Anda di halaman 1dari 6

PELAYANAN IBU HAMIL PADA KUNJUNGAN ULANG DAN DETEKSI

DINI KOMPLIKASI DALAM MASA PANDEMI COVID-19


Luluk Handayani
Prodi Magister Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

A. Pendahuluan

Pada masa pandemi covid-19 untuk mengurangi AKI dan AKB di

Indonesia intervensi pelayanan kebidanan pada ibu hamil tidak boleh diabaikan

dan harus tetap dilakukan, namun dibutuhkan penyesuaian dalam melakukan

pelayanan kebidanan, disini bidan harus dapat berperan aktif dalam

meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil, walaupun tidak dapat melakukan

tatap muka secara langsung dengan maksimal. Hal ini dilakukan untuk

menghindari peningkatan AKI dan AKB di Indonesia dimasa pandemi covid-

19.

Menurut panduan praktis pelayanan kebidanan selama masa pandemi

covid-19, pada saat ingin melakukan kunjungan ulang sebaiknya ibu hamil

dapat membuat janji terlebih dahulu melalui WA/ telepon dan adanya

pembatasan kunjungan untuk ibu hamil yaitu ANC pertama dilakukan pada ibu

hamil trimester I untuk melakukan skrining kesehatan. Pada trimester II

dilakukan penundaan kunjungan kehamilan, jika ibu hamil sehat, tidak

mengalami masalah dan tidak mengalami komplikasi dalam kehamilan. Ibu

hamil diharapkan untuk mempelajari buku KIA serta dapat menerapkannya

dalam aktivitas sehari-hari, namun jika ibu memiliki keluhan, ibu dapat

langsung ke fasilitas kesehatan. Pada trimester III ibu hamil harus tetap

melakukan kunjungan ANC untuk persiapan persalinan, karena pada masa


pandemi ini dibutuhkan pelayanan persalinan yang aman, kunjungan ANC

dapat dilakukan minimal 1 bulan sebelum tafsiran persalinan.

Dimasa Pandemi Covid-19 Tablet tambah darah hanya diberikan pada ibu

hamil yang sehat dan tidak mengalami gejala. Jika ibu hamil dengan status

PDP atau terkonfirmasi covid-19 sebaiknya tablet tambah darah tidak diberikan

karena untuk menghindari efek dari tablet tambah darah yaitu dapat

meningkatkan risiko covid-19 yang semakin parah.

Dalam melaksanakan pengkajian deteksi dini pada masalah komplikasi

yang terjadi pada ibu hamil bidan dapat melakukan pengkajian komprehensif

sesuai standar, termasuk memberikan informasi mengenai kewaspadaan

penularan COVID-19. Bidan juga sebaiknya dapat melakukan koordinasi

kepada anggota warga setempat seperti Ketua RT/RW, Kades atau pemimpin

daerah untuk mengetahui informasi status ibu hamil didaerahnya. Untuk

melakukan pelayanan ANC bidan membutuhkan APD sesuai pelayanan standar

dalam menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19. Namun apabila

didalam PMB tidak tersedia APD yang sesuai dengan standar, bidan dapat

berkolaborasi dengan Puskesmas dan Rumah sakit terdekat disekitar wilayah

kerjanya, dalam melakukan pelayanan kebidanan diharapkan untuk

menggunakan masker bagi pendamping ibu hamil dan semua tim medis.

Untuk meningkatkan pelayanan kebidanan dalam melakukan deteksi dini

komplikasi kehamilan pada masa pandemi covid-19, bidan dapat melakukan

konseling melalui media online disebabkan terbatasnya tatap muka bidan

dengan ibu hamil karena untuk menghindari paparan langsung serta

mengurangi dampak Covid-19, disini bidan dapat memberikan informasi serta


edukasi tentang kehamilan dan bahaya-bahaya kehamilan. Dengan adanya

media komunikasi online ibu hamil dpapat lebih mudah untuk berkonsultasi

kepada bidan mengenai masalah yang terjadi pada kehamilannya, jika dalam

konsultasi ini ditemui masalah yang serius bidan dapat meminta ibu untuk

segara ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Selain melakukan konsultasi melalui media online bidan juga dapat

melakukan kunjungan rumah sesuai dengan adaptasi panduan kunjungan

rumah sesuai prioritas serta dapat memberikan informasi serta edukasi dengan

berkeliling desa menggunakan kendaraan lokal dan menggunakan pengeras

suara, agar masyarakat mendapat pengetahuan mengenai penanganan serta cara

mengurangi resiko terpapar covid-19.

B. Analisa Jurnal
No Author dan Tahun Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1. Alzamora, MC; et.al. Severe Covid-19 Tinjauan secara Hasil pengujian menunjukkan bahwa
2020 during Pregnancy Retrospektif plasenta hampir tidak memiliki sel yang
and Possible rentan pada virus namun demikian pada
Vertical presentasi ibu yang parah menderita
Transmission Covid-19 dapat menyebabkan kelahiran
premature, serta RTPCR positif pada
neonatus. Karena hal ini menyebabkan
wanita hamil merupakan kelompok
populasi yang rentan dan harus
menghindari paparan untuk mencegah
hal buruk terjadi pada ibu dan bayinya.

2. Chen, H; et. al. 2020 Clinical Tinjaun secara Karakteristik klinis pneumonia Covid-
Characteristics and Retrospektif 19 pada wanita hamil dan wanita tidak
Intrauterine hamil dilaporkan sama tidak ada
Vertical perbedaan klinis diantara keduanya
Transmission menurut peneliti yang mengembangkan
Potential of Covid- pneumonia Covid19. Dalam kelompok
19 Infection In kecil ditemukan bahwa untuk saat ini
Nine Pregnant tidak ditemukan bukti untuk infeksi
Women: a intrauterine yang disebabkan oleh
Retrospective Covid-19 dari wanita hamil yang
Review of Medical menderita Covid-19 pada bayi yang
Records dikandungnya.

3. Liang, H and Acharya, Novel Corona Tinjauan secara Rekomendasi klinis untuk menangani
G. 2020 Virus Disease Retrospektif wanita hamil dalam pengelolaan Covid-
(Covid-19) in 19 harus berdasarkan pada data dari
Pregnancy: What pandemi ini dan tidak berdasarkan
Clinical penngalaman. Dari beberapa data yang
Recommendation telah ada dengan perkembangan dari
to Follow berbagai sumber maka akan didapatkan
penanganan yang akurat , maka dari itu
untuk penanganan Covid-19 dari
beberapa data lengkap, mengenai
kehamilan harus dikumpulkan serta
disediakan untuk umum. Karena
dengan adanya data yang terkumpul
dapat membantu negara-negara dengan
sumber daya yang buruk dan sistem
perawatan yang lemah.

C. PEMBAHASAN

Pada penelitian yang dilakukan oleh Maria Claudia, dkk tentang

covid-19 yang parah selama kehamilan dan kemungkinan penularan vertical.

Telah dilaporkan bahwa ibu hamil dan bayi baru lahir yang terpapar Covid-19

memiliki risiko lebih tinggi terjadinya penyakit yang semakin parah seperti

kegagalan pernafasan, ventilasi mekanik, kelahiran prematur, morbidiatas,

serta mortalitas. Adapun faktor-faktor risiko covid-19 yang semakin parah,

yaitu pada ibu hamil dengan komplikasi diabetus melitus dan obesitas. Namun

pada masalah ini belum tersedia data yang cukup yang telah dilaporkan dalam

memastikan bahwa kehamilan dapat mengarahkan pada hal yang lebih buruk,

terutama pada ibu yang memiliki resiko tinggi. Meskipun untuk saat ini

penularan vertical covid-19 pada ibu ke bayi belum terbukti secara nyata,
namun harus ada tindakan deteksi dini dalam menangani masalah komplikasi

yang terjadi pada ibu hamil pada masa pandemi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Chen, H; dkk tentang karakteristik

klinis yang akan terjadi dan potensi penularan Vertikal Intrauterin infeksi

Covid-19 pada Sembilan wanita hamil: tinjauan retrospektif terhadap catatan

medis. Faktor utama dalam melakukan penelitian ini, yaitu untuk menyelidiki

kemungkinan penularan covid-19 intrauterine infeksi, sehingga dilakukan

pengujian pada cairan ketuban, darah tali pusat dan sampel usap tenggorokan

neonatal pada saat lahir untuk memastikan apakah ada kemungkinan infeksi

janin intrauterine. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa hasil SARS-CoV-2

negative pada semua sampel yang telah dikumpulkan, namun harus diselidiki

lebih lanjut tentang masalah kerusakan plasenta, yang merupakan link dalam

transmisi lokal pada ibu hamil terkonfirmasi Covid-19.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Liang, H dan Acharya, G, tentang

Novel Corona Virus Disease (Covid-19) pada kehamilan: rekomendasi klinis

yang harus diikuti. Untuk mengurangi risiko covid-19 diperlukan perencanaan

dan persiapan diri secara proaktif, dengan menyediakan manajemen klinis yang

tepat serta dukungan dari para ahli. Untuk menghindari penularan covid-19

pada tenaga kesehatan yang menjadi masalah serius yaitu dengan

meningkatkan tata kelola ksehatan, serta mendidik dan melatih tenaga

kesehatan dalam mengontrol dan memprioritaskan perlindungan diri. Untuk

meningkatkan perbaikan rekomendasi secara klinis dalam mengelola infeksi

Covid 19 pada kehamilan harus berdasarkan pada data pandemi saat ini dan
tidak berdasarkan pada pengalaman. Semakin banyaknya respon dalam

pengobatan, rekomendasi klinis dan berbagai panduan yang semakin

berkembang dapat menambah data serta terkumpulnya pengalaman yang

tersedia untuk tenaga kesehatan dan bahkan untuk masyarakat umum lainnya.

Dari beberapa penelitian diatas diketahui bahwa belum ada bukti secara

nyata covid-19 dapat menular secara vertical dari ibu ke bayinya. Karena

plasenta tidak memilliki sel yang rentan terhadap paparan virus ini, ibu

sebaiknya harus lebih waspada dalam menghindari paparan covid-19, ibu hamil

yang terpapar covid-19 memiliki risiko lebih tinggi pada kesehatan ibu dan

bayi. Bidan dapat melakukan pelayana kebidanan secara optimal dengan

melakukan rujukan dari sumber-sumber yang terkait dalam penanganan Covid-

19. Bidan juga harus tanggap dalam melakukan deteksi dini dalam menangani

masalah serta komplikasi dalam kehamilan sehingga dengan ini AKI dan AKB

di Indonesia tidak mengalami kenaikan bahkan dapat diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai