Anda di halaman 1dari 4

RESUME KULIAH TAMU PSIKOLOGI GHAZALIAN

Disusun oleh :

Nama : Lutfia Nur Annisa


NIM : 2000013204
Kelas :D

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


YOGYAKARTA
TA 2021/2022
HASIL RESUME

Tokoh Al-Ghazali banyak berbicara tentang ilmu anab, ilmu anab atau psikologi
dalam dunia islam bukanlah hal yang baru, ilmu anab ini sudah menjadi objek kajian
cendikiawan muslim di masa lampau. Tokoh Ghazali banyak berbicara tentang ilmu anab,
ilmu anab dalam dunia islam bukan hal baru, ilmu anab sudah menjadi objek kajian
cendekiawan muslim pada masa lampau, stigma psikologi berasal dari dunia barat karena
ilmuan terputus dari literatur klasik terutama pada tema-tema psikologi yang kemudian
akademisi atau para peneliti cenderung lebih banyak mengutip literatur-literatur
mainstrem/tebal dibandingkan literatur islam atau ulama-ulama islam pada masa lalu,
sehingga referensi pada ilmu psikologi ini mengalami keterbatasan dan kesulitan dalam
mengakses ilmu anab. Psikologi ghazalian mulai resmi pada tahun 2020.

Imam Al-Ghazali memiliki nama lengkap Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad
Al-Ghazali, yang terkenal dengan Hujjatul Islam (argumentator islam) karena jasanya yang
besar di dalam menjaga islam dari pengaruh ajaran bid’ah dan aliran rasionalisme yunani.
Beliau lahir pada tahun 450 H, bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah suatu kota kecil yang
terlelak di Thus wilayah Khurasah yang waktu itu merupakan salah satu pusat ilmu
pengetahuan di dunia islam. Beliau adalah seorang ulama modern pada eranya, seorang
akademisi, peniliti dan juga rektor. Tema-tema yang beliau keluarkan tentang psikologi lebih
banyak dibanding pemikiran ulama-ulama lainnya. Karya beliau berjumlah 457, beliau juga
menyumbangkan pemikirannya dalam bidang teologi, filsafat, astronomi, politik, hukum, dan
psikologi. Selain itu karya Al-ghazali tersebar dibeberapa kitab diantaranya, ihya ‘umuludin,
mizan al-‘amal, misykat al-anwar,dll. Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana,
ayahnya adalah seorang pengrajin wol sekaligus sebagai pedagang hasil tenunannya, dan taat
beragama,mempunyai semangat keagamaan yang tinggi, seperti terlihat pada simpatiknya
kepada ‘ulama dan mengharapkan anaknya menjadi ‘ulama yang selalu memberi nasehat
kepada umat. Itulah sebabnya, ayahnya sebelum wafat menitipkan anaknya (imam al-
Ghazali) dan saudarnya (Ahmad), ketika itu masih kecil dititipkan pada teman ayahnya,
seorang ahli tasawuf untuk mendapatkan bimbingan dan didikan.

Kriteria psikologi modern yaitu mengembangkan teori dan mengamati manusia secara
ilmiah, dalam psikolgi modern teori harus dibuat secara sistematis sehingga dapat diuji pola
perubahannnya, komprehensif dengan perkembangan berkaitan dengan struktur tetapi juga
berkaitan dengan ibadah, dan aplikatif merubah teori menjadi praktik.

Psikolgi ghazalian adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa beserta sifat-sifatnya
dan akhlaknya serta bagaimana melakukan latihan riyadhoh dan latihan melawan hawa nafsu.
Ilmu ini juga terkait dengan cara-cara mengelola kehidupan pribadi seperti mengelola
kekuatan tubuh, keluarga, masyarakat dan negara dari definisi ini juga berkaitan dengan
pengembangan diri, keluarga, menata masyarakat, sampai negara yang artinya industri dan
organisasi termasuk dalam objek kajianya.

Dalam pandangan Ghazali ilmu anab adalah ilmu yang wajib dimiliki dan dipelajari
setiap muslim karena barangsiapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal tuhannya,
sehingga ilmu psikologi ini dapat menghantar seseorang mengenal pada Tuhannya. Yang
membedakan psikolgi islam dengan psikologi mainstrem adalah cara pandang terhadap ilmu
pengetahuan, islam lebih banyak mengkaji manusia atau jiwa dalam bentuk metafisik. Ruh
adalah zat halus yang bersumber dari rongga jantung yang menyebar ke seluruh tubuh
melalui pembulu darah zat ini membawa perasaan, penglihatan, perasaan, penciuman
pendengaran dan kekuatan anggota badannya, jika ruh ini memudar maka manusia akan mati.

Al-Ghazali (1058-1111 M), mengatakan bahwa manusia by nature adalah spiritual


goodnes (suci, fitrah). Konsep sentralnya, manusia memiliki dua watak dasar (dual nature),
baik dan buruk. Yang menentukan manusia baik atau tidak adalah keadaan spiritualnya.
Bukan bergantung pada aspek biological determinism seperti pendapat Freud; environmental
(lingkungan, eksternal) seperti pandangan Skinner; dan diri sendiri (internal, self) seperti
anggapan Rogers.

Menurut Al Ghazali manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Sebagai halnya Ibnu Sina, Al-Ghazali juga
berpendapat bahwa akhlak dan sifat seseorang sangat tergantung pada jenis jiwa yang
berkuasa atas dirinya sehingga bisa saja akhlak dan sifat orang tersebut dapat menyerupai
nabati dan hewan. Jika jiwa insani yang berpengaruh dan berkuasa, akan terbentuk manusia
insanul kamil. Menurut Al-Ghazali, jiwa yang merupakan hakikat, diri, dan zat manusia itu
adalah jauhar ( substansi ) rohani, bukan `aradh ( aksiden ) dan bersih dari sifat kebendaan.
Jiwa mempunyai wujud sendiri yang terlepas dari badan. Wujud dan hakikat jiwa berasal dari
alam gaib, sedang wujud dan hakikat badan berasal dari dalam materi. Badan itu bukan
tempatnya jiwa karena sesuatu yang bersifat jauhar (substansi, zat, hakikat) tidak mendiami
suatu tempat tertentu. Badan itu adalah alat bagi jiwa, sedangkan badan tidak bisa
memperalat jiwa. Karena terdapat perbedaan mendasar dan besar antara jiwa dan badan
dalam wujud dan hakikat, dalam fungsi dan sifatnya juga terdapat perbedaan yang besar. Jiwa
bersifat baqa, sedang badan dalam wujudnya bersifat fana.

Pengaruhnya dalam psikologi dan pemikirannya tentang pembagian jiwa dan fungsi
dalam psikologi dan mempengaruhi psikologi modern. Pendapat tentang motivasi,
pembentukan kebiasaan, kemauan, pengamatan, ingatan, dan daya khayal, merupakan
sumbangan yang besar terhadap perkembangan psikologi modern. Lebih dari itu ia mengkaji
jiwa sebagai substansi rohani dari manusia, suatu kajian yang belum mampu dilakukan para
psikologi modern dewasa ini. Prof Dr.Hj Zakiyah Darajat mengenai ajaran Islam tentang
kejiwaan di bandingkan dengan pemikiran Al-Ghazali tentang kejiwaan menyimpulkan
bahwa Al-Ghazali adalah tokoh penting dalam ilmu jiwa atau ” psikologi Agung ” yang
karya-karyanya tentang ilmu jiwa bersumber kepada Al-Qur’an dan hadits.

Kesimpulan tentang Al Ghazali tidak bisa dipisahkan dari ketinggian konsepsi Al


Ghazali tentang manusia serta pendapatnya tentang jiwa dan akhlak. Sebab, ia tidak saja
menganggap ilmu jiwa sebagai ilmu tingkah laku tetapi menganggapnya sebagai ilmu yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, temasuk aspek kehidupan manusia, dan aspek
ketuhanan (Agama) merupakan bagian ilmu jiwa di samping ilmu akhlak.

Al-Ghazali menekankan pentingnya orangtua untuk mendidik anak mereka, bukan


mendiktenya, terutama dalam pendidikan moral. Al-Ghazali menyarankan para orangtua
harus berusaha sehalus mungkin menerapkan hukuman psikologis dan menjauhi hukuman
fisik. Alasannya, agar menimbulkan perasaan sesal dan bersalah daripada ketakutan dan
kemarahan. Al-Ghazali membagi penyakit manusia ke dalam dua kategori, penyakit fisik dan
penyakit spiritual. Dalam pandangannya, penyakit spiritual jauh lebih berbahaya
dibandingkan penyakit fisik, karena menghasilkan kebodohan dan deviasi dari Tuhan,
semacam penyakit kecanduan dihormati, hasrat kaya yang berlebih, hasud, iri hati, takabbur,
sombong, munafik, ujub, dengki dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai