Anda di halaman 1dari 14

PAPER MINGGUAN

AKUNTAN DAN KEPEMIMPINAN EKONOMI DIGITAL


Debt; Understanding the minds of commercial bankers
Case 11: What are the factors required in acquiring loans

Kelompok 4
Farah Fadhilah Soeryanto 1906358114
Farrel Izhary Aufar 1906358700
Muhamad Andhika Rheza 1906358770
Lulu Fauziatul Hasanah 1906388224
Mentari Indah Firda Putri 1906388312
Wiranti Angkola Harahap 1906388602
Pandu Pratama 1906388804
Revanza Auditya 1906389246

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2022
Statement of Authorship
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata kuliah : Akuntan dan Kepemimpinan Ekonomi Digital
Judul makalah/tugas : Paper Mingguan (Debt; Understanding the minds of commercial
bankers)
Tanggal : 09 Mei 2022
Dosen : Edgar Ekaputra, S.E., M.M.
Tanda tangan :

(Farah Fadhilah Soeryanto) (Mentari Indah Firda Putri)

(Farrel Izhary Aufar)


(Wiranti Angkola Harahap)

(Muhamad Andhika Rheza) (Pandu Pratama)

(Lulu Fauziatul Hasanah) (Revanza Auditya)


I. The Debt Concept
Debt atau utang dapat didefinisikan secara sederhana sebagai jumlah kas
yang dipinjam oleh seseorang dari orang lain, institusi keuangan atau
pemerintah. Utang dapat digunakan baik oleh individu maupun perusahaan
karena dibutuhkan untuk membayar sesuatu yang tidak dapat dibiayai kas
sendiri sehingga dibutuhkan tambahan kas untuk membayarnya.
Dalam melakukan transaksi utang, terdapat debt agreement yang merupakan
sebuah dokumen yang mengizinkan peminjam untuk meminjam uang dalam
kondisi tertentu yang kemudian harus dibayarkan kembali di masa depan
ditambah bunga-nya sebagai sebuah kompensasi risiko pemberian pinjaman
tersebut dimana biasanya bernilai sekian persen dari jumlah yang dipinjam.
Semakin besar bunga yang diberikan akan semakin cepat peminjam terdorong
untuk membayar utangnya.
Kredit adalah perangkat keuangan yang coba diperoleh bisnis atau individu
yang disediakan lembaga keuangan (bank, credit union, credit card
companies). Kredit dan hutang berkaitan karena kredit merupakan bagian awal
untuk transaksi hutang dimana untuk mendapatkan hutang peminjam harus
memiliki kredit. Sementara loan atau pinjaman adalah salah satu bagian dari
utang pribadi. Dalam keuangan perusahaan pinjaman dan utang.
Good Debt adalah jumlah yang dipinjam untuk membiayai investasi yang
tumbuh dari waktu ke waktu, dalam bisnis contohnya digunakan untuk
membiayai proyek yang menghasilkan pendapatan atau arus kas. Sementara
Bad Debt adalah pinjaman untuk membeli sesuatu yang akan menurun nilainya
seperti kendaraan.
Empat alasan mengapa utang diperlukan sebagai capital structure
diantaranya; Utang terbatas sementara ekuitas tidak terbatas, Perusahaan
dapat mempertahankan keuntungan/laba, Utang dapat memaksimalkan
financial leverage, dan Utang dapat mengurangi pajak yang harus dibayar.

II. Bankers Are Risk Averse Animals


Latar belakang pendidikan para bankir pada umumnya adalah sekolah
bisnis dengan dasar akuntansi dan keuangan, inilah yang melatarbelakangi
pernyataan "Bankers are conservative and risk averse animals". Latar
belakang pendidikan ini membuat bankir andal dalam mengidentifikasi risiko
dan melakukan mitigasi risiko. Latar belakang pendidikan ini juga membantu
seorang bankir dalam mengevaluasi bisnis dan membantu klien menentukan
produk dan layanan yang cocok dan sesuai kebutuhan. Budaya bank yang
cenderung risk averse menyebabkan para karyawan bankir juga cenderung
menghindari risiko yang tinggi. Budaya risk averse timbul karena bank dihadapi
banyak risiko, di antara risiko tersebut terdapat 3 risiko utama yang dapat
diukur (kuantitatif), yaitu:
a) Credit risk
Credit risk merupakan risiko individu maupun perusahaan mengalami gagal
bayar atas pinjaman dari bank atau dengan kata lain tidak dapat memenuhi
kewajiban kepada bank. Banyak sekali contoh dari risiko gagal bayar yang
pernah terjadi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia seperti J
Resources Nusantara (JRN), PT Sariwangi Agricultural Estate Agency
(SAEA), dan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance).
Menghadapi risiko ini, bank memiliki mitigasi 5C yaitu Character, Capacity,
Capital, Condition dan Collateral. Adapun credit risk dapat dihitung dengan
tiga cara yaitu pendekatan standar, pembangunan IRB dan advance IRB
(IRB = Internal Rating Based Approach).
b) Market risk
Market risk adalah risiko adanya perubahan kondisi pasar yang dapat
menurunkan nilai dari investasi dapat diukur dengan pendekatan VaR
(Value at risk). Market risk meliputi antara lain risiko suku bunga, risiko
komoditas, risiko ekuitas dan risiko nilai tukar mata uang. Bank sangat
rentan dihadapi risiko ini karena bank memiliki banyak aset keuangan
seperti saham dan obligasi.
c) Operational risk
Operational risk merupakan risiko yang disebabkan ketidakcukupan proses
internal yang ada pada suatu organisasi, kegagalan sistem dan
infrastruktur, human error serta kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional bank. Operational risk dapat dilihat dengan tiga pendekatan
yaitu Basic Indicator Approach (BIA), Standardized Approach (SA) dan
Advance Measurement Approach (AMA).
Tak hanya itu, terdapat risiko lain yang perlu diperhatikan perbankan, yaitu:
d) Risiko sistematik
Risiko sistemik adalah risiko yang mempunyai dampak yang luas dimana
terdapat skenario bahwa gangguan menular atau dampak rambatan
(contagion effect) pada sistem keuangan karena interaksi dari faktor ukuran
(size), kompleksitas usaha (complexity), keterkaitan antarinstitusi dan/atau
pasar keuangan (interconnectedness), serta kecenderungan perilaku yang
berlebihan dari pelaku atau institusi keuangan untuk mengikuti siklus
perekonomian (procyclicality). Hal yang dapat dilakukan bank untuk
memitigasi risiko ini adalah dengan memiliki modal yang kuat serta proses
dan pemeriksaan internal optimal.
e) Moral Hazard
Moral Hazard adalah saat seseorang, kelompok, atau organisasi
cenderung memiliki kemauan untuk mengambil risiko tinggi bahkan jika
dilihat secara ekonomi hal tersebut tidaklah sehat. Seseorang biasanya
mengambil lebih banyak risiko karena ada orang lain yang menanggung
biaya dari risiko-risiko tersebut.
Adanya kemungkinan risiko ini dapat menyebabkan terganggunya
prinsip integritas bank sehingga bankir cenderung menolak risiko yang tinggi.
Sehingga saat pengambilan keputusan, bankir akan menghindari hal-hal baru
yang belum pernah diuji sebelumnya karena hal tersebut tentu akan
menghasilkan risiko yang tinggi. Tak hanya faktor internal, kecenderungan
bank menghindari risiko yang tinggi dapat dikarenakan struktur bank yang lebih
memilih untuk mendanai diri sendiri melalui utang jangka pendek dibanding
jangka panjang.

III. The Lending Rationale


Lending Rationale memiliki definisi yaitu pemikiran bank secara rasional
dalam menilai debitur mengenai kemampuan mengembalikan jumlah
pinjamannya kepada bank atau yang biasa dikenal dengan analisis calon
debitur. Lending rationale merupakan alasan dasar pemberian pinjaman.
Lending rationale dilakukan berdasarkan proses dalam penerapan
manajemen risiko atau salah satu prinsip kehati-hatian bank dalam menilai
nasabah untuk diberikan pembiayaan oleh perbankan untuk mengurangi
terjadinya risiko pembiayaan yang dikarenakan terlalu mudahnya bank
dalam memberikan pinjaman atau investasi.

Ada Tujuan utama dari Lending Rationale, yaitu:


a. Mengidentifikasi risiko dalam situasi pinjaman
b. Menarik kesimpulan mengenai kemungkinan pembayaran
c. Membuat rekomendasi untuk jenis yang tepat dan struktur fasilitas
pinjaman

Lending Rationale antara lain:


a. Asset Conversion Lending
Pinjaman jangka pendek untuk membiayai kebutuhan jangka pendek yang
bersifat temporer yang biasanya dilunasi dengan melikuidasi aset, yang
digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman. Pinjaman
jangka pendek tersebut dilunasi ketika satu siklus bisnis yg dimaksudkan
telah selesai dan seluruh pokok pinjaman dilunasi pada akhir periode.
Contoh kasus pada Asset convertion lending adalah ketika Pinjaman
konversi aset oleh perusahaan dengan bisnis yang sangat musiman,
contohnya perusahaan yg menghasilkan banyak pendapatan saat Natal
atau saat lebaran.
Sehingga, debitur akan meningkatkan produksi pakaian muslim. Kredit
diperlukan untuk membeli bahan baku, dan pembiayaan piutang. Setelah
lebaran usai, hasil penjualan digunakan untuk melunasi kredit musiman
tersebut.

b. Asset Protection Lending


Asset Protection Lending merupakan pembiayaan sektor korporasi yang
bersifat modal kerja permanen.
a. Tujuan pinjaman :
Untuk membiayai modal kerja yang permanen. Struktur pinjaman bersifat
jangka pendek yang diperpanjang (rollover) terus- menerus dan
pengawasannya yang dilakukan oleh bank dilakukan secara terus
menerus.
b. Sumber pelunasan :
Pinjaman tidak diharapkan untuk
dilunasi secara penuh selama perusahaan masih beroperasi secara baik
(going concern). Dalam kondisi yang buruk, asset yang dibiayai dapat
dilikuidasi untuk menutupi pinjaman secara penuh.

c. Cash Flow Lending


Pinjaman arus kas adalah jenis pinjaman tanpa jaminan yang
digunakan oleh bisnis untuk operasi sehari-hari. Umumnya, pinjaman
digunakan untuk membiayai modal kerja, seperti pembayaran gaji, sewa,
inventaris, dan sebagainya, dan dibayar kembali oleh arus kas masuk bisnis
. Ini berarti Anda meminjam dari pendapatan yang Anda harapkan akan
diterima di masa depan.
Dalam kebanyakan kasus, pinjaman arus kas digunakan oleh
perusahaan kecil yang tidak memiliki aset yang diperlukan untuk
mendukung pinjaman, rekam jejak profitabilitas, atau riwayat kredit yang
signifikan. Ini berarti bahwa pemberi pinjaman akan sering membebankan
suku bunga yang lebih tinggi, sementara biaya originasi juga cenderung
lebih tinggi. Selalu penting untuk membayar kembali pinjaman arus kas
secepat mungkin, karena hal itu dapat menguras keuangan bisnis Anda jika
Anda mulai melewatkan pembayaran.
Sementara pinjaman arus kas menyediakan jenis suntikan modal cepat
yang dapat menjadi vital bagi bisnis dalam kesulitan, penting untuk diingat
bahwa ada beberapa batasan yang terkait dengannya:
Biaya tinggi – Selain suku bunga yang tinggi, pinjaman arus kas biasanya
memiliki biaya yang sangat tinggi, serta denda yang signifikan untuk
keterlambatan pembayaran. Sebelum mengambil pinjaman arus kas, ada
baiknya memikirkan apakah Anda memiliki kapasitas untuk menangani
biaya ini jika Anda melewatkan salah satu pembayaran terjadwal.
Jaminan pribadi – Meskipun Anda tidak memerlukan aset untuk menutupi
pinjaman arus kas, pemberi pinjaman dapat menempatkan hak gadai
umum atas seluruh bisnis Anda sebagai bagian dari perjanjian pinjaman.
Ini berarti bahwa bisnis Anda sendiri akan berfungsi sebagai jaminan.
Selain itu, Anda mungkin diminta untuk menandatangani jaminan pribadi
untuk pinjaman tersebut, yang akan membuat secara pribadi bertanggung
jawab untuk membayarnya kembali.
Pembayaran otomatis – Beberapa pemberi pinjaman akan meminta
pembayaran otomatis sebagai syarat pinjaman. Untuk bisnis yang arus
kasnya bervariasi dari bulan ke bulan, apalagi dari hari ke hari, pembayaran
otomatis dapat berarti Anda tidak memiliki cukup uang di akun bisnis Anda
untuk melakukan pembayaran.
d. Project Finance
• Pembiayaan Proyek biasanya untuk membiayai Proyek infrastruktur
• Jumlahnya biasanya besar
• Tenor sangat panjang
• Seringkali minat relatif rendah
• Sebagian besar waktu adalah proyek Pemerintah atau Utilitas Publik.
e. Syndicated Loan and Club Deal
Sindikat adalah kelompok jasa keuangan profesional sementara
yang dibentuk untuk tujuan menangani transaksi besar yang sulit atau tidak
mungkin ditangani oleh entitas yang terlibat secara individual.
Dibandingkan dengan definisi “Kesepakatan Klub”, sebuah mode alternatif
investasi yang mengumpulkan sejumlah investor yang memenuhi syarat
untuk menyatukan modal mereka dan berinvestasi secara kolektif, kita
dapat melihat bahwa kedua istilah tersebut sangat mirip. Pola investasi
serupa dengan tujuan serupa. Bahkan, kedua istilah tersebut biasanya
dapat saling menggantikan sebagai sinonim. Namun, dalam kasus persis
aktivitas pinjaman bank, memang ada perbedaan antara pinjaman sindikasi
dan pinjaman "Club Deal".
“Pinjaman sindikasi” adalah istilah umum yang berarti beberapa
bank mengeluarkan pinjaman bersama-sama kepada satu peminjam
dengan satu bank bertindak sebagai “pengatur” atau “pemberi pinjaman
utama” diikuti oleh anggota konsorsium lainnya. Perlu dicatat bahwa
pinjaman sindikasi kesepakatan klub seringkali merupakan pinjaman dalam
jumlah yang lebih kecil ($25 – $150 juta) yang dipasarkan sebelumnya ke
sekelompok pemberi pinjaman hubungan di mana fitur utamanya adalah
agen utama dan anggota lain dari kesepakatan klub. konsorsium semua
berbagi sama, atau hampir sama, bagian dari biaya yang diperoleh dari
fasilitas pinjaman. Di sini, kita dapat menemukan jejak eksklusivitas
kesepakatan klub. Hal ini dapat ditelusuri kembali ke asal mula
kesepakatan klub: kesepakatan dibuat di antara anggota di country club
yang sudah memiliki hubungan yang terjalin sebelumnya antara satu sama
lain.

IV. Credit Risk


Kredit adalah kemampuan untuk meminjam uang atau mengakses
barang dan jasa dengan pemahaman bahwa Anda akan membayarnya nanti.
Tujuan utama kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, dalam bentuk
bunga yang dibebankan kepada nasabah. membantu nasabah yang
memerlukan dana, baik dalam bentuk investasi maupun dana untuk modal
kerja atau konsumsi. Dengan harapan nasabah dapat mengembangkan dan
memperluas usahanya. Perusahaan biasanya memberikan kredit untuk
meningkatkan daya guna uang, maksudnya, apabila uang hanya disimpan saja
tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Risiko kredit adalah kemungkinan kerugian akibat kegagalan peminjam
untuk membayar kembali pinjaman atau memenuhi kewajiban kontraktual. Ini
mengacu pada risiko bahwa pemberi pinjaman mungkin tidak menerima pokok
dan bunga yang terutang, yang mengakibatkan gangguan arus kas dan
peningkatan biaya untuk penagihan. Risiko kredit dihitung berdasarkan
kemampuan peminjam secara keseluruhan untuk membayar kembali pinjaman
sesuai dengan persyaratan aslinya. Untuk menilai risiko kredit pada pinjaman
konsumen, pemberi pinjaman melihat 5C:
1. Credit history
2. Capacity to repay
3. Capital
4. the loan's Conditions
5. associated Collateral
Saat ini beberapa perusahaan telah membentuk departemen yang
bertanggung jawab penuh untuk menilai risiko kredit dari pelanggan mereka
saat ini dan calon pelanggan mereka. Kemudiaan hadirnnya teknologi telah
memberi bisnis kemampuan untuk menganalisis data dengan cepat yang
digunakan untuk menilai profil risiko pelanggan. Jika seorang investor
mempertimbangkan untuk membeli obligasi, mereka akan sering meninjau
peringkat kredit obligasi tersebut. Jika memiliki peringkat yang rendah (< BBB),
maka emiten tersebut memiliki risiko gagal bayar yang relatif tinggi. Sebaliknya,
jika memiliki peringkat yang lebih kuat (BBB, A, AA, atau AAA), risiko gagal
bayar semakin berkurang.
Apabila risiko kredit benar-benar terjadi maka perusahaan maupun bank harus
meningkatkan mitigasi risiko kredit dengan memperbaiki manajemen risiko
kredit perusahaan. Salah satunya adalah dengan mendapatkan pemahaman
lengkap terkait risiko kredit secara keseluruhan dengan melihat rissiko pada
tingkat individu, nasabah, dan portofolio (loan portfolio management).
Kemudian solusi lain adalah dengan menerapkan solusi risiko kredit kuantitatif
yang terintegrasi, seperti manajemen model yang lebih baik, penentuan skor
dan melakukan pemantauan, dan kemampuan visualisasi data dan perangkat
intelijen yang dapat memberikan informasi penting yang dibutuhkan.

V. Understanding Credit Rationale


Kredit tentu sangatlah krusial bagi perekonomian, karena pemberian kredit
mendorong konsumsi bagi setiap entitas ekonomi. Barang-barang ataupun jasa
yang tidak bisa diakses saat ini dengan kas yang dimiliki dapat didapatkan melalui
pemberian kredit dari pemberi pinjaman. Untuk mendapatkan akses kredit yang
lebih besar, seseorang perlu memiliki credit score yang tinggi. Credit score
ditetapkan dengan hasil laporan kredit konsumen yang menjelaskan perilaku
keuangan konsumen, salah satunya dengan melihat aktivitas kartu kreditnya.
Dimulai dari terlambat atau tidaknya pembayaran pinjaman, jumlah gagal bayar
dan data lain yang nantinya digunakan untuk dievaluasi. Setelah dievaluasi, maka
setiap konsumen akan diberikan skor yang menggambarkan risiko yang harus
ditanggung kreditur ketika ia memutuskan untuk meminjami kreditur. Jika
seseorang gagal mengelola pinjaman mereka dan mendapatkan kredit yang
buruk, maka ia cenderung berakhir dengan tawaran pinjaman dengan suku bunga
yang tinggi dengan syarat yang lebih rumit. Bahkan, lebih parahnya, tidak
memenuhi untuk diberikan pinjaman. Hal ini tidak hanya berpengaruh pada
pinjaman yang diberikan oleh bank, tetapi juga pemberi sewa hingga asuransi
kendaraan.

Kredit terbagi menjadi beberapa jenis. Namun, umumnya hanya ada dua
jenis yang diketahui publik, yaitu pinjaman angsuran dan kredit bergilir. Pinjaman
angsuran adalah sejumlah uang yang dipinjamkan kepada debitur untuk
digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya pinjaman pelajar di Amerika. Kredit
bergulir adalah jalur kredit yang dapat terus digunakan setelah melunasinya.
Selama saldo masih berada di bawah limit kredit, pembelian dapat dilakukan oleh
debitur kredit bergulir, contohnya kartu kredit. Akses kredit yang lebih besar
memang banyak manfaatnya, tetapi jika disalahgunakan tentu membawa dampak
negatif bagi si empunya. Seperti, risiko beban biaya dan bunga yang dapat
menumpuk jika kredit tidak dikelola dengan baik. Sebagai pemilik kartu kredit,
setiap kartu memiliki tingkat bunga pinjaman yang berbeda-beda untuk dibayarkan
tiap bulannya. Ditambah adanya biaya yang dikenakan, setiap jenis kartu kredit
juga memiliki berbagai macam biaya, seperti biaya tahunan, biaya transaksi, biaya
transfer saldo, biaya ketelatan pembayaran, biaya over-limit-credit, dan biaya retur
barang.

Ketika debitur meminjam lebih dari kemampuannya, risiko besar seringlah


terjadi. Konsumen yang tidak mengetahui bagaimana mengelola kredit yang
dimiliki, berakhir dengan membayar bunga serta denda yang lebih tinggi. Semakin
melonjaknya tagihan ditambah kurangnya kecukupan dana dari konsumen untuk
membayar kredit dapat menyebabkan konsumen mengajukan kebangkrutan. Atas
risiko tersebut, dari sisi sang debitur juga harus dengan sadar membatasi
pinjaman yang boleh dipinjamnya. Sejalan dengan usaha tersebut, debitur juga
seharusnya menggunakan kredit untuk utang produktif bukan konsumtif sebagai
porsi utang yang digunakannya.

Kartu kredit tidak hanya memberi peluang untuk membeli barang/jasa yang
kita perlukan, tetapi ia juga memiliki berbagai manfaat bagi pelanggan dalam
berbagai bentuk:

1. Cash Back
Pengembalian dana sebesar persenan tertentu dengan minimal transaksi yang
ditetapkan oleh vendor
2. Rewards Point
Semakin banyaknya transaksi, semakin banyak juga rewards point yang
didapatkan. Poin yang dikumpulkan ketika mencapai tingkat tertentu dapat ditukar
dengan berbagai benefit, seperti voucher makanan, travel, hotel, restoran, dan
lainnya
3. Universal Acceptance
Kartu kredit diterima sebagai pembayaran universal di berbagai tempat.
Penggunaannya tidak terbatas di dalam negeri, tetapi bisa juga dilakukan di luar
negeri sesuai dengan tipe kartu kredit yang dimiliki.

VI. Please Read What You Sign or Pay the Consequences


Sebuah bank tidak akan mengubah ketentuan dalam dokumen privacynya atau
bahkan Mounya untuk kita sebagai mana sebuah perusahaan software yang tidak
akan mengubah perjanjian lisensi mereka yang telah dibuat sebelumnya. Oleh
karena itu penting bagi kita, untuk membaca sekilas dan mulai meninjau dokumen
dokumen penting ini sebelum kita menandatanganinya. Dengan membiasakan diri
untuk membaca terlebih dahulu, maka kita akan lebih baik dalam menemukan
informasi khususnya tentang transaksi yang sedang kita jalani.
Dokumen sert kontrak acap kali memiliki lampiran atau persyaratan khusus yang
terdapat di dalamnya. Jika kita tidak membaca dengan teliti serta mengcross
check sebelum kita menandatanganinya, maka dapat menimbulkan masalah
masalah yang tidak diinginkan di kemudian hari. Sebagai contoh, persyaratan
khusus untuk kontrak pinjaman sering diletakkan di bagian akhir dokumen,
sebelum bagian tanda tangan biasanya, hal ini bisa berupa persyaratan sederhana
biasanya seperti; perlu mendapatkan asuransi bangunan. Namun seringkali
persyaratan tersebut juga mencakup persyaratan yang tidak terlalu jelas, dimana
semua pihak perlu mendapatkan nasihat hukum serta keuangan, atau pengacara
perlu memberikan fotokopi asli dari dokumen tertentu. Mortgage advisor biasanya
bertanggung jawab untuk memastikan pemberi pinjaman meyetujui aplikasi
pinjaman saat diajukan. Namun seringkali orang orang dalam financial institution
lah yang membuat kesalahan. Mengapa begitu, karena masih banyak dari mereka
yang belum meng-otomatisasi proses valuasi dari nilai bagunan mereka dan masih
menggunakan cara manual dalam proses penilaiannya. Dan ketika itu terjadi maka
margin kesalahan bisa dibilang naik secara signifikan.
Maka yang bisa kita lakukan sebelum menandatangani kontrak bisnis ialah
menandatangani, kita harus membaca kontrak dengan cermat dan mengikuti
pedoman ini untuk menghindari masalah di kemudian hari. Kontrak adalah
dokumen hukum dan jika sah, dapat dibawa ke pengadilan. Itu berarti kita bisa
dibawa ke pengadilan untuk menegakkan akhir kontrak kita. Baik itu kontrak bank,
perjanjian penjualan bisnis, kontrak kerja, atau kontrak antara kita dan pelanggan
atau vendor, kita dapat menggunakan pedoman ini.
Berikut adalah kiat kiat dalam membaca sebuah kontrak bisnis:
• Mengetahui elemen elemen yang harus ada di sebuah kontrak
Selain elemen-elemen yang membuat kontrak menjadi sah (dapat diberlakukan di
pengadilan), semua kontrak harus:
a. Dinyatakan dengan jelas: Sebisa mungkin, kedua belah pihak harus menyetujui
apa yang dikatakan.
b. Nyatakan kesepakatan: Setelah kita setuju secara lisan, kontrak harus
menyatakan kesepakatan.
c. Lengkap: Sebuah kontrak harus menjawab setiap dan semua pertanyaan yang
mungkin dimiliki salah satu pihak dan untuk mengantisipasi setiap situasi
"bagaimana jika".
• Menyetujui serta mengetahui maksud maksud dari istilah khusus
Semua istilah utama harus didefinisikan secara lengkap. Banyak kesulitan dalam
kontrak berasal dari definisi yang tidak lengkap atau hilang. Dalam satu kasus,
definisi "overhead" yang tidak jelas dalam penghitungan pembayaran kepada
kontraktor independen menyebabkan tuntutan hukum. Overhead biasanya berarti
pengeluaran untuk administrasi dan operasi. Tetapi apa yang termasuk dalam
overhead dapat berbeda dari bisnis ke bisnis. Jelaskan dengan tepat apa itu yang
dimaksud dengan istilah seperti overhead.
• Jangan berasumsi, dan bertanya jika ada yang kurang jelas
Asumsi sebenarnya adalah bagian tersulit dari kontrak apa pun. Bahkan jika kita
berpikir kita tahu apa yang telah ditulis, meminta contoh, atau mengajukan
pertanyaan seperti, "Sekadar klarifikasi, menurut Anda ini berarti X. Menurut Anda
apa artinya?" Jangan khawatir akan terlihat bodoh atau sulit; lebih baik
mengklarifikasi sekarang daripada mengetahui nanti kita dan pihak lain
memikirkan dua arti yang berbeda.
• Ask “what is missing”
Bagian ini rumit; sulit untuk mengetahui apa yang seharusnya ada dalam kontrak
tetapi sebenarnya tidak. Dalam kontrak kerja, misalnya, harus ada bagian yang
menjelaskan bagaimana pemberi kerja dapat memutuskan kontrak dan
pemberitahuan apa yang harus diberikan. Namun terkadang tidak ada bahasa
tentang bagaimana seorang karyawan dapat memutuskan kontrak dan
pemberitahuan apa yang harus diberikan. Misalnya, beberapa kontrak tidak
memiliki tanggal efektif atau tidak sepenuhnya mengidentifikasi para pihak.
• Second opinion itu penting
Jika kita membaca kontrak yang disiapkan oleh pihak lain, jangan mengandalkan
diri kita sendiri atau non-pengacara lain untuk membaca kontrak dan menemukan
semua masalah. Bawa ke pengacara yang mengetahui hukum di negara bagian
kita. Jangan biarkan pengacara menulis ulang, cukup minta komentar tentang apa
yang mungkin perlu diubah. Kemudian putuskan apakah kita menginginkan
perubahan, dan bawa daftar perubahan kembali ke meja dan negosiasikan.

VII. Kesimpulan dan Saran

Utang merupakan sejumlah uang yang dipinjam oleh suatu perusahaan terhadap
pihak lain akibat adanya keterbatasan modal yang dimiliki. Utang tersebut akan
digunakan oleh perusahaan untuk membiayai transaksi-transaksi yang jumlahnya
terhitung besar sehingga perusahaan tidak dapat melakukan pendanaan
seluruhnya dimuka. Utang terdiri dari beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum
dari utang adalah pinjaman seperti utang kartu kredit, hipotik, serta utang
perusahaan lainnya seperti obligasi. Penggunaan utang sebagai salah satu
resource pendanaan perusahaan merupakan hal yang baik untuk diterapkan
selama perusahaan dapat mempertahankan tingkat pinjaman yang bersifat Good
Debts dan memastikan bahwa perusahaan memiliki pendapatan yang jumlahnya
cukup selama periode peminjaman untuk membayarkan pokok utang beserta
bunga yang timbul oleh karena adanya utang tersebut.

Bankers are conservative and risk averse animals. Pernyataan ini didasari oleh
karena latar belakang pendidikan para bankir yang umumnya mengambil sekolah
bisnis dengan dasar akuntansi dan finance. Dengan pengetahuan yang dimiliki,
bankir memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi risiko dan menerapkan
mitigasi risiko. Risiko-risiko yang ada pada suatu bank dapat berbahaya bagi suatu
bank mempengaruhi integritas bank tersebut di mata masyarakat. Hal tersebut
membuat bankir cenderung menolak untuk mengambil risiko yang dapat
membahayakan. Mereka tidak menyukai hal-hal baru yang belum memiliki
kepastian dan belum teruji. Banyaknya pinjaman yang dilakukan oleh nasabah
membuat bank tidak terlepas dari risiko-risiko yang dimiliki oleh nasabah. Oleh
karena itu, bank harus secara berhati-hati menentukan nasabah yang berhak
untuk memperoleh pinjaman untuk menekan risiko yang ada. Bank harus
melakukan analisis kredit, analisis proposisi pinjaman, serta harus memberikan
pinjaman berdasarkan atas lending rationale.

Pinjaman yang baik adalah pinjaman yang disertai dengan alasan yang rasional
dan bersifat komersial. Beberapa lending rationale yang dapat digunakan oleh
bank dalam menentukan pemberian pinjaman adalah Asset Conversion Lending,
Asset Protection Lending, Cash Flow Lending, Project Finance & Syndicated
Loans and Club Deal Pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah memiliki
risiko, yaitu risiko kredit Risiko kredit atau risiko gagal bayar merupakan
ketidakmampuan nasabah untuk memenuhi komitmen terkait dengan pinjaman
yang telah dilakukan. Risiko Kredit umumnya terdiri dari risiko transaksi atau risiko
gagal bayar dan risiko portofolio. Risiko portofolio terbagi kembali menjadi dua,
yaitu risiko intrinsik dan konsentrasi. Risiko kredit portofolio yang dimiliki oleh suatu
bank dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Referensi
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/stabilitas-sistem-keuangan/ikhtisar/default.aspx
Diakses pada 9 Mei 2022
https://kamus.tokopedia.com/m/moral-hazard/ Diakses pada 9 Mei 2022
https://www.universalclass.com/articles/business/understanding-the-debt-concept.htm.
Diakses pada 9 Mei 2022
https://www.investopedia.com/terms/c/creditrisk.asp Diakses pada 10 Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai