DISUSUN OLEH:
DIANDRA FEMALE DEAZEKA PUTRI
(B12.2020.04316) (N702C)
KHISNIA PUTRI IZZATI
( B12.2020.04273 ) ( N702B )
MARITZA SHAFIRA
(B12.2020.04270) (N702B)
NUR KASANAH
(B12.2020.04304) (N702B)
OCILLIA SAFITRI
(B12.2020.04302) (N702B)
A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang resmi disahkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan
dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD
1945.
Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan
kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik
legitimasi ideologi Pancasila. Dengan lain perkataan dalam kedudukan yang seperti ini
Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan
negara Indonesia merupakan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik
penguasa pada saat itu.
Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancaman dengan
munculnya nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadi secara ilmiah
harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu bangsa, senantiasa memiliki, suatu pandangan
hidup atau filsafat hidup masing-masing yang berbeda dengan bangsa lain di dunia. Inilah
yang disebut sebagai local genius atau kecerdasan local dengan demikian bangsa Indonesia
tidak memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia membawa implikasi terha
dap keharusan terimplementasikannya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bern
egara, maka nilai-nilai Pancasila menjadi nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarak
at yang harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam pe
mbaharuan hokum pidana nasional. Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, d
apat kita temukan dalam beberapa dokumen historis dan didalam perundang-undangan negara In
donesia seperti dibawah ini :
a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945
b. Dalam Naskah politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian dij
adikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 ( terkenal dengan sebutan Piagam Jakar
ta )
c. Dalam naskah pembukaan UUD 1945, alinea IV
d. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat ( RIS ) tanggal 27 Desember 1
945, alinea IV
e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia ( UUDS RI ) tanggal 17 Agustu
s 1950
f. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959
Mengenai perumusan dan tata ruang Pancasila yang tercantum dalam dokumen historis
dan perundang-undangan negara tersebut diatas adalah agak berlainan tetapi ini dan
fundamennya tetap sama sebagai berikut :
1. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat Negara Dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945 Oleh
Ir. Soekarno
Tanggal 1 Juni 1945 dalam pidatonya Ir. Soekarno mengatakan bahwa hadia besar yang
akan dipersembahkan kepada Negara Indonesia Merdeka serta segenap Rakyat dari Pulau
Sumatera hingga Riau adalah “ Dasar sebuah Negara “. Dalam pemikiran besar dan
brilian seorang Ir. Soekarno, rakyat beserta bangsa Indonesia mayakini akan makna dari
sisi sakral Lahirnya Dasar Negara Indonesia yang disebut “ Pancasila “ dapat dijadikan
sebagai panduan juga jembatan bagi Rakyat serta Negara Indonesial dalam meraih serta
menuju “ Indonesia Merdeka, Indonesia yang berdaulat, beradab dan mermartabat
sebagai sebuah Bangsa “.
Bung Karno mengatakan bahwa ada lima Prinsip Dasar Negara yang berdasarkan atas
karakteristik bangsa Indonesia yaitu “ Gotong Royong “ ke-Lima Prinsip Negara itu
menjadi satu dalam butir-butir yang dinamakan “ Pancasila “ diantaranya :
1. Kebangsaan untuk Indonesia
2. Internasionalisme
3. Mufakat/Demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Namun dalam perjalanan Bangsa Indonesia hingga saat kini, ke-Lima Prinsip butir
Pnacasila ini mengalami penyempurnaan, sehingga terjadi perubahan akan susunan butir
butirnya yang saat kini dikenal adalah :
1. Ketuahanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Tetapi dalam perubahan serta penyempurnaan ini tidak mengalami perubahan arti
secara mendasar, semuanya tetap tergali serta berpegang teguh dari nilai-nilai
Pancasila yang didasari atas pemikiran Putra Sang Fajar ( Ir. Seokarno )
2. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik Yang Bersejarah ( Piagam
Jakarta Tanggal 22 Juni 1945 )
Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah Negara dicantumkan autentik tertulis
didalam alinea IV dengan perumusan dan data urutan sebagai berikut :
- Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
- Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Dengan berlakunya kembali UUD 1945, secara yuridis, Pancasila tetap menjadidasar falsafah
negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV dengan perumusandan tata
urutan seperti berikut :
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan instruksi Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1968, tertanggal 13April 1968,
perihal: Penegasan tata urutan/rumusan Pancasila yang resmi, yang harus digunakan baik dalam
penulisan, pembacaan maupun pengucapan sehari-hari. Instruksi ini ditujukan kepada: Semua
Menteri Negara dan Pimpinan Lembaga / Badan Pemerintah lainnya.
Tujuan dari pada Instruksi ini adalah sebagai penegasan dari suatu keadaan yang telah
berlaku menurut hukum, oleh karena sesuai dengan asas hukum positif (Ius Contitutum)UUD
1945 adalah konstitusi Indonesia yang berlaku sekarang. Dengan demikian secara yuridisformal
perumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang harusdigunakan,
walaupun sebenarnya tidak ada Instruksi Presiden RI No. 12/1968 tersebut.