Alur/Kerangka Berpikir
Dalam prosesnya, seorang transformational leader diprediksi dapat melakukan terobosan saat
ia mencapai level kompetensi kepemimpinan transformasional tertentu serta level kualitas
inovasi tertentu, sehingga tercipta game-changing frugal innovation. Proses pengembangan
kapasitas melakukan terobosan tersebut yang dicerminkan melalui model yang diajukan
dalam penelitian ini, yaitu Breakthrough possibility frontier model.
Hasil Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini, diambil dari inovasi yang dilakukan oleh peserta
Youth Economic Leadership Program (YELP) Angkatan I. Kategori sumber data kedua
diambil dari inovasi yang dilakukan peserta Economic Leadership for Regional Government
Leader (REL) Angkatan II dan III. Kedua program ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia
Institute. YELP adalah sebuah kegiatan berupa bootcamp inovasi, yang dirancang sebagai
wadah pembelajaran dan pembekalan bagi peserta yang lolos sebagai finalis lomba inovasi di
kalangan generasi muda dengan tema “Inovasi Anak Bangsa Membangun Negeri melalui
YELP BINS”. Selanjutnya REL, REL diselenggarakan dalam rangka mewujudkan visi Bank
Indonesia untuk mendukung, mendorong, dan menyukseskan program perekonomian daeraah
di Indonesia, dan ditujukan bagi para pemimpin daerah.
Analisis
Terdapat dua aspek yang akan dianalisis yakni aspek kualitas inovasi (frugal innovation) dan
potensi kepemimpinan (transformational leadership). Dari hasil analisis ini dapat
disimpulkan beberapa hal, yakni :
Terdapat perbedaan kualitas inovasi dan potensi kepemimpinan di antara kedua
kelompok tersebut. dalam hal ini, peserta REL memiliki kapasitas melebihi peserta
YELP, dari aspek inovasi dan potensi kepemimpinan. Hal ini sangat logis karena
peserta REL merupakan representasi dari pemimpin yang telah menjabat secara
formal, sementara peserta YELP umumnya merupakan mahasiswa aktif.
Secara umum terdapat kecenderungan hubungan positif antara kualitas inovasi dan
kepemimpinan. Dalam hal ini, secara umum peserta REL dengan pengalaman dan
kepemimpinan yang dimiliki mampu menjadi motor inovasi (yang telah dilaksanakan)
di daerahnya, sementara itu, peserta YELP umumnya memiliki inovasi yang sebagian
besar masih berupa ide ataupun prototype.
Dari sisi kualitas inovasi, peserta REL melakukan inovasi yang spesifik di daerahnya,
tidak mudah diduplikasikan, walaupun cukup berdampak terhadap ekonomi di
daerahnya.
Dari sisi potensi kepemimpinan, responden dari peserta REL memiliki karakteristik
yang merupakan peleburan dari transformational leadership dan suistanable
leadership.