FISIKA LANJUTAN
DOSEN PEMBIMBING
Dra. Indrayani,M.Si
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
FIKKY MIRAWAN
(2107210115)
BAB 1
GELOMBANG
Gelombang adalah getaran yang menjalar melalui suatu medium dari satu titik (lokasi)
pusat getaran menyebar ke titik yang lain. Dalam kasus gelombang suara (akustik), gelombang
ini menyebar keseluruh ruang tiga dimensi dengan muka gelombang berbentuk bola. Tidak
semua gelombang memerlukan medium seperti gelombang elektromagnetik. Jadi pengertian
gelombang adalah penjalaran energi (atau momentum) dari satu posisi keposisi yang lain dalam
ruang.
Jenis-jenis gelombang
Menurut arah getarannya/ gangguannya dan penjalarannya, gelombang dibagi dua
jenis, yaitu gelombang Transversal dan gelombang longitudinal.
a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah gangguannya tegak lurus
terhadap arah rambatan nya. Contohnya perambatan gelombang tali, gangguan
yang diberikan membuat gerakan vertikal(turun-naik), sedang penjalarannya
berarah horizontal. Salah satu contoh gelombang transversal adalah gelombang
seismik (gempa bumi) yang dikenal sebagai gelombang geser (shear wave).
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang logitudinal adalah gelombang yang arah rambatannya searah dengan
arah gangguannya. Sedikit gelombang yang menjalar seperti ini, misalnya gelombang
rapat pada pegas panjang diberi gangguan dengan cara menggerakkannya secara
horizontal. Maka perambatannya akan terlihat sebagai rapatan- regangan- rapatan-
regangan dan seterusnya.
Macam-macam gelombang
Gelombang Menurut arah getarnya:
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah
rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelobang
cahaya, dll.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit
dengan arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.
K = modulus Bulk
Maka kecepatan rambat gelombang suara adalah
𝐾
V=√
𝜌
Dimana ρ = massa jenis
Gelombang bunyi juga ada rentang frekuensinya gitu, lihat rentangnya sebagai berikut:
Infrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz. Normalnya, manusia tidak bisa
mendengar bunyi ini. Yang bisa mendengar bunyi ini adalah hewan seperti anjing,
jangkrik, gajah, hiu, dan laba-laba. Selain itu, bunyi infrasonik juga dimanfaatkan oleh
seismometer untuk mendeteksi gempa bumi.
Audiosonik: bunyi yang memiliki frekuensi di kisaran 20 – 20.000 Hz. Nah, bunyi inilah
yang bisa didengar oleh manusia.
Ultrasonik: bunyi yang memilki frekuensi > 20.000 Hz (20 KHz). Wah, tinggi banget
frekuensinya! Berhubung bunyi ini sangat tinggi, jadi kita tidak bisa mendengarnya,
guys. Yang bisa mendengar bunyi ini adalah kelelawar dan lumba-lumba. Selain itu,
bunyi ini juga dimanfaatkan untuk USG (ultrasonografi) yang digunakan untuk
mendiagnosa janin di dalam kandungan.
BAB 3
Konsep Tempratur, Termometer dan Pemuaian Thermal
Tempratur adalah besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya sebuah benda
secara eksak Tempratur sebuah zat diukur dengan menggunakan alat yang bernama
Thermometer. Mekanisme kerja Thermometer adalah dengan cara menyentuh kan bagian
ujung Thermometer (yang di dalam nya terdapat cairan alkohol atau mercuri) ke tubuh anda,
membuat cairan tersebut dan badan anda mencapai suatu kesetimbangan Thermal.
Kesetimbangan Thermal terjadi ketika cairan yang ada di dalam pipa Thermometer terlihat tidak
lagi beranjak naik dan menunjukkan skala tertentu. Secara fisis, kesetimbangan Thermal adalah
suatu keadaan dimana kedua zat yang melakukan kontak tidak lagi mengalami pertukaran kalor
yang berarti kedua zat bertempratur sama.
Thermometer terdiri dari cairan tertentu, pada umum nya digunakan air raksa (merkuri)
atau kadar alkohol (karena biayanya lebih ekonomis). Zat (fluida) yang digunakan untuk
keperluan itu adalah zat termometrik. Zat termometrik mercuri walaupun merupakan jenis
logam, namun menyerupai fluida dan bisa mengalir dalam sebuah saluran kecil dalam
termometer (kapiler). Bagian lainnya dalam sebuah termometer adalah sebuah penampung
kecil (berbentuk bulatan atau ruang yang lebih lebar) pada bagian bawahnya sebagai wadah
dari cairan tersebut,dan pada badan termometer tertera skala , yang biasanya terdapat dua
macam skala yaitu celcius (C) dan Fahrenheit.
a) Skala Celcius
Pada skala thermometer celcius keadaan ekstrim pertama yaitu ketika termometer ada
pada kesetimbangan thermal dengan titik beku normal air, tempratur ini diberi nilai 0°C .
Sedang pada keadaan kedua ketika termometer setimbang termal dengan titik didih
normal air, tempratur nya diberi nilai 100°C.
b) Skala Fahrenheit
Skala fahrenheit banyak digunakan di masyarakat amerika walaupun prinsipnya sama
dengan celcius. Perbedaan nya adalah pada skala termometer Fahrenheit kedaan
ekstrim pertama, yaitu ketika termometer ada pada kesetimbangan thermal dengan titik
beku normal air,tempratur ini diberi nilai 32° C .
c) Skala Kelvin
Skala kelvin disebut juga skala tempratur mutlak (absolut), hal ini karena tempratur 0
pada skala kelvin memang tempratur yang benar-benar nol. artinya tidak ada zat yang
ber tempratur dibawah 0 K.
Pemuaian Thermal
Pada umunya jika tempratur sebuah benda baik itu padatan, cairan atau gas naik, maka
benda akan memuai ( mengembang ), kecuali air pada kenaikan tempratur 0°C hingga
4°C justru menyusut dan bukan mengembang, gejala ini disebut anomali air.
Pemuaian Panjang
Jika benda mengalami kenaikan suhu maka panjang benda bertambah (Gambar diatas).
Pengukuran yang dilakukan secara teliti pada sejumlah benda padat menunjukkan bahwa
perubahan panjang sebanding dengan panjang mula-mula dikali perubahan suhu.
Pemuaian Luas
Disamping mengalami perubahan panjang, benda juga mengalami perubahan luas jika
mengalami perubahan suhu Pengukuran yang sangat teliti juga menunjukkan bahwa perubahan
luas sebanding dengan luas mula-mula dikali perubahan suhu.
Pemuaian Volum
Benda juga mengalami perubahan volum jika mengalami perubahan suhu. Pengukuran
yang sangat teliti juga menunjukkan bahwa perubahan volum sebanding dengan volum mula-
mula dikali perubahan suhu. Secara matematika dapat ditulis :
ΔV=γV0ΔT
dengan
ΔV : perubahan volum
V0 : volum mula-mula pada saat T0
ΔT : perubahan suhu, ΔT=T–T0 (oC)
T0 : suhu awal (oC)
T : suhu akhir (oC).
γ : konstanta yang bergantung pada jenis material. Konstanta ini diamakan koefisien muai
volum. Satuannya adalah (oC-1).
Bab 4
Kalor jenis, Kalorimeter, Perpindahan Kalor
Kalor adalah Energi yang berpindah dari zat yang tempratur lebih tinggi ke zat lain yang
tempratur nya lebih rendah, dan bukan berbentuk zat yang berpindah. Pada energi Mekanik
dikenal satuan joule, maka dalam energi kalor dikenal satuan kalori.
1 kalori = 4,186 joule = 4,2 j
1 joule = 0,24 kalori
Energi kalor disimbol dengan Q
RUMUS KALOR :
- Rumus perpindahan kalor
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat benda tertentu (J)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
b. Tekanan (P)
Tekanan didefenisikan sebagai gaya tiap satuan luas yang satuannya pascal
c. Volume (V)
Volume adalah kuantitas ( ukuran ) isi dari sistem yang kita pilih ada 2 jenis volume yang
dikenal yaitu volume ( V ) dan volume spesifik ( v ), hubungan antar kedua nya adalah :
𝑉
v=
𝑚
Volume spesifik biasanya digunakan untuk keperluan dimana faktor massa tidak
perhatikan .
d. Temperatur (T)
Adalah ukuran derajat panas atau dingin nya sistem. Satuan yang biasa digunakan
adalah celcius atau kelvin, hubungan keduanya diperoleh.
T = Tc + 273
Bab 6 dan 7
Hukum Coulomb dan Medan Listrik
Hukum Coulomb
Misal kan terdapat dua buah muatan titik q dan q1 berjarak r dalam ruang vakum. Jika q
dan q1 sama tandanya, maka kedua muatan akan saling tolak menolak. Jika berlawanan tanda
saling tarik menarik. Gaya yang diderita salah satu muatan akibat muatan lain digambarkan
oleh gaya Coulomb dan diberikan oleh Hukum Coulomb.
𝑞𝑞1
F=k → 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑣𝑎𝑘𝑢𝑚
𝑟2
Pada sistem SI, jarak diukur dalam meter, gaya dalam Newton. Satuan untuk muatan Listrik q
adalah coulomb (C) konstanta k pada hukum coulomb mempunyai nilai :
k = 8,988 x 109 N.m2 / C2
Dalam pelajaran listrik kita hanya menggunakan satu sistem satuan. Saja , yaitu SI (sistem mks).
a. Muatan Dikuantisasi
Besarnya muatan terkecil yang pernah ditemukan dinyatakan dalam e ( disebut muatan
kuantum ), dimana e = 1,60218x 10-9 C.
b. Kekekalan Muatan
Jumlah secara aljabar dari muatan-muatan didunia ini adalah konstan. Bila sebuah
partikel dengan muatan +e terbentuk, maka pada saat bersamaan terbentuk pula muatan
–e. Bila sebuah partikel dengan muatan +e menghilang, maka sebuah partikel dengan
muatan –e juga menghilang, maka muatan didunia ini tetap konstan.
Medan Listrik
Dalam suatu ruang terdapat medan listrik, jika muatan uji diletakkan didalam nya akan
mengalami gaya listrik. Arah medan listrik disuatu tempat adalah sama dengan arah yang
dialami muatan uji positif ditempat tersebut.
Garis medan listrik timbul (keluar) dari muatan positif (karena muatan positif menolak muatan
uji positif) dan menuju ke muatan negatif (karena muatan negatif menarik muatan uji positif).
a. Intensitas ( kuat ) Medan Listrik ( E )
Kuat medan listrik disuatu tempat adalah sama dengan gaya yang diderita satuan
muatan uji positif yang diletakkan ditempat itu. Karena Intensitas medan sebenarnya
adalah gaya ( persatuan muatan ), maka ia berupa vektor. Satuan E adalah N/C atau
V/m. Jika muatan q diletakkan pada titik dimana medan listrik ( disebabkan muatan lain )
adalah E, muatan itu akan mengalami gaya F sebesar :
F = q.E
Bila q negatif, arah F akan berlawanan dengan arah
Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah dua buah konduktor yang dipisahkan suatu isolator
atau zat dielektrika. Kapasitansi suatu kapasitor di defenisikan sebagai :
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟
Kapasitansi C = 𝑏𝑒𝑠𝑟 𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑉 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟
Kalau q dinyatakan dalam coulomb dan V dalam Volt, maka satuan C (kapasitansi )
adalah farad (F)
a. Kapasitor pelat ( keping ) paralel ini terdiri dari dua keping logam terpasang sejajar
pada jarak pisah d meter yang jauh lebih kecil dari luas keping A,m2.
b. Kapasitor dalam paralel dan seri
Pada rangkaian paralel kepasitansi harus dijumlahkan, sedang pada rangkaian seri
kebalikan kapasitansi yang harus dijumlahkan.
Jika mengangkat sebuah benda melawan gaya gravitasi bumi, itu berarti kita
melakukan usaha pada benda, dan sebagai akibatnya energi potensial gravitasi
benda bertambah.
Konsep energi juga berguna dalam listrik. Gaya listrik F yang dikerjakan pada suatu
muatan Uji positif q’ oleh suatu muatan negatif adalah mengarah ke muatan
negatif. Vektor kuat medan listrik E= F/q’, juga mengarah ke muatan negatif.
Untuk menggerakkan muatan uji menjauhi muatan negatif, kita harus melakukan
usaha pada muatan uji. Sebagai akibatnya energi potensial listrik muatan uji
bertambah.
Konsep energi potensial listrik, mirip dengan konsep energi potensial garavitasi.
Untuk itu kita akan menurunkan rumus Energi Potensial Listrik sebagai berikut :
Potensial Listrik
Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan penguji , rumus
potensial listrik sebagai berikut : V = Ep /q’ atau seperti pada gambar berikut :
Potensial listrik di titik P dirumuskan :
V = k Q/r
V = Potensial Listrik (Volt)
k = Konstanta Listrik = 9.109 NC-2 m2
Q = Muatan sumber (Coulomb)
r = jarak dari muatan sampai titik P
Bab 9
Arus, Hambatan dan Hukum Ohm
Arus (I)
Arus dikatakan ada dalam sesuatu ruang apabila dalam ruang itu terjadi perpindahan muatan
listrik dari titik yang satu ke titik yang lain. Misal kan muatan itu mengalir dalam kawat. Jika
mauatan sebesar q dipindahkan melalui luas penampang kawat dalam waktu t, maka arus
dalam kawat adalah :
𝑞 (𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ)
I (arus) =
𝑡 (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ)
b. Hukum Ohm
Defenisi hambatan yaitu V = IR, sering hubungan ini dinamakan hukum ohm. Hubungan
V = IR dapat diterapkan pada resistor apa saja, dimana V adalah beda potensial antara
kedua ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir didalam nya, sedangkan R
adalah hambatan ( atau resistan ) resistor tersebut.
b. Daya Listrik
Daya listrik (watt) yang dihasilkan sumber energi dalam membawa muatan q (coulomb)
melintasi potensial yang naik V (volt) dalam waktu t (sekon) adalah :
𝑉𝑞
Daya yang diberikan = 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡
d. Kalor yang Timbul kalor yang timbul setiap detik dalam sebuah hambatan adalah sama
dengan daya hilang dalam hambatan itu.
Kalor yang timbul ( satuan joule ) perdetik = 0,239 VI = 0,239 I2 R
1 1 1 1
𝑅𝑒𝑘 = + + + ….. (hubungan paralel)
𝑅 𝑅 𝑅
1 2 3
Rek selalu lebih kecil dari pada nilai hambatan yang terkecil. Menambah hambatan secara
paralel berarti memperkecil .
PENERANGAN DAN FOTOMETRI
I. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya suatu sumber cahaya adalah ukuran intensitas ( kekuatan )
sumber menurut mata kita, karena mata kurang peka terhadap cahaya biru dari
pada terhadap cahaya hijau, misalnya, maka sumber cahaya biru harus
mengeluarkan daya ( watt ) yang lebih besar dari pada sumber cahaya hijau, kalau
kedua sumber diinginkan memiliki intensitas cahaya I yang sama. Nilai I suatu
sumber dapat bergantung pada sudut pandang. Satuan yang dulu terpakai untuk I
ialah satuan lilin atau daya lilin
1 lilin = 1 daya lilin = 0,981 cd
fluks yang jatuh pada satuan luas dari suatu bidang disebut illuminansi E,
dimana E = F/A.
c. Intensitas Penerangan atau illuminansi oleh sumber titik isotropik.
Fluks cahaya yang keluar dari sumber titik isotropik tidak tergantung pada
arah pandang, dan menembus permukaan bola yang berpusat pada sumber titik
itu, secara tegak lurus. Intensitas penerangan pada setiap titik permukaan bola
itu adalah :
E=
d. Azas Fortometri
Misalkan dua sumber titik dan yang berjarak dan dari layer
menghantarkan fluks pada suatu layar secara tegak lurus (atau pada sudut yang
sama ). Kalau jarak dan adalah sedemikian rupa sehingga kuat
penerangan kedua sumber pada layar adalah sama, jadi = , maka
II. Fotometri
Fotometri adalah ilmu tentang pengukuran energi dari cahaya. Hal ini berbeda
dari Radiometry, yang merupakan ilmu tentang pengukuran energi radiasi (termasuk
cahaya). Fotometri adalah bagian dari optik yang mempelajari mengenai kuat cahaya
(intensity) dan derajat penerangan (brightness).
III. Penerangan
Penerangan yg baik adalah penerangan yg memungkinkan tenaga kerja dpt melihat
obyek dgn baik, jelas dan tanpa upaya-upaya yg dipaksakan kesesuaian dgn jenis
pekerjaan. Penerangan yg cukup dan diatur secara baik jg akan membantu
menciptakan lingkungan kerja yg nyaman dan menyenangkan kegairahan kerja.
Armstrong (1992): Intensitas penerangan yg kurang dapat menyebabkan: Gangguan
visibilitas dan eyestrain. Intensitas penerangan yg berlebihan jg dpt menyebabkan :
Glare; reflections; exessive shadows; eyestrain.
LENSA TIPIS DAN ALAT ALAT OPTIK
I. Lensa Tipis
a. Jenis Lensa
lensa yang konvergen atau positif, bagian tengahnya lebih tebal dari pada
bagian pinggirnya, dan berkas sinar sejajar akan di konvergensi kan pada titik
fokus yang nyata Lensa. Divergen atau negatif, bagian tengahnya lebih tipis dari
pada bagian pinggiran nya dan berkas cahaya sejajar yang berasal dari titik fokus
maya akan dibias menjadi berkas yang divergen.
Perbesaran linier =
c. Kuat Lensa
Kuat Lensa dinyatakan dengan diopteri (m-1 ) adalah 1/f, dengan f adalah
jarak fokus lensa yang dinyatakan dalam meter.
d. Susunan Lensa
Bila dua lensa tipis dengan jarak fokus dan saling bersentuhan
hingga merupakan suatu sunan lensa, maka jarak fokus susunan lensa f adalah
Jika bayangan yang dibentuk lensa pertama dibelakang lensa kedua, maka
bayangan itu harus dihitung sebagai objek maya untuk lensa kedua, dengan jarak
objeknya yang negatif.
b. Mata
Mata merupakan organ tubuh yang sangat penting yang berfungsi untuk
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa mata yang
menghasilkan bayangan objek yang kemudian ditangkap oleh retina mata.
Bayangan objek yang ditangkap retina tersebut kemudian dikirimkan ke otak
melalui saraf optik untuk kemudian diolah menjadi gambar yang mampu kita
lihat secara nyata. Mata hampir berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2,5 cm
dan dibungkus cangkang (sclera) berwarna putih yang keras sebagai pelindung.
c. Kacamata
Kacamata merupakan alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
pada orang yang memiliki cacat mata, baik itu rabun jauh, rabun dekat, ataupun
mata silindris. Kacamata terdiri dari lensa cembung atau cekung (tergantung
jenis cacat matanya), frame atau kerangka yang menyangga lensa. Jauh dekatnya
bayangan terhadap lensa (kaca mata) yang digunakan tergantung pada letak
objek, jarak fokus lensa, dan kekuatan atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa
dirumuskan dengan:
P=1/f
Keterangan:
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)
f = jarak fokus lensa (meter)
d. Lup
Lup atau kaca pembesar hanya terdiri dari satu lensa positif dan berfungsi
untuk memperbesar ukuran bayangan yang terbentuk di retina. Lup sebenarnya
merupakan lensa cembung yang diletakkan antara mata dengan benda yang
akan diamati. Lup banyak digunakan oleh tukang arloji untuk melihat
komponenkomponen arloji yang berukuran kecil.
e. Periskop
Periskop adalah teropong pada kapal selam yang digunakan untuk
mengamati benda-benda di permukaan laut. Periskop terdiri atas 2 lensa
cembung dan 2 prisma siku-siku sama kaki.
PANTULAN CAHAYA DAN BIASAN CAHAYA
I. Pantulan Cahaya
Sinar
masuk
Sudut
Sudut pantul
masuk
Sinar
pantul
Cermin
Hukum pantulan :
1. Sudut masuk ialah sudut antara sinar masuk dan garis normal pada
permukaan yang memantul.
2. Sudut pantul adalah sudut antara sinar pantul dan garis normal pada permukaan.
a. Cermin Datar
Cermin datar dapat membentuk bayangan tegak , sama besar dengan objek, jarak
bayangan dari cermin sama dengan jarak objek dari cermin. Bayangan ini maya, artinya
bayangan tidak dapat ditangkap pada layar, karena cahaya tidak berkonvergensi pada
posisi bayangan.
b. Cermin Bola
Cermin cekung dapat membentuk bayangan nyata dan terbalik objek yang objeknya
lebih besar dari fokus utama. Jika objek terletak antara cermin dan titik fokus utama,
bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak dan diperbesar.
Cermin cembung selalu membentuk bayangan maya tegak dan perkecil dari objek
yang terletak di depannya .
c. Persamaan Cermin
Persamaan cermin berlaku untuk cermin cekung maupun cermin cembung.
Perbesaran linear =