. Lup
Lup atau kaca pembesar hanya terdiri dari satu lensa positif dan berfungsi
untuk memperbesar ukuran bayangan yang terbentuk di retina. Lup sebenarnya
merupakan lensa cembung yang diletakkan antara mata dengan benda yang
akan diamati. Lup banyak digunakan oleh tukang arloji untuk melihat
komponenkomponen arloji yang berukuran kecil.

e. Periskop
Periskop adalah teropong pada kapal selam yang digunakan untuk
mengamati benda-benda di permukaan laut. Periskop terdiri atas 2 lensa
cembung dan 2 prisma siku-siku sama kaki.
PANTULAN CAHAYA DAN BIASAN CAHAYA

I. Pantulan Cahaya

Sinar
masuk

Sudut
Sudut pantul
masuk
Sinar
pantul
Cermin

Hukum pantulan :
1. Sudut masuk ialah sudut antara sinar masuk dan garis normal pada
permukaan yang memantul.
2. Sudut pantul adalah sudut antara sinar pantul dan garis normal pada permukaan.

Pada pemantulan oleh cermin datar berlaku :

1. Sudut masuk sama besar sudut pantul


2. Sinar masuk, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang .

a. Cermin Datar
Cermin datar dapat membentuk bayangan tegak , sama besar dengan objek, jarak
bayangan dari cermin sama dengan jarak objek dari cermin. Bayangan ini maya, artinya
bayangan tidak dapat ditangkap pada layar, karena cahaya tidak berkonvergensi pada
posisi bayangan.
b. Cermin Bola
Cermin cekung dapat membentuk bayangan nyata dan terbalik objek yang objeknya
lebih besar dari fokus utama. Jika objek terletak antara cermin dan titik fokus utama,
bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak dan diperbesar.
Cermin cembung selalu membentuk bayangan maya tegak dan perkecil dari objek
yang terletak di depannya .

c. Persamaan Cermin
Persamaan cermin berlaku untuk cermin cekung maupun cermin cembung.

Dimana : p = jarak objek,dihitung dari cermin q = jarak bayangan, dihitung dari


cermin
R = jari-jari cermin
F = jarak fokus cermin = R/2
Sebagai tambahan,
•p dihitung positif bila objek berada didepan cermin
•q dihitung positif bila bayangan nyata, yakni berada didepan cermin
•q dihitung negatif bila bayangan maya, yakni berada dibelakang cermin
•R dan f adalah positif untuk cermin cekung dan negatif untuk cermin cembung.
Besar bayangan yang dibentuk cermin bola :

Perbesaran linear =

Anda mungkin juga menyukai