Pada penjelasan diatas, tiga opsi yang pertama adalah penarikan aktual obligasi,
sedangkan opsi yang keempat merupakan penarikan konstruktif. Pada penarikan aktual
perusahaan penerbit akan mengakui keuntungan atau kerugian yang belum diakui sebelumnya
pada ketiga situasi dan melibatkannya dalam mengukur laba bersih kknsolidasi. Pada
penarikan konstrukrif obligasi ditarik untuk tujan laporan konsolidasi karena investasi obligasi
dan utang obligasi prruaahaan induk serta perusahaan anak bersifat resiprokal yang harus
dieliminasi dalam laporan konsolidasi.
Dalam laporan konsolidasi perbedaan antara nilai buku kewajiban obligasi dan harga
beli investasi obligasi menjadi keuntungan atau kerugian. Hal ini juga merupakan keuntungan
atau kerugian bagi perusahaan induk menurut metode ekuitas (konsolidasi satu baris).
Keuntungan atau kerugian ini tidak diakui pada pembukuan perusahaan penerbit, yang obligasinya
dimiliki sebagai investasi oleh perusahaan afiliasi pembeli.
Pada penarikan konstruktif pelunasan utang sama dengan tiga opsi lainnya jika dilihat dari sudut
pandang entitas konsolidasi. Selain itu, pengaruh penarikan konstruktif pada laporan konsolidasi juga
sama dengan penarikan aktual. Keuntungan dan kerugian pada penarikan konstruktif menunjukkan
bahwa keuntungan atau kerugian bagi perusahaan penerbit yang telah direalisasi oleh perubahan suku
bunga pasar setelah obligasi diterbitkan, dan diakui pada laporan konsolidasi ketika obligasi telah dibeli
kembali dan dimiliki oleh entitas konsoidasi.
Pelunasan utang secara lebih awal merupakan keuntungan atau kerugian luar biasa yang
umum dilaporkan dalam publikasi laporan keuangan. Tetapi pelunasan utang secara lebih awal
mungkin tidak seluruhnya bersifat luar biasa.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KONSTRUKTIF ATAS OBLIGASI ANTAR PERUSAHAAN
Kerugian konstruktif terhadap utang terjadi ketika harga yang dibayar oleh suatu
perusahaan afiliasi untuk memperoleh utang dari pihak lain lebih besar dari nilai buku kewajiban
(nilai nominal ditambah premi yang belum diamortisasi atau dikurangi diskonto yang belum
diamortisasi dan biaya penerbitan). Sedangkan keuntungan konstruktif terjadi ketika harga yang
dibayar perusahaan lebih kecil dari nilai buku utang. Keuntungan atau kerugian disebut
konstruktif karena ini merupakan keuntungan atau kerugian yang direalisasi dan diakui dari
sudut pandang entitas konsolidasi, tetapi tidak dicatat dalam pembukuan terpisah perusahaan
afiiasi pada saat pembelian.
Keuntungan dan kerugian konstruktif atas obligasi adalah Keuntung an dan kerugian yang
direalisasi dari sudut pandang entitas konsolidasi yang timbul ketika perusahaan membeli obligasi
perusahaan afiliasi, perusahaannya berasal dari entitas lain perusahaan. Terjadi pada harga selain nilai
buku obligasi tersebut. Keuntungan dan kerugian tidak akan terjafi apabila pembelian obligasi
perusahaan afiliasi pada nilai buku atau dari pinjaman-meminjam secara langsung di antara perusahaan-
perusahaan afiliasi.
Pakar teori akuntansi mengungkapkan bahwa keuntungan dan kerugian konstruktif atas transaksi
obligasi antarperusahaan harus dialokasikan diantara perusahaan afiliasi pembeli dan penerbit sesuai
dengan nilai nominal obligasi tersebut. Pengalokasian ini disebut dengan teori nilai nominal. Contoh dari
teori ini adalah Perusahaan Induk membeli obligasi yang beredar di perusahaan anak sebesar Rp 99.000
dengan nilai nominal sebesar Rp. 100.000 dan premi yang belum diamortisasi sebesar Rp 2.000.
Keuntungan konstruktif atas transaksi ini sebesar Rp 3.000 diperoleh dari ( Rp. 102.000 - Rp 99.000).
Keuntungan ini dialokasikan ke Perusahaan Induk sebesar Rp 1.000 dan ke Perusahaan Anak sebesar Rp
2.000.
Alternatif lain dari teori nominal ini adalah teori keagenan, dimana perusahaan afiliasi yang
membeli obligasi antarperusahaan bertindak sebagai agen dari perusahaan penerbit, menurut arahan
dari manajemen Perusahaan Induk. Teori keagenan membebankan keuntungan konstruktif sebesar Rp
3.000 ke Perusahaan Anak ( perusahaan penerbit). Pengaruhnya terhadap laporan konsolidasi sama
seperti perusahaan anak telah membeli obligasi miliknya sendiri seharga Rp. 99.000. Meskipun tidak
didukung oleh teori yang terpisah, keuntungan dan kerugian konstruktif kadang-kadang dibebankan
100% ke perusahaan induk atas dasar kepentingan. Jadi, akuntansinya menjadi tidak terlalu rumit.