Oleh :
Mengetahui,
An. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Ketua Jurusan Akuntansi Syariah
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq dan hidayah sehingga penulis bisa
menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini tepat waktu tanpa
halangan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada baginda Rasulullah saw, para sahabat dan keluarga serta para pengikutnya.
Semoga kita mendapat syafaat dari beliau kelak di hari kiamat, Aamiin.
Dalam laporan ini, penulis menguraikan profil dan materi yang diberikan
oleh masing-masing pemateri selama masa KKL berlangsung. Adapun harapan
mahasiswa peserta KKL, serta saran yang dapat digunakan untuk perbaikan KKL di
masa yang akan datang.
Akhir kata, tidak ada manusia yang sempurna. Demikian dengan laporan ini
masih jauh dari kata sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
demi perbaikan laporan ini di kemudian hari. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Kesimpulan......................................................................................................31
B. Saran ...............................................................................................................31
LAMPIRAN ..............................................................................................................33
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
mahasiswa Program Studi Akuntansi Syariah terhadap sistem keuangan dan
menjalankan usaha yang baik di instansi pemerintah maupun masyarakat.
Dengan adanya pengenalan tersebut maka dapat menambah wawasan
mahasiswa serta menciptakan kepercayaan diri mereka agar dapat bersaing
secara nasional dan internasional. Kemajuan mereka berpikir berproses dari
saat mereka dalam perkuliahan sehingga saat lulus mereka telah siap menjadi
lulusan yang berdaya saing tinggi.
2
BAB II
3
menentukan penyimpangan-penyimpangan dari aturan yang berlaku.
Aturannya tergantung aturan dalam perusahaan atau aturan di pemerintah.
Jika perusahaan pemerintah, maka aturan pemerintah melalui keterampilan
company. Sedangkan jika aturan perusahaan maka melalui Controling
Company. Contoh, Perusahaan X merupakan salah satu perusahan yang
memiliki jaringan Twitter terbesar di Indonesia. Terjadi penyimpangan di dalam
perusahaan mereka yaitu kasir menggelapkan 600 juta. Hal ini jelas
menyimpang, karena tidak berada di dalam prosedur yang seharusnya mereka
lakukan.
IAI Wilayah Jawa Timur banyak mengalami perkembangan dari tahun 2017
sampai tahun 2021. Tetapi, jika dilihat dari kegiatan selama 2 tahun belakangan
mengalami penurunan, karena Covid-19 yang secara langsung membuat semua
menurun terutama menurunkan daya tahan tubuh. Dan penghasilan juga itu
menurun, hal ini menurunkan daya tahan. Karena masalah hidup manusia cuma
dua yaitu, uang dan cinta.
Keanggotaan di IAI Wilayah Jawa Timur juga mengalami perkembangan
yang signifikan. Keanggotaan tersebut terdiri dari anggota muda, madya, dan
utama. Berawal dari anggota muda yang akan mengalami peningkatan menjadi
madya, lalu berlanjut hingga sampa menjadi utama. Untuk tingkatan utama ini
ialah yang sudah berpraktik, sudah berprofesi sebagai akuntan lebih dari 2-4
tahun. Setelah berbicara mengenai keanggotaan, di IAI Wilayah Jawa Timur
juga mengadakan Free PPL yaitu Pendidikan Profesi Berkelanjutan. Dalam
kegiatan ini biasanya ada bonus skp-nya, paling sedikit dengan satu atau dua
SKP. Selain itu juga mengadakan PPL yang tidak free alias berbayar tetapi jauh
lebih murah dibandingkan provider lain. PPL mengalami peningkatan dari 2018-
2021 pelaksanaan seminar regional maupun nasional. Selain itu, Jumlah
pengurus juga mengalami peningkatan semakin banyaknya ilmu dan kantor-
kantor yang ada di IAI Wilayah Jawa Timur. Kegiatan lainnya yakni, kegiatan
tahunan ASC, pengabdian masyarakat, dan ada seminar. Contoh, seminar
4
dalam bentuk dokumentasi kegiatan IAIN baik nasional maupun regional di
wilayah Jawa Timur. Akan tetapi, karena ini Jawa Timur maka kebanyakan
kegiatan seminar di Jawa Timur dan IAI pusat. Apabila pusat mengadakan suatu
kegiatan juga biasanya melibatkan Jawa Timur. Lalu ada pendidikan lainnya
salah satunya ialah pelatihan akuntansi untuk orang non akuntansi. Proses
pengajarannya lebih sulit jika dibandingkan dengan seseorang yang sudah
mendapatkan pelajaran akuntansi sebelumnya. Karena harus menggunakan
bahasa membumi atau bahasa umum, yang lebih sering didengar maupun
digunakan oleh masyarakat pada umumnya.
1. SEJARAH AKUNTAN INDONESIA
Akuntan #1
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi,
yaitu Dr. Abutari sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di
negeri Belanda pada tahun 1956
Akuntan Lokal
1957
Diadakan tahun 1957 - 1963 Diketuai oleh Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo
17 Oktober
5
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan
di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan
perkumpulan akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri
oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panita
Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta
untuk menghubungi akuntan lainnya untuk menyatakan pendapat mereka.
Dalam hal itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Fo Tie Siem sebagai
penulis, Basuki SIddharta sebagai bendahara sedangkan Hendar Darmawan
dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan Panitia kepada
6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.
23 Desember
6
6. The Tik Him
Diadakan tahun 1957 - 1963 Diketuai oleh Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo
Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958
dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman
mengesahkannya pada 11 Pebruari 1959. Namun demikian, tanggal
pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI
adalah:
Kongres I IV (1963-1986)
Anggota IAI di Jawa Timur masih berjumlah puluhan dan diketuai oleh
Soepojo (alm) dan Wakilnya Mustofa dengan sekretaris Tjiptohadi
Sawarjuwono.
Kongres V - VI
7
di Universitas Brawijaya pada tahun 1980an dan juga seorang Akuntan
Publik. Pada saat itu kedudukan Kantor IAI Wilayah Jawa Timur masih
bergabung menjadi satu dengan Kantor Akuntan milik Edi Subiyakto. Pada
periode ini diadakan Konvensi Nasional Akuntan (KNA) yang pertama kali
diadakan di Surabaya.
Kongres VII
Kongres VIII
Kongres IX (2002)
KLB 2003)
8
Diadakan tahun 2003. Berlokasi di Bandung. Dengan Tema :
Peran Profesi Akuntan Merespons Kebutuhan Peningkatan Transparasi
Kongres X
KLB
23 Mei
Pada tanggal 23 Mei 2007 IAI melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) yang
memutuskan IAI adalah organisasi perofesi yang beranggotakan
Perseorangan dan Asosiasi.
Akuntan Publik
9
sama ditetapkan menjadi anggota asosiasi IAI sesuai surat keputusan DPN
IAI tanggal 4 Juni 2007 nomor Kep-23/SK/DPN/IAI/V/2007.
Akuntan Manajemen
Kongres XI
Diadakan tahun 2010. Berlokasi di Jakarta. Diketuai oleh Mardiasmo.
Dengan Tema : Peran Akuntan dalam meningkatkan nilai tambah bagi
perekonomian nasional dan global
10 Desember
Pada saat Kongres XI IAI dilaksanakan 10 Desember 2012, DPN IAI Periode
2010-2014 diberi amanah untuk mengkaji usulan perubahan keanggotaan
IAI serta berwenang menentukan tindakan berikutnya.
Tahun 2016 Sekarang
IAI wilayah Jawa Timur memiliki gedung sendiri yang baru , gedung
tersebut diperoleh dari hasil dukungan dan sumbangan para anggota,
khususnya yang terlibat menjadi tenaga instruktur Manajemen Keuangan
Desa serta banyak prestasi diperoleh IAI Wilayah Jawa Timur hingga saat
ini.
2. PROFIL IAI
Ikatan Akuntan Indonesia yang selanjutnya disebut IAI, adalah
organisasi profesi yang menaungi seluruh Akuntan Indonesia. Sebutan IAI
dalam Bahasa Inggris adalah Institute of Indonesia Chartered Accountants.
IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia
secara keseluruhan, baik yang berpraktik sebagai akuntan sektor publik,
10
akuntan sektor privat, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan
manajemen, akuntan pajak, akuntan forensik, dan lainnya. IAI didirikan
pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan yaitu membimbing
perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan
danMempertinggi mutu pekerjaan akuntan
IAI bertanggungjawab menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan
profesional (ujian Chartered Acountant-CA Indonesia), menjaga
kompetensi melalui penyelenggaraan pendidikan profesional
berkelanjutan (PPL), menyusun dan menetapkan Kode Etik, Standar Profesi
dan Standar Akuntansi, menerapkan penegakkan disiplin anggota, serta
mengembangkan profesi akuntan Indonesia. IAI merupakan anggota
International Federation of Accountants (IFAC), organisasi profei akuntan
dunia yang merepresentasikan lebih 3 juta akuntan yang bernaung dalam
170 asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 130 negara. Sebagai anggota
IFAC, IAI memiliki komitmen untuk melaksanakan semua standar
internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi
akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota sekaligus pendiri ASEAN
Federation of Accountants> (AFA). Saat ini IAI menjadi sekretariat
permanen AFA.
11
Menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan
dan praktek akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi
pada etika dan tanggung jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam
perspektif nasional dan internasional.
Misi Ikatan Akuntansi Indonesia
1. Memelihara integritas, komitmen dan kompetensi anggota dalam
pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika,
tanggung jawab dan lingkungan hidup.
2. Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi,
non-atestasi dan akuntan bagi masyarakat.
3. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya
yang sah dan dalam prespektif nasional dan internasional.
IAI bermaksud menghimpun potensi akuntan Indonesia untuk menjadi
penggerak pembangunan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
IAI bertujuan mengembangkan dan mendayagunakan potensi akuntan
Indonesia sehingga terbentuk suatu cipta dan karya akuntan Indonesia
untuk didarmabaktikan bagi kepentingan bangsa dan negara.
IAI berfungsi sebagai wadah komunikasi yang menjembatani berbagai
latar belakang tugas dan bidang pengabdiannya untuk menjalin
kerjasama yang bersifat sinergi secara serasi, seimbang dan selaras.
4. PROFIL IAI JAWA TIMUR
IAI Wilayah jawa timur merupakan organisasi profesi yang menaungi
akuntan di Jawa Timur yang terdiri dari beberapa kompartemen
diantaranya kompartemen akuntan publik, kompartemen akuntan
pendidik, kompartemen akuntan sektor pajak dan kompartemen akuntan
sektor publik.. IAI Wilayah Jawa Timur memiliki visi dan misi menjadi
organisasi profesi terdepan, sebagai agen perubahan dalam
pengembangan pengetahuan dan praktik bisnis, keuangan dan atestasi
12
dengan cara Memelihara integritas, komitmen dan kompetensi dalam
mengembangkan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada
etika, tanggung jawab dan lingkungan hidup dan mengembangkan
pengetahuan dan praktik bisnis, keuangan, atestasi dan akuntansi bagi
masyarakat serta berpatisipasi aktif dalam mewujudkan good governance.
13
tanggung jawab membimbing perkembangan akuntansi serta
mempertinggi mutu pendidikan akuntan dan menjaga kompetensi melalui
penyelenggaraan pendidikan profesional berkelanjutan khususnya
akuntan yang berada di Jawa Timur.
14
d. Merupakan anggota asosiasi profesi akuntansi lain yang diakui sesuai
kriteria yang ditetapkan dalam peraturan organisasi IAI; atau
e. Terdaftar sebagai peserta ujian sertifikasi akuntan profesional IAI.
Anggota Madya mendapat kartu anggota IAI berwarna keperakan.
1) Anggota Muda, adalah mahasiswa DIII/DIV/SI Akuntansi program studi
akuntansi atau pendidikan akuntansi. Anggota Muda mendapat kartu anggota
IAI berwarna biru.
2. Registrasi Keanggotaan
Registrasi keanggotaan IAI diawali dengan registrasi anggota iailounge dan
diteruskan hingga registrasi anggota IAI. Pada saat melakukan registrasi
anggota iailounge, calon anggota akan diberi akun microsoft dengan nama
calon anggota dan domain @akuntanindonesia.or.id. Akun ini dapat berfungsi
sebagai email address ketika status keanggotaan iailounge telah berubah
menjadi anggota IAI.
15
3. Perpanjangan Keanggotaan
Anggota IAI diharapkan senantiasa aktif keanggotaannya agar tetap dapat
memperoleh fasilitas sebagai anggota IAI dengan melakukan perpanjangan
keanggotaan
Perpanjangan keanggotaan dilakukan melalui iailounge.iaiglobal.or.id
dengan menggunakan akun yang sudah terverifikasi sebagai anggota IAI. IAI
tidak menerbitkan kartu baru atas perpanjangan keanggotaan. Apabila
keanggotaan IAI sudah tidak aktif, kartu anggota IAI masih dapat digunakan
untuk bertransaksi sesuai ketentuan Flazz BCA tetapi tidak dapat digunakan
untuk mendapatkan fasilitas IAI
4. Upgrade Keanggotaan
Upgrade keanggotaan atau permintaan perubahan keanggotaan ke jenis
anggota yang lebih tinggi dilakukan melalui iailounge.iaiglobal.or.id. Silahkan
login dengan menggunakan akun dan password yang pernah diberikan.
Kemudian klik menu upgrade keanggotaan dan lakukan validasi/konfirmasi
pembayaran.
Pada saat melakukan upgrade, anggota diwajibkan
melampirkan/mengunggah berkas yang dibutuhkan sesuai jenis anggota yang
diinginkan.
Upgrade dengan membuat akun baru pada iailounge, akan membuat
keanggotaan Anda menjadi ganda dan IAI berhak menghapus salah satu akun
yang dianggap ganda.
Notifikasi atas persetujuan upgrade keanggotaan akan dikirimkan melalui
email setelah mendapatkan approval dari IAI.
5. Registrasi Ulang Akuntan Beregrister
Sesuai ketentuan PMK nomor: 216/PMK.01/2017 Pasal 32, Akuntan yang
telah terdaftar pada register negara akuntan sebelum Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara
ditetapkan dan belum melakukan registrasi ulang sampai dengan 3 Februari
16
2017, harus melakukan registrasi ulang kepada Menteri melalui Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dengan menyampaikan dokumen sebagai berikut:
1) fotokopi piagam register negara akuntan atau surat keterangan terdaftar
dalam register negara akuntan;
2) surat pengakuan kompetensi akuntan profesional yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi Akuntan;
3) fotokopi bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan yang masih berlaku
(CA); dan
4) 2 (dua) lembar foto berwarna ukuran 4x6 (empat kali enam) dengan latar
belakang putih.
Registrasi ulang Akuntan Beregiser dilakukan melalui IAI Lounge.
6. Pemberhentian Keanggotaan
Pemberhentian keanggotaan dapat terjadi jika:
1) Anggota melanggar ketentuan IAI dan terkena sanksi pemberhentian
tetap; atau
2) Anggota mengajukan pengunduran diri dari anggota IAI dengan
menyampaikan pemberitahuan tertulis dengan syarat kewajiban yang
belum dipenuhi harus diselesaikan.
7. Ketentuan umum pelaporan SKP
1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IAI telah mengatur dan
menetapkan bahwa seluruh Anggota Utama IAI berkewajiban mengikuti
PPL paling sedikit berjumlah 30 (tiga puluh) Satuan Kredit PPL (SKP) setiap
tahun. Sebagai anggota International Federation of Accountant (IFAC) IAI
mewajibkan 120 SKP bagi setiap Akuntan selama 3 (tiga) tahun.
2) Peraturan menteri Keuangan (PMK) Nomor 216/PMK.01/2017 tentang
Akuntan Beregister mewajibkan seluruh Akuntan untuk menjaga
kompetensi melalui PPL dan menyampaikan realisasi PPL kepada Asosiasi
Profesi Bidang Akuntansi.
17
3) Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) adalah kegiatan belajar terus
menerus (continuous learning) yang harus ditempuh oleh akuntan
profesional agar senantiasa dapat memelihara, meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi profesionalnya.
4) Kegiatan PPL dapat ditempuh melalui kegiatan PPL yang diselenggarakan
oleh IAI, atau pihak lain yang diakui IAI.
5) Kegiatan PPL seperti :
a. Pelatihan, kursus, lokakarya, workshop, diskusi panel, seminar,
konferensi, konvensi atau simposium;
b. Program pasca sarjana pada bidang studi yang relevan dengan
kompetensi akuntan;
c. Program belajar jarak jauh yang relevan dengan kompetensi akuntan;
d. Penulisan artikel, majalah, atau buku dengan materi yang relevan
dengan kompetensi akuntan dan dipublikasikan;
e. Riset profesional atau studi terhadap bidangbidang yang relevan
dengan kompetensi akuntan;
f. Menjadi anggota Dewan/Komite Teknis IAI atau organisasi profesi
lainnya yang diakui IAI yang mengharuskan yang bersangkutan
menyiapkan atau mereview materi-materi yang bersifat teknis yang
relevan dengan kompetensi akuntan;
6) Laporan realisasi PPL tahunan dengan lengkap kepada IAI pada akhir bulan
Januari tahun berikutnya melalui IAI Lounge.
8. Tujuan Pendidikan Profesional berkelanjutan
Tujuan PPL Mendorong akuntan profesional memelihara, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara berkesinambungan;
membekali akuntan profesional dengan pengetahuan dan keahlian mutakhir di
bidangnya sehingga mampu menerapkannya dengan baik dalam menjalankan
tugas dan kewajiban profesional mereka; serta menjaga dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada profesi akuntan dengan menunjukkan bahwa
18
akuntan memiliki standar kompetensi profesional sesuai dengan harapan
masyarakat pengguna jasa.
9. Pelaporan SKP
Jumlah Satuan Kredit PPL (SKP) yang wajib diikuti oleh Anggota Utama IAI
pemegang sebutan Chartered Accountant Indonesia paling sedikit berjumlah
120 (seratus dua puluh) SKP dalam periode 3 (tiga) tahun dan harus memenuhi
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) SKP dalam 1 (satu) tahun. Laporan realisasi
PPL tahunan dengan lengkap kepada IAI pada akhir bulan Januari tahun
berikutnya. Laporan realisasi PPL disampaikan kepada IAI melalui IAILounge
10. Penghitungan SKP
1) Penghitungan SKP kegiatan pelatihan, kursus, lokakarya, diskusi panel,
seminar, konferensi, konvensi dan symposium adalah sebagai berikut :
a. Satu SKP terdiri dari 50 menit efektif pelatihan;
b. Bila suatu kegiatan terdiri dari beberapa sesi atau bagian, maka SKP
dihitung setelah menjumlahkan terlebih dahulu waktu atau menit
untuk seluruh sesi dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya, jumlah waktu
dibagi dengan 50 menit dengan pembulatan apabila hasilnya berupa
pecahan.
2) Perhitungan SKP untuk Peserta kegiatan Program Pascasarjana. Bagi peserta
kegiatan program pascasarjana diakui nilai SKP berdasarkan SKS yang
diambilnya dengan ketentuan 1 SKS = 1 SKP. Dalam periode 3 (tiga) tahun,
maksimum SKP yang bisa diakui adalah 90 (sembilan puluh) SKP.
3) Perhitungan SKP untuk Pengajar atau Pembicara pada Suatu Program PPL.
4) Pengajar atau pembicara pada program PPL berhak mendapat SKP untuk
persiapan dan presentasi yang dilakukannya. Untuk presentasi, SKP dihitung
berdasarkan jumlah waktu tatap muka. Di samping itu, jika pengajar atau
pembicara tersebut melaksanakan suatu program untuk pertama kalinya,
maka dia berhak menerima SKP untuk waktu yang aktual yang digunakan
untuk persiapan. Waktu persiapan ini dibatasi maksimal 2 kali waktu yang
19
diperlukan untuk menyampaikan materi prestasinya. Untuk presentasi yang
pernah dilakukan sebelumnya, pembicara atau pengajar tidak akan
menerima SKP kecuali jika pembicara atau pengajar tersebut dapat
menunjukkan bahwa materi presentasi telah diubah secara signifikan dan
perubahan tersebut memerlukan persiapan dan penelitian tambahan yang
signifikan.
5) Perhitungan SKP untuk Kegiatan Belajar Jarak Jauh.
6) Bila seseorang menjalani program belajar jarak jauh, maka dia berhak
mendapatkan SKP dengan perhitungan 1 SKS = 1 SKP. Dalam periode tiga
tahunan, maksimum SKP yang dapat diakui untuk kegiatan belajar jarak jauh
adalah 36 SKP.
7) Perhitungan SKP untuk Kegiatan Penulisan Artikel yang Dipublikasikan, Buku
atau Modul Pelatihan.
8) Penulisan artikel, buku atau program PPL berhak menerima SKP untuk waktu
actual yang digunakannya dalam melakukan penelitian dan penulisan,
sepanjang waktu yang digunakan tersebut meningkatkan kompetensi
profesionalnya. Dalam periode tiga tahunan, maksimum SKP yang bisa diakui
untuk kegiatan menulis artikel buku atau modul adalah 30 SKP.
9) Perhitungan SKP untuk kegiatan Penelitian atau Riset Profesional.
10) Peneliti berhak menerima 36 SKP untuk setiap penelitian yang dilaksanakan.
Dalam periode tiga tahunan, jumlah maksimum SKP yang bisa diakui untuk
kegiatakan penelitian adalah 36 SKP.
11) Perhitungan SKP untuk Pastisipasi sebagai Anggota Komite Teknis di IAI.
12) Sebagai anggota komite teknis IAI, seseorang berhak mendapatkan 12 SKP
per tahun dan dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui
untuk partisipasi sebagai Anggota Dewan Standar Profesi Ikatan Akuntan
Indonesia tersebut adalah 90 (sembilan puluh) SKP.
13) Perhitungan SKP untuk Partisipasi sebagai Anggota Komite Teknis di IAI.
20
14) sebagai anggota komite teknis IAI, seseorang berhak mendapatkan
maksimum 30 (tiga puluh) SKP per tahun dan dalam periode 3 (tiga) tahun,
maksimum SKP yang bisa diakui untuk partisipasi sebagai anggota komite
teknis adalah 90 (sembilan puluh) SKP.
15) Perhitungan SKP untuk Kegiatan non IAI ditetapkan oleh DPN dengan
ketentuan sebagai:
a. kegiatan yang diikuti di luar IAI maka SKP yang diakui oleh IAI akan
diperhitungkan sesuai dengan jumlah SKP dan relevansi topik yang
diikuti sesuai dengan ketentuan IAI; dan
b. kegiatan yang diikuti harus relevan dengan peningkatan pengetahuan
dan keahlian dibidang Akuntansi, Auditing, Keuangan, Manajemen
Keuangan, Akuntansi Manajemen, Perbankan, ataupun Perpajakan.
16) Penyelenggara kegiatan PPL Non-IAI yang dapat diakui adalah:
a. organisasi profesi akuntansi yang merupakan anggota International
Federation of Accountants;
b. asosiasi profesi mitra IAI;
c. Institusi yang diakui pemerintah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku; dan
d. Institusi lainnya yang memiliki kredibilitas tinggi sesuai ketetapan DPN.
11. Kewajiban SKP Akuntan Berpraktik
1) Akuntan Berpraktik wajib mengikuti PPL paling sedikit 40 (empat puluh)
satuan kredit setiap tahun yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi
Akuntan, PPPK, dan/atau pihak lain yang diakui oleh Asosiasi Profesi Akuntan
dan/atau PPPK.
2) Satuan kredit PPL akuntan berpraktik paling sedikit terdiri atas:
a. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan dengan regulasi;
b. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan dengan standar profesi;
dan
21
c. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan dengan standar
akuntansi.
3) Pemenuhan satuan kredit PPL lainnya dapat diperoleh melalui:
a. pelatihan, kursus, lokakarya, diskusi panel, seminar, konferensi,
konvensi, atau simposium;
b. program pascasarjana pada bidang studi yang relevan dengan
kompetensi Akuntan Berpraktik;
c. program PPL dalam jaringan (online) yang diselenggarakan oleh
Asosiasi Profesi Akuntan dan/atau PPPK;
d. publikasi tulisan artikel, makalah, atau buku dengan materi yang
relevan dengan kompetensi Akuntan Berpraktik;
e. riset profesional atau studi terhadap bidang yang relevan dengan
kompetensi Akuntan Berpraktik; dan/atau
f. kegiatan lainnya yang bertujuan untuk menjaga kompetensi yang
diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan.
4) Akuntan Berpraktik yang melanggar ketentuan di atas dikenai sanksi
administratif berupa peringatan.
22
Pengurus Anggota Muda IAI Wilayah Jawa Timur
Pada tahun 2013, enam mahasiswa dari beragam universitas di
Surabaya memiliki inisiatif untuk membentuk kepengurusan Anggota Muda IAI
Wilayah Jawa Timur. Berbagai hal yang perlu disiapkan pun dilakukan sehingga
akhirnya ide akan Pengurus Anggota Muda IAI Wilayah Jawa Timur pun disetujui
oleh Ketua IAI Wilayah Jawa Timur, Prof. Dr. Tjiptohadi Sawarjuwono. Dengan
persetujuan tersebut maka lahirlah untuk pertama kali Pengurus Anggota Muda
IAI di Indonesia. Saat ini di Indonesia hanya ada dua wilayah yang memiliki
Pengurus Anggota Muda IAI yaitu wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat.
Visi Pengurus Anggota Muda IAI Wilayah Jawa TimurMenjadi organisasi yang
unggul Dalam pengembangan pengetahuan dan praktek akuntansi, membangun
kebersamaan di antara mahasiswa Akuntansi se-Jawa Timur, serta menjadikan
organisasi ini sebagai wadah Sharing Knowledge, baik bagi sesama anggota, mitra
dan pengurus.
Misi Pengurus Anggota Muda IAI Wilayah Jawa Timur
23
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tahun 2002 dengan sertifikat nomer
504108. PT Velesia termasuk sebuah perusahaan yang memproduksi tas rajut
bermerek kaboki, dan juga termasuk perusahaan yang dapat meningkatkan
jumlah produksi tas rajut yang banyak diminati konsumen.
24
dengan bahan kekayaan local seperti agel, tikar rotan Kalimantan, songket
Palembang, ulos Batak, pahikung Sumba, dan tapis Lampung.
Karena persainagn tas kulit semakin kuat, saat itu PT Velesia mulai
melirik alternatif bahan baku lain. Pada tahun 1994, tas rajut mulai
diperkenalkan. Benang nylon yang berkualitas dipilih sebagai bahan utama.
Oleh Indonesian Import Inc. Selaku mitra importir, tas ini di beri label The
sak.
Makin lama tas ini mendapat sambutan yang luar biasa di Amerika,
Eropa, Jepang, dan Australia. Untuk memenuhi permintaan tersebut PT
Velesia membentuk kelompok binaan yang tersebar di Bali, Jawa Timur,
dan Jawa Barat. Seluruh hasil produksi dari kelompok-kelompok binaan
tersebut kemudian dikirim ke fasilitas produksi PT Velesia untuk proses
sortir, hingga finishing. Fasilitas produksi ini awalnya berada di Denpasar-
Bali. Pada tahun 1998, fasilitas produksi dipindah ke Kuta-Bali. Kemudian
pada tahun 2007 direlokasi kembali di Pasuruan-Jawa Timur yang saat ini
dikenal sebagai Ada beberapa aktivitas utama
yang dilakuakn di perusahaan ini antara lain yaitu pembuatan produk dan
pelayanan terhadap konsumen yang ingin memesan tas itu sendiri.
Era Tas Kulit
Tas berbahan dasar kulit paling popular saat ini. PT Velesia
mengkombinasikan dengan bermacam kekayaan local Indonesia seperti
agel, tikar rotan Kalimantan, songket Palembang, ulos Batak, pahikung
Sumba, dan tapis Lampung. Selain melayanu Indonesian Imports Inc. yang
mengeluarkan merek Elliot Lucca untuk jenis produk ini, PT Velesia juga
bekerjasama dengan beberapa Importir dan merek lain seperti Sunda Bay
yang berbasis di California dan Philip Collection yang berbasis di Miami,
USA.
Era Tas Rajut
25
Persaingan tas kulit semakin menguat PT Velesia mulai melirik alternatif
bahan baku lain. Pada tahun 1994, tas ulatan yang berarti anyaman atau
rajutan dalam istilah Bali mulai diperkenalkan. Benang nylon dipilih sebagai
bahan utama, dengan jaminan support mitra perusahaan dalam negeri
yang hingga kini loyal menyediakan benang untuk PT Velesia. Oleh
Indonesian Import Inc. selaku mitra importir tas rajut ini di beri label The
Sak.
3. Manajemen SDM
Produksi tas rajut yang diproduksi oleh KABOKI telah mendapat
sambutan luar biasa di Amerika kemudian diikuti oleh negara-negara Eropa
seperti Jepang, dan Australia. KABOKI melakukan pembenahan internal
sebagai langkah antisipasi. Tim sample diperkuat dan diimbangi dengan
kecepatan pembentukan sentra-sentra pengrajin baru di berbagai daerah.
Tim Kreatif KABOKI pernah mengalami masa-masa yang sangat berat saat
itu, seluruh sumber daya dikerahkan dalam proses inventarisasi calon
daerah binaan, eksekusi pelatihan, hingga proses pendampingan sampai
binaan tersebut mampu berproduksi.
Pada puncaknya jumlah pengrajin binaan perusahaan KABOKI
melewati angka tiga ribu orang, yang tersebar mulai dari pulau Bali, Jawa
Timur, dan Jawa Barat. Seluruh hasil produksi dari kelompok-kelompok
tersebut kemudian dikirim ke fasilitas produksi KABOKI di Bali untuk proses
sortir, finishing, dan final check.
4. Produksi
Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan tas rajut yaitu :
a. Benang polypropylene
Benang yang digunakan untuk pembuatan tas rajut ini adalah
menggunakan benang polypropylene. Benang polupropylene ini
memiliki tekstur yang tidak kaku dan lebih kuat. Selain itu warna
dari benangnya pun tidak terlalu mengkilat. Bahan benang
26
polypropylene memiliki kelas polyolefin. Dimana bahan ini ramah
lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungan.
b. Gunting
c. Mesin jahit
d. Kain taffeta
Taffeta merupakan sebuah kain yang kaku, lembut dan tipis.
Meskipun awalnya ternuat dari sutera, kain ini bisa dibuat dengan
dengan serat sintetis seperti rayon, nilon, asetat atau polyster. Jenis
taffeta yang tipis dan kaku dikenal dengan sebutan paper taffeta.
Karena ciri khasnya yang kaku, kain ini menghasilka suara yang
gemerisik ketika digesek.
e. Jarum
Proses produksi
Di bagian produksi terdapat 3 jenis benang yang digunakan untuk
merajut. Ada benang ukuran D36 untuk tas besar, D27 untuk tas ukuran
sedang, dan D18 untuk tas ukuran kecil seperti aksesoris dan dompet.
Di dalam pabrik terdapat beberapa bagian atau pos-pos pembuatan tas
rajut yaitu :
1) Proses sortir
Pada bagian ini terdapat gudang setengah jadi. Disebut setengah jadi
karena adalah tempat masuknya tas dari pengrajin. Proses produksi
diawali dengan hasil karya rumahan pengrajin. Kemudian para
pengrajin tas mengirimkan tas setengah jadi ke gudang setengah jadi.
Selanjutnya hasil tas setengah jadi tersebut akan akan disortir dan
dilakukan pengecekan sesuai dengan standar yang ditetapkan
Kaboki. Pada bagian sortir ini tas setengah jadi akan dicek ukurannya
27
dan motif rajutannya sesuai dengan sampelnya atau tidak, jika tidak
sesuai akan dikembalikan ke pengrajinnya untuk diperbaiki. Biasanya
yang sering terjadi yaitu ukuran yang tidak sesuai, jika selisih 1-2 cm
akan diloloskan tapi jika lebih dari 2 cm akan dikembalikan ke
pengrajin untuk dibongkar dan rajut kembali. Terdapat sekitar 300
pengrajin yang mengirimkan hasil karyanya yang tersebar diberbagai
daerah seperti Banyuwangi, Jember, Malang dan sekitarnya.
2) Proses Slaumot
Selanjutnya yaitu proses slaumot, yaitu proses membersihkan sisa
benang pada tas, dompet atau aksesoris lain. Sisa-sisa benang akan
dibersihkan agar tidak terlihat serabut sisa-sisa benangnya dan
rajutannya tidak mudah lepas.
3) Proses Tepong (Alas bawah tas)
Pada proses tepong ini dilakukan pelapisan pada bagian bawah tas.
Tas akan diberi alas dengan bahas khusus. Untuk alasnya bisa dijahit
dan bisa dilem menggunakan lem rajawali, tergantung dengan bahan
alasnya.
4) Proses Sewing dan Connecting line
Pada proses ini adalah proses penjahitan. Tas setengah jadi akan
disatukan dengan kain yang dipotong sesuai dengan body tasnya
sehingga akan berbentuk tas. Kemudian pada connecting line tas
yang sudah jadi dijahit dengan resleting, tali, dan aksesoris lain.
5) Proses Assembling
Selanjutnya yaitu pemasangan aksesoris pada tas rajut ataupun
dompet. Sehingga tas akan terlihat lebih bagus dan menarik.
6) Proses Cleaning
Selanjutnya yaitu proses cleaning. Pada proses ini untuk
membersihkan rajutan dari lem maupun kapur. Untuk
membersihkannya menggunakan cairan wos sejenis bahan bensin.
28
7) Proses Final Inspection
Proses terakhir yaitu proses quality control. Tas rajut ataupun
aksesoris lain yang sudah jadi akan dicek lagi kelayakannya seperti
ukuran, motif rajutannya, bentuk tasnya, apakah resleting sudah
terpasang sempurna, benang-benang sudah rapi, tidak ada sisa
benang ataupun terdapat benang yang keluar. Selain itu apakah
aksesoris sudah terpasang dengan rapi, rajutan tas yang sudah erat
atau belum rajutannya dan lain-lain.
5. Keuangan atau Finansial
Untuk harga penjualan produk dari Kaboki ini beraneka ragam,
tergantung dari produk yang akan dibeli. Kisaran harganya di bandrol mulai
dari harga Rp. 80.000,00 sampai dengan harga Rp.500.000, 00. Sedangkan
untuk system penggajian dari kaboki ini dibayarkan melalui transfer setiap
bulannya.
6. Pemasaran
Pemasaran produk kaboki tersebut bertujuan pada tiga cabang
outletnya yang berada di Malang, Bali dan juga Jakarta. Sedangkan
beberapa metode yang dilakukan oleh perusahan tersebut yaitu antara
lain:
a. Brosur
b. Media sosial/ on line shoop
c. Reseller di beberapa kota
d. Televisi
29
BAB III
30
BAB IV
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang dilaksanakan di
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Jawa Timur dan Kaboki pada hari Senin
tanggal 6 Juni 2022 dapat disimpulkan bahwa IAI Jawa Timur merupakan
organisasi profesi akuntansi yang menaungi akuntan di Jawa Timur. Anggota IAI
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yang terdiri dari anggota utama,
anggota madya, dan anggota muda. IAI Wilayah Jawa Timur dalam melakukan
kegiatannya mengakomodir peran akuntan di daerah melalui peran komisariat,
di antaranya komisariat Madura, Malang, dan Jember. IAI Wilayah Jawa Timur
memiliki tanggung jawab membimbing perkembangan akuntansi serta
mempertinggi mutu pendidikan akuntan dan menjaga kompetensi melalui
penyelenggaraan pendidikan profesional berkelanjutan, khususnya akuntan
yang berada di Jawa Timur.
Sedangkan Kaboki adalah industri atau wisata tas rajut yang terletak di
Pasuruan, Jawa Timur. Kaboki memberikan kesempatan kepada penjunjung
untuk mengikuti factory tour di fasilitas produksi Kaboki. Di sini akan dijelaskan
proses pembuatan tas rajut Kaboki, mulai dari bahan baku yang dipakai,
pelatihan dan pendistribusian bahan baku ke pengrajin, hingga proses finishing.
Wisata tas rajut Kaboki sejatinya adalah fasilitas produksi tas rajut Kaboki, yang
kemudian dikondisikan sedemikian rupa sehingga nyaman dikunjungi sebagai
alternatif wisata. Bukan hanya wisata belanja, tetapi juga edukasi,
keterampilan, dan penanaman rasa cinta terhadap negeri ini.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan dari kegiatan KKL ini adalah sebagai berikut:
a. Saran untuk IAI
31
Sebaiknya diperhitungkan lagi batas waktu untuk setiap penyampaian
materi, sehingga semua materi dapat tersampaikan dengan baik.
b. Saran untuk KABOKI
Karena banyaknya peserta KKL, serta terbatasnya tempat dan alat
pengeras suara, sebaiknya peserta KKL dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama melaksanakan factory tour dan kelompok kedua
melaksanakan praktik merajut. Sehingga semua peserta dapat
mendengarkan penjelasan dengan baik dan semuanya mendapatkan
kesempatan untuk praktik merajut.
c. Saran untuk Peserta KKL
1) Peserta KKL sebaiknya belajar lagi untuk bisa mengatur waktu
dengan baik, sehingga kegiatan KKL dapat berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan rundown kegiatan yang telah ditentukan.
2) Peserta KKL sebaiknya memahami bahwa kegiatan KKL bukan hanya
sebagai persyaratan akademis, melainkan yang paling penting
adalah manfaat dan pengalaman yang dapat diambil dalam
kegiatan KKL yang dilakukan.
32
LAMPIRAN
Lampiran I
Gambar 1.1 Kantor IAI Jatim tampak depan Gambar 1.2 Resepsionis IAI
Jatim
Gambar 1.3 Pengisian daftar hadir pengunjung. Gambar 1.4. Peserta KKL
menuju ruang
pemaparan materi
Gambar 1.5 Suasana pemaparan materi Gambar 1.6 Sambutan Dr.
Tamamudin, M.M
Gambar 2.5 Pemaparan proses produksi rajut kaboki Gambar 2.6 Pemaparan
proses produksi rajut kaboki