BAB 7
Pengukuran return yang biasa digunakan adalah return total, relatif return,
kumulatif return, dan return disesuaikan. Sedang, rata-rata dari return biasa dihitung
berdasarkan rata-rata aritmatika dan rata-rata geometri.
7.2.1 Return Total
Merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang
tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Terdiri dari capital gain
(loss) dan yield sebagai berikut ini.
Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi
sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.
1
1989 1750 100 -
1990 1755 100 0,060
1991 1790 100 0,077
1992 1810 150 0,095
1993 2010 150 0,193
1994 1905 200 0,047
1995 1920 200 0,113
1996 1935 200 0,112
Sebagai ilustrasi cara perhitungan, return total untuk tahun 1990 dan 1991
dihitung sebagai berikut :
Return total dapat dihitung dari penjumlahan capital gain (loss) dan deviden
yield seperti tampak di tabel berikut ini.
Tabel 7.2 contoh perhitungan Capital Gain (Loss) dan Devidend Yield dan Return
Periode Capital Gain (Loss) Dividend Yield Return
(1) (2) (3) (4) = (2) + (3)
1990 0,0029 0,0571 0,060
1991 0,0199 0,0570 0,077
1992 0,0112 0,0838 0,095
1993 0,1105 0,0829 0,193
1994 -0,0522 0,0995 0,047
1995 0,0079 0,1050 0,133
1996 0,0078 0,1042 0,112
Sebagai ilustrasi, untuk tahun 1990, capital gain, dividend yield dan total
return dihitung sebesar :
Dividen umumnya dibayarkan per kuartal atau per tahun. Jika dividen per
tahun akan digunakan untuk menghitung return total untuk periode yang lebih
pendek, misalnya return sebulan, maka dividen sebulan dapat dianggap sebagai
dividen setahun dibagi 12. Jika dividen setahun digunakan untuk menghitung
2
return total mingguan, maka dividen seminggu dapat dianggap sebagai dividen
seahun dibagi dengan 52.
atau:
Relatif Return = Pt – Pt-1 + Dt + 1
Pt-1
Contoh 7.4 :
Tabel berikut menunjukkan nilai dari relatif return untuk saham PT ‘A’.
Tabel 7.3 Contoh Perhitungan Relatif Return
Periode Harga Saham (Pt) Dividen (Dt) Return (Rt) Relatif Return (RRt)
(1) (2) (3) (4) (5) = (4) + 1
1989 1750 100 - -
1990 1755 100 0,060 1,060
1991 1790 100 0,077 1,077
1992 1810 150 0,095 1,095
1993 2010 150 0,193 1,193
1994 1905 200 0,047 1,047
1995 1920 200 0,113 1,113
1996 1935 200 0,112 1,112
Untuk tahun 1990, relatif return di Tabel diatas dapat dihitung sebagai berikut :
3
Return total mengukur perubahan kemakmuran yaitu perubahan harga dari
saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima, perubahan
kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan dari dari kekayaan
sebelumnya. Return total hanya mengukur perubahan kemakmuran pada saat
waktu tertentu saja, tetapi tidak mengukur total dari kemakmuran yang dimiliki.
Untuk mengetahui total kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif (Cumulative
Wealth Indeks) dapat digunakan IKK (Indeks Kemakmuran Kumulatif) mengukur
akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KK 0) yang dimiliki
sebagai berikut :
Notasi :
IKK = Indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode pertama sampai ke n,
KK0 = Kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp1,
Rt = Return periode ke-t, mulai awal dari periode (t=1) sampai ke akhir periode
(t=n)
Contoh 7.5 :
Indeks kemakmuran kumulatif untuk saham PT ‘A’ mulai dari tahun 1989
sampai dengan tahun 1996 tampak di tabel berikut ini.
4
= 1,250 atau 125,00%
IKK = PHK – YK
Notasi :
IKK = Indeks Kemakmuran Kumulatif,
PHK = Perubahan Harga Kumulatif,
YK = Yield Kumulatif
Contoh 7.6 :
Tabel 7.5 : Perubahan Harga Kumulatif, yield kumulatif dan indeks kemakmuran
kumulatif
Perhitungan capital again (loss) dan dividend yield dapat dilihat di contoh
7.1, tabel 7.2. sebagai ilustrasi perhitungan, perubahan harga kumulatif (PHK),
yield kumulatif (YK) dan indeks kemakmuran kumulatif (IKK) untuk tahun 1991
dapat dihitung sebagai berikut :
5
= (1 + 0,0571) (1 + 1,0570) = 1,117
Notasi :
R1A = return sesuaian inflasi
R = return nominal
IF = tingkat inflasi
Contoh 7.7 :
Return sebesar 17% yang diterima setahun dari sebuah surat berharga jika
disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 5% untuk tahun yang sama, akan
memberikan return riel sebesar :
6
negeri, pengembalian yang diperoleh perlu disesuaikan dengan kurs mata uang
yang berlaku sebagai berikut :
(
RKA = RR
Nilai Akhir MataUang Domestik
Nilai Awal MataUang Domestik )
−1
Notasi :
RKA = return yang disesuaikan dengan kurs mata uang asing
RR = relative return
Contoh 7.8 :
Notasi :
RG = rata-rata geometric
Ri = return untuk periode ke-i
n = jumlah dari return
Contoh 7.9 :
Harga dari suatu saham pada periode ke–0 (periode awal) adalah Rp 500,-.
Pada periode selanjutnya (periode ke–1), harga saham ini meningkat menjadi Rp
600,- dan turun di periode ke-2 menjadi Rp 550,-. Return untuk masing-masing
periode adalah sebagai berikut :
7
R1 = (Rp600 - Rp500) / Rp500.-
Rata-rata return yang dihitung dengan metode rata-rata aritmatika adalah sebesar :
(0,2−0,833)
RA = =0,05833 atau 5,833 %
2
Notasi :
IKK = indeks kemakmuran kumulatif
t = periode ke-t
n = lama periode dari periode dasar ke periode ke-t
bv = nilai dasar
8
b. Berdasarkan nilai-nilai return historis.
c. Berdasarkan model return ekspetasian yang ada.
n
E(Ri) = ∑ ( Rij . p j)
j=1
Notasi :
E(Ri) = Return ekspektasian suatu aktiva atau sekuritas ke-i
Rij = Hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i
Pj = probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i)
n = jumlah dari hasil masa depan
Contoh 7.12 :
Berikut ini merupakan lima buah hasil masa depan dengan probabilitas
kemungkinan terjadinya untuk masing-masing kondisi ekonomi yang berbeda:
E(Ri) = Ri1 . p1 + Ri2 . p2 + Ri3 . p3 + Ri4 . p4 + Ri5 . p5
= -0,09 (0,10) + -0,05 (0,15) + 0,15 (0,25) + 0,25 (0,20) + 0,27 (0,30)
= 0,125 = 15,20%
Metode sama yang terbaik tergantung dari distribusi data returnnya. Jika
distribusi data return mempunyai poal trend, maka metode trend mungkin akan
lebih baik. Sebaliknya jika distribusi data returnnya tidak mempunyai pola acak,
maka metode rata-rata atau random walk akan menghasilkan return ekspektasian
lebih tepat.
Contoh 7.13 :
10
Berikut ini merupakan lima periode terakhir mingguan historis sebagai
berikut :
= 0,24%
b. Dengan metode trend dapat ditarik garis lurus dengan kesalahan terkecil
(lihat gambar, dan biasanya lebih tepat dihitung dengan teknik trend
misalnya regresi, rata-rata bergerak dan lain sebagainya). Dengan metode
trend akan dihasilkan E(Ri) = 0,35%.
c. Dengan metode random walk, maka nilai return ekspektasian adalah nilai
terakhir yang terjadi, yaitu E(Ri) = 0,25%.
7.4. RISIKO
Selain deviasi standar (standard deviation), risiko juga dapat dinyatakan dalam
bentuk varian (variance). Varian (variance) adalah kuadrat dari deviasi standar
(standard deviation) sebagai berikut:
11
Rumus varian ini dapat ditulis dengan dinyatakan dalam bentuk probabilitas.
Misal [Ri – E(Ri)]2 = Ui, maka Var(Ri) dapat ditulis:
σ =√ Var (Ri)
Contoh 7.14 :
Dengan menggunakan data di contoh 1.9, maka varian dari return ekspektasian
dapat dihitung sebesar:
Var(Ri) = (Ri1 – E(Ri))2. p1+ (Ri2 – E(Ri))2. p2 + (Ri3 – E(Ri))2. p3 + (Ri4 – E(Ri))2. p4 +
(Ri5 – E(Ri))2. p5
= (-0,09 – 0,152)2. 0,10 + (-0,05 – 0,152)2. 0,15 + (0,15 – 0,152)2. 0,25 +
(0,25 – 0,152)2. 0,20 (0,27 – 0,152)2. 0,30
= 0,000586 + 0,00612 + 0,000001 + 0,001921 + 0,00418
= 0,018.
√
n
∑ [ X i−E( X i) ]
2
i =1
SD=
n−1
Notasi:
SD = standard deviation
Xi = nilai ke-i
E(Xi) = nilai ekspektasian
12
n = jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar dengan n (paling
sedikit 30 observasi) dan untuk sampel kecil digunakan (n-1).
Nilai ekspektasian yang digunakan di rumuskan deviasi standar dapat berupa nilai
ekspektasian berdasarkan rata-rata historis atau trend atau random walk.
Contoh 7.15 :
Tabel 1.1 menunjukkan nilai-nilai return selama 7 tahun mulai tahun 1990 sampai
dengan 1996. Rata-rata aritmatika untuk nilai-nilai return ini sudah dihitung di contoh
1.10 sebesar 0,09957.
√
n
∑ [ X i−E( X i) ]
2
i =1
SD=
n−1
=
√ 0,01392
(7−1)
=0,0482
Risiko
CVi =
Return Ekspektasi
Notasi :
CVi = Coefficient of variation (koefisien variasi) untuk aktiva ke-i
13
Contoh 7.16 :
Data dua buah saham, yaitu saham Bank Mandiri Tbk (dengan kode ticker
BMRI) dan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (dengan kode ticker TLKM) untuk
periode satu minggu sebagai berikut ini.
Nilai return ekspektasian yang dihitung dengan rata-rata aritmatika untuk saham
BMRI adalah sebesar 0,00716 dan untuk saham TLKM adalah sebesar 0,02528. Risiko
yang yang diukur dengan deviasi standar (lihat rumus dan cara perhitungan bab risiko
berdasarkan data historis sebelumnya) adalah sebesar 0,02022 untuk saham BMRI dan
0,02296 untuk saham TLKM. Nilai-nilai CV untu kmasing-masing saham dapat
dihitung sebesar :
CVBMRI = 0,02022 / 0,00716 = 2,82586
Nilai CV untuk saham TLKM lebih kecil dari nilai CV saham BMRI. Ini bararti
saham TLKM mempunyai kinerja lebih baik untuk minggu pertama bulan oktober 2007
dibandingkan dengan kinerja saham BMRI.
E(X + k) = E(X) + k
b. Properti 2 : Nilai ekspektasi dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah
konstanta k adalah sama dengan nilai ekspektasi dari nilai acak itu sendiri dikalikan
dengan konstantanya sebagai berikut:
E(k . X) = k . E(X)
14
c. Properti 3: Varian dari penjumlahan suatu variabel acak X dengan sebuahkonstanta k
adalah sama dengan varian dari variabel acak sebagai berikut:
Var(X + k) = Var(X)
d. Properti 4: Varian dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah konstantak
adalah sama dengan varian dari variabel acak itu sendiri dikalikan dengankuadrat
konstantanya, sebagai berikut:
7.7. SEMIVARIANCE
Salah satu keberatan menggunakan rumus varian adalah karena rumus ini
member bobot yang sama besarnya untuk nilai-nilai dibawah maupun diatas nilai
ekspektasian (nilai rata-rata). Padahal individu yang mempunyai attitude berbeda
terhadap risiko akan memberikan bobot yang tidak sama terhadap dua kelompok nilai
tersebut. Pengukuran dengan deviasi standar yang juga memasukkan nilai-nilai diatas
nilai ekspektasiannya dianggap tidak tepat, karena dianggap bukan komponen dari
risiko. Pengukur risiko seharusnya hanya memasukkan nilai-nilai di bawah nilai yang
diekspektasi saja. Bukan hanya nilai-nilai satu sisi saja yang digunakan, yaitu nilai-nilai
di bawah ini ekspektasinya, maka ukuran risiko semacam ini disebut dengan
Semivariance yang dihitung sebagai berikut:
Contoh 7.17 :
Gunakan kembali data contoh
15
= 0,012
Baik varian maupun semivariance sangat sensitive terhadap jarak dari nilai
ekspektasian, karena pengkuadratan akan diberikan bobot yang lebih besar
dibandingkan jika tidak dilakukan pengkuadratan. Pengukuran risiko yang menghindari
pengkuadratan adalah mean absolute deviation (MAD):
Contoh 7.18 :
Ri Probabilitas (pi)
-0,09 0,10
-0,05 0,15
0,15 0,25
0,25 0,20
0,27 0,30
MAD = [Ri1 – E(Ri)] . p1 + [Ri2 – E(Ri] . p2 + [Ri3 - E(Ri)] . p3.....+ [Ri5 - E(Ri)] . p5
= [-0,09 – 0,152] . 0,10 + [- 0,05 – 0,152] .0,15 + [0,15 – 0,152 ] . 0,25
= 0,110
Return ekspektasian dan risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar
risiko semakin besar pula return yang diterima. Begitu juga sebaliknya, jika return
semakin kecil maka risiko juga kecil. Hubungan positif ini hanya berlaku pada return
ekspektasian saja. Untuk return realisasian hubungan positif ini dapat tidak terjadi.
Untuk pasar yang tidak rasional, kadang kala return realisasian yang tinggi tidak selalu
mempunyai risiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi, yaitu
return realisasian yang tinggi hanya mempunyai risiko yang kecil.
16
Return
ekspektasi Waran
Opsi
Saham Biasa
Saham Preferen
Obligasi perusahaan
Obligasi Pemerintah
Reksadana
Deposito
RBR
SBI
Risiko
Dari gambar terlihat bahwa suatu aktiva yang tidak mempunyai risiko (misalnya
adalah sertifikat utang yang dikeluarkan pemerintah, seperti Sertifikat Bank Indonesia
atau SBI) hanya akan memperoleh return ekspektasian yang rendah, yaitu sebesar
return bebas risiko.
Jika investor menginginkan return yang lebih tinggi, maka dia harus menanggung
risiko yang lebih tinggi pula. Obligasi pemerintah mempunyai risiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan SBI karena obligasi pemerintah adalah surat utang jangka
panjang sedangkan SBI adalah surat utang jangka pendek.
Waran dan opsi merupakan hak untuk membeli atau menerima saham dengan
harga tertentu untuk suatu periode waktu tertentu. Jika hak ini tidak digunakan sampai
masa berlakuknya habis, maka nilai dari waran atau opsi tersebut menjadi nol. Dengan
demikian pemegang waran atau opsi akan menanggung risiko yang besar yaitu risiko
kehilangan nilai waran atau opsi tersebut. Oleh karena itu, waran atau opsi diharapkan
akan dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan return dari saham
atau obligasi.
Future lebih berisiko dibandingkan dengan opsi. Future lebih berisiko karena
hasilnya diperoleh dimasa depan yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainty),
17
misalnya adalah komoditi hasil bumi (kelapa sawit, jeruk, dan lainnya) yang hasilnya
dimasa depan tergantung dari keberhasilan panennya.
Notasi:
Rp = return realisasi portofolio
Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio
Ri = return realisasian dari sekuritas ke-i
n = jumlah dari sekuritas tunggal
Return Ekspektasian Portofolio
Return ekspektasian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return-return
ekspektasian taip-tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio.
Rumus:
n
E(Rp) = ∑ (wi.E(Ri))
i= 1
Notasi:
E(Rp) = return ekspektasian portofolio
Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio
E(Ri) = return ekspektasian dari sekuritas ke-i
n = jumlah dari sekuritas tunggal
8.2. RISIKO PORTOFOLIO
Risiko portofolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio
tersebut. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian
(variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar.
8.2.1. Portofolio dengan Dua Aktiva
Portofolio dua aktiva adalah portfolio yang dibentuk hanya terdiri dari dua aktiva atau
sekuritas. Pembentukan ini dapat dilakukan pada berbagai keadaan, yaitu dimulai dari tidak
19
adanya investasi yang bebas risiko dan tidak diperkenankannya short sales (menjual saham
yang tidak dimiliki).dimiliki
Notasi:
Cov(RA,RB) = kovarian return antara saham A dan saham B
RAi = return masa depan saham A kondisi ke-i
RBi = return masa depan saham B kondisi ke-i
E(RA) = return ekspektasian saham A
E(RB) = return ekspektasian saham B
pi = probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke-i
n = jumlah dari kondisi masa depan dari i = 1,n.
∑ [RAi-E(RA)] . [RBi-E(RB)]
i=1 n
Notasi:
Cov(RA,RB) = kovarian return antara saham A dan saham B
RAi = return masa depan saham A kondisi ke-i
RBi = return masa depan saham B kondisi ke-i
20
E(RA) = return ekspektasian saham A
E(RB) = return ekspektasian saham B
n = jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar
(minimal 30 observasi ) dan untuk sampel kecil
digunakan
(n-1).
Koefisien Korelasi
Koefisien yang menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif
terhadap masing-masing diviasinya.
8.2.2. Portofolio dengan Banyak Aktiva
Matrik varian kovarian menunjukkan varian (bagian diagonal) dan kovarian (bagian bukan
diagonal) dari seluruh aktiva. Penjumlahan semua varian dan kovarian adalah risiko dari
portofolio.
21
= Risiko perusahaan + Risiko pasar
= Risiko tidak sistematik + Risiko sistematik
8.4. DIVERSIFIKASI
Diversifikasi risiko sangat penting untuk investor karena dapat meminimalkan risiko tanpa
harus mengurangi return yang diterima.
8.4.1. Diversifikasi dengan Banyak Aktiva
Semakin banyak aktiva yang dimiliki, semakin kecil risikonya.
Rumus :
Dari rumus diatas, risiko menurun semakin cepat dengan semakin banyaknya jumlah
sekuritas.
8.4.2. Diversifikasi Secara Random
Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak pada
berbagai jenis saham yang berbeda atau pada jenis aset yang berbeda. Investor memilih aset-
aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakteristik
aset-aset bersangkutan.
8.4.3. Diversifikasi Secara Markowitz
Berbeda dengan diversifikasi random, diversifikasi Markowitz lebih mempertimbangkan
berbagai informasi mengenai karakteristik setiap sekuritas yang akan dimasukkan dalam
portofolio. Diversifikasi Markowitz menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih
selektif terutama dalam memilih aset-aset, sehingga diharapkan memberikan mamfaat
diversifikasi yang paling optimal.
Informasi karakteristik aset utama yang dipertimbangkan adalah tingkat return dan risiko
(mean-variance) masing-masing aset, sehingga metode diversifikasi Markowitz sering
disebut dengan mean-variance model. Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah risiko
portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam
portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio,
atau disebut dengan kovarians.
PEMILIHAN PORTOFOLIO
BAB 9
22
Kumpulan (set) dari portofolio yang efisien disebut dengan efficient set atau efficient frontier.
9.2.1. Korelasi Antara Sekuritas adalah Positif Sempurna
Untuk korelasi positif sempurna dua buah aktiva A dan B, yaitu ρAB = +1
Untuk korelasi antar dua aktiva A dan B sebesar nol yaitu ρAB = 0 dan substitusikan
Untuk korelasi negatif sempurna antara aktiva A dan B yaitu ρAB = -1, maka rumus varian
dari portofolio setelah dilakukan substitusi b = (1-a) menjadi:
Portofolio Efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasian terbesar dengan
risiko tertentu atau memberikan risiko yang terkecil dengan return ekspektasian yang tertentu.
Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasian
tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang
tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasiannya.
Penentuan optimal dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan cara
Markowitz, dengan aktiva bebas risiko, dan dengan cara model indeks tunggal.
23
1. Waktu yang digunakan hanya satu periode
2. Tidak ada biaya transaksi
3. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasian dan risiko dari
portofolio
4. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko
Kendala yang ketiga adalah jumlah rata-rata dari seluruh return masing-masing aktiva (Ri)
sama dengan return portofolio (Rp) :
n
∑wi . Ri = Rp
i=1
Dengan demikian, model penyelesaian optimasi ini dapat ditulis sebagai berikut:
Fungsi Objektif:
n n n
24
i=1
25