Santri…
Oleh: Mughni Najib
Mughni Najib
Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IAIT Kediri
mugnin@gmail.com
Abstrak.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya keluhan dari teman-teman baik
yang sedang menghafal Al-Qur’an maupun yang sudah hatam Al-Qur’an.
Mereka merasa kesulitan dalam menghafal dan melancarkan Al-Qur’an. Oleh
karena itu perlu penerapan metode Takrir dalam menghafal Al-Qur’an yang
mana metode ini adalah sebagai upaya memperbaiki, menjaga hafalan yang
sudah pernah dihafal agar tetap melekat dalam hati. Berdasarkan latar
belakang di atas ,maka dapat di ambil rumusan masalah, bagaimana proses
implementasi metode Takrir dalam menghafal Al-Qur’an dan apa hasil Yang di
capai dalam implementasi metode Takrir dalam menghafal Al-Qur’an dan
bagaimana praktek evaluasinya. Dalam peneliti ini menggunakan metode
diskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sementara teknik
pengumpulan data penggunaan metode interview, observasi dan dokumentasi.
Sedangkan dalam menganalisis data penulis menggunakan tiga tahapan
diantaranya, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan: Pertama, Secara keseluruhan Proses implementasi
metode Takrir dalam menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren Punggul Bagor
Nganjuk sudah berjalan dengan baik, hal ini berdasarkan pada adanya realita
bahwa seluruh proses penerapan menghafal Al-Qur’an telah dilaksanakan
dengan menggunakan metode Takrir. Namun masih belum sempurna, terlihat
dengan adanya beberapa problem-problem yang di hadapi. Kedua, Hasil yang
telah di capai dari penerapan metode Takrir terbilang baik dan berhasil,
indikasinya adalah sebagian besar santri tahfidz dapat menghafal setengah Juz
ayat- ayat Al-Qur’an perbulan, itu telah memenuhi target lembaga. Adapun
kaitannya dengan mengevaluasi pengimplementasian metode Takrir akan di
lakukan musyawarah yang berjenjang yaitu setiap 2 atau 3 bulan sekali sesuai
dengan kebutuhan,hal tersebut di lakukan untuk mengetahui tarjet – tarjet
pondok yang telah di dapat dan target-target pondok yang belum tercapai
sehingga untuk memecahkannya membutuhkan musyawarah yang berkala dan
konsisten selain itu musyawarah ini bertujuan untuk menemukan gagasan-
gagasan baru untuk kemajuan pondok.
maupun pengurangan, tidak ada satu manusia, maka demikian juga Allah SWT,
hurufpun bergeser atau berubah dari memelihara dan menjaga kemurnian Al-
tempatnya, tidak satu huruf atau katapun Qur'an ini pun melalui manusia yaitu
dengan cara memberikan kemudahan ُ اس قَا َل يَ ْق َرأ ٍ َش ْعبَة ُ َحدَّثَنَا أَبُو ِإي ُ اس َحدَّثَنَا ٍ ََحدَّثَنَا آدَ ُم بْنُ أ َ ِبي ِإي
kepada orang-orang yang dikehendaki ح ِق َرا َءة ً لَ ِينَةً يَ ْق َرأ ُ َوه َُو ي َُر ِج ُع
ِ ْ تَ ف ْ ور ِة
ال َ س ُ ح أ َ ْو ِم ْن ْ َ س
ِ ْورة َ الفَت ُ
untuk menghafal Al-Qur'an.1Sebagaimana Artinya: Aku pernah melihat Nabi
Firman Allah SWT membaca saat beliau berada di atas
)َولَقَ ْد يَس َّْرنَا ْالقُ ْرآنَ ِل ِلذ ْك ِر فَ َه ْل ِم ْن ُمد َّ ِك ٍر(القمر Untanya yg berjalan, ketika itu beliau
Terjemahanya: Dan Sesungguhnya membaca surat Al Fath atau bagian dari
telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk surat Al Fath, yakni dgn bacaan yg pelan
pelajaran, Maka Adakah orang yang seraya mengulang-ngulangnya. (HR.
mengambil pelajaran ( Al-Qomar : 17 ).2 Bukhari.)”.4
Dengan demikian orang-orang yang Dalam dunia proses belajar mengajar
hafal Al-Qur'an pada hakikatnya (PBM), metode jauh lebih penting dari
adalahorang – orang pilihan yang sengaja materi. Demikian urgennya metode dalam
dipilih oleh Allah untuk menjaga dan proses pendidikan dan pengajaran. Sebuah
memeliharakemurnian Al-Qur'an, dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan
hubungan ini Allah berfirman: kemudian tidak berhasil bila dalam proses tersebut
kitab itu Kami wariskan kepada orang- tidak menggunakan metode. Karena
orang yang Kami pilih di antara hamba- metode menempati posisi kedua
hamba Kami, lalu di antara mereka ada terpenting setelah tujuan dari sederetan
yang Menganiaya diri mereka sendiri dan komponen-komponen pembelajaran:
di antara mereka ada yang pertengahan tujuan, metode, materi, media dan
dan diantara mereka ada (pula) yang lebih evaluasi.5
dahulu berbuat kebaikan [1260] dengan Sebuah metode dikatakan baik dan
izin Allah. yang demikian itu adalah efektif manakala bisa mengantar kepada
karunia yang Amat besar. (QS. Fathir : 32 ). tujuan yang dimaksud. Begitupun dalam
Menghafal Al-Qur’an merupakan menghafal Al-Qur’an, metode yang baik
suatu pekerjaan yang sangat mulia. Baik akan berpengaruh kuat terhadap proses
dihadapan manusia, terutama di hadapan hifzhulQur’an, sehingga tercipta
Allah SWT. Banyak keutamaan maupun keberhasilan dalam menghafal Al-Qur’an.
manfaat yang dapat diperoleh dari sang Metode Takrir adalah salah suatu
penghafal, baik itu keutamaan yang cara agar informasi - informasi yang masuk
diperolehnya di dunia maupun di akhirat ke memori jangka pendek dapat langsung
kelak. Disamping itu pula sang penghafal ke memori jangka panjang adalah dengan
Al-Qur’an sangat memegang peranan pengulangan (rehearsal atau takrir), dan
penting dalam menjaga kemurnian dan merupakan salah satu metode dalam
keaslian Al-Qur’an hingga akhir zaman.3 menghafal Al-Qur'an. Peneliti
Jadi pada dasarnya menghafal itu berkeyakinan bahwa metode Takrir sangat
mudah, yang susah adalah menjaga dan penting dalam menghafal Al-Qur'an, karena
mempertahankan hafalan yang sudah kita tanpa proses Takrir (mengulang ulang
miliki agar jangan sampai hilang atau lupa, bacaan) mustahil dapat langsung
karena inilah tantangan yang terbesar yang menghafal Al-Qur'an. Oleh karena itu
dihadapi dan dialami semua penghafal Al- semakin seringmentakrir bacaan akan
Qur’an. Sebagaimana hadist Nabi semakin mudah menghafalnya.6
Muhammad SAW: Metode ini dilatar belakangi oleh
banyaknya keluhan dari teman-teman, baik
صلَّى ِب ِهَ ي َّ ع ْبدَ اللَّ ِه بْنَ ُمغَفَّ ٍل قَا َل َرأَيْتُ النَّ ِب َ ُس ِم ْعت َ
ِير
ُ سَ ت ي هِ و ه ِ لِ م ج وَ أ ه
ِ ت
ِ َ ق َا ن ىَ لع ُو
ه و ُ
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َُوه َُو اللَّه
أر ْ
ق ي م َّ لس و ه
ِ ي
ْ َ لع
َ َ َ َ ْ 4Departemen Penerjemah Hadist(2004),
Metode Praktis Menghafal Al-Qur'an, Pustaka Azzam.
1Syakir Ridwan (2000), Study Al-Qur'an, Jakarta, h. 178
Unit Tahfid Madrasatul Qur'an, Tebuireng-Jombang, 5Armai Arief (2002) Pengantar Ilmu dan
9Ibid h.41
10http://matahari
Strategi Belajar Mengajar ,Teras, Yogyakarta, hal. 1 11Heri Syaifullah (2005) metode menghafal
8 Muhaimin Zubaid (1996), bimbingan Al-Qur;an, Pekalongan, h.57
praktis menghafal al-qur’an, pustaka al-husna baru. 12Hasan Langgulung (1988), Asas-asas
Jakarta, h. 249 pendidikan Islam, Pustaka Al-Husna, Jakarta, h.54
ayat-ayat tersebut sampai hafal di luar & Tafsir , As-Syifa, Semarang, h. 104
15Anissatul Mufarrokah (2009), Strategi
13Ahsin WAl-hafidz (2005), Al-Qur'an di Belajar Mengajar dengan cepat, Teras, Yogyakarta, h.
hati, PT. Bumi Aksara, Jakarta, h. 5-6 1
a) metode yang efektif untuk klasikal dan yang kedua adalah sistem
semua santri hal itu di buktikan dengan, modern. Adapun yang dimaksud sistem
ntusiasnya para santri dalam Klasikal adalah sebuah sistem yang yang
mengikutinya,walaupun belum mana dalam pembelajarannya masih
keseluruhan.b) Metode sangat simpel dan menggunakan cara-cara yang natural atau
praktis bisa dipahami semua santri, c) alami dan manual,tidak dengan alat-alat
Waktu belajar yang singkat, dengan teman yang menggunakan teknologi yang
banyak sehingga lebih semangat dan canggih. Sedangkan yang dimaksud dengan
kompetitif, d) Proses belajar yang sistem modern adalah sebuah sistem KBM
memastikan setiap peserta lancar dan yang dalam pembelajarannya
benar membaca Al-Qur’an. menggunakan alat atau sarana prasarana
Menurut Yai bahwa metode taqrir yang canggih. Maka dari itu dalam
merupakan Metode sangat penelitian ini ditemukan implementasi
mudah,cepat,dan menyenangkan dalam metode takrir untuk menghafal Al-Qur’an
menghafal Al-Qur’an, dan hampir semua di pondok pesantren Punggul, dalam
siswa mampu mengafalkan Al-Qur’an proses menghafal Al-Qur’an di pondok
secara maksimal. pesantren Punggul ini, masih
Dengan demikian maka metode menggunakan sistem dan cara tradisional,
Takrir ini sesuai dengan pendapat yang hal tersebut tidak bisa di pungkiri karena
telah di sampaikan oleh seorang pakar kebanyakan para ustadz yang ada di
pendidik dan seorang sosilog dari prencis pondok Punggul ini adalah lulusan atau
yaitu Jacques Barzun berkata”Dalam alumni dari pondok salaf seperti lulusan
mengajar, Anda tidak bisa melihat hasilnya dari pon-pes Lirboyo, Mojosari, Kremyang,
dalam satu hari kerja. Mungkin hasilnya Perak (Jombang) dan lain-lain. Sehingga
baru kelihatan 20 tahun kemudian.” Maka para ustadz dalam mengajar para santri di
dengan demikian dalam upaya pon-pes Punggul juga menggunakan
menghafalkan Al-Qur’an maka harus metode-metode yang meraka dapatkan
dengan cara kesabaran dan kesungguhan dari pondok mereka masing-masing,
serta niat yang kuat. kemudian mereka terapkan di pon-pes
Dari berbagai informasi yang telah Punggul. Saya selaku peneliti setuju
dipaparkan secara lugas oleh para dengan cara mereka hal tersebut
informan,maka dapat di analisis bahwa ada bertujuan untuk tetap menjaga tradisi
dua temuan, temuan yang pertama terkait pondok-pondok salaf di Nusantara agar
jalan akses untuk menuju pon-pes Punggul tetap eksis dan survive dalam perubahan
masih berupa tanah liat (belum aspal) zaman, selain itu untuk menangkal
sehingga untuk menuju ke sana di menepis dan menyanggah sebuah
butuhkan ekstra konsentrasi karena anggapan bahwa pondok pesantren adalah
medan yang di tempuh merupakan jalan bukan gudangnya paham radikal yang
persawahan yang banyak genangan- semakin marak di tahun-tahun ini, hal ini
genangan air dan berlumpur ketika musim sesuai dengan pernyataan yang telah di
penghujan atau ketika saat para petani ungkapkan oleh al-mukarom KH.Hasyim
memulai bercocok tanam dan saat panen, Muzadi,”pondok pesantren tidak mengenal
karena intensitas penggunaan jalan akan istilah radikal dan bukan pula sarang
meningkat sehingga jalan akan mudah teroris” Dan untuk menyangkal anggapan
rusak karena kelebihan muatan (over kebanyakan orang yang menilai bahwa
kapasitas). pon-pes adalah sebuah lembaga yang
Dan temuan yang kedua adalah termaginalkan maka seyogyanya pon-pes
terkait sistem yang berjalan di pondok dalam pembelajarannya juga menggunakan
pesantren Punggul khususnya pada perangkat elektronik seperti menggunakan
Page339
qur’an di pondok pesantren Punggul secara tidak cukup untuk dipecahkan oleh
keseluruhan telah berhasil, mengingat perseorangan atau hanya dengan
kegiatan santri padat yaitu selain para kelompok kecil melainkan harus dilakukan
santri menghafal Al-Qur’an, mereka dengan musyawarah yang sifatnya besar
sebagian besar juga sekolah formal, sebagai dan menyeluruh, merangkul semua
indikasi keberhasilan santri adalah para komponen serta tidak ada intimidasi, oleh
santri bisa mengulang hafalannya setengah karena itu saya sebagai penulis setuju
juz setiap bulan, sesuai dengan tarjet yang dengan gagasan yang telah disodorkan
telah ditentukan oleh lembaga, dan bagi oleh bapak Masdar, jadi untuk
para santri yang bisa hafal Al-Qur’an 5 juz musyawarahnya dilakukan 2 bulan atau 3
ke atas akan diikutkan event-event yang bulan sekali sesuai kebutuhan dan untuk
berkenaan dengan kegiatan tahfidzul semua santri diberikan kartu prestasi hal
qur’an, sperti mengikuti semaan Al-Qur’an itu bertujuan untuk mengetahui dan
di kecamatan Wilangan yang rutin di memonitor tingkat prestasi para santri
lakukan setiap selapan sekali dan acara baik santri tahfidz atau santri diniyah.
rutinann Al-Qur’an malam 29 Ramadhan di
masjid Baiturrahim Manggarejo, dengan Kesimpulan
indikasi-indikasi di atas maka Berdasarkan hasil analisis di atas
menghafalkan Al-Qur’an dengan metode yang telah diuraikan yaitu yang berkenaan
Takrir bisa dilakukan secara beriringan tentang implementasi metode Takrir
dengan kegiatan lainnya seperti sekolah dalam menghafalkan Al-Qur’an bagi santri
formal, dan itu terbukti efektif. di pondok pesantren Punggul Nganjuk
Dari berbagai keterangan yang tahun 2017, maka dapat kita ambil
telah dipaparkan oleh para informan maka kesimpulan: 1) Implemenentasi Metode
dapat disimpulkan bahwa praktek Takrir di Pondok Pesantren Punggul, 2)
evaluasi implementasi metode Takrir hasil penerpan metode taqriri pondok
untuk menghafalkan Al-Qur’an tetap pesantren Punggul Bagor Nganjuk, dapat
dilakukan kendati tarafnya masih kecil, dengan dengan mudah santri mengingat
artinya dalam musyawarah masih kembali, artinya dapat mempertajam
dilakukan secara individual yaitu antara ingantan santri dalam menghafal Al
ustadz satu dengan ustadz yang lainnya Qur’an.
atau ustadz dengan duriyah saja sehingga
dalam musyarah itu, belum melibatkan
semua elemen kayak banyak seperti Daftar Pustaka
melibatkan santri, tokoh masyarakat,
masyarakat, wali santri, dan lain-lain, Shihab, Quraish (1998), Wawasan Al-
selain itu jika ada musyawarah itupun Qur'an, Bandung: Mizan Press
dirasa terlalu lama dan terlalu jarang Sa'dulloh (2008), 9 Cara Praktis Menghafal
dilakukan yaitu satu tahun hanya 2 kali, Al-Qur'an, Jakarta: Gema Insani
yang dilakukan tiap 6 bulan sekali, hal Ridwan, Syakir (2000), Study Al-Qur'an,
tersebut menurut saya sebagai penulis, Jombang: Unit Tahfid Madrasatul
kurang efektif dan efisien alasanya jeda Qur'an
waktunya terlalu lama sehingga hal Muhammad Syaifudin, dkk (2003), Al-
tersebut akan menyebabkan intensitas Qur’an penyejuk kehidupan,
pertemnuan untuk membahas, Surabaya : Putra Jaya,.
memaparkan hal-hal yang sudah tercapai, Basthul B, Maftuh (2010), 100 tanya jawab
yang belum tercapai, gagasan-gagasan Al-Qur’an,MMQ Kediri: Lirboyo,
untuk mencapai tujuan yang belum Sugianto, Agus, Ilham (2004) Kiat Praktis
tercapai, bagaimana penerapannya, Menghafal Al-Qur'an, Bandung:
Mujahid Press,
Page341