Pada puisi berjudul Yogya terdapat sarana retorik yang berkenaan dengan segala
bentuk perulangan. Perulangan tersebut pada permulaan sejumlah baris di antara bait
yang berbeda. Hal tersebut tergambar pada kata Kuda tersipu dengan mata
tertutup ;setiap kita adalah, yang berfungsi sebagai penekan dan melukiskan keadaan
atau peristiwa yang terjadi secara terus menerus.
2. Puisi kedua
SENANDUNG TAK BERNAMA
Apakah dunia bagiku ? Mungkin sebuah
rumah untuk sebentar waktu. Atau mungkin suatu
daerah pengembaraan asing
tak ada rumahku, rumah kita. Kita baru bakal masuk ke sana
Pada puisi yang berjudul "Senandung Tak Bernama" terdapat repetisi yaitu
pengulangan kata "rumah" dan "mencintai" dalam baris yang sama.
PERTANYAAN RETORIS (Sarana Retorik)
Apakah dunia bagiku ?
Dalam puisi yang berjudul "Senandung Tak Bernama" terdapat pertanyaan retoris
pada bait pertama baris pertama. Pada kalimat Apakah dunia bagiku ? merupakan
pertanyaan yang tidak perlu dijawab karena sudah terjawab oleh kalimat selanjutnya
yaitu "Mungkin sebuah rumah untuk sebentar waktu. Atau mungkin suatu daerah
pengembaraan asing".
Pada bait kedua baris pertama dan kedua dalam puisi "Senandung Tak Bernama"
terdapat tautologi yaitu sarana retorik untuk menyatakan keadaan dua kali "mencintai
rumah ini, mencintai kau" yang ditandai dengan kata tiada lain selain.
Pada bait ketiga baris keempat menunjukkan adanya sarana retorik yang berupa
pemecahan suatu hal atau keadaan menjadi beberapa bagian agar jelas (enumerasi)
yaitu pada kalimat "entah di kampung halaman, entah ke tempat buangan".
3. Puisi ketiga
TANPA JARAK
Tanpa jarak
Maka entah rapat entah berantara
Tanpa aksara
Maka entah diam entah bicara
Tanpa ketika
Maka entah sebentar entah lama
Tanpa masa
Maka entah kekal entah fana
Tanpa janji
Maka entah berpisah entah bersua.
Pada puisi yang berjudul "Tanpa Jarak" terdapat perulangan/repetisi berupa kata
tanpa , maka entah , dan entah yang berfungsi sebagai penekan dan melukiskan
keadaan atau peristiwa yang terjadi secara terus menerus.
Pada puisi "Tanpa Jarak" terdapat sarana retorik yang berupa pemecahan suatu hal
atau keadaan menjadi beberapa bagian agar jelas (enumerasi) yaitu pada frasa yang
digaris bawahi.
4. Puisi keempat
BULAN TERTUSUK LALANG
bulan rebah
angin lelah di atas kandang
cicit-cicit kelelawar
menghimbau di ubun bukit
di mana kelak kujemput anak cucuku
menuntun sapi berpasang-pasang
cicit-cicit kelelawar
menghimbau di ubun bukit
di mana kelak kujemput anak cucuku
menuntun sapi berpasang-pasang
Pada kata-kata yang digaris bawah dalam puisi di atas termasuk personifikasi yaitu
mempersamakan sesuatu benda dengan manusia .