Disusun oleh :
NIM : P27824118015
JURUSAN KEBIDANAN
Pembimbing Pendidikan
Mengetahui,
NIP. 197910302005012001
Dosen Tabulasi
NIP. 1966711141990032001
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami
kesehatan jasmani dan rohani serta petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN TEORI/
LITERATURE DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PDA
IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu Tugas dari mata
kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik.
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, dimana proses
ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti perubahan fisik dan mental.
Proses kehamilan yang normal terjadi selama 40 minggu, dimana kehamilan biasanya
terbagi kedalam 3 fase atau yang lebih dikenal dengan sebutan trimester (Bobak, Jensen,
and Lowdermilk, 2005). Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah
gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat pulatimbul setiap saat dan malam hari.Hiperemesis
Gravidarum didefinisikan sebagai kejadian mual dan muntah yang mengakibatkan
penurunan berat badan lebih dari 5%, asupan cairan dan nutrisi abnormal,
ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, ketonuria serta memiliki konsekuensi yang
merugikan janin. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada
kehamilan tremister I, yaitu pada minggu 1 sampai minggu ke 12 selama masa kehamilan
(Runiari, 2010).
Mual mutah biasanya bersifat ringan tetapi apabila kondisi ini terus
menurus setiapkali makan dan minum akibatnya tubuh ibu semakin lemah, pucat, karena
tidak adanya asupan nutrisi dan cairan sehingga dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janin (Hidayati, 2009 dalam Rahmalia 2009). Status nutrisi ibu hamil pada waktu
pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin, berat badan ibu hamil harus memadai, berat badan bertambah sesuai umur
kehamilan, dikarenakan berat badan ibu yang normal akan menghasilkan bayi yang sehat
dan normal pula, oleh karena itu nutrisi sangat di butuhkan untuk ibu hamil.
Dari uraian diatas, disini penulis ingin menyusun asuhan keperawatan dengan
gangguan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum.
1.2 Tujuan
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10
kali dalam 24 jam, sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu (Susilawati dan Erlina, 2017).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada kehamilan
trimester I,kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu (Mansjoer,2010)
2.1.2 Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun terdapat bebarapa
teori yang menjelaskan peyebab terjadinya, dimana Hiperemesis Gravidarum berhubungan dengan
terjadinya peningkatan kadar estrogen atau human chorionic gonadotropin (HCG) dan mungkin
juga berhubungan dengan terjadinya hipertiroidisme selama kehamilan (Sandven, 2010). Penyebab
lain adalah peningkatan kadar hormon progestron serta peningkatan hormon estrogen (Runiari,
2010). Faktor psikologis juga berperan terhadap terjadinya Hiperemesis Gravidarum seperti
tekanan pekerjaan, rumah tangga yang retak dan dapat menyebabkan konflik mental sehingga
memperparah mual dan muntah (Runiari, 2010).
2. Tingkat 2
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil
dan cepat, suhu kadang naik, mata cekung dan sedikit kuning, berat badan
turun, tekanan darah turun, pengentalan darah, urin berkurang, sulit BAB,
dan pada nafas dapat tercium bau aseton.
3. Tingkat 3
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tekanan darah menurun.
Pada janin dapat terjadi ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus,
penglihatan ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat kekurangan
zat makanan termasuk vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning
berarti sudah ada gangguan hati
2.1.4 Patofisiologi
2.1.5 Komplikasi
a. Komplikasi ringan
2.1.6 Pencegahan
1. Obat- obatan
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
4. Cairan parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan
vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intravena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
6. Diet
a. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan
fungsi nutrisi tersebut sebagai sumber energi. Energi inilah yang akan
membuat makhluk hidup bisa melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-
harinya.
b. Nutrisi adalah kebutuhan utama bagi pasien yang mengalami malnutrisi,
pasien yang mengalami kritis nutrisi enteral.
c. Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana
tubuh manusia memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber
kekuatan.
d. Nutrisi adalah zat energi yang dibutuhkan dalam mempertahankan kesehatan,
menjaga pertumbuhan dan juga membuat organ bisa menjalankan tugasnya
secara normal.
Jadi, nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat
hamil. Zat gizi sendiri menurut Almatsier (2009:3) merupakan ikatan kimia yang
diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy,
membagun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu
hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri dapat diartikan
sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu
hamil.
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013)
Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk:
kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan
tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak
berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan
dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih
banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil
dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas
janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus,
lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta,
air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil
akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60%
digunakan untuk pertumbuhan ibunya (Sitanggang, 2013).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13
kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel
tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan
makanan (Sitanggang, 2013).
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien
akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional (Lestari, 2013).
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari
protein hewani.
c. Lemak
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu
hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat
meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang
sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak,
ragi, kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.
g. Vitamin E
h. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
i. Vitamin B1
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada
masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan
dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang
mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur
yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut,
serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
k. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc
yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc
berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari
daging, hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.
2.2.3 Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil
Bahan Makanan Trimester I Trimester II dan III
Nasi/ Penukar 3 ¼ gelas 3 ½ gelas
Daging/penukar 2 ½ potong 2 ½ potong
Tempe/ Penukar 5 potong 5 potong
Sayur 3 gelas 3 gelas
Buah 2 potong 2 potong
Minyak 2 sdm 2 sdm
Kacang Hijau 2 ½ sdm 2 ½ sdm
Susu 2 ½ sdm 2 ½ sdm
Tepung sarikedelai - 4 sdm
Gula 1 sdm 1 sdm
Nilai Gizi Trimester I Trimester II dan III
Energi 2095,8 kal 2164,5 kal
Protein 79,5 gram 82,5 gram
Lemak 57 gram 65 gram
Karbohidrat 273,8 gram 275 gram
Vitamin C 70 mg 70 mg
Zat Besi 31 mg 31 mg
sumber: Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil.
Kementrian Kesehatan RI.
Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut
Direktorat Bina Gizi, Kemenkes (2011)
Pagi:
Nasi
Pepes Tahu
Susu
Nasi
Sop Sayuran
Ikan balado
Kripik Tempe
Jeruk
Jam 16.00: Selada buah
Malam:
Nasi
Telur Balado
Perkedel Tahu
Pisang
Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum
hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir
prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan
persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil,
terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam
folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian
janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta,
cadangan zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan
anemia. Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara
bermakna lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
a. Biodata :
a) Nama
b) Umur
c) Agama
d) Suku/ bangsa
e) Pendidikan
f) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita
sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui apakah ada
pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di pabrik rokok, percetakan dll.
g) Alamat
2. Keluhan Utama :
mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri epigastrik,
tidak nafsu makan, merasa haus
meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, kaji warna volume,
frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan
memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah dilakukan.
2) Pola eliminasi
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b) Tingkat kesadaran
(2) Leher
1. Intake oral
https://www.academia.edu/35927074/MAKALAH_HIPEREMESIS_GRAVIDARUM
diakses pada tanggal 15 Maret pukul 20.00