Anda di halaman 1dari 13

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Core Issue

2.1.1 Issue

1. Kurang patuhnya pasien dan pendamping dalam penggunaan masker


2. Kurang patuhnya pasien hipertensi dalam mengontrol tekanan darah
3. Kurangnya pemahaman pasien dan pendamping pasien tentang pembuangan
sampah medis dan non medis

Dengan mencermati isu-isu diatas, diperoleh isu aktual yang menjadi area
permasalahan dan perlu dilakukan analisis dengan metode USG (Urgency,
Seriousness , dan Growth), sebagaimana berikut :

2.1.2 Analisa Isu Aktual dengan USG

Dalam menetapkan isu dari kelima permasalahan pokok diatas, maka

selanjutnya penulis melakukan analisa untuk menetapkan permasalahan yang

pokok yang menjadi isu prioritas dengan menggunakan analisa USG.Analisa USG

(Urgency, Seriousness, dan Growth) adalah suatu alat yang digunakan untuk

menyusun urutan mengenai prioritas isu yang harus diselesaikan dengan cara

menentukan skala menggunakan Skala Likert yang dinilai dari 1-5 dan isu yang

nantinya memiliki total skor tertinggi akan menjadi isuprioritas.

a. Urgency

Ditinjau dengan memandang seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas


dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut

untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu.

b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang

timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau

akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak

dipecahkan.

c. Growth

Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang

dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau

dibiarkan.

Tabel 2.1 Analisa Urgency, Seriousness,dan Growth terkait isu terpilih

No Isu Urgent Seriously Growth Total


.
Kurang patuhnya pasien dan
1. 4 5 5 14
Pendamping dalam penggunaan masker

Kurang patuhnya pasien hipertensi


2. 4 5 4 13
dalam mengontrol tekanan darah

Kurangnya pemahaman pasien dan


3. 3 4 4 11
pendamping tentang pembuangan
sampah medis dan non medis

11
Tabel 2.2 Keterangan Skala Likert USG

Mendesak Serius Pertumbuhan

5 = Sangat mendesak 5 = Sangat Serius 5 = Sangat Cepat


4 = Mendesak 4 = Serius 4 = Cepat
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Serius 3 = Cukup Cepat
2 = Kurang Mendesak 2 = Kurang Serius 2 = Kurang Cepat
1 = Tidak Mendesak 1 = Tidak Serius 1 = Tidak Cepat

Dari hasil identifikasi isu dengan USG didapatkan bahwa kurang

patuhnya pasien dan pendamping dalam penggunaan masker di Puskesmas

Batee merupakan masalah utama. Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh

judul rancangan aktualisasi yaitu “Upaya Peningkatan Kepatuhan Pasien

dan pendamping dalam Penggunaan Masker di Puskesmas Batee”.

2.1.3 Analisis Dampak

Isu yang diangkat adalah kurang patuhnya pasien dan pendamping dalam
menggunakan masker untuk mencegah penularan infeksi. Coronavirus
Disease 2019 yang kemudian disingkat COVID-19 merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru yang berasal dari
family yang sama dengan SARS dan MERS namun memiliki virulensi yang
lebih tinggi. Proses penularan yang cepat membuat WHO menetapkan
COVID-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (KKMMD). Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet (percikan)
dari saluran pernapasan dan melalui prosedur yang menghasilkan aerosol
(airborne). Penularan droplet terjadi saat seseorang berada dalam kontak erat
(dalam jarak 1 meter) dengan orang yang terinfeksi dan terjadi pajanan
droplet saluran pernapasan yang kemungkinan terinfeksi, misalnya melalui
batuk, bersin, atau kontak sangat erat dengan orang tersebut sehingga agen
infeksi masuk melalui titik-titik seperti mulut, hidung, atau konjungtiva mata.

12
Dalam situasi dan di tempat di mana dilaksanakan prosedur yang
menghasilkan aerosol, penyebaran airborne (melalui udara) virus COVID-19
dapat terjadi. Bukti saat ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
penularan COVID-19 terjadi dari orang simptomatik/bergejala kepada orang
lain melalui kontak erat, saat tidak mengenakan Alat Pelindung Diri (APD)
yang tepat. Pada pasien simptomatik/bergejala, RNA virus dapat terdeteksi
pada sampel beberapa minggu setelah munculnya penyakit, tetapi pada
pasien ringan, virus yang hidup tidak ditemukan setelah hari ke-8 sejak
munculnya gejala. Tingkat menularnya (transmissibility) virus ini bergantung
pada jumlah virus hidup yang diluruhkan oleh seseorang, terlepas dari apakah
orang tersebut batuk dan mengeluarkan droplet atau tidak, jenis kontak yang
terjadi dengan orang lain, dan langkah-langkah Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) yang dijalankan. Ada kemungkinan penularan
terjadi dari orang yang terinfeksi dan meluruhkan virus tetapi belum
mengalami gejala, penularan ini disebut penularan prasimtomatik. Masa
inkubasi COVID-19, yaitu waktu antara pajanan pada virus dan munculnya
gejala, rata-rata 5-6 hari, tetapi bisa sampai 14 hari. Selain itu, data
menunjukkan bahwa beberapa orang dapat menunjukkan hasil tes positif
COVID-19 melalui tes polymerase chain reaction (PCR) 1-3 hari sebelum
menunjukkan gejala. Penularan prasimtomatik didefinisikan sebagai
transmisi virus COVID-19 dari seseorang yang terinfeksi dan meluruhkan
virus tetapi belum mengalami gejala. Orang yang terlihat gejalanya memiliki
beban virus (VL) lebih tinggi tepat pada saat atau sebelum hari munculnya
gejala dibandingkan waktu-waktu berikutnya selama terinfeksi. Baru-baru ini
sebuah kajian sistematis menemukan bahwa proporsi kasus asimtomatik
berkisar dari 6% hingga 41% . Di antara penelitian-penelitian yang sudah
diterbitkan, sebagian mendeskripsikan kejadian penularan dari orang yang
tidak mengalami gejala. Misalnya, di antara orang-orang terinfeksi tetapi
asimtomatik yang diteliti di Tiongkok, bukti menunjukkan bahwa 9 orang
(14%) menulari orang lain. Oleh karena itu WHO merekomendasikan
mengenakan masker, mengisolasi diri, dan mencari pertolongan medis begitu

13
merasa tidak sehat dan mengalami gejala yang kemungkinan gejala COVID-
19 meskipun sifatnya ringan, ikuti instruksi cara pemakaian, pelepasan, dan
pembuangan masker medis dan bersihkan tangan dan ikuti semua langkah
tambahan, terutama menjalankan etiket bersin dan batuk.
Isu ini berkaitan dengan pelayanan publik, whole of government
(WoG) dan manajemen ASN. Kurang patuhnya pasien dan pendamping
tersebut membutuhkan kolaborasi dan kerja sama antar sektor di Puskesmas
baik dari sektor pendidikan maupun pelayanan untuk menunjang visi dan misi
Puskesmas Batee. Peran sektor pendidikan adalah memberikan komunikasi,
informasi, dan edukasi pasien terkait pentingnya penggunaan masker. Peran
sektor pelayanan adalah memberikan pelayanan secara paripurna kepada
pasien melalui upaya promotif, preventif dan kuratif. Jika pasien dan
pendamping Puskesmas Batee patuh menggunakan masker, maka pasien dan
pendamping dapat mengedukasi keluarga dan orang terdekatnya, kemudian
mengedukasi kelompo masyarakat di tempat tinggalnya. Pada akhirnya
angka kasus konfirmasi positif COVID-19 berkurang seiiring dengan
kepatuhan masyartakat tersebut. Dengan kolaborasi dan Kerjasama yang kuat
antara bidang Pendidikan dan bidang pelayanan akan tercipta pengelolaan
sumber daya masusia yang professional, memiliki nilai dasar dan memiliki
etika profesi.
Jika isu tersebut tidak segera diselesaikan maka akan memberikan
dampak sebagai berikut:
1. Meningkatnya kemungkinan resiko pajanan penyakit terutama infeksi
COVID-19 dari orang yang terinfeksi sebelum mengalami gejala
2. Meningkatnya kemungkinan stigmatisasi orang-orang yang mengenakan
masker untuk mencegah infeksi kepada orang lain (pengendalian sumber)
atau orang yang merawat pasien COVID-19 di tempat nonklinis
3. Membuat masyarakat menjadi acuh dalam menghentikan penyebaran virus
4. Berkurangnya kepatuhan pasien dalam melaksanakan protokol kesehatan,
yaitu menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker
5. Meningkatnya resiko kontaminasi diri akibat menyentuh dan

14
menggerakkan masker serta menyentuh mata dengan tangan yang
terkontaminasi.
6. Meningkatnya resiko kontaminasi diri jika masker nonmedis tidak diganti
saat basah atau kotor.
7. Isu-isu pengelolaan limbah, pembuangan masker yang tidak tepat dapat
menimbulkan peningkatan jumlah sampah di tempat umum, resiko
kontaminasi pada petugas pembersih jalan, dan bahaya bagi lingkungan.

15
2.2 Rancangan Aktualisasi
Tabel 2.3 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Terhadap Visi dan
Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Konsultasi 1.1 Diskusi dengan 1. Kepala puskesmas Dalam melakukan konsultasi Terjalinnya Kegiatan koordinasi
dengan kepala kepala puskesmas mengetahui kegiatan dengan kepala puskesmas, saya komunikasi yang baik dengan kepala
puskesmas 1.2Menyampaikan yang akan dilakukan mendengarkan dengan cermat antara Kepala puskesmas untuk
tentang rencana kegiatan 2. Mendapatkan arahan dari pimpinan (Etika Puskesmas dengan mendiskusikan
kegiatan 1.3 Mendengarkan masukan, saran, Publik) dokter, sehingga tentang rencana
aktualisasi arahan yang dan persetujuan Saya menyampaikan rencana tercapainya visi kegiatan akan
diberikan kepala mengenai kegiatan kepada kepala puskesmas yaitu menghasilkan nilai-
puskesmas kegiatan yang puskesmas secara singkat, padat pelayanan yang nilai organisasi
1.4 Mencatat semua akan dilakukan dan jelas (Akuntabilitas) terbaik untuk berupa kerja sama
pengarahan yang 3. Lembar Saya menghargai dan masyarakat melalui dan profesional
diberikan pimpinan persetujuan menghormati saran yang konsultasi dengan
1.5 Meminta dukungan tertulis untuk diberikan oleh kepala atasan, saya
pimpinan melaksanakan puskesmas (Nasionalisme) mendukung
kegiatan mewujudkan misi
aktualisasi Puskesmas Batee
dari atasan yaitu:
4. Foto/video Meningkatkan kinerja
staf Puskesmas dalam

16
memberikan
pelayanan kesehatan
pada masyarakat

2. Melakukan 2.1 Melakukan 1. Ketua tim Saya menyampaikan ide dengan Tercapainya misi Kegiatan koordinasi
diskusi danPenyampaian ide kepada Promkes jelas (Akuntabilitas) puskesmas yaitu dengan tim program
koordinasi ketua tim Promkes mengetahui Saya beserta tim promkes dan PPI Meningkatkan kinerja untuk
dengan ketua 2.2 Melakukan kegiatan yang bekerja sama dengan baik guna staf Puskesmas dalam mendiskusikan
Tim Promkes kerjasama dengan ketua akan dilakukan menghasilkan ide yang cemerlang memberikan tentang rencana
tim Promkes 2. Ketua tim demi kepentingan bersama pelayanan kesehatan kegiatan akan
Promkes ikut (Nasionalisme) pada masyarakat menghasilkan nilai-
berpartisipasi Tim pemegang program nilai organisasi
untuk memberikan ide yang inovatif berupa kerja sama
menjalankan untuk kegiatan sosialisasi dan profesional
kegiatan ini (komitmen mutu)
3. Ketua tim
Promkes
mengkoordinir
anggotanya untuk
ikut berpartisipasi
dalam kegiatan ini
4. Lembar notulen
pertemuan dengan
Pemegang Program
5. Dokumentasi
berupa foto/video
3. Mempersiapkan 3.1 Menentukan 1. Adanya jadwal Saya bekerja keras mencari Terwujudnya Kegiatan

17
bahan untuk jadwal untuk sosialisasi beberapa referensi yang akan pelaksanaan visi & mempersiapkan
sosialisasi melakukan 2. Banner dan poster digunakan untuk bahan sosialisasi misi puskesmas dalam banner dan poster
sosialisasi 3. Absen peserta (anti korupsi) dan menyiapkan memantapkan dengan sungguh-
3.2 Mengumpulkan sosialisasi desain yang menarik dan inovatif manajemen pelayanan sungguh dan
sumber bacaan 4. Foto/video (komitmen mutu) puskesmas yang menarik untuk
terkait yang akan Dalam menyiapkan banner dan bermutu dan mandiri disosialisasikan
di sosialisasikan poster saya menggunakan kata kepada pasien akan
3.3 Mempersiapkan yang mudah dipahami dan menumbuhkan
dan mendesain diselingi dengan gambar sehingga nilai-nilai organisasi
serta mencetak banner yang dihasilkan efektif berupa integritas,
banner dan (komitmen mutu) kreativitas, dan
poster inovatif
3.4 Membuat
absensi untuk
sosialisasi
pasien dan
pendamping
pasien
4. Melaksanakan 4.1 menempatkan media 1. Pasien dan Saat memulai sosialisasi saya Terwujudnya misi Kegiatan dengan
sosialisasi banner dan poster di pendamping pasien memulai dengan mengucapkan puskesmas yaitu memberi penjelasan
kepada pasien ruang tunggu poli memahami manfaat salam dan memulai sosialisasi Meningkatkan tentang manfaat
dan Puskesmas Batee menggunakan sesuai waktu yang telah Kesadaran menggunakan
pendamping 4.2Melakukan masker, dan cara dijadwalkan (Nasionalisme) Masyarakat Untuk masker akan
tentang sosialisasi tentang menggunakan masker Saya menyampaikan materi Peduli Derajat Hidup menghasilkan nilai-
penggunaan manfaat yang baik dan benar sosialisasi dengan singkat, padat Sehat nilai organisasi
masker di menggunakan 2. Foto/video dan jelas agar mudah dipahami yang profesinoal
Puskesmas masker oleh pasien (Akuntabilitas) dan integritas
Batee 4.3 Memberikan absensi

18
kepada pasien dan
pendamping pasien
yang mengikuti
sosialisasi

5. Membagikan 5.1 Melakukan 1. Ketua tim farmasi Saya bekerjasama dengan Mendorong Kegiatan koordinasi
masker kepada Penyampaian ide dan BMHP tim farmasi dan BMHP kemandirian dan dengan tim program
pasien dan kepada ketua tim mengetahui kegiatan dalam pengadaan masker hidup sehat bagi untuk
pendamping farmasi dan BMHP yang akan dilakukan (Nasionalisme) dan keluarga dan mendiskusikan
5.2 Melakukan 2. Ketua tim farmasi bertanggung jawab dalam masyarakat tentang rencana
kerjasama dengan dan BMHP ikut pengadaan masker (Anti kegiatan akan
ketua tim farmasi berpartisipasi untuk Korupsi) menghasilkan nilai-
dan BMHP menjalankan Masker diberikan secara adil nilai organisasi
kegiatan ini dan merata kepada pasien berupa kerja sama
3. Ketua tim farmasi dan pendamping pasien dan profesional
dan BMHP yang tidak menggunakan
melakukan serah masker dan memastikan
terima masker masker dipakai dengan
4. Membagikan baik dan benar
masker kepada pasien (Nasionalisme, Integritas)
dan pendamping
pasien yang tidak
menggunakan masker
5. Foto/video

6. Melakukan 6.1 Mengevaluasi 1. Foto/video Saya rutin melakukan Dengan selalu Kegiatan evaluasi
evaluasi kepatuhan pasien pengecekan terhadap pasien yang memonitoring atau kepada pasien yang

19
kegiatan dalam waktu menggunakan masker mengevaluasi pasien, dilakukan setiap
rancangan perminggu (Akuntabilitas) maka akan seminggu sekali
aktualisasi Pasien sadar akan pentingnya terwujudnya visi akan menghasilkan
menggunakan masker sehingga puskesmas berupa nilai-nilai organisasi
tidak perlu diingatkan lagi (Anti terlaksananya berupa profesional,
Korupsi) pelayanan kesehatan integritas, peduli,
yang bermutu dan dan kerja sama
prima

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai