Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN

TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

MAKALAH KEWIRAUSAAN
“KEPEMIMPINAN”

OLEH :

NABILA SALSABILLA – F12121105


AHMAD HIDAYAT – F12121059
REYNALDO YUDISTIRA – F12121031

PALU
2022

1|Page
DAFTAR ISI
BAB I 3
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..3
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah…………………………………. 3
1.3 Rumusan Masalah
BAB II 5
2.1 Model pengembangan Kepemimpinan…………………………………5
2.2 Tren Dalam Kepemimpinan Dimasa Depan……………………………6
2.3 Program Pengembangan Kepemimpinan Indonesia…………………..7
BAB
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….9
3.2 Saran………………………………………………………………………9
Daftar Pustaka 10

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan adalah bidang interdisipliner baru, Meskipun teori Douglas
McGregor telah ada sejak tahun 1960-an Bukunya The Humanization of the Firm
menulis tentang teori perilaku dalam manajemen sumber daya manusia. Pada abad
yang lalu, beberapa artikel Diterbitkan terkait dengan kepemimpinan, sangat
sedikit Fokus pada tujuan dan manfaat pengembangan kepemimpinan. Program
Program Pengembangan Kepemimpinan sesuatu yang telah dibahas secara luas
selama dua dekade terakhir sebagai tanggapan terhadap kebutuhan mendesak
untuk mempersiapkan para pemimpin sektor public dan bisnis yang mampu
menjawab tantangan dan kondisi tidak pasti. Namun, ternyata hanya sedikit yang
fokus pada Prosedur evaluasi

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah


Penelitian yang dilakukan oleh Eddie Blast (2007) menunjukkan
bahwa: Pengembangan kepemimpinan saat ini masih berkisar Kepemimpinan
terlihat, dapat diverifikasi, dan eksplisit. Pengetahuan dan pengalaman pemimpin
(pengetahuan tacit) Ini adalah kemampuan inti yang tidak terlihat yang sering
dengan mudah diabaikan. Meskipun kemampuan ini seharusnya menjadi hal yang
penting Program Pengembangan Kepemimpinan. Pergeseran sekarang telah
terjadi Lebih banyak contoh dari program kepemimpinan dan manajemen Untuk
sisi manusia, fokuslah pada individu daripada proses manajemen sendiri

Tantangan kepemimpinan ini harus mampu Lembaga pendidikan dan


pelatihan yang bergerak di bidang pembangunan memimpin. Pertimbangkan
program pengembangan kepemimpinan yang sesuai sebagai komponen kunci
dalam membentuk pemimpin yang cakap Mengatasi tantangan global saat ini.
melalui peningkatan kapasitas pimpinan, instansi/instansi pemerintah diharapkan

3|Page
mampu mencapai tujuan mereka secara efektif dan efisien. Penelitian ini
didasarkan pada asumsi-asumsi berikut, yaitu: Merancang program
pengembangan kepemimpinan akan sangat Tunduk pada kursus/silabus tertentu,
materi, metode, sistem evaluasi pembelajaran. metode Penelitian yang dilakukan
mengacu pada adanya program pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan
Indonesia saat ini dan tanggapannya terhadap Meningkatkan keterampilan
kepemimpinan pejabat publik saat ini

1.3 Rumusan Masalah


1) Seberapa besar manfaat setiap mata Diklat pada setiap agenda
pembelajaran Diklat Kepemimpinan?
2) Seberapa besar efektivitas penyelenggaraan program Diklat
kepemimpinan yang ada saat ini?
3) Apa yang masih kurang dalam program pengembangan ini?

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Pengembangan Kepemimpinan


Sumber daya manusia dalam suatu organisasi dianggap memiliki jabatan
vital (modal manusia) karena akan menjadi kekuatan pendorong di belakang
Pencapaian tujuan organisasi, baik dari segi fungsi operasional, Secara efisien dan
berhasil menjalankan tugas dan fungsinya. melewati Oleh karena itu, penting bagi
para pemimpin dalam suatu organisasi yang mampu, Integritas, inspirasi, dan
kepositifan dalam pekerjaan yang mereka lakukan mencapai tujuan dan sasaran
yang diinginkan. semua level Dalam fungsi manajemen pemerintahan, pejabat
publik harus mampu menjalankan fungsinya Mengelola dan memimpin
implementasi.

Dalam hal ini pengembangan kepemimpinan menjadi penting karena


adanya kebutuhan akan pemimpin publik yang berpengetahuan luas dan terlatih di
semua tingkatan manajerial yang bertanggung jawab kepada tugas dan fungsinya
dalam penyediaan layanan publik. Beberapa pembahasan tentang program
pengembangan kepemimpinan yang ditemukan dalam literatur, terkait dengan
struktur dan metode pelatihan serta ranah kompetensi yang selama ini
dikembangkan, meliputi kemampuan kognitif, sosio-emosional dan perilaku, serta
keterampilan dan pengetahuan. Pengembangan kepemimpinan di dalam institusi,
baik sektor bisnis maupun pemerintahan menjadi hal yang selalu diperdebatkan.
Ketidakpuasan terhadap pola pendekatan program pengembangan kepemimpinan
model lama telah menyebabkan diversifikasi dalam berbagai inisiatif program
yang ditawarkan.

5|Page
2.2 Tren Dalam Kepemimpinan Dimasa Depan
1. Lebih
Ada dua tipe pengembangan yang berbeda, yaitu horisontal dan
vertikal. Pengembangan vertikal lebih pada bagaimana untuk
memfungsikan kewenangan pada setiap level yang berbeda.
Perkembangan vertical akan memberikan keterampilan pribadi untuk
mengatasi kondisi lingkungan pekerjaan yang berubah sesuai dengan
kewenangannya. Selama ini sebagian besar waktu telah dihabiskan
untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
(kompetensi teknis) yang baru, namun hanya sedikit waktu untuk
pengembangan kompetensi vertical (tahapan pengembangan).
Pengembangan horizontal dalam diklat kepemimpinan sangat berguna
saat masalah organisasi dapat didefinisikan dan dianalisis secara jelas
dan ada teknik inovatif yang dikuasai untuk memecahkannya. Para
peserta diklat juga akan belajar terkait pengelolaan kegiatan yang
melibatkan tim kerja dan stakeholder. Pada pengembangan vertikal,
para peserta diklat memasuki tahap pengembangan kompetensi yang
lebih tinggi, menyadari tantangan global yang saat ini dengan cara
yang lebih komplek dan inklusif dan pola berpikir mereka akan lebih
berkembang. Pengembangan kompetensi horisontal bisa diajarkan
(dari seorang ahli), karena ini seperti seperti menuang air ke dalam
gelas dengan konten baru terkait kompetensi kepemimpinan dan
manajerial, sedangkan pengembangan vertikal lebih cenderung kepada
tahap kemajuan pemimpin itu sendiri terkait bagaimana mereka
menyadari tantangan yang mereka hadapi saat ini (kesiapan mental
dan spiritual).

2. Merubah pola tanggung jawab pengembangan kompetensi lebih besar


terhadap individu Orang akan berkembang paling cepat saat mereka
merasa bertanggung jawab atas kemajuan kompetensi mereka sendiri.
Model pengembangan 18 kompetensi pegawai saat ini hanya akan
mendorong persepsi bahwa orang/ bagian lain yang akan bertanggung
jawab atas perkembangan mereka, misalnya bagian sumber daya
manusia, pimpinan, atau atasan mereka. Kita perlu membantu agar
orang-orang ini dapat keluar dari pandangan yang salah ini dan
menyadari pentingnya pengembangan diri mereka sendiri.
Pembelajaran diklat kepemimpinan saat ini harus memungkinkan para
peserta diklat untuk membuktikan kemampuannya untuk merancang
dan mengimplementasikan suatu perubahan di unitkerjanya.

6|Page
3. Membentuk pola kepemimpinan kolektif, bukan individu
Pengembangan kepemimpinan saat ini telah menjadi terlalu fokus
pada
sosok individunya. Terjadi sebuah transisi dari paradigma lama
dimana
pengembangan kompetensi kepemimpinan ada pada diri (peran
seseorang) menuju ke paradigma baru dimana kepemimpinan adalah
sebuah proses kolektif yang menyebar ke semua orang yang terkait.
Pertanyaan akan berubah dari “Siapakah pemimpinnya? Menjadi
“bagaimana agar kepemimpinan tersebut dapat mengembangkan
kemampuan individu/ kelompok yang dipimpinnya? Hal ini dapat
diajarkan melalui pembelajaran kepada peserta diklat tentang
pentingnya koordinasi dan kolaborasi serta kemampuan
mempengaruhi semua pihak agar mendukung perubahan yang akan
dilakukan.

2.3 Program Pengembangan Kepemimpinan Indonesia


Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan pola baru yang diselenggarakan
sejak tahun 2014 telah mencoba mengadaptasi trend pola pengembangan
kepemimpinan saat ini sehingga diharapkan dapat menyiapkan para pemimpin
perubahan di lingkungan pemerintahan di Indonesia agar siap menghadapi
tantangan global saat ini. Penyelenggaraan program diklat kepemimpinan pola
lama, dianggap sudah tidak sesuai lagi karena terdapat banyak kelemahan
sehingga dibutuhkan sebuah pembaharuan. Kompetensi yang ingin dibangun pada
penyelenggaraan Program Diklat Kepemimpinan Tingkat IV pola baru di
Indonesia, sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 20
Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV, yaitu agar
memiliki kompetensi kepemimpinan operasional untuk merencanakan
pelaksanaan kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi
bawahan dan pemangku kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan
yang telah direncanakan dengan diindikasikan oleh kemampuan:
1. Membangun karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi etika publik, taat
pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggung jawab dalam memimpin unit
instansinya.
2. Membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi.
3. Melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas-
tugas organisasi ke arah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan instansi

7|Page
4. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkanpelaksanaan
kegiatan yang lebih efektif dan efisien.
5. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal organisasi
dalam implementasi kegiatan unit instansinya.

Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya, maka para pejabat struktural di
lingkungan KESDM diharapkan telah memiliki kompetensikepemimpinan
tersebut sehingga dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara optimal

8|Page
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, maka dalam pengembangan Program
Kepemimpinan di KESDM ke depannya dapat disimpulkan Diklat
Kepemimpinan yang diselenggarakan di Indonesia pada dasarnya telah sesuai
dengan trend model pengembangan kepemimpinan yang dianggap paling efektif
saat ini yang diharapkan dapat mencetak para pemimpin perubahan di lingkungan
KESDM yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran-saran yang dapat diberikan
untuk perbaikan penyelenggaraan diklat kepemimpinan ke depannya yaitu Pola
pengembangan kompetensi kepemimpinan dan metode pembelajaran yang
dilakukan seharusnya berkelanjutan (pengembangan vertikal); Kompetensi
pengembangan kepemimpinan harus bersifat dinamis yang disesuaikan dengan
karakteristik lingkungan kerja dan tantangan yang dihadapi sehingga harus
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-masing

9|Page
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., dan Nugraha, R.N. (2017). Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru Model Kirkpatrick: Studi Kasusatas
Penyelenggaraan di Pusdiklat Mineral dan Batubara. Jurnal Aparatur
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Vol. 01 No.01, Juli 2017

Chachra, V., Sahni, S., Bansa, R. (2011). Development Trends in India:


(Perspectives) Leadership Development. Harvard Business Publishing.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai