Anda di halaman 1dari 3

Model ekonomi makro Sunting

Permintaan agregat-Penawaran agregat Sunting

Model AD-AS telah menjadi model panduan standar untuk menjelaskan ekonomi makro.[9] Model ini
menunjukkan indeks harga dan indeks keluaran aktual di titik temu pada permintaan agregat dan
penawaran agregat. Kurva permintaan agregat yang melandai ke bawah menandakan bahwa banyak
keluaran yang diminta pada tingkat harga yang lebih rendah.[10]

Kurva melandai ke bawah ialah hasil yang terjadi karena tiga efek: Efek Pigou, yang menyatakan bahwa
ketika harga asli jatuh, kemakmuran asli naik, sehingga mengakibatkan naiknya permintaan barang oleh
konsumen; Efek Keynes, yang menyatakan bahwa ketika harga turun maka permintaan uang akan turun
dan akan mengakibatkan turunnya suku bunga, pinjaman investasi dan konsumsi akan naik; dan efek
ekspor bersih, yang menyatakan bahwa ketika harga naik, barang domestik menjadi lebih mahal apabila
dilihat dari sisi komparatif dengan konsumen asing dan akibat dari itu, ekspor menurun. [10]

IS-LM Sunting

Model IS-LM memunculkan titik ekuilibrium tentang suku bunga dan pengeluaran diberikan oleh
ekulibrium di dalam pasar barang dan uang. [11] Pasar barang diwakilkan oleh ekuilibrium antara
investasi dan tabungan (IS), dan pasar uang diwakilkan oleh penawaran uang dan preferensi likuiditas.
[12] Kurva IS termasuk oleh titik-titik di mana investasi, berdasarkan suku bunga, setara dengan
tabungan, berdasarkan keluaran. [13]

Kurva IS melandai ke bawah karena keluaran dan suku bunga memiliki hubungan berbanding terbalik di
pasar barang: Apabila keluaran meningkat maka akan lebih banyak uang yang ditabung, yang artinya
suku bunga haruslah diturunkan untuk mendorong investasi yang cukup sehingga sepantaran dengan
tabungan.[13] Kurva LM melandai ke atas karena suku bunga dan keluaran memiliki relasi positif di
pasar uang. Dengan meningkatknya keluaran, permintaan untuk uang akan naik, dan suku bunga akan
turut naik.[14]
Dalam contoh grafik IS/LM ini, kurva IS bergerak ke kanan, menyebabkan suku bunga meningkat (i) dan
ekspansi dari ekonomi "asli" (GDP asli, atau Y).

Model IS/LM sering kali digunakan untuk mendemonstrasikan efek dari kebijakan moneter dan fiskal.
[11]Buku teks sering kali menggunakan model IS/LM, tetapi model ini tidak menunjukkan kompleksitas
dari model-model ekonomi-makro modern.[11] Meskipun begitu, model-model modern ini masih tetap
memiliki relasi yang mirip dengan IS/LM.[11]

Masalah Ekonomi Makro Objek pembahasan ekonomi makro, di antaranya pertumbuhan ekonomi,
masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah penganggurang, inflasi, dan neraca pembayaran. 1.
Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kondisi perkembangan dalam kegiatan
perekonomian yang menyebabkan kapasitas barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
meningkat. pertumbuhan ekonomi biasanya berhubungan dengan perubahan teknologi. Contohnya,
pengenalan internet dan teknologi dalam industri Amerika Serikat yang secara keseluruhan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Selain teknologi, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, di antaranya sumber daya manusia, SDA, ilmu pengetahuan, budaya, dan modal.
Pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebagai peningkatan kapasitas produksi, namun juga sebagai
perbaikan kualitas hidup masyarakat. 2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi Dalam sistem
ekonomi bebas atau ekonomi pasar, kegiatan ekonomi sering kali pasang surut. Kadang pertumbuhan
ekonomi berjalan cepat, lambat, atau bahkan merosot. Pergerakan naik turunnya kegiatan perusahaan-
perusahaan demi mencapai kemajuan ekonomi dalam jangka panjang disebut konjungtur atau siklus
kegiatan perusahaan. Siklus dalam suatu periode konjungtur berbeda dengan keadaan konjungtur pada
periode lain. Akan tetapi, tidak ada perbedaan terhadap sifat-sifat dasar setiap siklus. 3. Masalah
pengangguran Pengangguran merupakan kondisi ketika seseorang yang dikategorikan dalam golongan
angkatan kerja belum memperoleh pekerjaan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, di
antaranya: Ingin meninggalkan pekerjaan lama untuk mendapat pekerjaan baru yang lebih baik.
Kekurangan pengeluaran agregat. Perusahaan mengganti tenaga kerja manusia dengan teknologi
canggih. Ketidaksesuaian keterampilan pencari kerja dengan yang dibutuhkan industri. 4. Inflasi Inflasi
adalah kondisi di mana harga naik secara umum dan terus-menerus. Terdapat empat golongan inflasi,
yaitu ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Pada inflasi ringan kenaikan harga berkisar di bawah 10%.
Sedangkan, pada hiperinflasi atau inflasi tak terkendali, kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Inflasi dapat terjadi karena beberapa hal, seperti ketidakseimbangan pengeluaran agregat dibandingkan
dengan kemampuan perusahaan menyediakan barang-barang, tuntutan kenaikan upah oleh pekerja,
kenaikan harga-harga barang yang diimpor, hingga kekacauan politik dan ekonomi. 5. Masalah neraca
perdagangan dan pembayaran Neraca perdagangan merupakan ikhtisar yang menunjukan selisih antara
nilai transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca perdagangan positif
menunjukan surplus perdagangan, sedangkan neraca negatif mencerminkan defisit perdagangan.
Sementara itu, neraca pembayaran merupakan gambaran yang menunjukan aliran pembayaran yang
dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri dan dari dalam negeri ke negera lain dalam satu
tahun tertentu. aliran tersebut mencakup: Aliran penerimaan ekspor serta pembayaran impor barang
dan jasa. Aliran penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal asing. Aliran keluar masuk
modal jangka pendek seperti deposito di luar negeri. Neraca pembayaran dikatakan bermasalah ketika
pembayaran mengalami defisit. Artinya, pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan yang
diperoleh. Hal ini dapat disebabkan oleh impor lebih besar daripada ekspor dan aliran modal terlalu
banyak ke luar.

Anda mungkin juga menyukai