Anda di halaman 1dari 3

Membumikan Moderasi Beragama dalam Dunia Kampus

Oleh : Pak Savic Ali

Ada banyak sekali paham-paham beragama yang bermunculan di masa modern ini.
Pedoman tetap Al-Quran dan hadist tapi outputnya kekerasan dan praktik-pratik ekstrimisme.
Ketika ada saudara semuslim yang menganut paham seperti itu, disitulah kita seharusnya
berguna untuk mengingatkan. Ada banyak sekali ideologi-ideologi yang mempengaruhi
masyarakat dan generasi muda di indonesia. Islam itu bukan perihal halal dan haram saja, tapi
perihal pengetahuan lah yang seharusnya diutamakan.

Masa modern ini kita dikelilingi platform-platform online. Ada banyak orang yang
menggunakan platform digital sebagai media dakwah. Intenet diibaratkan sebagai sungai
besar sumber informasi, dan saat ini sungai sumber informasi tersebut sudah tercemar
limbah-limbah.

Dalam konteks membumikan moderasi beragama, harus memahami sosiologi,


antropologi agama, dan mencintai pengetahuan itu sendiri. Ekstrimisme memiliki keterkaitan
dengan kekerasan guna menyingkirkan yang lain, sedangkan fanatisme adalah sebuah paham
atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan serta tidak
ada unsur penyingkiran dan kekerasannya.
Merawat Kebhinekaan dalam Dunia Kampus

Oleh : Pak Yudian Wahyudi

Islam bukanlah suatu tujuan melainkan proses menuju keselamatan dan kedamaian
dari dunia sampai ke akhirat. Manusia dalam setiap tindakan tidak lepas dari ‘urf
/kebiasaan/kebudayaan. Caranya tergantung pribadi masing-masing. Perintah untuk
melaksanakan sesuatu sama dengan perintah untuk melaksanakan sarana-sarananya. Muslim
Indonesia adalah muslim yang paling beruntung dari segala aspek.

Pancasila adalah prinsip qur’ani :

1. Takwa kepada Tuhan YME


2. Prinsip adil
3. Ridho Allah fii ridho an-naas
4. Prinsip persatuan
5. Prinsip musyawarah
6. Filsafat Garam Bung Hatta

Selain tantangan pada sektor pendidikan, kita juga dihadapkan pada tantangan
kebangsaan, seperti yang diutarakan oleh Presiden Jokowi dalam Pidato Harlah Pancasila 1
Juni 2021 yang isinya :

“Walaupun Pancasila telah menyatu dalam kehidupan kita sepanjang republik ini berdiri,
namun tantangan yang dihadapi pancasila tidaklah semakin ringan. Globalisasi dan interaksi
antarbelahan dunia tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan,
yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi. Termasuk rivalitas
antar pandangan, rivalitas antar nilai-nilai dan rivalitas antar ideologi”.

Pancasila dan transendensi kemanusiaan ialah pancasila mengakui Hak Asasi


Manusia dan sekaligus menyetarakan kemanusiaan :

1. Pancasila dan konstitusi mengatur hak dasar manusia


2. Tak hanya mengakui hak individu manusia, pancasila juga menekankan hak
kelompok dan relasi antar sesama
3. Transendensi kemanusiaan dari Basyaaar (manusia biologis)
Kode Etik dan Pola Pembinaan
Oleh : Wakil Rektor III

Kode etik adalah seperangkat nilai yang menjadi acuan/rujukan agar tercipta
suasana ideal atau yang menjadi harapan bersama. Acuan perilaku perseorangan atau
organisasi yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan jika melanggar ada sanksi bagi
pelakunya. Sanksi mulai dari yang ringan, sedang dan berat.

Kode etik UIN Sunan Kalijaga mengacu pada Core Values UIN Suka. Core
Values terdiri dari:

1. Integratif-Interkonektif
Membimbing para mahasiswa untuk berfikir secara ilmiah, logis, regional,
berbasis data dan literatur yang akurat. Mengembangkan mahasiswa agar
memiliki semangat pencarian dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan penuh
inisiatif dalam belajar, berkarya dan pada akhirnya berprestasi.
2. Dedikatif-Inklusif
Untuk membentu karakter agar para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga memiliki
mentalitas unggul, integritas yang kuat, memiliki rasa percaya diri dan dapat
dipercaya serta bisa menjadi teladan bagi banyak orang.
3. Inklusif-Continuous Improvement
Agar para mahasiswa memiliki spritualitas unggul, komitmen terhadap akhlak
yang mulia, memiliki empati, simpati, toleran, moderat terhadap berbagai adanya
keanekaragaman di dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai