Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agita K Sinulingga

NPM : 1902040031
Kelas : A2 Pagi
Prodi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Dosen : Dr. Yusni Khairul Amri., M.Hum

PUISI
Senyum Mentari Tangis Pepohonan
            Karyamun

Mentari tersenyum sumringah


Bersama gemericik air yang menari
Berkejaran dengan kupu dan capung

Nun jauh, gunung terlihat


Punggungnya mulai memerah
Tak sehijau dulu kala

Merusak segala ada


Setelah cucuraan deras keringat penambang pasir
Digantikan mesin keruk, pasir mengalir
Jadika manusia congkak semakin tajir

Sementara, tak lagi kulihat indah ekor kutilang


Semua alam mengering
Bersama hati yang semakin kerontang
ANALISIS PUISI BERDASARKAN GAYA BAHASANYA

1. Majas Personifikasi

Majas personifikasi (pengorangan) adalah majas yang menganggap benda atau


makhluk seolah-olah bertingkah seperti manusia. Dalam penggalan puisi tersebut
terdapat majas personifikasi dalam baris pertama, mentari tersenyum merupakan
upaya pengorangan (personifikasi) dari mentari yang bertingkah seolah-olah manusia
yaitu tersenyum. Alih-alih untuk menunjukkan bahwa matahari atau mentari sedang
bersinar.

2. Majas Metafora
Metafora adalah penggunaan gaya bahasa yang seolah-olah suatu benda atau
makhluk bertindak sebagai benda atau makhluk lain. Dalam puisi tersebut terdapat majas
metafora yaitu dalam bait kedua puisi tersebut ada baris yang berbunyi punggungnya mulai
memerah. Kata ganti -nya merujuk kepada gunung. Berarti punggung gunung. Padahal yang
dimaksud adalah puncak gunung. Penggunaan kata punggung dalam puisi di atas
menunjukkan adanya penyamaangunung dengan makhluk lain (hewan atau manusia) yang
memiliki punggung.
3. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang menggunakan kata dan kalimat yang
berlebih-lebihkan. Seolah-olah sangat berlebihan dari kenyataan yang terjadi, Dalam puisi
tersebut terdapat majas hiperbola yaitu terdapat dalam dalam bait ketiga puisi di atas terdapat
dalam baris yang berbunyi setelah cucuran deras keringat penambang pasir.
Kata cucuran memiliki makna jatuh mengalir atau mancur. Keringat mungkin menglir
menempel di kulit, tetapi tidak ada keringat yang sampai mancur. Ditambah lagi dengan kata
deras. Dengan menggunakan gaya bahasa hiperbola, puisi tersebut berusaha untuk
menunjukkan betapa beratnya keadaan yang sedang digambarkan.

4. Majas Pars Prototo

Majas pars prototo merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk
mewakili keseluruhan. Majas ini terdapat dalam baris puisi yang berbunyi Sementara,
tak lagi kulihat indah ekor kutilang. Dalam baris puisi ini, digunakan kata ekor
kutilang. Yang dimaksud adalah burung kutilang. Bukan hanya ekornya saja,
melainkan tidak lagi melihat burung kutilang karena alamnya rusak.

5. Majas Totem Pro Parte

Majas totem pro parte merupakan gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan
tetapi yang dimaksud adalah sebagian saja. Majas totem pro parte dalam puisi di atas
terdapat dalam baris puisi yang berbunyi: Semua alam mengering. Penggunaan
kata semua alam pada dasarnya tidak semuanya. Yang dimaksud dalam puisi tersebut
adalah alam yang sedang dilihat oleh penulis puisi. Sementara itu yang digunakan
adalah kata semua alam. Padahal hanya sebagian alam saja, yang mengering bukan
keseluruhannya.

Anda mungkin juga menyukai