Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEBIDANAN KEPADA NY.

” N” G2P1A0 DENGAN HAEMORROID

DI BPM SAGITA PALEMBANG

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 1 GELOMBANG 1

1. Atika Aprilliasari (30220001)


2. Cici Aprianti (30220003)
3. Rani Purnama Sari (30220018)
4. Wenty Eprianti (30220022)

DOSEN PEMBIMBING:

Aryanti, S.St., M.Bmd.

Sagita Darma Sari, M. Kes.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDURAHMAN

PALEMBANG

2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan berjudul Asuhan

Kebidanan Kepada Ny “N” G2P1A0 Di BPM Sagita Palembang dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tidak

lupa juga kami sanjungkan kepada baginda nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman terang benerang seperti

saat ini.

Adapun tujuan dari penulisan membuat laporan ini adalah untuk

memenuhi syarat kelulusan semester 2 yaitu Praktek Belajar Mandiri yang telah

dilaksanakan di BPM Sagita Palembang. Selain itu, laporan ini juga bertujuan

untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sebagai penulis akan

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Rosyida A. Rahman selaku ketua Yayasan STIKES Abdurahman

Palembang;

2. Bapak H. Suaidy A.Rahman, SE., S.Sos., MM selaku Pembina dan

ketua Yayasan STIKES Abdurahman Palembang yang telah


memberi kesempatan dan fasilitas penulis untuk berkarya dalam

sebuah laporan atau makalah;

3. Ibu Aryanti, S.St., M.Bmd. selaku dosen pembimbing akademik yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk selalu memberikan

bimbingan, kritik dan saran demi kesempurnaannya laporan ini;

4. Ibu Sagita Darmasari, M.Kes. selaku pembimbing lapangan dan

pimpinan BPM Sagita yang telah memberikan kesempatan untuk

penulis melaksanakan Praktek Belajar Mandiri di BPM yang beliau

pimpin. Selama melaksanakan Praktek Belajar Mandiri di BPM

Sagita penulis banyak mendapatkan pengalaman serta ilmu baru

sehingga menambah wawasan mengenai kehamilan;

5. Ny. “N” selaku pasien yang telah membantu dalam penelitian kasus

pada laporan ini dengan bersedianya dilakukan anamnesa serta

pemeriksaan fisik terutama pada bagian anus;

6. Kakak kakak Bidan yang bekerja di BPM Sagita selaku pembimbing

selama penulis melaksanakan Praktek Belajar mandiri, dengan arahan

yang diberikan sehingga membantu penulis menyelesaikan laporan

ini.

7. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan moral

dam spiritual selama menjalankan pendidikan.

8. Teman teman Mahasiswi STIKES Abdurahman yang telah

memberikan dukungan dan semangat dalam penyusunan laporan ini.


Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari masih banyak

kekurangan baik isi, cara penulisan, tutur bahasa yang dipilih serta susunan

penulisan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan

kurangnya pengalaman mengenai kasus yang dibahas. Kami hanyalah manusia

biasa yang tidak luput dari khilaf dan salah. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan kritik dan juga saran yang bersifat edukatif dan membangun dari

pembaca, demi terciptanya kesempurnaan dalam penulisan laporan ini dan

menjadikan penulis lebih baik lagi kedepannya dalam menyusun sebuah karya

tulis.

Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih dan semoga laporan ini

dapat menambah wawasan bagi pembaca serta berguna bagi semua kalangan

masyarakat. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua, aamiin.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Palembang , 5 September 2021

PENULIS
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEPADA NY.” N” G2P1A0 DENGAN HAEMORROID

DI BPM SAGITA PALEMBANG

Diajukan oleh :

1. Atika Aprilliasari (30220001)


2. Cici Aprianti (30220003)
3. Rani Purnama Sari (30220018)
4. Wenty Eprianti (30220022)

Disetujui Oleh:

Menyetujui, Palembang, September 2021

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Aryanti, S. St., M. Bmd. Sagita Darma Sari, M. Kes.

NIDN : 0223038902 NIDN: 0211129001

DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH

Anus : Dubur
Abortus : keguguran atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu
Eksternal : Luar
Fetus : Janin
Gravida : Kehamilan ke-
Haemorroid : Ambeien
Hematoma : Bengkak
Hyperemesis Gravidarum : Mual Muntah berlebihan
Konsistensi : Kelunakan atau kekerasan
Menarche : Menstruasi Pertama
Post Partum : Ibu nifas
Partus : Persalinan
Rectal Touch : Colok Dubur
DAFTAR SINGKATAN

ANC : Antenatal Care

BAB : Buang Air Besar

BB : Berat Badan

GPA : Gravida Partus Abortus

DJJ : Denyut Jantung Janin

JTH : Janin Tunggal Hidup

PAP : Pintu Atas Panggul

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TB : Tinggi Badan

TT : Tetanus Toxoid
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologi, namun

merupakan faktor risiko terjadinya mortalitas dan morbiditas ibu. Oleh karena

itu perlu persiapan baik secara mental dan fisik sehingga kondisi-kondisi

abnormal dapat diminimalkan (Widyawati, 2013). Masa kehamilan dimulai

dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari

(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu trimester pertama dimulai dari

konsepsi hingga 3 bulan, trimester kedua dari usia kehamilan 4 bulan hingga 6

bulan, dan trimester ketiga dari usia kehamilan 7 bulan sampai 9 bulan.

Pada masa kehamilan seorang wanita mengalami perubahan emosional

seperti ambivalen, kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan

yang disebabkan oleh hormonal. Adapun masalah fisiologis yang dialami pada

trimester ke-1 yaitu payudara sakit dan bengkak, perut begah dan mual,

mengalami kelelahan yang luar biasa, mood tidak stabil, sembelit, sering

BAK. Pada trimester ke-2 mengalami pembesaran perut dan gerakan janin

mulai dapat dirasakan, namun tidak terdapat masalah yang mengganggu

kegiatan keseharian ibu hamil pada usia kehamilan 4-6 bulan. Pada trimester

ke-3 ibu hamil mengalami masalah fisiologis seperti kenaikan berat badan
drastis, sakit punggung dan panggul, muncul kontraksi palsu, napas lebih

pendek, perut terasa panas, bengkak atau oedem, sering BAK, konstipasi atau

susah BAB, varises dan hemorrhoid atau ambeien.

Pada dasarnya, hemorroid adalah gangguan kesehatan yang tidak

berbahaya. Akan tetapi, berbagai gejala yang ditimbulkan penyakit ini bisa

mengganggu kegiatan sehari-hari. Hemorroid saat hamil dapat berupa

hemorroid internal yang terjadi di dalam anus maupun hemorroid eksternal

yang berada di luar anus. Gejala pada hemorroid eksternal seperti adanya

tonjolan di area anus, darah pada feses, merasa nyeri dan sakit saat BAB,

terasa panas dan perih atau seperti terbakar pada area anus, mengalami

pembengkakan pada anus, terasa gatal. Sedangkan gejala pada hemorroid

internal tidak terlalu terlihat namun, saat mengejan terlalu keras hemorroid

jenis ini juga dapat terdorong keluar dan dapat menyebabkan perdarahan serta

menyebabkan rasa sakit.

Hemorroid atau ambeien merupakan kelainan pada anus yaitu

pembengkakan pembuluh darah pada daerah anus. Hal ini menyebabkan

seperti terdapat daging yang tumbuh pada bagian anus. Prevalensi hemorrhoid

pada wanita sebesar 25-30% dan pria 10-20% dimana akan meningkat dengan

bertambahnya usia di atas 50 tahun, sekitar 50% populasi menderita

hemorrhoid. Kehamilan akan meningkat insiden hemorrhoid, dimana lebih

dari 50% wanita hamil dijumpai kasus ini. Risiko akan meningkat 20-30%

setelah kehamilan kedua atau lebih. Membahas masalah mengenai hemorrhoid

atau hemorroid, angka kejadian hemorrroid pada ibu hamil di Indonesia


mencapai angka 373.000.000. Sebanyak 107.000.000 atau 28,7% diantaranya

wasir atau hemorroid terjadi pada ibu hamil menjelang proses persalinan

(Depkes RI).

Hemorrhoid sebenanya masalah fisiologis yang dialami oleh ibu hamil

pada trimester ke-3 namun jika sudah memasuki derajat 2 atau 3 maka dapat

dikatakan masalah serius yang harus mendapatkan perhatian lebih.

Hemorrhoid terjadi karena adanya pembengkakan pemubuluh darah yang

disebabkan oleh hormon progresteron yang merangsang pembuluh darah

melebar selama kehamilan. Selain itu, tekanan dari Rahim yang menyebabkan

pembuluh darah di sekitar Rahim terhambat membuat aliran di kaki dan anus

melambat.

Dampak hemorroid pada ibu hamil ialah dapat menyebabkan

terjadinya hemorroid trombosis, yaitu bekuan darah yang terjadi di hemorroid

eksternal. Kondisi ini menyebabkan wasir terasa keras, meradang, dan lebih

menyakitkan. Hemorroid yang mengalami komplikasi juga bisa mengalami

prolaps atau keluar dari anus dan jumlahnya semakin banyak walaupun

hemoroid terbilang penyakit yang tidak berbahaya, kondisi ini dapat

menyebabkan anemia karena perdarahan yang terus menerus sehingga tubuh

kekurangan darah merah, akibatnya akan menimbulkan kelelahan dan

kelemahan.

Peran bidan sebagai tenaga kesehatan dalam asuhan yang diberikan

pada ibu hamil yang mengalami masalah hemorrhoid adalah memberikan


konseling seperti menganjurkan ibu untuk mengompres daerah sekitar

hemorrhoid dengan handuk dingin, berendam di air hangat, menghindari

duduk terlalu lama, perbanyak makan serat. Memberi salep hemorroid untuk

ibu hamil baik kimia maupun bahan alami seperti hazel, lidah buaya

dan chamomile. Pada kasus ini ibu hamil dapat melakukan persalinan secara

normal namun dapat mengganggu proses persalinan dan menimbulkan rasa

tidak nyaman saat persalinan. Hemorrhoid dengan tingkat keparahan stadium

3 atau 4 sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter untuk

melakukan persalinan secara normal atau dengan operasi cesar.

Berdasarkan pembahasan dan paparan materi di atas, maka kami

selaku penulis akan melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan

Kepada Ny. N G2P1A0 dengan Hemorroid di BPM Sagita Palembang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah pada penulisan ini

adalah :

1. Bagaimana penerapan asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny

“N” ?

2. Apa yang menjadi penyebab Ny “N” mengalami hemorroid saat

kehamilannya?

3. Apa saja gejala yang dialami Ny “N” sehingga dapat didiagnosa

hemorroid?
1.3 Tujuan

Adapaun tujuan dari penulisan ini adalah:

a. Tujuan Umum

1) Untuk mengetahui asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny

“N” yang mengalami hemorroid pada kehamilannya.

2) Untuk mengetahui penyebab atau faktor Ny “N” mengalami

hemorroid.

3) Untuk mengetahui gejala hemorroid yang dialami oleh Ny “N”.

b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui hasil anamnesa kepada Ny “N” mengenai
keluhan-keluhan yang dialaminya selama kehamilan.
2) Untuk mengetahui hasil pemeriksaan dan diagnosa dari keluhan
yang dialami Ny “N”.
3) Untuk menetapkan diagnosa yang dialami oleh Ny “N” sesuai
dengan keluhan yang dialaminya.
4) Untuk memberikan asuhan dan penatalaksanaan bagi Ny “N”
setelah pendiagnosaan penyakit hemorroid.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Bagi mahasiswa, dosen, serta para staff STIKES Abdurahman Palembang

agar dapat menjadi referensi serta bahan bacaan atau penelitian lebih lanjut

mengenai hemorroid pada ibu hamil.


2. Bagi pelayanan dan tenaga Kesehatan agar menjadi referensi atau sumber

bacaan untuk melihat bagaimana asuhan kebidanan serta penatalaksanaan

yang diberikan untuk ibu hamil yang mengalami hemorroid.

3. Bagi masyarakat agar menjadi sumber bacaan dan pengetahuan mengenai

hemorroid yang terjadi pada ibu hamil, serta resikonya.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81).

Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri dari

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus,pembentukan placenta dan tumbuh

kembang hasil konsepsi sampai aterm.

Kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya

janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di

hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3

bulan, 11 trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan,

triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9. Kehamilan

merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil

membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat

menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman.

(DEPKES RI, 2011)


Ibu hamil adalah kondisi seorang wanita yang sedang mengandung

janin yang merupakan pintu gerbang bagi penciptaan generasi penerus

yang handal. Menurut pengetian ini, ibu hamil merupakan sosok yang

kelak akan melahirkan generasi-genarasi penerus yang mempunyai

keterampilan dan kemampuan untuk membuat perubahan ke arah yang

lebih baik. Ibu hamil juga merupakan suatu anugerah bagi sebuah

kemajuan bangsa karena dari para ibu hamil terlahir calon penerus bangsa

yang akan memimpin suatu generasi dimasa yang akan datang (Desiyani,

2017). Pembahasan mengenai ibu hamil berawal dari konsepsi yaitu

mekanisme terjadinya fertilisasi, lalu terjadi implantasi, sehingga

berkembangnya janin , dan adaptasi maternal di awal kehamilan.

2.2.2 Menentukan Usia Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2007, p.68) ditinjau dari tuanya, kehamilan dibagi


dalam tiga bagian :

1. Kehamilan Trimester I (pertama) : usia kehamilan 0 – 12 minggu


2. Kehamilan Trimester II (kedua) : usia kehamilan 13 – 28 minggu
3. Kehamilan Trimester III (ketiga) : usia kehamilan 28 – 40 minggu

Cara Menentukan Umur Kehamilan Menurut Wiknjosastro (2006, p.171)

Umur hamil dapat ditentukan dengan:

1. Rumus Naegle
Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC=
Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita
dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle
memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan
kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288
hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat
dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga)
dan tahun ditambah 1 (satu).

2. Gerakan pertama fetus


Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.

3. Palpasi abdomen
a. Rumus Bartholomew Antara simpisis pubis dan pusat dibagi
menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap bagian menunjukkan
penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur
kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus
xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan
kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40
minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan
32 minggu (bulan ke8).
b. Rumus Mc Donald Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus
dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam bulan
obstetrik dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur
kehamilan dalam minggu.
c. Palpasi Leopold Palpasileopold merupakan teknik pemeriksaan
pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi dan letak janin
dengan melakukan palpasiabdomen. Palpasileopold terdiri dari 4
langkah yaitu:
1) Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak
fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian
fundus uteri 12
2) Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan
punggung dan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal
3) Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan
bagian persentasi dari janin dan sudah masuk dalam pintu
panggul.
4) Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan
hasil yang ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan
untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah
masuk pintu atas panggul Memberikan informasi tentang
bagian presentasi: bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi
atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi)

d. Perkiraan tinggi fundus uteri


1) Mempergunakan tinggi fundus uteri

Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasifundus dan


membandingkan dengan patokan.Perubahan Fisik dan Psikologis

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri

2) Menggunakan pita ukur

Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU


setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada
tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah
abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang
terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
setelah 22-24 minggu kehamilan.

3) Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda

Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di
garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita
pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran
dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita
pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan
kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa,
pita tidak melewati slope anterior dari fundus.

2.2.3. Perubahan Fisik dan Psikologi Ibu Hamil

Menurut (Pieter & Namora, 2011) perubahan fisik dan psikis yang dialami

oleh ibu hamil normal adalah:

a. Perubahan Fisik

a) Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus (Rahim)

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima

dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai

persalinan. Pada wanita tidak hamil uterus mempunyai berat 70gr

dan kapasitas berkisar 10ml. Selama kehamilan uterus akan

membesar menampung janin, plasenta, dan amnion.


2) Serviks

Serviks adalah katup yang menjaga janin didalam rahim

selama kehamilan. Satu bulan setelah konsepsi, serviks akan

menjadi lunak dan kebiruan. Perubahan ini akibat penambahan

vaskularisasi dan terjadinya oedema pada seluruh serviks.

3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda.

4) Vagina dan Perinium

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan

hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot perineum divulva,

sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan. Yang

dikenal dengan tanda Chadwick

b) Perubahan Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam, kadang-kadang akan mengenai daerah payudara dan

paha. Perubahan ini disebut stiae gravidarum. Banyak perempuan pada

garis tengah perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan

yang disebut dengan linea nigra.


c) Perubahan Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah

ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan terlihat. Putting akan lebih

besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama akan keluar cairan

berwarna yang disebut colostrum.

d) Perubahan Berat Badan

Sebagian besar perubahan berat badan selama kehamilan berasal

dari uterus dan isinya (janin, amnion, dan plasenta). Diperkirakan selama

kehamilan berat badan akan bertambah 12,5kg. Pada trimester ke-2 dan

ke-3 pada wanita dengan gizi yang baik dianjurkan menambah berat badan

perminggu sebesar 0,4kg. Sementara untuk wanita dengan gizi kerang dan

berlebih akan lebih dianjurkan menambah berat badannya sebesar 0,5kg

dan 0,3kg.

b. Perubahan psikologis ibu hamil pada trimester III

Pada trimester III calon ibu akan semakin peka perasaannya,

tingkat kecemasan ibu akan semakin meningkat. Seorang ibu akan

semakin sering mengelus-elus perutnya untuk menunjukan

perlindungannya kepada janin. Ibu akan sering membayangkan kejadian


negatif saat melahirkan kelak seperti kelainan letak bayi, tidak dapat

melahirkan, atau bahkan janin yang lahir dengan kecacatan. Pada masa ini

ibu menjadi sangat bergantung dengan pasangannya, ibu membutuhkan

banyak perhatian dan cinta dari pasangannya.

Dukungan dan kasih seorang suami dan orang terdekat sangat

dibutuhkan. Pada masa ini ibu mulai sibuk mempersiapkan diri,

mempersiapkan persalinan, dan mempersiapkan mengasuh anaknya.

Mempersiapkan segala kebutuhan bayi, seperti nama, baju, dan tempat

tidur. Ibu mulai bernegosiasi dengan pasangannya tentang pembagian

tugas selama masa-masa menjelang melahirkan hingga bayi lahir.

Pergerakan dan aktivitas janin semakin terasa, seperti memukul,

menendang, dan menggelitik. Perasaan bahwa janin adalah bagian yang

terpisah semakin kuat dan meningkat. Peningkatan keluhan, ukuran, dan

bentuk tubuh pada trimester III dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa

tertarik terhadap aktivitas seksual menurun.

Kesimpulan perubahan psikologis trimester III adalah :

a) Rasa tidak nyaman kembali timbul

b) Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya

c) Ibu khawatir bayinya akan lahir dengan kondisi yang tidak

normal

d) Ibu merasa kehilangan perhatian dan semakin membutuhkan

perhatian

e) Ibu menjadi tidak sabaran dan resah


f) Ibu sering berkhayal tentang bayinya

g) Ibu aktif mempersiapkan kelahiran bayinya

h) Libido atau keingingan untuk melakukan hubungan seks

menurun

2.2.4. Tanda-tanda Persalinan

Menurut ( JNPKR – Asuhan Persalinan Normal, 2011 ) tanda


persalinan terbagi menjadi 2 yakni tanda persalinan yang masih lama dan
tanda persalinan telah dekat. Adapun tanda persalinan masih lama yakni :

a) Lightening adalah kondisi dimana ibu merasa leih energik, tidak


merasa sesak, dan terjadinya perasaan nyeri pada anggota tubuh
bagian bawah.
b) Pollikasuria yaitu keadaan dimana fundus uteri lebih rendah dari
pada kedudukannya dan kepala janin mulai masuk pintu atas
panggul, sehingga menyebabkan bladder tertekan dan merangsang
ibu untuk sering buang air kecil.
c) False Labor adalah keadaan dimana 3 atau 4 minggu sebelum
persalinan ibu akan merasakan his. His pendahuluan yang
sebetulnya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks.
His ini bersifat :
- Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah.
- Tidak teratur.
- Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu dan bila dibawa jalan malah berkurang.
- Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan
serviks.

Berikut adalah tanda persalinan telah dekat, yakni :


a. Penipisan dan pembukaan serviks.
b. Kontraksi uterus terus - menerus yang mengakibatkan perubahan
serviks ( frekuensi minimal 2x/10’ ).
c. Cairan lendir bercampur darah ( bloody show ) melalui vagina.

2.2 Hemorroid

2.2.1 Definisi Hemorroid Pada Kehamilan

Hemoroid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan

merupakan suatu keadaan yang patologis, namun bila sudah mulai

menimbulkan keluhan harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.

Hemoroid berasal dari kata ''haima'' dan ''rheo'', yang dalam medis berarti

pelebaran pembuluh darah. Hemoroid disebabkan oleh obstipasi yang

menahun dan uterus gravidus. Selain itu terjadi bendungan sentral seperti

bendungan susunan portal pada cirrhosis hati, herediter atau penyakit jantung

kongestif, pembesaran prostat, atau tumor rectum.

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena

di anus dari pleksus hemoroidalis. Hemoroid terbagi menjadi dua yaitu

hemoroid eksterna berupa pelebaran vena subkutan di bawah atau di luar linea

dentata sedangkan hemoroid interna berupa pelebaran vena submukosa di atas

linea dentata.
Gambar 2.1 Pembuluh darah pada anus

Penyakit hemorroid adalah pembengkakan pembuluh darah pada

bagian poros usus yang menyebabkan tonjolan pada dubur baik di bagian

dalam atau luar yang bentuknya kurang lebih menyerupai bisul berwarna

merah kebiruan. Para ahli kesehatan banyak memberikan spekulasi tentang

penyebab penyakit hemorroid. Diantaranya, bahwa penyakit hemorroid atau

wasir disebabkan oleh kebiasaan duduk selama berjam-jam lamanya.

Sehingga, terjadi penyumbatan aliran darah pada dubur akibatnya terjadi

penebalan jaringan mati pada area sekitar dubur. Spekulasi lainnya bahwa

penyakit hemorroid atau wasir disebabkan oleh kebiasaan mengejan yang

terlalu berlebihan akibat sembelit.

Hemorroid atau yang lebih sering dikenal dalam dunia medis yaitu

hemorrhoid dapat terjadi pada setiap orang termasuk pada ibu hamil,

hemorroid pada ibu hamil sering terjadi pada trimester ketiga karena adanya

tekanan dari rahim yang bertambah besar.

Hemorroid dibagi menjadi dua macam yaitu:


1. Hemoroid eksterna adalah terjadinya varises pada pleksus

hemorodialis inferior dan tertutup oleh kulit. Hemoroid ini

diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa

pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya

merupakan hematoma. Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna

akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada

kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik berupa satu

atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit

pembuluh darah.

2. Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus

hemoroidalis superior, di atas linea dentate dan tertutup oleh mukosa.

Gambar 2.2 Hemorroid

Dari kedua bentuk hemorroid tersebut, hemorohoid eksterna adalah

yang paling sering terjadi dan paling merepotkan. hemorroid dapat

menyebabkan nyeri dan gatal pada anus serta rasa sakit ketika duduk.
Penyebab Wasir/hemoroid/ambeien dikarenakan pembuluh darah vena

pada sekitar rektrum dan anus melebar sehingga menyebabkan wasir hal

tersebut terjadi akibat tekanan yang tinggi pada vena yang bersangkutan,

beberapa hal yang menyebabkan tekanan tinggi pada vena, antara lain:

Mengejan kuat saat buang air besar, Diare kronis Sembelit atau konstipasi,

Diet rendah serat, Obesitas atau kegemukan, Kehamilan, Hubungan

seksual melalui anus, Wasir akan lebih mungkin terjadi saat usia lebih tua

karena jaringan pendukung pembuluh darah di rektum dan anus mulai

melemah dan mudah meregang akibat proses penuaan.

2.2.2 Derajat Hemorroid Interna

Terdapat empat derajat hemoroid interna, yaitu:

a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi.

Dapat diketahui dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.

Disertai dengan perdarahan pada saat BAB (buang air besar).

b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat

mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.

Derajat 1 yang disertai dengan timbulnya benjolan yang keluar pada

saat BAB (buang air besar). Benjolan akan masuk sendiri usai BAB.

c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat

kembali secara spontan, harus didorong (manual). Derajat 1 disertai


dengan benjolan yang tambah membengkak dan membesar. Benjolan

dapat masuk kedalam anus dengan didorong oleh jari.

d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan

dapat terjepit di luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan

ulserasi. Benjolan tambah membesar dan tidak dapat masuk Kembali

kedalam anus.

Gambar 2.3 Derajat Hemorroid

2.2.3 Penyebab Hemorroid

Patofisiologi yang tepat dari hemoroid kurang dipahami. Selama bertahun-

tahun pada teori varises, bahwa wasir disebabkan oleh varises di anus. Tapi

sekarang, wasir dan varises anorektal terbukti adalah entitas yang berbeda.

Bahkan, pasien dengan hipertensi portal dan varises tidak memiliki peningkatan

insiden wasir. Hari ini, teori pergeseran dinding saluran anal diterima secara luas.

Hal ini mengusulkan bahwa wasir berkembang ketika jaringan pendukung bantal

anal hancur atau memburuk. Ada tiga bantalan besar pada anal, terletak di anterior

kanan, posterior kanan dan sebelah lateral kiri dari lubang anus, dan berbagai
jumlah bantalan kecil yang terletak di antara keduanya. Perubahan ini meliputi

dilatasi vena yang abnormal, trombosis pembuluh darah, proses degeneratif pada

serat kolagen dan jaringan fibroelastik, distorsi dan pecahnya otot subepitel anal.

Selain temuan di atas, reaksi inflamasi yang melibatkan dinding pembuluh darah

dan jaringan ikat sekitarnya telah dibuktikan dalam spesimen hemoroid, dengan

terkait ulserasi mukosa, iskemia dan thrombosis. hemorroid ini dapat terjadi

diantaranya akibat mengejan yang terlalu kuat saat buang air besar atau karena

meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena selama kehamilan.

(Sudoyo:2016).

Pada beberapa kasus, ibu hamil juga cenderung menderita penyakit

hemorroid. Kondisi ibu hamil memang begitu istimewa karena adanya janin

dalam kandungannya. Keadaan perubahan pada tubuh ibu ini juga bisa menjadi

pemicu hemorroid, berikut ini diantaranya:

a.Pengaruh Hormon

Hormon progesteron merupakan salah satu hormon yang berperan

penting bagi ibu hamil. Selama proses kehamilanhormon progesteron

meningkat dengan sangat tajam, yang berfungsi untuk menyediakan

pasokan ASI, mempertebal dinding rahim selama kehamilan dan sejumlah

fungsi lainnya. Namun, hormon progesteron yang berlebihan

menyebabkan pelebaran pembuluh darah.

b. Pengaruh ukuran janin yang membesar


Semakin bertambah usia perkembangan janin, semakin bertambah

pula besar pula ukurannya. Tentu saja ini akan memberikan tekanan yang

besar pada panggul, rongga perut dan area sekitarnya sehingga terjadi

penyumbatan aliran darah pada area sekitarnya yang menyebabkan

terjadinya penebalan jaringan mati. Satu hal yang perlu kita ketahui

bersama, hemorroid sama sekali tak berbahaya secara langsung bagi janin

atau bayi dalam kandungan wanita hamil. Sehingga, yang berbahaya

adalah ketika menjalani proses persalinan. Apakah penderita hemorroid

mampu memberikan tenaga yang sangat besar untuk mendorong dengan

sangat kuat agar bayi dapat keluar.

2.2.4 Gejala Hemorroid pada kehamilan

Tanda dan gejala hemorroid meliputi (Marcellus, 2006):

 Buang air besar (BAB) berdarah yang berwarna merah terang

 Gatal atau iritasi (pedih) di daerah anus

 Nyeri atau ketidaknyamanan pada anus Pembengkakan di sekitar anus

 Benjolan teraba lunak di dekat anus, yang mungkin sensitif atau

menyakitkan

Gejala wasir atau hemorroid biasanya tergantung pada lokasinya (jenis

wasirnya). Pada Hemorrhoid interna yang terletak di dalam rektum sehingga

tidak dapat terlihat dari luar atau merasakan ketidaknyamanan, tanda yang

sering muncul hanya BAB berdarah yang tidak berasa sakit, perdarahan
terjadi akibat gesekan permukaan wasir yang rapuh dengan feses (yang

keras). Akan tetapi ketika Hemorrhoid interna menjadi parah maka benjolan

pelebaran darah vena dapat menonjol keluar melalui lubang anus sehingga

menimbulkan rasa sakit. Hal ini biasanya terjadi ketika buang air besar karena

tekanan mengedan dan terdorong oleh feses.

Sedangkan pada hemorrhoid eksterna berada di bawah kulit di sekitar

anus. Ketika teriritasi, wasir eksterna dapat menjadi gatal atau berdarah.

Terkadang darah dapat terkumpul dan membentuk gumpalan atau bekuan

(trombus) yang mengakibatkan rasa sakit yang parah, pembengkakan dan

peradangan. Untuk lebih mengenal seperti apa hemorroid atau wasir,

perhatikan baik-baik gejalanya seperti berikut ini (Jurnal Alo-dokter):

 Sensasi sakit saat buang air besar

 Rasa tidak nyaman pada dubur saat penderita duduk

 Sensasi panas saat penderita duduk.

 Sensasi gatal sesudah buang air besar

 Merasa kesusahan saat buang air besar

 Berdarah saat buang air besar

 Muncul benjolan di sekitar dubur bagian dalam ataupun bagian luar

Beberapa tanda dan gejala hemorroid yang dirasakan ibu hamil yaitu:

 Dubur gatal atau sensasi panas.

 Keluar darah berwarna merah terang setelah BAB.


 Rasa sakit yang tajam dan menusuk dekat anus.

 Tonjolan atau lapisan kulit ekstra di sekitar anus.

 Nyeri atau sakit selama atau setelah BAB.

 Tekanan yang tidak nyaman.

Biasanya, ibu hamil bisa merasakan benjolan pada anus yang

disebabkan oleh hemorroid dan pada umumnya hemorroid akan

menghilang dengan sendirinya setelah persalinan. Wanita hamil dengan

hemorroid bisa atau tidaknya melahirkan normal tergantung derajat

hemorroid yang dimiliki. Jika wasir yang dimiliki tidak terlalu

parah bisa jadi wanita tersebut dapat melahirkan secara normal tanpa

adanya kendala. Tapi, jika kondisi hemorroid memang sudah parah,

biasanya dokter memberikan pilihan untuk melahirkan lewat cara Caesar.

2.2.5 Bahaya Hemorroid Pada Kehamilan (Murbawani, 2006)

a. Kemungkinan hemorroid semakin parah

Penyakit hemorroid yang diderita ibu hamil kemungkinan akan

diperparah saat melahirkan normal. Hal ini terjadi karena saat melahirkan

secara normal, mau tak mau penderita harus mengejan dan ini dapat

memperparah hemorroid yang diderita. Ketika mengejan, tonjolan

hemorroid biasanya keluar. Resiko melahirkan normal mungkin tidak

terlalu parah, jika hemorrid keluar dan dapat masuk kembali dengan
ataupun tanpa bantuan tangan. Kondisi yang dikhawatirkan pada ibu hamil

adalah, saat mengejan, hemorroid keluar dan terjepit sehingga

menyebabkan pendarahan. Bahayanya pendarahan berlebihan dapat

menyebabkan anemia dan pembekuan darah sehingga, jaringan di sekitar

pendarahan mati.

b. Stress pasca operasi

Stress pasca operasi memang sudah biasa. Tapi stres

merupakan aktivitas berbahaya untuk ibu hamil yang akan membahayakan

kandungan. Begini penjelasannya. Kondisi ketika hemorroid terjepit dan

tak dapat masuk kembali sehingga terjadi pendarahan, biasanya dialami

saat hemorroid memasuki stadium 3 atau 4. Pasca operasi pemotongan

hemorroid , pasien akan merasakan sakit yang luar biasa tak tertahankan.

Bagi pasien lainnya yang tidak sedang mengandung, biasanya dokter akan

memberikan pill pain killer untuk meredakan rasa sakit pasca operasi.

Tidak demikian dengan ibu hamil. Ibu hamil, pasca oprasi hemorroid tidak

diperkenankan menelan pil pain killer karena pil ini tidak baik untuk

perkembangan janin dalam kandungan. Dengan demikian, rasa nyeri pasca

oprasi tidak akan tertahankan lagi sehingga menyebabkan stress.

Berbahayanya stress pada ibu hamil meningkatkan resiko ciri ciri bayi

lahir prematur, keguguran, kemungkinan alergi pada bayi, autism dll.

Mengutip dari Women’s Health, kehamilan membuat volume

darah meningkat dan menyebabkan pembuluh darah membesar. Kondisi


rahim yang semakin membesar juga membuat tekanan pada pembuluh

darah di rektum (bagian kecil paling akhir dari usus besar sebelum anus).

Selain itu, peningkatan hormon progesteron selama kehamilan

menyebabkan dinding pembuluh darah mengendur, yang menyebabkan

mereka lebih mudah membengkak. Progesteron juga memengaruhi

sembelit dengan memperlambat kerja saluran usus. Masih dikutip dari

Women’s Health, setidaknya 50 persen ibu hamil mengalami hemorroid

(wasir) dan akan membaik setelah melahirkan.

2.2.5 Asuhan dan Penatalaksanaan Pada Hemorroid


Sebelum dapat dilakukan pengobatan, diperlukan pemeriksaan yang teliti

(Sudoyo: 2016).

a. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).

b. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anuskopi atau proktoskopi dan

rektoskopi.

c. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.

d. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang.

e. Anamnesa atau pemerisaan fisik

Pencegahan

Menurut Sudoyo: 2016, cara mencegah dan mengobati hemorroid secara

umum adalah dengan berikut:

a. Hindari mengejan terlalu kuat saat BAB.


b. Cegah konstipasi / sembelit dengan banyak mengonsumsi makanan kaya

serat (sayur dan buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air

putih minimal delapan gelas sehari untuk melancarkan BAB.

c. Segera ke belakang jika niat BAB muncul, jangan menunda-nunda

sebelum feses menjadi keras.

d. Makan sayur dan buah yang cukup banyak.

e. Kurangi konsumsi cabe dan makanan pedas.

f. Tidur cukup.

g. Jangan duduk terlalu lama.

h. Senam/olahraga rutin.

i. Saat hamil, kadar progesteron yang tinggi cenderung membuat pembuluh

darah mudah bengkak. Ditambah lagi, ukuran rahim yang semakin

membesar bisa menekan pembuluh darah balik (vena) di panggul. Tekanan

ini akan menghambat aliran darah dari anus dan membuat darah tertahan

pada area tersebut.

j. Jika ini terjadi, pembuluh darah pada anus dapat membengkak hingga

menonjol ke luar anus. Benjolan inilah yang disebut dengan hemorroid ,

wasir, atau hemoroid. Gejala lain yang sering dikeluhkan oleh penderita

hemorroid adalah darah merah segar yang menetes saat buang air besar

(BAB) atau BAB berdarah.

k. Memberikan obat secara oral maupun oles pada bagian anus yang terkena

hemorroid.
Cara Meredakan Hemoroid Saat Hamil (Lumenta:2016)

Untuk meredakan hemorroid pada ibu hamil, lakukan beberapa

perawatan sederhana berikut ini:

a. Berendam di air hangat atau sitz bath merupakan terapi air hangat yang

bermanfaat untuk mengurangi rasa gatal, iritasi, dan melemaskan otot

panggul penderita hemorroid . Untuk hasil yang optimal, sitz bath dapat

dilakukan 3 kali sehari selama 20-30 menit per sesinya.

b. Perbaiki kebiasaan saat BAB

 Hindari mengejan dan jaga kebersihan anus. Mengejan dapat

memperparah kondisi hemorroid.

 Bila terdapat hemorroid yang menonjol ke luar, disarankan untuk

membersihkan anus dengan air yang mengalir pelan. Setelah itu, jangan

lupa untuk mengeringkannya dengan cara menepukkan waslap bersih

secara lembut pada area anus.

c. Hindari duduk terlalu lama. Posisi ini akan memberikan tekanan berlebih

pada pembuluh darah di sekitar anus dan memperburuk hemorroid.

d. Terapkan gaya hidup sehat. Caranya adalah dengan mengonsumsi makanan

berserat agar tinja atau feses lunak, serta minum air putih yang cukup.

e. Gunakan obat sesuai petunjuk tenaga kesehatan. Untuk kasus hemorroid

pada ibu hamil, biasanya akan meresepkan obat pereda nyeri dalam

bentuk krim atau salep yang dioleskan ke area anus.


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Hari/tanggal : 18 Juli 2021

Pukul : 11.00 – 11.30 WIB

Tempat : BPM.Sagita Darma Sari,S.ST.,M.Bmd

Kunjungan : I

3.1 Subjektif

3.1.1 Identitas

Ny “N” usia 31 tahun, hamil anak ke-2 datang ke BPM Sagita


Palembang. Ibu mengaku usia kehamilannya saat ini adalah 28 minggu.
Nama suami Tn. “M” usia 29 tahun, dan beralamat di Jl. Bersama RT.006
kelurahan Selincah Mata Merah.
3.1.2 Alasan Datang

Ibu ingin memeriksakan kehamilan dengan keluhan Nyeri pada


bagian anus dan keluar darah saat BAB.

3.3.3 Riwayat Menstruasi


Menarche ibu pada usia 13 tahun, dan siklus haid 28 hari. Lamanya
haid adalah 6 hari, terkadang mengalami disminorhoe, ganti pembalut 2-3
kali sehari. Warna darah merah gelap atau merah kecoklatan.
3.3.4 Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan sekarang G2P1AO hari pertama haid terakhir
(HPHT) 10-12-2020, tafsiran persalinan ( TP ) 17-09-2021, usia
kehamilan 27 minggu, pemeriksaan ANC sebanyak 3 kali yaitu 1 kali
dibidan terdekat dan 2 kali di BPM.Sagita Darma Sari,S.ST,.M.Bmd.
Anak pertama lahir dengan usia kehamilan aterm dan lahir secara normal
atau pervaginam di Bidan terdekat.

3.3.5 Pola Kebiasaan Sehari – Hari


Makanan sehari – hari teratur, banyaknya +_ 1 porsi, pola makan 3
kali sehari jenis makanan bervariasi, pola minum 10 gelas perhari. Ibu
tidak mempunyai alergi terhadap makanan. Pola eliminasi dengan buang
air kecil +_ 4-5 kali sehari, buang air besar 1 kali dalam 2 hari. Istirahat
cukup 7-8 jam tidur.

3.3.6 Riwayat Kehamilan Sekarang Dan Riwayat Penyakit


Sebelum kehamilan kedua ibu mengaku menggunakan alat
kontrasepsi suntik KB 3 bulan selama 3 tahun, dan berhenti
menggunakannya dengan alasan ingin punya anak lagi. Ibu sudah
melakukan suntik imunisasi TT sebanyak 5 kali, dan merasa ada keluhan
selama kehamilan yang bersifat fisiologis seperti: sering buang air kecil,
nyeri pada pinggang, serta terdapat kram pada tangan dan kaki. Namun ibu
merasakan nyeri pada bagian anus disertai keluarnya darah saat BAB. Hal
ini sudah ia rasakan pada masa sebelum kehamilan, dan setelah melahirkan
anak pertama. Selain itu, ibu tidak memiliki Riwayat penyakit menular
maupun bawaan lainnya.

3.2 Data Objektif

3.2.1 Pemeriksaan Umum


Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional
stabil, tinggi badan : 160 cm, berat badan 60 kg sebelum hamil 55 kg,
LILA 24,6 cm, TD : 100/80 mmhg, nadi : 80x/menit, pernafasan
18x/menit, dan suhu : 36,3℃, Hb : 11 gr % , protein urine ( - ),
glukosa urine ( - ).

3.2.2 Pemeriksaan Fisik


Rambut hitam, bersih, tidak rontok, wajah ibu tidak oedem, tidak
terdapat cloasma gravidarum, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, telinga dan hidung bersih tidak ada kelainan, mulut dan gigi
bersih tidak ada caries pada gigi dan stomatitis pada mulut, tidak ada
pembesaran terhadap kelenjar tiroid,vena jugularis,dan kelenjar limfe.
Payudara membesar, simetris, puting susu menonjol, areola mamae
mengalami hiperpigmentasi, kolostrum belum keluar. Abdomen
membesar sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada bekas operasi
terdapat linea alba dan striae lipid. Tidak dilakukan pengukuran
panggul luar. Pada bagian anus terdapat benjolan yang keluar saat ibu
meneran dan hilang saat ibu tidak meneran lagi.

3.2.3 Pemeriksaan Abdomen


a) Inspeksi
Abdomen membesar sesuai usia kehamilan, terdapat linea alba
dan striae lipid, tidak terdapat bekas operasi,.
b) Palpasi
Pada pemeriksaan leopold 1 : Tinggi fundus uteri 2 jari diatas
pusat ( McD 25,7 cm ), bagian fundus teraba bokong. Leopold 2 :
Bagian kanan perut ibu teraba bagian punggung dan bagian kiri
perut ibu teraba ektremitas janin seperti jari kaki dan tangan janin.
Leopold 3 : Bagian terbawah perut ibu teraba kepala janin dan
masih bisa digoyangkan ( belum masuk PAP ). Leopold 4 : Belum
dilakukan.
Tafsiran Berat Janin, berdasarkan Jhonson Thusak didapat
rumus ( TFU – 13 ) x 155 berarti ( 26 – 13 ) x 155 = 2.015 gram.
c) Auskultasi
Pergerakan janin aktif, DJJ ( + ), frekuensi 135x/menit, teratur,
lokasi 3 jari dibawah pusat dibagian kanan perut ibu.
d) Perkusi
Refleks patella kanan ( + )/ kiri ( + ).

4. Pemeriksaan Penunjang
Hb 11 gr %, Glukosa darah ( - ), Protein urine ( - ).

3.3 Analisa Data


Diagnosa: G2 P1 A0 Hamil 27 minggu dengan hemorroid , JTH preskep.

3.4 Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, S: 36ºC , P: 20x /


menit, N: 80x/ menit DJJ : 140x / menit dan presentasi kepala.
- Ibu mengerti penjelasan bidan.

2. Memberitahu ibu bahwa dirinya mengalami gejala hemorroid atau


hemorroid pada derajat 2 yaitu nyeri pada saat BAB dan keluar sedikit
darah, selain itu hemorroid akan muncul Ketika ibu mengeran saja. Hal ini
disebabkan oleh ibu mengejan terlalu lama saat persalinan anak pertama.
Pada hemorroid derajat 2 masih dapat diusahakan dan diatasi keluhan
tersebut agar dapat bersalin secara normal.
- Ibu mengerti penjelasan bidan.

3. Menganjurkan pada ibu untuk merendam bagian anus di air hangat untuk
mengurangi rasa nyeri pada anus, menjaga kebersihan anus, serta makan-
makanan yang banyak mengandung serat seperti jagung, alpukat, kacang-
kacangan, brokoli, tomat dan beras merah, agar feses lebih lunak dan tidak
memperparah terjadinya hemorroid, sehingga dapat diusahakan untuk
persalinan secara pervaginam.
-Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukanya.

4. Memberikan asuhan obat salep Borraginol N, dengan cara pemakaian


dioleskan pada anus sebanyak 2x per hari.
- Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukannya.

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti tidur siang 2 jam dan
tidur malam 7-8 jam.
- Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukanya .

6. Menganjurkan ibu untuk selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi


seimbang dengan memperhatikan karbohidrat,
protein,lemak,mineral,vitamin, dan juga serat seperti kacang-kacangan,
sayuran, daging, telur, nasi dan sebagainya.
-Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukanya

7. Memberitau ibu untuk datang kembali pada tanggal 10-8-2021 atau


apabila ibu mengalami tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti demam
tinggi, sekit kepala, mual muntah lebih dari 10 x, terjadi perdarahan vagina
serta apabila hemorroid yang dirasakan bertambah parah.
-Ibu mengerti penjelasan bidan.

ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN KEDUA

Tanggal : 24 Juli 2021 Jam : 08.00 – 09.00 WIB

3.1 Data Subjektif


Ibu datang ke BPM. Sagita Darma Sari,S.ST.,M.Bmd Palembang

dan ingin memeriksakan kehamilannya dan memantau perkembangan

bayinya. Ibu mengatakan masih mengalami gejala hemorroid yaitu nyeri pada

anus, namun keluhan tersebut sedikit berkurang karena tidak keluar

perdarahan lagi saat BAB.

3.2 Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan baik, kesadaran composmentis, berat badan 61 kg, TD

120/80 mmhg, nadi 80x/menit, pernafasan 19x/menit, dan suhu

36,3℃.

b. Palpasi

Leopold I : Tinggi funuds uteri 3 jari diatas pusat, bagian fundus

teraba lunak dan tidak melenting ( bokong ). Leopold II : Bagian kanan

perut ibu teraba yang paling besar memanjang seperi papan

( punggung ), bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin

( ekstremitas ). Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat,

keras, dan melenting ( kepala ) dan masih bisa digoyangkan ( belum

masuk PAP ). Leopold IV : Tidak dilakukan

c. Auskultasi

Pergerakan janin aktif, DJJ ( + ) dengan frekuensi 135x/menit

teratur, lokasi 3 jari dibawah pusat ibu sebelah kanan.


3.3 Analisa Data
Diagnosa: G2 P1 A0 Hamil 28 minggu dengan hemorroid , JTH preskep.

3.4 Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, S: 36,3ºC , P: 18x / menit,


N: 78x/ menit DJJ : 135x / menit dan presentasi kepala.
- Ibu mengerti penjelasan bidan.

2. Menganjurkan pada ibu untuk merendam bagian anus di air hangat untuk
mengurangi rasa nyeri pada anus, menjaga kebersihan anus, serta makan-
makanan yang banyak mengandung serat seperti jagung, alpukat, kacang-
kacangan, brokoli, tomat dan beras merah, agar feses lebih lunak dan tidak
memperparah terjadinya hemorroid, sehingga dapat diusahakan untuk persalinan
secara pervaginam.
-Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukanya.

3. menganjurkan ibu untuk terus menggunakan salep borraginol N, dikarenaka


terdapat perubahan dan pengurangan keluhan hemorroid ibu.

- Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukannya.

4. Menganjurkan ibu untuk selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi


seimbang dengan memperhatikan karbohidrat, protein,lemak,mineral,vitamin,
dan juga serat seperti kacang-kacangan, sayuran, daging, telur, nasi dan
sebagainya.
-Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukanya

5. Memberitau ibu untuk datang kembali pada tanggal 24-09-2021 atau apabila
ibu mengalami tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti demam tinggi,
sekit kepala, mual muntah lebih dari 10 x, terjadi perdarahan vagina serta
apabila hemorroid yang dirasakan bertambah parah.
-Ibu mengerti penjelasan bidan.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Subjektif

Ny. “N” mengeluh mengalami nyeri pada bagian anus, serta merasakan

seperti ada benjolan. Hal ini dialaminya semenjak pasca persalinan pada anak

pertama yang disebabkan oleh mengejan terlalu kuat. Gejala hemorroid

muncul pada maa nifas hari ke-4. Namun, nyeri pada bagian anus ini tidak

terlalu dirasakan, serta benjolan pada anus tidak ada. Saat BAB hanya keluar

sedikit darah dan tidak setiap kali BAB darah tersebut bercampur dengan

feses. Dapat diperkirakan Ny. “N” mengalami hemooroid derajat 1 pasca

melahirkan. Setelah kehamilan kedua pada usia kehamilan awal sampai

dengan usia kehamilan 25 minggu hemorroid semakin dirasakan. Nyeri pada

anus bertambah serta terdapat darah pada feses setiap kali BAB.

Ny. Nurhayani memeriksakan keluhannya di BPM Sagita pada usia

kehamilan 27 minggu dengan keluhan darah pada feses saat BAB semakin

banyak, serta nyeri pada anus bertambah parah. Konsistensi feses dirasakan

semakin keras, sehingga memperparah rasa nyeri pada anus ibu. Ibu sudah

menerapakan pencegahan hemorroid dengan pengetahuannya yaitu merendam

anus pada air hangat saat merasa nyeri, dan tidak terlalu banyak jongkok.
4.2 Objektif

Bidan melakukan pemeriksaan pada bagian anus dengan metode

pemeriksaan fisik, dengan hanya mengamati anus ibu. Setelah dilakukan

pemeriksaan pada bagian anus, ditemukan benjolan yang tidak terlalu

besar. Benjolan tersebut terlihat saat ibu mengejan, dan akan hilang Ketika

ibu tidak mengejan lagi. Dapat di diagnosa bahwa pasien mengalami

ambein derajat 2, yang diperkirakan disebabkan oleh kehamilan kedua

serta riwayat hemorroid pada sebelumnya.

4.3 Asuhan

Penulis memberikan asuhan sesuai dengan pedoman dari Sudoyo:

2016. Adapun asuhan yang diberikan adalah dengan melakukan konseling

setelah melakukan pemeriksaan. Konseling ini juga sesuai dengan keadaan

ibu yang telah mengalami hemorroid derajat 2. Adapun konseling yang

diberikan kepada ibu antara lain dengan menginformasika kepada ibu

bahwa Saat hamil, kadar progesteron yang tinggi cenderung membuat

pembuluh darah mudah bengkak. Ditambah lagi, ukuran rahim yang

semakin membesar bisa menekan pembuluh darah balik (vena) di panggul.

Tekanan ini akan menghambat aliran darah dari anus dan membuat darah

tertahan pada area tersebut. Karena Ny. “N” mengalami hemorroid pada

sebelum kehamilan kedua, kemungkinan terjadinya hemorroid pada

kehamilan sangat memungkinkan bagi ibu.


Selain itu, penulis memberikan konseling seputar meringankan

hemorroid yang ibu rasakan, diantaranya banyak mengonsumsi makanan

kaya serat (sayur dan buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air

putih minimal delapan gelas sehari untuk melancarkan BAB. Hal ini dapat

menjadikan konsistensi feses menjadi lebih lunak sehingga ibu tidak perlu

menngejan terlalu kuat saat BAB. Pengkonsumsian bahan makanan cabe

atau makanan yang pedas dapat menyebabkan anus menjadi radang,

sehingga pembuluh darah pada anus semakin membesar dan munculnya

hemorroid semakin meningkat. Selain itu, penundaan BAB juga dapat

menyebabkan kosnsistensi feses menjadi keras dan memperparah

terjadinya hemorroid karena mengejan terlalu kuat saat BAB. Setelah

pemberian penatalaksanaan ibu mengerti sebab-sebab terjadinya

hemorroid yang dialaminya, serta hal-hal yang perlu dihindari untuk saat

ini, agar hemorroid tidak semakin besar.

Adapun penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. “N” dari

Lumenta: 2016 adalah dengan memberikan obat oles atau salep untuk

bagian anus. Obat salep yang diberikan oleh bidan adalah salep Borraginol

N, yang merupakan obat umum ataupun awal untuk penanganan

hemorroid.

Borraginol N

Borraginol N Salep adalah obat untuk meringankan nyeri, gatal dan


pendarahan pada anus akibat hemoroid atau wasir baik hemorroid luar
maupun dalam. Obat berbentuk salep ini juga dapat digunakan untuk
mengobati luka terbuka di anus, periproktitis, prolaps anal, dan pruritus
ani. Borraginol N Salep mengombinasikan bahan herbal berupa ekstrak
akar tanaman lithospermi dan beberapa jenis anestesi untuk mengatasi rasa
nyeri akibat perlukaan dan perdarahan di anus. Salep ini juga dilengkapi
cetrimide yang berperan sebagai anti bakteri untuk menekan risiko infeksi
pada luka hemorroid.

Pada kasus ini salep Burraginol diberikan pada hemorroid pada


derajat 2 , dikarenakan terdapat benjolan yang menyebabkan perdarahan
pada anus atau terdapat luka saat ibu BAB. Cara penggunaan salep ini
adalah dengan mengoleskan obat secara langsung pada bagian anus yang
terkenahemorroid. Ny. “N” mengerti dan akan melakuka pengobatan
secara mandiri yang merupakan langkah awal untuk pengobatan
hemorroid pada ibu hamil.

1 minggu kemudian, Ny. Nurhayani datang kembali ke BPM


Sagita untuk melakukan pemeriksaan kembali, agar mendeteksi apakah
dirinya dapat melahirkan secara normal, atau tidak dikarenakan ada
hemorroid tersebut. Ny. Nurhayani mengaku sudah tidak keluar darah lagi
dari anus saat BAB. Oleh karena itu, bidan melakukan pemeriksaan kedua.
Setelah dilakukan pemeriksaan yang kedua kalinya didapatkan perubahan
yaitu benjolan mengecil. Bidan menjelaskan kepada Ibu bahwa dirinya
dapat bersalin secara normal, jika hal ini dipertahankan bahkan
hemorroidbenar-benar berkurang. Dapat diartikan bahwa pemberian salep
Borraginol N memberikan efek yang cukup baik pada kasus ibu hamil
yang mengalami hemorroid , walau prosesnya sedikit lama. Serta
pemberian asuhan konseling yang dilakukan oleh ibu tersebut juga
menjadi faktor berkurangnya hemorroid.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Asuhan yang diberikan kepada Ny “N” adalah memberikan konseling

pencegahan atau mengurangi rasa nyeri pada hemorroid, serta pemberian

obat dengan cara penggunaan salep, yaitu salep Burraginol N. Adapun

penyebab dari Ny “N” mengalami hemorroid adalah kala I yang lama pada

saat persalinan pertama, serta mengejan sangat kuat saat bersalin. Hal-hal

yang dirasakan Ny “N” dalam mengalami hemorroid adalah nyeri pada

bagian anus kadang-kadang, terdapat sedikit darah saat BAB, dan feses

terasa lebih mengeras dari biasanya.

B. SARAN

Berdasarkan pemikiran dalam penelitian ini, penulis

mengharapkan laporan ini berguna sebagai referensi baik mahasiswa

maupun dosen STIKES Abdurahman Palembang agar pembuatan

laporan ini juga dapat terus berkembang dan semakin baik. Selain itu,

penulis berharap bahwa laporan ini dapat berguna bagi BPM Sagita

sebagai referensi untuk mengamati hemoroid pada kehamilan serta

asuhan yang tepat untuk diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

Ditulis oleh, Fatahillah.2016. https://www.suara.com/metode-ini-ampuh-


usir-wasir-dalam-15-menit.com.id. diakses pada 30/07/2021 pukul 20.33 WIB.
Ditulis oleh, Damayani.permata.2016.
https://www.bps.go.id/subject/30/kesehatan.html. diakses pada 30/7/2021 pukul
20.35 WIB.
Agustin .2012. “ Faktor Perilaku dan Hubungan dengan Kejadian
Hipertensi.”, Volume 2, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. hal.
468, 492.

Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


1999. Kumpulan Kuliah Patologi. hal.263 -279. Jakarta:Pustaka Baru.

Fitriani Inna Sholicha. 2020. Refocusing Problem Ibu Hamil. Jakarta:


Unmah Ponorogo Press.

Isselbacher Braunwald. 2012. Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.


Volume 4, Edisi 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta, hal.159-165.

Kamariyah Nurul, dkk. 2014. Kehamilan. Jakarta Selatan: Salemba


Medika.

Kumalasari.2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses,Dan Praktik Edisi 4, Volume 2. Penerbit EGC: Jakarta.

Lumenta. 2016. Wasir Karena Kurang Serat. www. suaramerdeka.com


diakses pada 13 Juni 2021, pukul 20.00 WIB.

 Nani, Desiyani. 2018. Fisiologi Manusia Siklus Reproduksi Wanita.


Jakarta: Penebar Swadaya Grub.

Pieter, Namora.2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori


Dan Praktik. Penerbit Gramedia : Yogyakarta.

Romaulli. 2011.Konsep dasar asuhan kebidanan . Gramedia: Jakarta.

Sholichah dan Nanik.2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,


Bayi dan Balita. Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta. hal.910-915.

Sudoyo, A.W., 2016 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FK UI: Jakarta

Yulistiana, Elisa. 2015 . Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Medica


Aesculpalus FKUI: Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai