Gelombang Elektromagnetik
Research Based Learning (RBL)
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika dan Bahasa Indonesia.
Guru Pembimbing: Dede Saepudin,M.Si.,M.Pd. dan Lela Siti Nurlaila, M.Pd.
oleh :
Kelas XI MIPA 8
SEKOLAH MENENGAH NEGERI ATAS 3
BANDUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkankan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
proposal Resarch Based Learning “Penempatan Router WiFi Efektif Berdasarkan
Sifat Perambatan Gelombang Elektromagnetik”, untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh Bapak Dede Saepudin, M.Si.,M.Pd. dan Ibu Lela Siti Nurlaila, S.Pd.
selaku guru pengajar mata pelajaran Fisika dan Bahasa Indonesia di SMAN 3
Bandung.
Harapan kami semoga hasil laporan yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca terutama untuk
Bapak Dede Saepudin, M.Si.,M.Pd. dan Ibu Lela Siti Nurlaila, S.Pd, selaku yang
menilai hasil kerja kami, kemudian dapat menambah wawasan serta pengalaman
sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi laporan ini menjadi
lebih baik lagi.
Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang
terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran untuk lebih
memperbaiki laporan ini. Terima kasih.
Penulis
iii
Penempatan Router WiFi Efektif Berdasarkan Sifat Perambatan
Gelombang Elektromagnetik
Ditha Deriana, Irbad Adi Pradana, Rahmanda Abdul Malik Karim Amrullah, Redha
Alfajry
ABSTRAK
WiFi telah menjadi teknologi yang dipakai secara luas untuk mengakses
internet oleh banyak orang. Namun karena jarak gelombang router WiFi yang
terbatas dan gelombang yang dipancarkan router dapat terganggu, terserap, dan
dipantulkan oleh beberapa media sehingga terkadang pengguna akan mengalami
signal drop pada koneksi internet. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti
berusaha mencari cara untuk menempatkan router WiFi di tempat yang benar-benar
efektif agar signal drop dapat teratasi seminimal mungkin.
iv
Placement Router WiFi Effective Based on Electromagnetic Wave
Propagation Properties
Ditha Deriana, Irbad Adi Pradana, Rahmanda Abdul Malik Karim Amrullah, Redha
Alfajry
ABSTRACT
WiFi has become a technology that is widely used to access the internet
by many people. However, due distance of waves the router to the limited WiFi and
the waves emitted by the router can be interrupted, absorbed, and reflected by several
media so that sometimes users will experience a signal drop on the internet
connection. To overcome this problem, researchers are trying to find ways to place
the router WiFi in a place that is truly effective so that the signal drop can be resolved
to a minimum.
This research describes the things that can hinder the speed of a WiFi
signal by using a tool that is easy to find and what to pay attention to when placing a
router WiFi so that there is no signal drop.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Definisi Operasional
1.6 Jadwal Kegiatan
1.7 Rencana Anggaran Biaya
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 WiFi
2.2 Router
2.3 Local Area Network
2.4 Signal Strength
2.5 Gelombang Elektromagnetik
2.6 Hipotesis Penelitian
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2 Populasi dan sampel
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Prosedur Penelitian
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Coba
vi
4.2 Analisis Data
4.4 Hasil Penelitian
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan rumusan masalah, penulis menyusun beberapa tujuan penelitian dengan
rincian sebagai berikut :
1 Mengetahui penempatan WiFi dan router yang paling efektif untuk memancarkan
gelombang elektromagnetik.
2 Mengetahui penyebab kecepatan internet yang lambat di ruangan tertentu
3 Mengetahui penyebab sinyal WiFi yang sama sekali tidak menjangkau ruangan
tertentu.
2
serentak dan berkala dalam tenaga pada medan
router WiFi.
praktis; gadget.
asalnya.
lenting; penyinaran.
3
WiFi. Semakin kuat sinyal maka semakin baik
Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan, peneliti merencanakan jadwal kegiatan sebagai
berikut.
Alokasi waktu
Menentukan topik
1 x
penelitian
2 Kajian Literatur x x
Pembuatan Bab 1-
3 x x x
3
4 Konsultasi x x x x x
Penyusunan
5 x x x x
proposal
Pengumpulan
6 x x x
data
4
7 Pengolahan data x x x
Penyusunan
8 x x
laporan
9 Pembuatan video x
Pembuatan
10 x
presentasi
11 Presentasi riset x
Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan oleh peneliti, direncakan keperluan dengan
anggaran yang diperlukan adalah sebagai berikut.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 WiFi
WiFi (Wireless Fidelity) adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan peralatan
elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui
sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi Internet berkecepatan
tinggi. Alliance mendefinisikan WiFi sebagai "produk jaringan area lokal
nirkabel (WLAN) apapun yang didasarkan pada standar Institute of Electrical and
Electronics Engineers (IEEE) 802.11". Meski begitu, karena kebanyakan WLAN zaman
sekarang didasarkan pada standar tersebut, istilah WiFi dipakai dalam bahasa Inggris
umum sebagai sinonim "WLAN".-tekno.foresteract
2.2 Router
Perute atau penghala (bahasa Inggris: router) adalah sebuah alat yang
mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan menuju tujuannya, melalui sebuah proses
yang dikenal sebagai penghalaan. Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan
jaringan seperti Internet Protokol) dari protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis
OSI. Router berfungsi sebagai penghubung 2 jaringan atau lebih untuk meneruskan data
dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan
penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). Sebagai
ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch, switch merupakan suatu jalan,
sedangkan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing berada pada jalan
yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang
sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat
memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN.-Wikipedia
6
2.4 Signal Strength
Kualitas sinyal menentukan handal tidaknya suatu WiFi . Semakin kuat suatu sinyal
maka semakin baik dan handal konektivitasnya. Sinyal pada WiFi ditunjukan dengan
besaran dBm, yaitu satuan level daya dengan referensi daya 1mW = 1 - 3 Watt. Rentang
kuat sinyal pada WiFi yaitu antara -10 dBm sampai kurang lebih -99 dBm, yang apabila
nilainya mendekati positif maka semakin kuat sinyalnya. Kuat sinyal dapat dikategorikan
berdasarkan kualitasnya sebagai berikut :
a. Excellent ( Green ) = -57 to -10 dBm ( 75 - 100% )
b. Good ( Green ) = -75 to -58 dBm ( 40 - 74% )
c. Fair ( Yellow ) = -85 to -76 dBM ( 20 - 39% )
d. Poor ( Red ) = -95 to -86 dBm ( 0 - 19% )
slzabella.blogspot.com
Bentuk gelombang elektromagnetik yang membawa muatan energi elektromagnetik tanpa memiliki media
rambat. Sumber gambar: Douglas C. Giancoli
7
Dapat disimpulkan bahwa gelombang elektromagnetik memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Tidak memerlukan media rambat.
2. Termasuk gelombang transversal.
3. Tidak membawa massa, namun membawa energi.
4. Energi yang dibawa sebanding dengan besar frekuensi gelombang.
5. Medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B) dan sefase.
6. Memiliki momentum.
7. Dibagi menjadi beberapa jenis tergantung frekuensi atau panjang gelombangnya.
8. Dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), perpaduan
(interferensi), pelenturan (difraksi), dan pengutuban (polarisasi).
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
kedua router ditempatkan pada keadaan yang diperkirakan dapat menganggu sinyal router.
Kemudian mengukur kekuatan signal strength dan internet speednya dengan bantuan
aplikasi. Data masing-masing router dicatat dalam bentuk tabel untuk di analisa.
Tahap kedua yaitu menggunakan hasil analisa tahap pertama sebagai acuan untuk
mencari posisi terbaik di dalam rumah agar router dapat memancarkan sinyal secara
optimal dan merata. Peneliti membuat heatmap dengan bantuan aplikasi untuk mencari tau
area mana yang tidak mendapat sinyal router yang optimal. Kemudian memindahkan
router ke posisi yang memungkinkan router memancarkan sinyal secara merata,
khususnya pada area yang tidak mendapat sinyal secara optimal pada posisi sebelumnya.
Kemudian periksa kembali dengan bantuan heatmap untuk melihat peningkatan pada
penyebaran sinyal router dan dibandingkan posisi sebelumnya.
Tabel tersebut akan digunakan untuk tiga router berbeda yang dimana hasil rata-rata
dari setiap tabel akan dikumpulkan untuk dianalisa.
10
Kecepatan
Benda Signal Strength
Posisi/Ruangan Internet (Mbit/s) Jarak (cm)
Penganggu (dBm) rata--rata
rata-rata
Posisi awal
Tidak
router
diganggu
peneliti.
Mesin Cuci,
(1) Dapur Kulkas, dan
Freezer.
Dinding,
(2) Kamar kamar, dan
Televisi.
(3) Ruang Furniture
keluarga Logam
Keterangan: (n) adalah nomor router milik masing-masing peneliti.
b. Data tabel kedua.
Hasil analisa dari tabel tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam mencari titik
terbaik di rumah untuk menempatkan router WiFi dan data dari tiap posisi router akan
dikumpulkan pade tabel berikut.
11
3.5 Alat dan Bahan
1. Router WiFi.
2. Handphone
3. Aplikasi WiFi Heatmap & WiFi Analyzer .
4. Berbagai benda pengganggu sinyal WiFi seperti benda elektronik.
5. Benda yang dapat menghalangi sinyal WiFi seperti dinding, pintu, dan lain-lain.
3.6.2 Pelaksanaan
Tes pertama :
1. Terdapat tiga buah router yang akan diujicobakan oleh tiga peneliti
berbeda. Masing-masing peneliti akan menguji router pada keadaan
dan jarak yang berbeda pula.
2. Router akan ditempatkan pada dua posisi yang berbeda. Posisi pertama
merupakan posisi awal router milik peneliti dan posisi kedua akan
ditempatkan di tempat yang diperkirakan akan dapat mengganggu
sinyal router.
3. Diantara router dan handphone, tempatkan barang elektronik atau
benda lainnya yang diperkirakan dapat mengganggu, memantulkan,
ataupun menyerap gelombang router WiFi.
4. Periksa perbedaan signal strength dan kecepatan internet ketika
diposisi pertama dan kedua menggunakan aplikasi khusus bernama
“WiFi heatmap”. Data masing-masing posisi diambil sebanyak delapan
kali dengan periode waktu 5 detik agar memungkinkan aplikasi
memindai perubahan signal strength dengan cukup akurat. Kemudian
peneliti merata-ratakan perubahan signal strength tersebut.
12
5. Data dari masing-masing penelti kemudian disatukan dalam bentuk
tabel untuk dianalisa.
Tes kedua :
1. Memeriksa kekuatan siynal yang dipancarkan oleh router dari berbagai
titik dirumah salah satu anggota penelitian yang kemudian dipetakan
dalam aplikasi “WiFi analizer” dengan didasari hasil tes pertama.
2. Mencoba untuk menganalisa secara abstrak, mengapa suatu area di peta
bisa mendapatkan sinyal router yang kuat berdasarkan pada studi
pustaka dan tes pertama yang telah dilakukan.
3. Mencoba untuk menganalisa secara abstrak, mengapa suatu area di peta
bisa mendapatkan sinyal router yang lemah dan mengapa bisa terjadi
signal drop di titik tersebut berdasarkan studi pustaka dan tes pertama
yang telah dilakukan.
4. Mencari tempat terbaik agar router dapat memancarkan sinyal secara
menyeluruh di dalam rumah tersebut dan kemudian dipetakan kembali
agar terlihat perbedaan dengan posisi sebelumnya.
3.6.3 Pengolahan
1. Aplikasi pengambil data bernama “WiFi heatmap” dimana aplikasi
tersebut berperan sebagai pengukur kecepatan koneksi dan signal
strength WiFi yang akan diteliti.
2. Aplikasi pengambil data bernama “WiFi Analyzer” yang berfungsi
untuk membuat model dan menggambarkan penyebaran signal WiFi
dalam denah suatu rumah.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
No Signal
Link Speed Signal Strength Link Speed
Strength
(Mbit/s) (dBm) (Mbit/s)
(dBm)
1 -38 72 -58 72
2 -41 72 -51 72
3 -40 72 -60 72
14
4 -47 72 -57 72
5 -40 72 -59 72
6 -46 72 -55 72
Rata-
-42,6 72 -56,6 72
rata
Jarak 100cm
b.Tabel data pada router WiFi kedua.
Kecepatan
Benda Signal Strength
Posisi/Ruangan Internet (Mbit/s) Jarak (cm)
Penganggu (dBm) rata--rata
rata-rata
15
Kulkas, dan
Freezer.
Dinding,
(5) Kamar kamar, dan -56,6 72 100 cm
Televisi.
(6) Ruang Furniture
-62,63 54 160 cm
keluarga Logam
Keterangan: (n) adalah nomor router milik masing-masing peneliti.
a.Lembar Uji Coba Tahap I
16
pada posisi kedua apabila dibandingkan dengan posisi pertama yang menunjukan bahwa
kulkas, freezer, dan mesin cuci pada keadaan kedua dapat menganggu sinyal router. Tidak
terjadi perubahan pada kecepatan rata-rata router.
Pada router kedua, router ditempatkan pada posisi tetap sedangkan handphone
dipegang untuk posisi pertama. Pada posisi kedua, handphone kembali dipegang namun
berada di dekat televisi dan dihalangi oleh dinding kamar. Handphone yang dipegang
berjarak 100 cm dari router. Pada posisi pertama, rata-rata signal strength adalah -42,6
dBm dan pada posisi kedua mengalami penurunan sebesar 14 dBm menjadi rata-rata-56,6
dBm. Penurunan signal strength menunjukan bahwa televisi dan dan dinding dapat
mengganggu kekuatan sinyal router.
Pada router ketiga, router ditempatkan pada posisi tetap sedangkan handphone
dipegang tanpa didekakan kepada benda penganggu. Pada posisi kedua, router dipegang
dan didekatkan kepada televisi dan furniture yang terbuat dari logam. Handphone yang
dipegang berjarak 160 cm dari router. Diperoleh data rata-rata signal strength. Kecepatan
sinyal (internet Speed) hanya terjadi pada router ini. Pada posisi pertama, data signal
strength sebesar -36,8 dBm dan internet Speed sebesar 72 Mbit/s. Pada posisi kedua, di
dapat signal strength sebesar -62,63 dBm dan internet speed sebesar 54 Mbit/s. Terjadi
penurunan sebesar 25,83 dBm pada signal strength dan penurunan sebesar 18 Mbit/s pada
internet speed yang menunjukan bahwa furniture logam dapat menganggu kekuatan sinyal
router bahkan kecepatan internet.
Berdasarkan hasil penenelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa benda-benda
logam, barang elektronik, dan dinding rumah dapat mengganggu gelombang WiFi. Hal ini
sesuai dengan teori gelombang elektromagnetik yang menyatakan bahwa gelombang
elektromagnetik dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), perpaduan
(interferensi), pelenturan (difraksi), dan pengutuban (polarisasi).
17
digunakan sebagai acuan dalam mencari ciri-ciri tempat efektif untuk
menempatkan router WiFi.
Pada Tes pertama, didapatkan data bahwa sinyal di ruang tamu sebesar -33
dBm, di kamar satu sebesar -45 dBm, di kamar dua sebesar -54 dBm, dan di ruang
keluarga sebesar -43 dBm. Namun sinyal di dapur memiliki signal strength yang
terbilang lemah yaitu -58 dBm sehingga posisi router pertama tidak efektif untuk
memancarkan sinyal secara optimal dan merata. Gambar heatmap menunjukan
bahwa masih ada warna merah pada beberapa ruangan.
a. Keterangan: Lokasi taman adalah dapur pada bangunan sebenarnya, sementara dapur
pada denah pada bangunan sebenarnya tidak ada.
18
Hasil dari tes kedua menunjukan bahwa terjadi perubahan signal strength pada
beberapa ruangan. Sinyal di ruang tamu sebesar -45 dBm, di kamar satu sebesar -
51 dBm, di kamar dua sebesar -50 dBm, di ruang keluarga sebesar -41 dBm, dan di
dapur sebesar -42 dBm. Terjadi peningkatan signal strength pada kamar 2 sebesar
4 dBm, Ruang keluarga sebesar 2 dBm, dan dapur sebesar 16 dBm. Namun terjadi
penurunan signal strength pada ruang tamu sebesar 12 dBm dan kamar 1 sebesar 6
dBm. Posisi router kedua ini terbilang cukup optimal dan merata dalam
memancarakan sinyal ke seluruh ruangan. Gambar heatmap menunjukan bahwa
seluruh denah berwarna hijau dan sedikit warna kuning. Warna merah pada
heatmap sebelumnya berhasil diatasi yang menunjukan bahwa peneliti berhasil
mencari posisi yang lebih ekfektif dibanding posisi sebelumnya.
b. Keterangan: Lokasi taman adalah dapur pada bangunan sebenarnya, sementara dapur
pada denah pada bangunan sebenarnya tidak ada.
19
4.3 Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa penempatan router
WiFi agar efektif adalah sebagai berikut:
1. WiFi harus berada di tengah rumah.
2. WiFi harus ditempatkan cukup jauh dari benda-benda logam dan peralatan yang
memancarkan gelombang elektromagnetik karena hal ini dapat melemahkan
sinyal router. Logam dan peralatan yang memancarkan gelombang
elektromagnetik adalah pengganggu utama sinyal WiFi. Material lain seperti
kaca, kayu, plastik, busa, dan kardus, juga dapat mengganggu pancaran sinyal
WiFi dan router tetapi dampak yang dihasilkan akan lebih rendah daripada
logam.
3. WiFi ditempatkan pada posisi yang cukup tinggi sehingga sinyal dapat
menyebar secara optimal.
4. Hindari menempatkan WiFi di dalam ruangan tertutup seperti di dalam kamar
dan toilet karena ini adalah salah satu penyebab sinyal WiFi tidak dapat
menjangkau suatu ruangan.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menyimpulkan
bahwa penempatan router WiFi yang paling efektif adalah menempatkan WiFi di
tengah-tengah ruangan, jauh dari benda-benda elektronik, dan ditempatkan pada posisi
yang cukup tinggi sehingga sinyal dapat meyebar secara merata dan optimal. Faktanya,
banyak peralatan rumah tangga yang memancarkan gelombang elektromagnetik.
Penghasil gelombang elektromagnetik terbesar cenderung ditemukan di dapur, seperti
kompor dan mesin pencuci piring. Peralatan lainnya yang dapat menganggu adalah
mesin cuci, televisi, telepon nirkabel, dan pemanas radiasi. Apabila memiliki peralatan
tersebut di rumah maka router WiFi harus disimpan sejauh mungkin agar kekuatan
sinyal tidak melemah hingga mengalami signal drop yang disebabkan peralatan
elektronik tersebut.
Sinyal WiFi memancar ke segala arah, bukan hanya secara horizontal. Untuk
mencakup area dengan sinyal WiFi yang merata, router WiFi harus diletakan secara
tepat di tengah. Saat router berada di lantai, kemampuannya untuk memancarkan sinyal
kuat sangat terbatas. Hal ini bisa menjadi penyebab suatu ruangan tidak terjangkau oleh
sinyal WiFI. Untuk alasan yang sama, bagi orang yang tinggal di rumah dua lantai harus
menyimpan router WiFi di dekat langit-langit di lantai pertama agar lantai kedua dapat
menerima cakupan yang konsisten.
5.2 Saran
Kami memiliki beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu :
1. Meneliti menggunakan router 5 ghz.
2. Meneliti dalam bangunan yang lebih besar.
Dalam penelitian ini, kami belum menguji perbedaan kecepatan internet dan signal
strength dari router 5 ghz karena kami hanya memiliki akses terhadap router
berkekuatan 2,4 ghz. Router 5 ghz lebih cepat daripada 2,4 ghz namun cakupan areanya
lebih kecil. Sedangkan router 2,4 ghz memiliki cakupan area yang lebih besar namun
lebih lambat sehingga perbedaan signal strength dan internet speed dari setiap router
21
perlu diuji untuk memaksimalkan pemanfaatan setiap jenis router. Dengan router 5 ghz,
semoga penelitian selanjutnya mendapatkan hasil yang beragam agar dapat
diimplementasikan lebih luas.
Saran selanjutnya adalah melakukan penelitian dalam bangunan yang lebih besar
dimana hasil penelitian bisa diimplementasikan dengan lebih luas. Contohnya adalah
penelitian di dalam sebuah hotel atau gedung perkantoran yang pada tempat tersebut
digunakan lebih banyak titik WiFi.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Absorpsi di akses pada 5 februari 2021 pukul 14:05
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Radiasi di akses pada 5 februari 2021 pukul 14:08
http://slzabella09.blogspot.com/2017/09/pengertian-signal-strength-signal-to.html
diakses pada 26 April 2021 pukul 14:31
https://glints.com/id/lowongan/heatmap-adalah diakses pada 27 April 2021 pukul 14:58
24
LAMPIRAN
Lampiran hasil tangkap layar penghitungan data. Lampiran gambar A selama penelitian.
Lampiran hasil perhitungan data secara manual. Lampiran foto WiFi milik a.n Redha.
Lampiran foto WiFi milik a.n Rahmanda. Lampiran foto WiFi milik a.n Rahmanda.
25
BIODATA PENULIS
26