Anda di halaman 1dari 25

MOBILISASI

MOBILISASI :
Pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk
ikut aktif dalam suatu usaha untuk kepentingan
bersama

GUGUR GUNUNG (JAWA)


bersama-sama bergerak menangani suatu proyek
bersama untuk kepentingan semua orang
MOBILISASI TIDAK MUDAH
karena ada yang beroposisi
(tidak suka, tidak mau, apatis)

di Indonesia tidak begitu sukar


karena pola kepemimpinan paternalistik

Idealnya prinsip PPM timbul dan tumbuh dari


masyarakat sendiri bukan instruksi dari atasan
Mobilisasi dalam masyarakat heterogen melalui
organisasi masyarakat setempat

Langkah yang perlu diambil :


1. Membuat daftar organisasi yang ada
2. Mengetahui kegiatan utama dan tokohnya
3. Menganalisa kemungkinan yang mendukung
atau menghambat program
4. Membuat perkiraan organisasi yang dapat
membantu progam

5. Mengatur strategi agar organisasi netral dapat


masuk pihak kita dan menetralisir organisasi
yang menentang, membuat mereka ikut bekerja
Mobilisasi = Proyek?
• Proyek dari atas cepat terwujud tapi belum tentu
kena sasaran

• Proyek mobilisasi dari bawah (waktu lama tapi


kena sasaran)
SYARAT PROYEK

Sebuah proyek yang telah dirumuskan secara bersama-


sama oleh masyarakat haruslah :
a. Edukatif, pengalaman mengatasi masalah
b. hanya dengan aktif berperan serta, masyarakat dapat
menjawab permasalahan
a. Kerjasama, semua berpartisipasi
b. memberi manfaat kepada seluruh masyarakat
Pentingnya dukungan

Diinformasikan mengenai masalah sosial yang


dirasakan oleh sebagian anggota masyarakat dan
persiapan yang telah dilakukan dan meminta
pengertian dan dukungannya.
Meminta, bila mungkin suatu pertemuan dengan
semua pejabat untuk membicarakan masalah
yang telah dirasakan oleh masyarakat agar
langkah-langkah kongkret dapat segera diambil
dan pengorganisasin masyarakat mendapat
restu pejabat.
PERAN ORGANISASI SETEMPAT

Punya Massa
Organisasi Setempat Punya Pemimpin
Punya Program

Mudah menggerakkan massa


utk menyokong program
PERAN ORGANISASI SETEMPAT

• Memberikan fasilitas fisik seperti ruang untuk


pertemuan, alat transportasi dll

• Memberikan fasilitas non fisik seperti mekanisme


kontrol, dukungan moral, bantuan tenaga dan fikiran
PENDIDIKAN NON FORMAL DALAM PPM

KEGIATAN MASYARAKAT

BERKELANJUTAN DAN PERLUASAN

KUALITAS DAN KUANTITAS

KESANGGUPAN TERTENTU AGAR TUJUAN TERCAPAI


(SANGGUP MEMBUAT PERLUASAN)

- BERI PENDIDIKAN NON FORMAL


- SESUAI KONDISI
- PERSYARATAN TAK KETAT
PENDIDIKAN NON FORMAL HARUS :

- Tidak sekedar memberi pengetahuan teknis


- Menggugah motivasi masyarakat agar pengetahuan
teknis yang dimiliki dapat mengakibatkan
perubahan perilaku
- Masyarakat mempraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari
BENTUK PENDIDIKAN NON FORMAL :

- KURSUS IBU / REMAJA PUTRI


(KETERAMPILAN WANITA)

- KURSUS KADER KESEHATAN


(PENGELOLAAN DANA SEHAT,
PENCEGAHAN PENYAKIT)

- KURSUS KADER TANI


LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DITEMPUH
DALAM MEMBERI MATERI PADA PENDIDIKAN
NONFORMAL :

1. memberi pengertian
2. menimbulkan kesadaran dan kebiasaan yang baik
dan buruk
3. merangsang supaya terjadi peningkatan kebiasaan
yang baik dan pengurangan kebiasaan buruk
4. meyakinkan anak didik bahwa mereka mampu
menerapkan bahan-bahan yang diterima dalam
kehidupan sehari-hari dan selanjutnya
mengembangkannya
AGAR KURSUS-KURSUS YANG
DISELENGGARAKAN DAPAT BERHASIL,
MAKA :

A. materi sesuai kebutuhan setempat


B. materi sesuai tingkat kemampuan peserta.
lima prinsip belajar :
1. sudah tahu ke hal yang belum tahu
2. mudah ke hal yang sukar
3. sederhana ke hal yang kompleks
4. konkret ke hal yang abstrak
5. spesifik ke hal yang umum
DALAM UPAYA PENYESUAIAN DENGAN
TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA,
MAKA :
- Tujuan dirumuskan dengan jelas dan terbatas
- Bahasa dan istilah sederhana
- Contoh diambil dari pengalaman peserta dan
keadaan sekelilingnya
- Materi kursus berdasar keadaan sebenarnya
C. Isi praktis, langsung dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
- kursus gizi, langsung praktek memasak dengan bahan
& alat yang ada di masyarakat tersebut.

D. Keikutsertaan peserta secara aktif, tidak sekadar dalam


pelaksanaan kursus, libatkan dari awal, mulai
pengamatan sikon, membuat materi, pelatih
mengarahkan
MENGGUNAKAN METODE YANG BERSIFAT
MENGIKUTSERTAKAN PESERTA SECARA
AKTIF :

- Tanya jawab bebas sesuai masalah yang


dihadapi
- Diskusi kelompok kecil, pelatih sebagai
koordinator
- Praktek lapangan, membahas permasahan
yang timbul
E. Ketrampilan yang diperoleh peserta dapat
dipertanggung jawabkan kualitasnya (dapat
dilakukan secara nyata dan diakui)

F. Ada program sebagai tindak lanjut (pertemuan


berkala, surat menyurat dll)
Kerjasama dengan aparat setempat sejak perencanaan
kursus dan penggunaan potensi setempat
Keuntungannya :
- penyediaan fasilitas (tempat, alat, personil)
- menghindarkan tumpang tindih (materi, kursus,
kegiatan)
- aparat ikut merasa memiliki kegiatan tersebut
- kebersamaan dalam menaggulangi masalah
Perlunya mempersiapkan kader pelatih dalam tiap
Kursus, sehingga pada kursus berikutnya pelatih
bisa didelegasikan kepada kader

Keuntungannya :

- masyarkat mulai menangani sendiri kegiatan mereka


- kursus dapat diselenggarakan dengan biaya minim
- daya jangkau dan daya guna lebih optimal
- taraf pelatih inti yang jumlahnya terbatas dapat berfungsi
sebagai pembina untuk daerah yang lebih luas
PEMBINAAN OLEH PELATIH INTI DAPAT
DILAKUKAN DENGAN CARA :

- mengunjungi dan memberi dukungn moril pada kursus


yang diselenggarakan kader
- mengumpukan kader pelatih secara berkala dan membahas
masalah yang mereka hadapi serta memberi informasi baru
- menghubungi pejabat setempat untk memberikan orientasi
tentang kegiatan kader pelatih, agar mendapat
dukungan
SKEMA PERANAN PELATIH INTI

ANGKATAN PESERTA JUMLAH PERANAN PELATIH LOKASI

I 12 12 MELATIH PESERTA KECAMATAN

MEMBIMBING KADER
II 12 12 12 36
PELATIH
KELURAHAN

12 12 12 12 12 12 MENGAWASI KADER
III 72 RK/RT
PELATIH

Anda mungkin juga menyukai