Berdasarkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang merupakan dokumen keluaran
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk pekerjaan Survei Investigasi Design (SID) Pengukuran dan
Perencanaan Sungai Sidoan maka bersama ini akan menelaah lebih mendalam untuk mencapai sasaran
output kegiatan yang baik dan sesuai yang diharapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
sebagaimana yang tercermin dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dengan parameter sebagai berikut :
Sungai muda adalah bentuk awal alur sungai. Alur terbentuk di permukaan tanah oleh
aliran air. Biasanya bentuk alur seperti “huruf V”, alur tidak beraturan dan terdiri dari
beberapa bagian, bagian tertentu mudah tererosi dan bagian lain tidak mudah tererosi.
Sebagai contoh sungai muda adalah sungai-sungai yang terletak di pegunungan beserta
anak-anak sungai yang terbentuk oleh aliran permukaan.
Sungai dewasa adalah perkembangan selanjutnya dari sungai muda, dengan sifatsifat
lembah sungai yang cukup lebar, kemiringan dasar sungai relatif flat/datar, dan formasi
tebing terbentuk dari hasil longsoran tebing sebelah hulu. Material dasar sungai terbentuk
dari material bergradasi hasil dari endapan angkutan sedimen. Sungai dewasa mempunyai
bantaran yang relatif sempit, dan biasanya meander sungai sudah terbentuk. Dataran
sungai dewasa biasanya sudah mempunyai lebar yang cukup, sehingga ditempat tersebut
lahannya sudah banyak yang dimanfaatkan oleh masyarkat, baik untuk pertanian maupun
pemukiman. Untuk mencegah labilnya alur sungai dewasa, maka ditempat-tempat
tertentu banyak dilakukan usaha stabilisasi sungai dan perlindungan tebing sungai untuk
mencegah perubahan/ perpindahan alur sungai.
Sungai tua merupakan perkembangan selanjutnya dari sungai dewasa. Sebagai akibat dari
proses erosi dan sedimentasi yang terus menerus, lembah sungai terbentuk dengan lebar
sungai menjadi lebih lebar dan kemiringan dasar sungai menjadi lebih landai. Meander
dan panjang meander yang terbentuk masih lebih sempit dari lembah sungainya. Ciri lain
dari sungai tua adalah di kanan-kiri sungai terbentuk tanggul alam dan banyak terbentuk
rawa-rawa. Banyak terjadi anak sungai yang terbentuk sejajar dengan induk sungainya
pada jarak yang cukup panjang sebelum bermuara kembali ke induk sungainya.
sedimentasi dan elevasi muka air banjir rata-rata akan lebih tinggi. Apabila ditinjau lebih
lanjut maka makin lama akan terlihat bahwa dataran banjir akan bertambah tinggi.
Sebagai contoh dengan adanya rekayasa perubahan terhadap sungai akan terlihat
pengaruhnya terhadap sistem sungai secara keseluruhan.
Sungai Bermeander
Sungai bermeander dapat didefinisikan sebagai sungai yang mempunyai alur berbelok-belok,
sehingga hampir menyerupai huruf “S” berulang. Sungai bermeander terbentuk oleh adanya
pergerakan menyamping akibat arus sungai terhadap formasi dan perubahan bentuk
lengkungan sungai. Arus yang berbelokbelok juga akan terjadi pada sungai yang relatif lurus.
Pada kenyataannya, hampir sebagian besar pada sungai yang lurus akan terjadi arus yang
berbelok-belok dan akan terjadi endapan setempat-setempat yang selanjutnya dalam
perkembangannya dapat terbentuk meander.
Meander sungai terdiri dari lubuk (“pool”) dan alur silang (“crossing”). Thalweg atau palung/alur
utama, alur dari satu lubuk ke lubuk berikutnya membentuk sungai dengan Tipe “S”. Di tempat
lubuk bentuk tampang lintang alurnya berbentuk segitiga. Endapan akan terjadi di lengkungan
dalam. Di tempat alur silang sungai, tampang lintangnya berbentuk segiempat dengan
kedalamannya lebih dangkal. Pada saat air rendah, kecepatan air tempat ini lebih cepat
dibandingkan kecepatan air di lubuk. Dari beberapa penelitian diperoleh kesimpulan bahwa
panjang meander kira-kira antara 10 – 14 kali lebar sungai pada kondisi bankfull, atau dapat
dinyatakan dalam debit bankfull L = 46Q0.39
Proses Meandering
Pada umumnya, sungai alluvial tidak berbentuk sungai yang lurus. Palung sungai akan meliuk-
liuk dan membentuk formasi lengkungan. Pada sungai yang lurus, endapan sungai dan palung
sungai selalu berubah-rubah posisinya, sehingga arus sungai tidak dapat menyebar rata pada
seluruh tampang lintang, tetapi berbelok arah ke tebing yang satu dan tebing lainnya. Pada proses
selanjutnya, akan terjadi. proses gerusan pada tebing yang disertai dengan longsoran-longsoran
dan di tempat arah yang berlawanan yaitu pada kengkungan dalam dari palung akan terjadi
pengendapan. Pada umumnya, lengkungan alur terbentuk oleh proses erosi dan pengendapan.
curam, dan terjadi perbedaan elevasi dengan lokasi yang lebih jauh dari palung sungai dan
terbentuklah rawa alami.
3. Tanggapan Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran Pekerjaan
Malakukan kegiatan Survei Investigasi Design (SID) sehingga dagar dapat menentukan desain
bangunan pengendali banjir pada sungai ini melalui kajian dan metode yang analitis data secara
sistematis dan terpadu yang meliputi :
Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan yang ada
termasuk melakukan pengukuran terhadap site lokasi dan interpretasi secara garis besar
terhadap KAK.
Penyusunan Konsepsi Desain, termasuk program bangunan pengendalian banjir dan
lingkungan serta didetailkan ke dalam program kerja yang direncanakan.
Tahap Pra-Perancangan yang lebih mendetailkan secara terukur terhadap hal-hal yang
sudah dikonsepsikan.
Tahap Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat desain bangunan
pengendali banjir dan titik penempatan serta Panjang segmen dan ruasnya.
4. Memilih jenis bangunan pengendali banjir yang sesuai dengan karakteristik sungai
Secara teknis perencanaan untuk dam pengendalian banjir adalah sebagai berikut:
Metode pengaturan banjir
Debit banjir akan diatur secara alamiah oleh pelimpah dari dam yang tanpa menggunakan pintu
pengatur, dengan tujuan memudahkan operasi, untuk menekan biaya operasi dan pemeliharaan
dimasa mendatang. Sedangkan untuk mendapatkan pengaruh pengaturan terhadap pengendalian
banjir yang lebih besar, dapat digunakan waduk yang dilengkapi pintu pengendali banjir.
Alokasi kapasitas untuk pengendalian banjir bila kapasitas untuk pengendalian banjir dan biaya
konstruksi dam naik, maka debit rencana dan biaya perbaikan sungai akan menurun
Kapasitas pengendalian banjir ditentukan oleh biaya total minimum dari perbaikan sungai dan
biaya konstruksi dam.
Waduk
Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan (PP No 37
Tahun 2010). Waduk pada umumnya dibangun untuk pengembangan sumber daya air sungai,
dengan menampung air pada waktu musim hujan untuk memperbaiki kondisi aliran sungai
terutama pada musim kemarau. Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan air yang meningkat
terutama pada musim kemarau. Di samping itu waduk biasanya dibangun untuk beberapa
manfaat yang disebut multi guna atau multi purpose dam, misalnya untuk irigasi, penyediaan air
baku (air minum), pembangkit listrik tenaga air, dsb.
Waduk yang mempunyai faktor tampungan atau dapat menampung air, mempunyai efek
terhadap aliran air di hilir waduk. Dengan kata lain waduk dapat merubah pola inflow-outflow
hidrograf. Perubahan outflow hidrograf di hilir waduk biasanya menguntungkan terhadap
pengendalian banjir, dengan adanya debit banjir yang lebih kecil dan perlambatan waktu banjir.
Pengendalian banjir dengan waduk hanya dapat dilakukan pada bagian hulu dan biasanya
dikaitkan dengan pengembangan sumber daya air. Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
banjir dengan waduk adalah perlambatan waktu tiba banjir, penurunan debit banjir yang dilepas
ke hilir dan rasio alokasi volume waduk untuk pengendalian banjir terhadap volume untuk
pengembangan dan pengelolaan sumber daya air.
Kolam Retensi/Penampungan (Retention Basin)
Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan (PP No 37
Tahun 2010). Waduk pada umumnya dibangun untuk pengembangan sumber daya air sungai,
dengan menampung air pada waktu musim hujan untuk memperbaiki kondisi aliran sungai
terutama pada musim kemarau. Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan air yang meningkat
terutama pada musim kemarau. Di samping itu waduk biasanya dibangun untuk beberapa
manfaat yang disebut multi guna atau multi purpose dam, misalnya untuk irigasi, penyediaan air
baku (air minum), pembangkit listrik tenaga air, dsb.
Seperti halnya bendungan, kolam penampungan (retention basin) berfungsi untuk menyimpan
sementara debit sungai sehingga puncak banjir dapat dikurangi, retention berarti penyimpanan.
Tingkat pengurangan banjir tergantung pada karakteristik hidrograf banjir, volume kolam dan
dinamika beberapa bangunan outlet. Wilayah yang digunakan untuk kolam penampungan
biasanya di daerah dataran rendah atau rawa. Dengan perencanaan dan pelaksanaan tataguna
lahan yang baik, kolam penampungan dapat digunakan untuk pertanian. Untuk strategi
pengendalian yang andal diperlukan:
Pengontrolan yang memadai untuk menjamin ketepatan peramalan banjir.
Peramalan banjir yang andal dan tepat waktu untuk perlindungan atau evakuasi.
Sistem drainase yang baik untuk mengosongkan air dari daerah tampungan secepatnya setelah
banjir reda.
Dengan manajemen yang tepat, penanggulangan sementara dapat berakibat positif dari segi
pertanian, seperti berikut ini:
Melunakkan tanah.
Mencuci tanah dari unsur racun.
Mengendapkan lumpur yang kaya akan unsur hara.
Selain retention basin ada juga detention basin dan retarding basin. Perbedaannya adalah sebagai
berikut:
Retention basin berarti menyimpan air di suatu cekungan dan dibiarkan sampai airnya habis
karena infiltrasi atau penguapan sering disebut wet pond.
Detention basin adalah menyimpan air di suatu cekungan saat banjir lalu setelah hujan reda air
dialirkan ke sungai atau saluran untuk membantu keberadaan air di sungai sering disebut dry
pond.
Retarding basin adalah menyimpan air saat banjir dan lebih dominan penundaan (delay) air
masuk ke sungai. Sehingga pada waktu hujan banjir sungai bisa berkurang karena dibantu
dengan retarding basin.
Pembuatan check dam (penangkap sedimen)
Check dam adalah bangunan kecil temporer atau tetap yang dibangun melintang saluran/sungai
untuk memperkecil kemiringan dasar memanjang sungai sehingga bisa mereduksi kecepatan air,
erosi dan membuat sedimen bisa tinggal di bagian hulu bangunan. Sehingga bangunan ini bisa
menstabilkan saluran atau sungai (ftp://ftp-fc.sc.egov.usda.gov/WSI/UrbanBMPs/water/
erosion/checkdam.pdf.)
Pembuatan polder
Polder adalah sebidang tanah yang rendah, dikelilingi oleh embankment baik bisa berupa tanah
urugan/timbunan atau tanggul pasangan beton atau batu kali yang membentuk semacam kesatuan
hidrologis buatan, yang berarti tidak ada kontak dengan air dari daerah luar polder selain yang
dialirkan melalui saluran buatan manusia bisa berupa saluran terbuka atau pipa
(http://id.wikipedia.org/wiki/Polder dengan modifikasi). Polder berfungsi sementara untuk
menampung aliran banjir ketika sungai atau saluran tak bisa mengalir ke hilir secara gravitasi
karena di sungai tersebut terjadi banjir dan ada air pasang di laut untuk daerah pantai. Bila mana
polder penuh maka dipakai pompa untuk mengeluarkan air di dalam polder tersebut sehingga
daerah yang dilindungi tidak kebanjiran. Untuk daerah rendah namun bila mempunyai nilai
ekonomi tinggi polder cukup efektif (misal perumahan elit) dibuat karena biaya operasional
pompa cukup besar. Namun untuk pemukiman padat dengan penghasilan penduduk rendah
pemerintah setempat perlu memberi subsidi untuk operasional pompa.
Tanggul
Tanggul adalah penghalang yang didesain untuk menahan air banjir di palung sungai untuk
melindungi daerah di sekitarnya. Tanggul juga berfungsi untuk melokalisir banjir di sungai,
sehingga tidak melimpas ke kanan dan ke kiri sungai yang merupakan daerah peruntukan.
Contoh dokumentasi tanggul dapat dilihat dalam Gambar I.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
Dampak tanggul terhadap regim sungai,
Tinggi jagaan dan kapasitas debit sungai pada bangunan-bangunan sungai misalnya jembatan,
Ketersediaan bahan bangunan setempat,
Syarat-syarat teknis dan dampaknya terhadap pengembangan wilayah,
Hidrograf banjir yang lewat,
Pengaruh limpasan, penambangan, longsoran dan bocoran,
Pengaruh tanggul terhadap lingkungan,
Elevasi muka air yang lebih tinggi di alur sungai,
Lereng tanggul dengan tepi sungai yang relatif stabil
dilindungi. Faktor-faktor yang penting sebagai pertimbangan dalam desain saluran by pass adalah sebagai
berikut:
Biaya pelaksanaan yang relatif mahal.
Kondisi topografi dari rute alur baru.
Bangunan terjunan mungkin diperlukan di saluran by pass untuk mengontrol kecepatan air dan
erosi.
Kendala-kendala geologi timbul sepanjang alur by pass (contoh: membuat saluran sampai batuan
dasar sungai).
Penyediaan air dengan program pengembangan daerah sekitar sungai.
Kebutuhan air harus tercukupi sepanjang aliran sungai asli di bagian hilir dari lokasi
percabangan.
Pembagian air akan berpengaruh pada sifat alami daerah hilir mulai dari lokasi percabangan by
pass.
Perbaikan alur sungai biasanya termasuk perbaikan alignment atau jalur sungai, melalui pekerjaan
sudetan. Pada alur sungai yang berbelok-belok sangat kritis, sebaiknya dilakukan sudetan, agar air
banjir dapat mencapai bagian hilir atau laut dengan cepat, dengan mempertimbangkan alur sungai
stabil. Hal ini dikarenakan jarak yang ditempuh oleh aliran air banjir tersebut lebih pendek,
kemiringan sungai lebih curam dan kapasitas pengaliran bertambah atau akan mengalami perubahan
hidrograf banjir. Namun juga perlu memperhatikan dampak negatif sudetan. Yaitu bila suatu sungai
disudet tidak akan menimbulkan problem banjir di tempat lain. Dengan adanya perubahan bentuk
hidrograf banjir setelah adanya sudetan akan berdampak terhadap peningkatan debit pengaliran dan
waktu tiba banjir dari hidrograf lebih pendek. Hal tersebut akan menurunkan muka air banjir di
sebelah hulu dan menambah banjir di sebelah hilir atau berpengaruh baik di hulu dan berpengaruh
jelek di hilir. Pada pekerjaan sudetan perlu dilakukan perbaikan alur sungai di hulu dari daerah yang
dilindungi dari banjir dan juga diimbangi dperbaikan alur sungai di sebelah hilir sudetan. Sudetan
pada alur sungai aluvial yang bermeander dapat terjadi secara alamiah karena adanya
pergerakan/pergeseran meander. Namun sudetan dapat juga dibuat oleh manusia, sebagai salah satu
usaha pengaturan sungai untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini diperlukan kesadaran dan pengertian
bagi para perencana, mengingat dengan dilakukannya sudetan berarti mengganggu keseimbangan
yang ada, sehingga secara alamiah alur sungai cenderung kembali pada kondisi semula. Pada masa
mencari atau mencapai keseimbangan baru tersebut, biasanya disertai dengan kerusakan-kerusakan
yang tidak diinginkan dan diperkirakan sebelumnya. Hal ini terjadi pada sudetan yang tidak disertai
dengan perencanaan alur sungai stabil dan mempertimbangkan segala proses yang akan timbul. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam sudetan adalah:
komunikasi, peralatan survey dan lainnya. Pengadaan tersebut sebagian berasal dari peralatan
milik konsultan dan sebagian di antaranya disewa (bila perusahaan tidak memiliki namun sangat
dibutuhkan selama proyek berlangsung).
8. Peralatan Penunjang
Seluruh peralatan penunjang perusahaan yang telah disebutkan dalam sebelumnya, peralatan
tersebut berstatus milik dan siap digunakan kapan saja dibutuhkan (mobile able) untuk
menunjang kelancaran proyek.
Theodolit :
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki
sudut mendatar saja
Waterpass :
Automatic Level Waterpass merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur
atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal.
Bak Ukur :
Bak ukur merupakan Alat yang digunakan dalam pengukuran sipat datar memakain pesawat
waterpass yang bertujuan untuk mencari beda tinggi antara dua titik. Rol meter atau pita
meter mempunyai skala yang sama dengan mistar.
GPS (Global Position System) :
Merupakan sebah perangkat yang dapat digunakan untuk menentukan posisi pengamat
(surveyor) terhadap suatu titik referensi tertentu, misalnya terhadap koordinat lintang dan
bujur bumi, ataupun terhadap landmark tertentu.
Alat Tulis Lapangan :
Meskipun alat tulis lapangan yang biasa digunakan merupakan alat tulis biasa, namun khusus
bagi alat tulis lapangan sebaiknya memiliki spesifikasi tertentu, misalnya tahan terhadap air
(bilaman terkena hujan), jenis kertas yang digunakan tidak mudah sobek, tinta yang
digunakan tidak mudah luntur dan lain-lain.
Komputer / Leptop :
komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah
dirumuskan. komputer adalah suatu perangkat keras yang sangat berkaitan dengan teknologi.
komputer mampu membantu berbagai pekerjaan manusia
Camera :
Kamera adalah sebuah perangkat yang dapat merekam gambar yang dapat disimpan secara
langsung, dikirim keperangkat lain, atau keduanya. Gambar-gambar tersebut dapat berupa
gambar diam (still-life photographs) atau gambar bergerak seperti video atau film. Istilah
kamera berasal dari kata camera obscura (bahasa latin untuk "ruang gelap"), sebuah
mekanisme awal untuk memproyeksikan gambar. Kamera modern yang sekarang ada, adalah
merupakan hasil evolusi dari kamera obscura.
11. Aplikasi Penunjang
Selain itu, dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sejumlah data sangat dibutuhkan dalam proyek,
antara lain :
Software AutoCAD
Software AutoCAD merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk mendigitasi dan
merancang gambar rencana yang dibutuhkan.
Software Sketchup/ Trimble
Merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk merancang konstruksi dan dapat
digunakan untuk menghitung volume pekerjaan secara teliti.
Software Office Application
Software Office Application merupakan lunak yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan tertib administrasi dan pelaporan. Namun karena issu kekayaan intelektual.