Anda di halaman 1dari 13

KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE

DI KECAMATAN BELITANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

FINANCIAL FEASIBILTY OF CATFISH FARMING


IN BELITANG DISTRICT OGAN KOMERING ULU TIMUR REGENCY

VERICO MEITRI KASWARA*, BAYU NUSWANTARA


Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Jawa Tengah-Indonesia
*E-mail: 522017006@student.uksw.edu

ABSTRAK
Usaha budidaya ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya air tawar yang memiliki
potensi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan di Kecamatan Belitang, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur. Hal ini dikarenakan ikan lele memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan komoditas perikanan lainnya, yaitu ikan lele memiliki pertumbuhan yang cepat, tidak
memerlukan lahan yang luas untuk budidaya, dan relatif mudah pemeliharaannya. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha budidaya ikan lele. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah metode survei. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja yaitu di Kecamatan
Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Penelitian dilakukan dengan wawancara masing-
masing 30 petani responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Penelitian ini
menggunakan analisis kelayakan finansial dengan kriteria, yaitu: Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR),Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Payback
Period (PP) dan Analisis Sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan nilai NPV sebesar Rp. 85.577.058,-
, nilai IRR sebesar 54,4% nilai Net B/C sebesar 2,45, nilai Gross B/C sebesar 1,21 dan PP sebesar 7 atau
sekitar 7 bulan (kurang dari 5 tahun). Berdasarkan analisis tersebut usaha budidaya ikan lele layak untuk
diusahakan secara finansial. Sementara analisis sensitivitas usaha budidaya ikan lele tetap layak
dijalankan terhadap penurunan harga jual sebesar 10% dan kenaikan harga pakan sebesar 10%. Usaha
budidaya ikan lele sangat sensitif atau tidak layak dijalankan terhadap perubahan penurunan produksi
sebesar 20%.

Kata Kunci: usaha budidaya ikan lele, kelayakan finansial, kecamatan Belitang

ABSTRACT
Catfish farming is one of the freshwater aquaculture commodities that has sufficient potential to be
developed in Belitang District, Ogan Komering Ulu Timur Regency. This is because catfish has several
advantages compared to other fishery commodities, namely, catfish has fast growth, does not require
large land for cultivation, and is relatively easy to maintain.This study aims to prioritize the catfish
farming business. The method used in this research is a survey method. The research location was
chosen intentionally, namely in Belitang District, Ogan Komering Ulu Timur Regency. The research
was conducted by interviewing each of 30 respondent farmers who were selected through the purposive
sampling technique. This study uses financial analysis with criteria, namely: Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C),
Payback Period ( PP), and Sensitivity Analysis. The results showed the NPV value of Rp. 85,577,058,-,
the IRR value of 54.4%, the Net B/C value of 2.45, the Gross B/C value of 1.21, and the PP of 7 or about
7 months (less than 5 years). Based on the business analysis, catfish farming is financially feasible.
Meanwhile, the sensitivity analysis of the catfish farming business is still feasible to carry out with a
10% decrease in selling price and a 10% increase in feed prices. The catfish farming business is very
sensitive or not feasible to run to changes in production decline by 20%.

Kewords: catfish farming business, financial feasibility, Belitang sub-district

48
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

PENDAHULUAN dan perairan umum ataupun sawah.


Perikanan adalah salah satu sub Budidaya perikanan air tawar dibagi
sektor pertanian yang berkontribusi menjadi tiga yaitu: budidaya perikanan di
terhadap pendapatan Indonesia. Sektor rawa, waduk, danau dan sungai, budidaya
perikanan merupakan bagian dari perikanan kolam sawah, serta budidaya
perkembangan ilmu pertanian. Dewasa ini perikanan air tetap. Beberapa jenis ikan
sektor perikanan ini memiliki peranan yang banyak dibudidayakan air tawar antara
penting yaitu sebagai salah satu sektor lain: ikan mas, ikan gurami, ikan nila, ikan
penggerak perekonomian masyarakat di mujair, dan ikan lele (Kementrian
daerah pedesaan yang masyarakatnya Perikanan dan Kelautan, 2013)
masih mengandalkan sektor pertanian
Kabupaten Ogan Komering Ulu
sebagai sumber utama mata pencaharian.
Timur merupakan salah satu daerah
Sektor perikanan di Indonesia memiliki
lumbung pangan perikanan di Provinsi
potensi yang sangat besar untuk
Sumatera Selatan, yang terus melakukan
dikembangkan. Potensi sumberdaya
upaya dalam rangka meningkatka produksi
perikanan baik perikanan tangkap,
dan produktivitas pertanian guna
budidaya laut, perairan umum dan lainnya,
mewujudkan ketahanan pangan Nasional.
hal ini didukung oleh wilayah geografis
Masyarakat di Kabupaten Ogan Komering
Indonesia yang sebagian besar merupakan
Ulu Timur ini telah lama membudidayakan
perairan (Nurlia, 2009).
berbagai macam ikan air tawar yang
Sektor perikanan dibagi menjadi tiga dibudidayakan baik di kolam tetap
yaitu perikanan budidaya air tawar, maupun kolam tidak tetap (sawah).
perikanan budidaya air payau, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
perikanan air laut. Budidaya perikanan air selalu mengoptimalkan pertanian di sektor
laut merupakan budidaya perikanan yang perikanan. Jenis ikan yang dibudidayakan
diusahakan di wilayah perairan laut lepas. antara lain ikan patin, ikan nila, ikan mas,
Budidaya perikanan air payau merupakan ikan bawal dan ikan lele (Setiawan et al.,
kegiatan perikanan yang diusahakan dalam 2017).
bentuk tambak di muara sungai ataupun
Menurut Dinas Perikanan dan
daerah yang dekat dengan air laut. Budidaya
Peternakan Kabupataen Ogan Komering
perikanan air tawar merupakan kegiatan
Ulu Timur (2019), jumlah produksi ikan
perikanan yang dapat diusahakan di kolam

49
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

kolam tetap pada tahun 2018 antara lain; itu ikan lele segar ataupun aneka olahan
ikan patin sebesar 32.445,28 ton dengan ikan lele dari industri olahan sudah mulai
luas lahan 1.028,5 ha, produksi ikan nila banyak dijumpai di restoran, dan
sebesar 3,314,53 ton dengan luas lahan supermarket.
350,3 ha, produksi ikan mas sebesar 732,39
Salah satu daerah di Kabupaten Ogan
ton dengan luas lahan 80,0 ha, produksi
Komering Ulu Timur yang memiliki
ikan bawal sebesar 1,008,18 ton yang
potensi perikanan khususnya ikan lele yang
dengan luas lahan 75,0 ha, produksi ikan
cukup baik adalah Kecamatan Belitang.
gurame sebesar 465,55 ton dengan luas
Daerah ini telah lama dikenal sebagai
lahan15,0 ha, dan untuk produksi ikan lele
tempat sentra pembenihan dan pembesaran
sebesar 6,378,65 ton dengan luas lahan
perikanan di Kabupaten Ogan Komering
206,6 ha. Total keseluruhan produksi
Ulu Timur. Hal ini didukung dengan
perikanan yang berada dikolam tetap
banyaknya pembudidaya ikan lele di
sebesar 44.344,48 ton dengan luas lahan
wilayah ini. Produksi ikan lele di
1,755,4 ha. Kabupaten Ogan Komering Ulu
Kecamatan Belitang mempunyai potensi
Timur perikanan yang paling banyak
ikan yang cukup baik. Kecamatan Belitang
dibudidayakan oleh petani adalah ikan patin
termasuk dua besar produksi ikan lele
dan ikan lele.
terbanyak setelah Kecamatan Buay Madang
Salah satu komoditas agribisnis Timur di Kabupaten Ogan Komering Ulu
perikanan air tawar yang mempunyai Timur. Produksi ikan lele di menurut Dinas
potensi untuk dikembangkan adalah Perikanan dan Peternakan, Ogan Komering
budidaya ikan lele. Hal ini dikarenakan ikan Ulu Timur (2016), Kecamatan Belitang
lele memiliki beberapa keunggulan sebesar 997,50 pada tahun 2015, jumlah
dibandingkan dengan komoditas perikanan produksi terbesar ke dua setelah kecamatan
lainnya, yaitu ikan lele memiliki Buay Madang Timur dengan produksi ikan
pertumbuhan yang cepat, tidak memerlukan lele 1,005,35 ton.
lahan yang luas untuk budidaya, dan relatif
mudah pemeliharaannya. Ikan lele juga Usaha budidaya ikan lele dewasa ini
merupakan ikan air tawar yang banyak tengah marak dan berkembang pesat. Pada
digemari oleh seluruh golongan masyarakat awal melaksanakan kegiatan pengusahaan
Indonesia. Pasar utama ikan lele adalah ikan lele memerlukan biaya investasi yang
warung lesehan dan pecel lele, disamping tidak sedikit, sehingga memerlukan biaya

50
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

yang cukup besar buat mempersiapkan dan adalah untuk menganalisis kelayakan
melakukan kegiatan usaha ini. Kendati finansial usaha di Kecamatan Belitang
tingkat keberhasilannya tinggi karena Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
dalam pengusahaan budidaya ikan lele
METODE PENELITIAN
tergolong ikan air tawar yang cukup mudah
untuk dibudidayakan, namun besarnya Daerah Penelitian
biaya yang akan dikeluarkan tetap harus
diperhitungkan dengan hasil yang hendak Penelitian dilakukan di Kecamatan

diperoleh. Besar kecilnya investasi yang Belitang, Kabupaten Ogan Komering Ulu

dikeluarkan disesuaikan dengan skala usaha Timur, Sumatera Selatan. Pemilihan

yang dilakukan dan tingkat pendapatan Kecamatan Belitang sebagai lokasi

ataupun keuntungan yang diperoleh. penelitian dipilih dengan sengaja

Menghadapi situasi dan kondisi demikian (Purposive). Adapun pertimbangan

usaha ini dapat dikatakan menguntungkan memilih Kecamatan Belitang sebagai

dan bisa terus berkelanjutan, apabila tempat penelitian karena terdapat banyak

mampu memberikan keuntungan yang warga masyarakat pedesaan di wilayah

layak serta dapat memenuhi kewajiban tersebut yang memiliki usaha budidaya ikan

secara finansial usaha. lele.

Kelayakan finansial usaha perlu Jenis dan Metode Penelitian

dilakukan kepada pelaku usaha budidaya


Jenis penelitian ini adalah penelitian
ikan lele yang sudah berjalan atau bagi
deskriptif kuantitatif, Metode deskriptif
pembudidaya yang baru akan memulai
hanyalah memaparkan situasi atau
usaha untuk memberi gambaran seperti apa
peristiwa penelitian, tidak mencari atau
budidaya ikan lele, apakah masih layak atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji
tidak layak kegiatan usaha tersebut untuk
hipotesis atau membuat prediksi. Selain itu
dikembangkan. Berdasarkan latar belakang
penelitian ini menitik beratkan pada
diatas maka dapat dirumuskan
observasi dan suasana alamiah (Jalaluddin
permasalahan penelitian, yaitu
Rakhmat, 2004). Pendekatan metode
bagaimanakah tingkat kelayakan finansial
kuantitatif, merupakan penelitian yang
usaha budidaya ikan lele di Kecamatan
banyak dituntut menguakkan angka, mulai
Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
Timur?. Sedangkan tujuan penelitian ini

51
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

data tersebut, serta penampilan hasilnya. menggunakan pertimbangan tertentu


Penelitian ini menggunakan metode survei (Slamet, 2013). Jumlah sampel yang akan
yaitu suatu cara yang digunakan untuk diteliti adalah sebanyak 30 petani. Jumlah
mendapatkan data dari tempat tertentu yang tersebut diambil dari sekitar 185 RTP
alamiah (bukan buatan). Tetapi peneliti pembudidaya ikan lele yang ada di wilayah
melakukan perlakuan dalam pengumpulan Kecamatan Belitang, berdasarkan data dari
data, misalnya dengan menggunakan pihak UPTD Dinas Peternakan dan
kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu
sebagainya (Sugiyono, 2016). Timur.

Sumber data yang dianalisis dalam Metode Analisis Data


penelitian ini meliputi data primer dan data
Data dalam penelitian ini di analisis
sekunder. Data primer dalam penelitian ini
menggunakan kelayakan finansial sebagai
meliputi biaya produksi budidaya ikan lele
berikut:
meliputi biaya investasi, biaya operasional
usaha, dan penerimaan usaha dari hasil 1) Kriteria Investasi Kelayakan Usaha
produksi budidaya ikan lele. Data sekunder
dalam penelitian ini meliputi data budi daya a) Net Present Value (NPV)

ikan lele yang didapat dari literatur dan data NPV merupakan nilai sekarang

pihak atau instansi terkait. (present value) dari arus pendapatan yang
ditimbulkan oleh investasi pada tingkat
Teknik Pengambilan Sampel bunga tertentu atau dapat dikatakan selisih
antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost)
Teknik yang digunakan dalam
pada yang discount rate tertentu. (Choliq,
pengambilan sampel adalah non probability
Wirasasmita, 1999) Nilai NPV dapat
sampling dengan teknik purposive
dirumuskan sebagai berikut.
sampling. Non probability sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan
𝑛
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 i = Tingkat suku bunga yang berlaku
𝑁𝑃𝑉 = ∑ n = Lamanya period waktu
(1 + 𝑖)𝑡
𝑡=0
Kriteria:
Keterangan: - Jika NPV > 0, maka usaha layak untuk
Bt = Benefit pada tahun ke-t dilaksanakan
Ct = Biaya pada tahun ke-t - Jika NPV < 0, maka usaha tidak layak
t = Period waktu atau tahun ke-t untuk dilaksanakan

52
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

- Jika NPV = 0, maka usaha tidak akan 𝑛 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡


mengakibatkan perusahaan rugi atau 𝐵 ∑𝑡=0 (1 + 𝑖 )𝑡
𝑁𝑒𝑡 =
untung 𝐶 ∑𝑛 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
𝑡=0 (1 + 𝑖 )𝑡
b) Internal Rate of Return (IRR)
Keterangan :
IRR merupakan suatu kriteria
Bt = Benefit pada tahun ke-t
investasi untuk mengetahui persentase Ct = Biaya pada tahun ke-t
t = Period Waktu atau tahun ke-t
keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap
I = Tingkat suku bunga yang berlaku
tahun dan IRR juga merupakan alat ukur n = Lamanya Period waktu
kemampuan proyek dalam mengembalikan Kriteria keputusan:
bunga pinjaman (Choliq, Wirasasmita, - Jika Net B/C > 1 maka usaha layak untuk
dilaksanakan
1999). Nilai IRR dapat dirumuskan sebagai - Jika Net B/C < 1 maka usaha dikatakan
berikut. tidak layak untuk dilaksanakan
- Jika Net B/C = 1 maka usaha dikatakan
berada pada tidak untung dan tidak rugi
NPV₁
IRR = i₁ + (i₂ − i₁) (titik impas)
NPV₁ − NPV₂
d) Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Keterangan:
NPV1 = NPV bernilai positif Gross B/C merupakan perbandingan
NPV2 = NPV bernilai negatif antara jumlah Present Value (PV) arus
i1 = Tingkat suku bunga pembiayaan saat
NPV bernilai Positif benefit dengan jumlah Present Value (PV)
i2 = Tingkat suku bunga pembiayaan saat arus biaya (Choliq, Wirasasmita, 1999).
NPV bernilai negatif
Nilai Gross B/C ini dapat dirumuskan
Kriteria:
sebagai berikut.
- Jika IRR > Suku bunga, maka usaha
layak untuk dilaksanakan
- Jika IRR < Suku bunga, maka usaha 𝛽𝑡
∑𝑛
𝑡=1
tidak layak untuk dilaksanakan (1+𝑖)𝑡
Goss B/C 𝑛 𝑐𝑡
∑𝑡=1
c) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) (1+𝑖)𝑡
Keterangan:
Net B/C merupakan perbandingan Bt = benefit (penerimaan) bersih tahun t
antara jumlah NPV positif dan jumlah NPV Ct = cost (biaya) pada tahun t
i = tingkat bunga
negatif. Net B/C memberikan gambaran n = umur ekonomis usaha
berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari
Kriteria:
cost yang dikeluarkan (Choliq, Wirasasmita - Jika Gross B/C > 1, maka usaha layak
1999). Nilai Net B/C dapat dirumuskan untuk diusahakan
- Jika Gross B/C = 1, maka usaha dalam
sebagai berikut. keadaan titik impas (BEP)

53
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

- Jika Gross B/C < 1,maka usaha tidak pakan sebesar 10%, dan penurunan
layak untuk diusahakan
produksi ikan lele yang diperkirakan akan
e) Payback Period (PP) menurun sebesar 20 %.
PP merupakan jangka waktu tertentu HASIL DAN PEMBAHASAN
yang menunjukkan terjadinya arus Biaya Investasi Usaha Budidaya Ikan
penerimaan (cash inflows) yang secara Lele
kumulatif sama dengan jumlah investasi
Biaya investasi merupakan biaya
dalam bentuk present value. Nilai PP dapat
yang dikeluarkan pada awal kegiatan dan
dirumuskan sebagai berikut.
saat tertentu usaha dilaksanakan untuk
PP = Tp – 1 + (∑𝑛𝑖=1 𝐼𝑖 - ∑𝑛𝑖=1 𝐵𝑖𝑒𝑝 − 1) / 𝐵𝑝 memperoleh manfaat beberapa periode ke
depan. Pada umumnya biaya investasi juga
Keterangan:
PP = Payback Period dapat dikeluarkan pada beberapa tahun
Tp-I = Tahun sebelum terhadap PP
setelah usaha berjalan. Biaya investasi
Ii = jumlah investasi yang telah di-discout
Biep-1 = jumlah benefit yang telah di- tersebut dikeluarkan untuk memenuhi
discount sebelum payback Period
kebutuhan sarana dan prasarana yang
Bp = jumlah benefit pada payback Period
berada dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan

Kriteria: usaha budidaya ikan lele. Berdasarkan hasil


- Jika PP < umur ekonomis usaha, layak penelitian pada pengusahaan kegiatan
- Jika PP > umur ekonomis usaha, tidak
layak budidaya ikan lele di Kecamatan Belitang
biaya investasi awal meliputi biaya lahan
2) Analisis Sensitivitas
budidaya, biaya pembangunan kolam

Perhitungan sensitivitas untuk mengukur (permanen/terpal), dan biaya peralatan

perubahan suatu komponen inflow usaha budidaya ikan lele. Biaya investasi

(penurunan harga output atau penurunan yang dikeluarkan untuk memulai usaha

produksi) atau perubahan komponen budidaya ikan lele yaitu rata-rata di

outflow (peningkatan harga input atau Kecamatan Belitang sebesar Rp.

peningkatan biaya produksi) yang masih 56.555.633,-. Rincian biaya investasi bisa

dapat ditoleransi agar bisnis tetap layak dilihat pada tabel 1.

(Nurlia, 2009). Perubahan-perubahan yang


diujikan dalam penelitian ini adalah adanya
perkiraan penurunan harga jual ikan lele
konsumsi sebesar 10%, kenaikan harga

54
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

Biaya Operasional Usaha Budidaya Ikan per tahun, dan biaya total penyusutan
Lele sebesar Rp.917.280,-per tiga bulan atau
Biaya operasional budidaya ikan lele 3.669.119,-per tahun. Tenaga kerja tidak
merupakan biaya keseluruhan yang terkait dimasukan sebagai biaya tetap karena
dengan kegiatan biaya produksi, dihitung berdasarkan kegiatan operasional
pemeliharaan, dan lainnya yang digunakan dengan membayar upah tenaga kerja harian.
dalam setiap periode produksi (3 bulan).
Biaya variabel merupakan biaya yang
Biaya tersebut dikeluarkan secara berkala
dikeluarkan selaras dengan bertambah atau
dalam kegiatan pengusahaan budidaya ikan
berkurangnya produksi. Biaya variabel
lele yang terdiri dari biaya tetap dan biaya
mengalami perubahan jika volume produksi
variabel.
berubah. Berdasarkan hasil penelitian biaya
Biaya tetap adalah keseluruhan biaya variabel yang dikeluarkan dalam kegiatan
yang harus dikeluarkan selama satu periode pengusahaan Budidaya ikan lele di
produksi dengan ada atau tidaknya produksi Kecamatan Belitang dilakukan setiap
yang dilakukan. Biaya tetap yang periode produksi (3 bulan). Biaya variabel
dikeluarkan tidak berubah walaupun yang dikeluarkan antara lain pembelian
volume produksi berubah. Total biaya tetap benih ikan lele, biaya pakan, probiotic,
yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha obat-obatan, listrik, dan biaya tenaga kerja.
budidaya ikan lele di Kecamatan Belitang Total biaya variabel yang dikeluarkan
yaitu rata-rata sebesar Rp. Rp. 4.099.939,- dalam usaha budidaya ikan lele di
per tahun. Biaya tersebut terdiri dari biaya Kecamatan Belitang yaitu rata-rata sebesar
pajak bumi dan bangunan yang dikeluarkan Rp.19.111.726,- per produksi (3 Bulan)
setiap tahun sebesar Rp.30.820,-, kemudian atau Rp. 76.446.905,- per tahun. Biaya
biaya perawatan kolam yang dikeluarkan variabel yang terbesar yang dikeluarkan
selama satu periode produksi (3 bulan) adalah biaya pakan ikan lele. Rincian biaya
sebesar Rp. 100.000,-. Atau Rp.400.000.- variabel bisa dilihat pada tabel 2.

55
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

Tabel 1. Rata-Rata Biaya Investasi Budidaya Ikan Lele di Kecamatan Belitang


Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Harga Total Harga
NO Uraian Volume Satuan UE
Satuan (Rp) (Rp)
2
1 Lahan Budidaya 200 m - 100.000 20.000.000
2 Pembangunan Kolam 10 Unit 10 3.106.000 31.060.000
3 Terpal/plastik 4 Unit 3 512.500 2.050.000
4 Pompa Air 1 Unit 5 671.667 671.667
5 Paralon 13 Buah 5 96.590 1.255.667
6 Kabel 17 Meter 5 3.076 52.300
7 Lampu 3 Buah 3 36.559 109.667
8 Serok/Seser 4 Buah 3 70.000 280.000
9 Drum Plastik 1 Buah 5 258.333 258.333
10 Ember 4 Buah 3 35.583 142.333
11 Ember Sortir 4 Buah 3 76.250 305.000
12 Gayung Pakan 2 Buah 3 10.334 20.667
13 Headlamp 2 Buah 3 77.500 155.000
14 Timbangan 0,4 Buah 5 195.000 195.000
Total Biaya Investasi 56.555.633
Sumber: Data Primer diolah, 2021

Tabel 2. Rata-Rata Biaya Variabel Budidaya Ikan Lele di Kecamatan Belitang


Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Harga Total Biaya Total Biaya
NO Uraian Volume Satuan
Satuan (Rp) (Rp/Periode) (Rp/Tahun)
1 Benih 16.750 Ekor 140 2.345.000 9.380.000
2 Pakan
- Pelet -1/20 kg 17 Karung 270.956 4.606.250 18.425.000
- Pelet -2/30 kg 17 Karung 315.294 5.360.000 21.440.000
- Pelet -3/30 kg 17 Karung 325.147 5.527.500 22.110.000
3 Probiotik 5 Botol 33.600 168.000 672.000
4 Obat-obatan 4 Botol 44.333 177.333 709.333
5 Listrik 1 Bulan 98.167 294.500 1.178.000
6 Tenaga Kerja
- Penyortiran 3,8 HOK 80.000 300.952 1.203.810
- Pemanenan 4,2 HOK 80.000 332.190 1.328.762
Total Biaya Variabel 76.446.905
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
waktu selama 5 tahun dengan discount
Kelayakan Finansial Usaha Budidaya
Ikan Lele factor sebesar 8 %, didapatkan hasil analisis
Berdasarkan perhitungan kriteria pada Tabel 3 sebagai berikut:
investasi yang dilakukan dalam jangka

56
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

Tabel 3. Hasil Perhitungan Kriteria Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu


Investasi
pada tabel 3 menunjukkan IRR bernilai
Kriteria Investasi Nilai
NPV Rp. 82.071.028 54.4%. Artinya IRR yang dihasilkan lebih
IRR 54,4% besar dari discount factor yang berlaku,
Net B/C 2,45
Gross B/C 1,21 yaitu sebesar 8 %. Hal ini menunjukkan
PP 7 bahwa pengembalian modal selama
Sumber: Data primer diolah, 2021
investasi (Returns to Capital Invested)
Analisis Net Present Value (NPV) selama lima tahun kegiatan pengusahaan
Analisis Net Present Value (NPV) budidaya ikan lele dikatakan layak untuk
merupakan nilai sekarang dari selisih antara diusahakan.
biaya dan manfaat. Perhitungan NPV guna
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
mengetahui besarnya manfaat yang dapat
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
diterima oleh petani pada masa waktu yang
merupakan gambaran yang menujukan
akan datang dengan penilaian saat ini.
berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari
Berdasarkan dari hasil analisis perhitungan
cost yang dikeluarkan. Berdasarkan dari
Net Present Value (NPV) budidaya ikan
hasil analisis perhitungan Net B/C budidaya
lele di Kecamatan Belitang Kabupaten
ikan lele di Kecamatan Belitang Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur pada tabel 3.
Ogan Komering Ulu Timur pada tabel 3.
menunjukkan NPV bernilai positif yaitu
menunjukkan Net B/C 2,45,- pada tingkat
sebesar Rp. 82.071.028,- pada tingkat
discount factor sebesar 8%. Hal ini
discount factor sebesar 8%. Nilai NPV yang
menunjukan apabila setiap biaya
lebih besar dari nol tersebut, menunjukkan
pengeluaran saat ini sebesar Rp. 1,00,- akan
usaha budidaya ikan lele layak untuk
memberikan manfaat (benefit) sebesar Rp.
diusahakan dan dikembangkan.
2,45,- kali lipat dari biaya yang dikeluarkan.
Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Nilai tersebut diketahui bahwa Net B/C
Analisis Internal Rate of Return Ratio lebih dari 1,00 maka usaha budidaya
(IRR) adalah presentase laba setiap tahun, ikan lele dikatakan menguntungkan dan
IRR juga untuk melihat kemampuan usaha layak untuk diusahakan.
dalam mengembalikan investasi yang
dikeluarkan. Berdasarkan dari hasil analisis Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C)
perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
usaha budidaya ikan lele di Kecamatan merupakan angka perbandingan antara

57
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

jumlah Present Value (PV) arus benefit Payback Period lebih kecil dari pada umur
dengan jumlah Present Value (PV) arus usaha (umur investasi).
biaya. Berdasarkan dari hasil analisis
Analisis Sensitivitas Budidaya Ikan Lele
perhitungan Gross B/C budidaya ikan lele
Analisis Sensitivitas menunjukan
di Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan
sejauh mana kemampuan usaha budidaya
Komering Ulu Timur pada tabel 3 diatas
ikan lele dapat bertahan dengan adanya
menunjukkan Gross B/C 1,21,- pada tingkat
kenaikan terhadap biaya yang dikeluarkan
discount factor (DF) sebesar 8%. Hal ini
atau penurunan produksi. Sensitivitas
menujukan setiap Rp 1,00 biaya yang
dalam kegiatan usaha budidaya ikan lele ini
dikeluarkan menghasilkan penerimaan
perlu diperhatikan, untuk menjaga segala
sebesar Rp. 1,21,-. Dari nilai tersebut
hal kemungkinan yang bisa terjadi pada
diketahui bahwa Gros B/C Ratio lebih dari
usaha budidaya ikan lele. Pada penelitian
1,00 maka usaha budidaya ikan lele
ini variabel-variabel yang digunakan dalam
dikatakan menguntungkan dan layak untuk
menghitung analisis sensitivitas yaitu jika
diusahakan.
terjadi penurunan harga jual ikan lele
Payback Periode (PP)
sebesar 10 %, kenaikan harga pakan ikan
Payback Period (PP) sebagai lele sebesar 10%, dan penurunan produksi
parameter untuk mengetahui berapa tahun ikan lele sebesar 20%.
waktu yang diperlukan oleh usaha budidaya Tabel 4. Hasil Perhitungan Penurunan
Sensitivitas Harga Jual Ikan Lele
ikan lele dalam mengembalikan biaya
Sebesar 10%
investasi yang dikeluarkan. Berdasarkan Kriteria Investasi Nilai
dari hasil analisis perhitungan Payback NPV Rp. 34.049.662
IRR 29,2%
Period (PP) budidaya ikan lele di Net B/C 1,60
Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Gross B/C 1,09
PP 7,2
Komering Ulu Timur pada tabel 3 diatas Sumber: Data primer diolah, 2021
menunjukkan Payback Period (PP) selama Penurunan harga jual ikan lele
7 bulan dimana arus kas diterima pada Sebesar 10% dapat terjadi akibat beberapa
tahun pertama yaitu sebesar Rp. faktor yang mempengaruhi, salah satunya
104.222.222;-. Artinya berdasarkan kriteria akibat pandemic COVID-19. Hasil analisis
Payback Periode bahwa usaha budidaya perhitungan analisis sensitivitas pada
ikan lele layak untuk dijalankan karena tingkat discount factor sebesar 8% skenario
ke-1 pada tabel 3. diperoleh hasil NPV

58
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

sebesar Rp. 34.049.662,-, IRR sebesar Tabel 6. Hasil Perhitungan Sensitivitas


Penurunan Produksi ikan Lele Sebesar
29,2%, Net B/C sebesar 1,60, Gross B/C
20 %
sebesar 1,09 dan payback period selama 7 Kriteria Investasi Nilai
bulan 2 hari. Hal menunjukkan bahwa NPV Rp. -13.971.703
IRR -2,6%
penurunan harga jual ikan lele konsumsi Net B/C 0,75
sebesar 10 % pada usaha budidaya ikan lele Gross B/C 1,96
PP 8,1
masih dapat ditoleransi atau masih layak Sumber: Data primer diolah, 2021
diusahakan dan dikembangkan.
Penurunan produksi ikan lele sebesar

Tabel 5. Hasil Perhitungan Sensitivitas 20% dapat terjadi akibat tingkat kehidupan
Kenaikan Harga Pakan Sebesar 10% ikan lele (survival rate) ikan lele yang
Kriteria Investasi Nilai
rendah. Hasil analisis perhitungan analisis
NPV Rp. 55.915.403
IRR 41,2% sensitivitas pada tingkat discount factor
Net B/C 1,99
sebesar 8% skenario ke-3 pada tabel 5.
Gross B/C 1,13
PP 7 diperoleh hasil NPV sebesar Rp. -
Sumber: Data primer diolah, 2021
13.971.703,-, IRR sebesar -2,6 %, Net B/C
Kenaikan harga pakan sebesar 10% sebesar 0,75, Gross B/C sebesar 0,96 dan
dapat terjadi akibat kelangkaan pakan ikan payback period selama 8 bulan 1 hari. Hal
yang tersedia salah satu faktor yang menunjukkan bahwa penurunan produksi
mempengaruhi adalah keterlambatan ikan lele sebesar 20 % pada usaha budidaya
pengiriman pakan ikan dari pulau Jawa. ikan lele tidak dapat ditoleransi atau tidak
Hasil analisis perhitungan sensitivitas pada layak diusahakan dan dikembangkan, maka
tingkat discount factor sebesar 8% skenario hal ini perlu diperhatikan untuk tetap
ke-2 pada tabel 4. diperoleh hasil NPV menjaga tingkat kehidupan ikan lele.
sebesar Rp. 55.915.403,-, IRR sebesar KESIMPULAN DAN SARAN
41,2%, Net B/C sebesar 1,99, Gross B/C Kesimpulan
sebesar 1,13 dan payback period selama 7 Usaha budidaya ikan lele secara
bulan. Hal menunjukkan bahwa kenaikan finansial layak untuk diusahakan pada
harga pakan ikan lele sebesar 10% pada tingkat discount factor sebesar 8% untuk
usaha budidaya ikan lele masih dapat Period 5 tahun, hal ini dapat dilihat dari
ditoleransi atau masih layak diusahakan dan nilai Net Present Value (NPV) yang didapat
dikembangkan. yaitu sebesar Rp. 82.071.028,-, nilai
Internal Rate of Return (IRR) sebesar

59
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 1, Januari 2022 : 48-60

54,4% lebih tinggi dibandingkan dengan agar dapat memaksimalkan kegiatan


tingkat discount factor sebesar 8%; nilai usahanya.
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) sebesar
DAFTAR PUSTAKA
2,45 (nilainya ≥ 1,00), nilai Gross Benefit
Cost Ratio (Gross B/C) yang didapat Choliq, Wirasasmita, Hasan. 1999.
Evaluasi Poyek. Bandung: Pioner
sebesar 1,21 (nilainya ≥ 1,00); dan nilai
Jaya.
Payback Period (PP) sebesar 7 atau sekitar
Dinas Perikanan dan Peternakan
7 bulan (kurang dari 5 tahun). Hasil nilai Kabupataen Ogan Komering Ulu
analisis sensitivitas usaha budidaya ikan Timur. 2019. Profil Usaha Dan
Peluang Investasi Ikan Kabupaten
lele tetap layak dijalankan terhadap Ogan Komering Ulu Timur. Dinas
penurunan harga jual sebesar 10% dan Pertenakan dan Perikanan Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur.
kenaikan harga pakan sebesar 10%. Usaha
Jalaluddin Rakhmat. 2004. Metode
budidaya ikan lele sangat sensitif atau tidak
Penelitian Komunikasi, Dilengkapi
layak dijalankan terhadap perubahan Dengan Contoh Analisis Statistik.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
penurunan produksi sebesar 20%.
Saran Kementrian, Perikanan dan Kelautan. 2013.
Produktivitas Perikanan Indonesia.
1. Diharapkan petani usaha budidaya ikan Kementrian Perikanan dan Kelautan.
lele meminimalkan biaya pakan dengan Nurlia. 2009. Peranan Sub Sektor
membuat pakan alternatif (buatan) ikan Perikanan Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Dan
lele agar tidak ketergantungan terhadap Kesempatan Kerja Di Kabupaten
pakan pelet yang selama ini dipakai. Pinrang Periode 2005-2009. Makasar:
Universitas Hasanuddin.
2. Diharapkan petani usaha budidaya ikan
lele memperhatikan tingkat survival rate Setiawan, Achmad Endar, Yetty Oktarina.
2017. “Analiisis Faktor-Faktor
ikan lele. Hal ini dikarenakan budidaya Produksi Budidaya Ikan Lele (Clarias
ikan lele lebih sensitif terhadap Batrachus) di Kecamatan Buay
Madang Timur Kabupaten OKU
penurunan hasil produksi. Timur”. Jurnal JASEP 3 (2): 16–23.
3. Diharapkan pemerintah setempat perlu Slamet, Santoso. 2013. Stasistika Ekonomi
memberikan fasilitas berupa penyuluhan plus Aplikasi SPSS. Ponorogo: UMPO
Press.
pertanian kepada petani pembudidaya
ikan lele sehingga petani dapat Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
memperoleh pengetahuan dan masukkan Bandung: Alfabeta.

60

Anda mungkin juga menyukai