Makalah Studi Hadits Kel 1
Makalah Studi Hadits Kel 1
STUDI AL HADITS
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
GRESIK
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelrsaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tersanjungkan kepada beginda Rasul Muhammad SAW yang dengan jerih payahnya telah mempu
nerubah peradaban yang tidak memhenal perikemanusiaan menuju peradaban yang penuh dengan
kebaikan.
Dalam kesempatan ini, dengan penuh rasa suka cita penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Dosen Mata Kuliah
Studi Hadits yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami untuk membuat makalah yang kami
beri judul AT-TABI” DAN ASY-SYAHID ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah yang telah dibuat ini masih banyak kesalahan yang harus
diperbaiki, oleh karena itu penulis mangharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman agar
dalam pembuatan makalah yang berikutnya tidak terjadi kesalahan serupa.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu hadits dikenal istilah Hadits Gharib yaitu Hadits yang di dalam sanadnya terdapat seorang
yang menyendiri dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian sanad itu terjadi. Untuk menetapkan
suatu Hadits itu Gharib perlu adanya pemeriksaan terhadap Hadits yang diperkirakan Gharib tersebut
dengan maksud apakah Hadits tersebut mempunyai Muttabi’ atau Syahid. Pemeriksaan tersebut dalam
ilmu Hadits diistilahkan I’tibar.
Jika Hadits yang diperkirakan Gharib tersebur, ternyata memiliki Muttabi’ atau Syahid, maka nilai
keghariban hadits itu dengan sendirinya akan hilang. Dan akan berubah menjadi Hadits Aziz atau bisa
manjadi Hadits Mutawattir jika Muttabi’ dan Syahidnya sampai pada standar minimal periwayatan
dikatakan Hadits Mutawattir.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini , penulis mangajukan beberapa rumusan masalah yang tersusun sebagai berikut :
3. Bagaimanakah aplikasinya dalam penerapan kuantitas dan kualitas Sanad dalam Hadits ?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penulis atas penyusunan makalah ini adalah agar para pembaca mampu
memahami istilah Muttabi’ dan Syahid, macam-macamnya serta pengaplikasiannya dalam penerapan
kuntitas dan kualitas sanad dalam suatu Hadita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tabi’ dan Syahid
Yang dimaksud dengan Tabi’ atau Muttabi, adalah Hadits yang mengikuti periwayatan Rowi lain sejak
pada guru (yang terdekat) atau gurunya guru (tang terdekat tersebut. Sedangkan Syahid Adalah Hadits
yang periwayatannya diikuti oleh periwayat lain yang menerima dari sahbat lain dengan matan yang
menyerupainya dalam lafal dan makna ata dalam maknanya saja.
Sebagian Ulama’ berpendapat, bahwa yang dikatakan denga Hadits Muttabi’ adlah Hadits yang
diriwayatkan oleh orang lain yang sesuai lafalnya. Dan yang dikatakan denga Syahid adalah Hadits yang
diriwayatkan oleh orang lain yang maknanya sesuai dengan Hadits Fardnya, baik Hadits tersebut
bersumber dari seorang Sahabat, maupun dari beberapa orang Sahabat.
1. Tabi’ Tam, yaitu bila periwayatan Muttabi’ mengikuti periwayatan guru Muttaba’ dari yang terdekat
sampai yang terjauh.
2. Tabi’ Qashir, yaitu bila periwayatan Muttabi’ mengikuti periwayatan guru Muttaba’ yang terdekat saja
, tidak sampai mengikuti gurunya guru yang jauh sama sekali.
1. Syahid Bil Lafdhi, yaitu bila matan Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat yang lain sesuai renaksi dan
maknanya dengan Hadits Fardnya.
2. Syahid Bil Ma’na, yaitu bila matan Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat lain itu hanya sesuai
maknanya saja.
الشهر تسع و عشرون فال تصوموا حتى ترو الهالل و ال تفطروا حتى تروه فان غم عليكم فاكملوا العدة ثالثين يوما { وفى لفظ ابن
خزيمة فكملوا ثالثين } وفى لفظ مسلم فاقدروا له ثالثين وفى لفظ البخارى فاكملوا العدة شعبان ثالثين
١٢٣٤٥٦
Dari Hadits di atas misalkan yang akan dicari Muttabi’ dan Syahidnya, maka kita dapatkan bahwa
1. Hadits Al Qo’nabi (Nomor II} menjadi Muttabi’ Tam dari Hadits Asy Syafi’i (Nomor I} karena Al Qo’nabi
mengikuti periwayatan guru Asjy Syafi’i sejak dari guru yang terdekat sampai guru yang terjauh.
2. Hadits Ibnu Huzaimah (Nomor III} menjadi Muttabi’ Qashir terhadap Hadits Asy Syafi’I (Nomor I}
karena Ibnu Huzaimah hanya mengikuti pada seorang guru saja, tidak semua guru Asy Syafi’i.
3. Hadits An Nasa’I (Nomor V} menjadi Syahid Bil Lafdhi dari Hadits Asy Syafi’I (Nomor I} karena sumber
periwayatan dari masing-masing berbeda, walaupun renaksinya sam.
4. Hadits Al Bukhori (Nomor VI} menjadi Syahid Bil Ma’na dari Hadits Asy Syafi’I (Nomor I} karena
sumber periwatannya berbeda, begitu juga redaksinya tidak sama, walaupun maknanya sama.
Setelah dilakukan penelitian, maka akan nampak seluruh matarantai para perowi Hadits yang diduga
Gharib itu, begitu juga seluruh Tabi’ dan Syahidnya (bila ditemukan). Bila Hadits yang diduga Gharib itu
ternyata memiliki Tabi’ dan Syahid, maka Hadits itu bisa menjadi Hadits Aziz atau bahkan bisa menjadi
Hadits Mutawattir kalau Tabi’ dan syahid yang ditemukan mencapai standar minimal Hadits dikatakan
Mutawattir. Tapi, jika tidak ditemukan Tabi’ tau Syahidnya maka Hadits itu tetap dikatakan Hadits
Gharib.
Selain itu, dari seluruh matarantai para rowi yang meriwayatkan Hadits itu kita dapat meneliti rowi-rowi
yang memenuhi syarat agar hadits yang diriwayatkannya dikatakan Shahih, Hasan Atau Dha’ifnya.
Sehingga Hadits yang diperkirakan Ghabib itu bisa menjadi Hadits Hasan atau Shahih, tergantung dari
para rowi dan Hadits lain yang menjadi Tabi’ dan Syahidnya.
BAB III
PENUTUP
Yang dimaksud dengan Tabi’ atau Muttabi, adalah Hadits yang mengikuti periwayatan Rowi lain sejak
pada guru (yang terdekat) atau gurunya guru (tang terdekat tersebut. Sedangkan Syahid Adalah Hadits
yang periwayatannya diikuti oleh periwayat lain yang menerima dari sahbat lain dengan matan yang
menyerupainya dalam lafal dan makna ata dalam maknanya saja.
Hadits Tabi, terbagi menjadi dua bagian yaitu Tabi’ Tam dan Tabi’ Qashir. Begitu juga Hadits Syahid
dibagi menjadi dua bagian yaitu :Syahid Bil Lafdhi. dan Syahid Bil Ma’na.
Bila Hadits yang diduga Gharib itu ternyata memiliki Tabi’ dan Syahid, maka Hadits itu bisa menjadi
Hadits Aziz atau bahkan bisa menjadi Hadits Mutawattir kalau Tabi’ dan syahid yang ditemukan
mencapai standar minimal Hadits dikatakan Mutawattir. Tapi, jika tidak ditemikan Tabi’ tau Syahidnya
maka Hadits itu tetap dikatakan Hadits Gharib. Sehingga Hadits yang diperkirakan Ghabib itu bisa
menjadi Hadits Hasan atau Shahih, tergantung dari para rowi dan Hadits lain yang menjadi Tabi’ dan
Syahidnya.
DAFTAR PUSTAKA
Zein, Muhammad Ma’sum, 2006, Ulumul Hadits dan Mushthalahul Hadits, Jombang: Al Syarifah Al
Khodijah