Anda di halaman 1dari 32

KARYA ILMIAH

PENGARUH ERA GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA


LITERASI SISWA SDN PANGARANGAN 1

Disusun Oleh :
Nabilla Abrilya Jamal
(721720275)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2021-2022
KARYA ILMIAH

PENGARUH ERA GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA


LITERASI SISWA SDN PANGARANGAN 1

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Nabilla Abrilya Jamal
(721720275)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2021-2022
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Nabilla Abrilya Jamal
NPM : 721720275
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul : PENGARUH ERA GLOBALISASI TERHADAP
BUDAYA LITERASI SISWA SDN PANGARANGAN 1

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini benar-benar karya saya.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu saya kutip sebagai acuan dengan
mengikuti tatacara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.

Sumenep, 14 Desember 2021


Peneliti,

Nabilla Abrilya Jamal


NPM : 721720275

iii
ABSTRAK

Penelitian dengan judul “Pengaruh Era Globalisasi Terhadap Budaya Literasi Siswa
SDN Pangangaran 1” ini dibuat untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap literasi
siswa di Indonesia dan cara meningkatkan angka literasi. Juga ingin mengetahui dukungan
sekolah terhadap program pemerintah yakni GLS (Gerakan Literasi Sekolah). Hal ini
cukup menarik untuk dibahas oleh peniliti karena literasi di Indonesia masih rendah.
Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. hasil analisis data menunjukkan bahwa
globalisasi berdampak cukup besar bagi dunia pendidikan yakni literasi siswa. Hampir
semua siswa tidak tergugah hatinya untuk melakukan literasi sendiri baik di rumah
maupun di sekolah. Dengan kurangnya literasi pada siswa maka akan semakin menipisnya
pemahaman atau wawasan dalam menghadapi dan menyikapi era globalisasi ini.
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menerapkan dan meningkatkan angka
literasi di Indonesia. Seperti menumbuhkan kesadaran pentingnya membaca, setiap
sekolah wajib menggalakkan program GLS, membuat komunitas membaca,
mengoptimalkan peran perpustakaan sekolah, mengadakan perpustakaan digital, dan lain-
lain. Juga pentingnya peran guru dan orang tua untuk membimbing peserta didik agar
menerapkan literasi di mana pun berada. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan agar karya
tulis ilmiah ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau pembelajaran bagi pelaku
pendidik agar diterapkan kepada peserta didik nantinya.

Kata Kunci: Globalisasi, Pendidikan, Literasi

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Salawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Kadarisman, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Berkat bimbingan beliau, peneliti mampu
menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Era Globalisasi Terhadap Budaya
Literasi Siswa SDN Pangarangan 1” dengan baik.
Peneliti menyadari, bahwa isi dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif. Pada
akhirnya, peneliti berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan sebagai referensi oleh masyarakat agar dapat menyelesaikan permasalahan yang
sedang terjadi saat ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sumenep, 14 Desember 2021

Peneliti,

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................................iii

ABSTRAK...........................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...........................................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL..............................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3

C. Batasan Masalah.........................................................................................................3

D. Tujuan Penelitian........................................................................................................3

E. Manfaat Penelitian......................................................................................................4

F. Definisi Istilah............................................................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................................6

A. Penelitian Terdahulu...................................................................................................6

B. Kajian Teoritis............................................................................................................8

2. Literasi......................................................................................................................10

3. GLS (Gerakan Literasi Sekolah)..............................................................................12

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................15

A. Rancangan Penelitian...............................................................................................15

B. Subjek Penelitian......................................................................................................15

C. Jenis Data dan Sumber Data.....................................................................................15

D. Instrumen Penelitian.................................................................................................16

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................16

BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................18

A. Dampak era Globalisasi Terhadap Literasi Siswa SDN Pangarangan 1..................18


vi
B. Upaya yang Dilakukan Agar Budaya Literasi Tidak Luntur Dengan Seiringnya
Perkembangan Zaman......................................................................................................18

C. Dukungan Sekolah Mengenai Program GLS (Gerakan Literasi Sekolah)...............20

BAB V PENUTUP..............................................................................................................21

A. Kesimpulan...............................................................................................................21

B. Saran.........................................................................................................................21

Daftar Pustaka......................................................................................................................23

Lampiran Wawancara..........................................................................................................24

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Indikator 14

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah globalisasi mungkin sudah tidak asing lagi, kemunculan
globalisasi berawal saat manusia mulai mengenal perdagangan antar
negara. Seluruh negara saling terhubung dengan adanya kegiatan
pertukaran budaya yang terjadi sekitar tahun 1000 dan 1500 sebelum
Masehi. Zaman ini merupakan proses mendunia dan menjangkaunya
segala urusan yang mencakup perkembangan zaman. Semua negara akan
mengalami perubahan yang signifikan.
Globalisasi menurut KBBI yaitu “Proses masuknya ke ruang
lingkup dunia” (KBBI V offline, 13 Desember 2021). Sedangkan kata
globalisasi sendiri diambil dari kata “global” berarti “universal”. Proses
globalisasi bisa saja menghapus identitas dan jati diri sebuah negara.
Banyak argumen tentang cepat atau lambat kebudayaan lokal akan ditelan
oleh kekuatan budaya global.
Pendidikan merupakan pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Kemajuan dalam bidang
pendidikan sangat pesat. Hal ini sudah dibuktikan dengan pemanfaatan
teknologi dalam pendidikan. Yakni sebagai media interaksi antara
pendidik, peserta didik, dan lembaga pendidikan. Tentunya perkembangan
teknologi akan memiliki dampak positif dan negatif juga berkembang
secara terus-menerus mengikuti perkembangan zaman. Tidak bisa
dipungkiri, bahwa setiap anak-anak hingga orang dewasa akan mengikuti
perkembangan zaman untuk mencari informasi ketika menjalani kegiatan
sehari-hari. Dengan adanya teknologi mereka akan mendapatkan berbagai
informasi yang ada. Namun, tidak menutup kemungkinan ada masyarakat
khususnya generasi muda yang kurang mengikuti perkembangan zaman
(kurang update).

1
Menurut lembaga riset digital marketing emarketer memperkirakan
pada tahun 2018 jumlah penggunaan aktif smartphone di Indonesia lebih
dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu Indonesia akan menjadi
negara dengan penggunaan aktif smartphone terbesar ke-4 di dunia. Rata-
rata orang Indonesia melihat gawai lebih dari 9 jam atau 1/3 waktunya
dalam sehari yang digunakan untuk bermain gawai dibandingkan literasi.
Hal ini banyak dilakukan oleh generasi sekarang. (Master, Web. Literasi di
Era Globalisasi. 19 Agustus 2020, https://kaba12.co.id/. Diakses pada 13
Desember 2021).
Literasi merupakan kemampuan individu dalam mengolah
informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Literasi tidak bisa
dilepaskan dari kemampuan baca tulis dan berbahasa, karena diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sangat penting untuk meningkatkan
SDM yang berkualitas. Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud,
Totok Suprayitno membeberkan hasil penilaian Programme for
International Student Assessment (PISA) terkait tingkat literasi membaca
siswa di Indonesia. Beliau mengungkapkan tingkat literasi Indonesia
berdasarkan PISA masih rendah. “Terakhir kemarin tahun 2018
menunjukkan bahwa 70% anak-anak berada di bawah level kompetensi
minimum dalam membaca, 71% di dalam matematika, 60% sains,” ucap
Totok dalam Rakornas Bidang Perpustakaan 2021 secara daring. (Fahlevi,
Fadli. Tingkat Literasi Siswa Indonesia di Peringkat PISA Masih Rendah.
22 Maret 2021, www.tribunnews.com. Diakses 13 Desember 2021).
Melihat faktor tersebut dapat diketahui tentang kurangnya minat
literasi pada siswa Indonesia. Dengan kurangnya minat baca dikalangan
peserta didik, maka semakin menipisnya tingkat pemahaman generasi
muda dalam menghadapi dan menyikapi era globalisasi saat ini. Apabila
tingkat literasi generasi muda sekarang rendah, bisa saja berakibat fatal
untuk bangsa ini. Mereka cenderung percaya pada informasi yang salah,
hoaks, bahkan gemar merendahkan orang lain.

2
Oleh karena itu, peneliti akan meneliti masalah ini sekaligus
dijadikan bahan referensi buat peserta didik, pendidik, maupun lembaga
pendidikan dalam menyikapi persoalan yang ada. Sehingga peneliti
memberi judul penelitian ini dengan judul “Pengaruh Era Globalisasi
Terhadap Budaya Literasi Siswa SDN Pangarangan 1”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan
beberapa rumusan masalah, di antaranya:
1. Bagaimana dampak era globalisasi terhadap literasi siswa SDN
Pangarangan 1?
2. Upaya apa saja yang harus dilakukan agar budaya literasi tidak luntur
dengan seiringnya perkembangan zaman?
3. Bagaimana dukungan sekolah mengenai program GLS (Gerakan
Literasi Sekolah)?

C. Batasan Masalah
Agar pembahasan hasil penulisan ini tidak terlalu khas dan dapat
lebih terarah oleh peneliti, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti
yaitu:
1. Dampak era globalisasi terhadap literasi siswa SDN Pangarangan 1,
2. Upaya yang harus dilakukan agar budaya literasi tidak luntur dengan
seiringnya perkembangan zaman, dan
3. Dukungan sekolah mengenai program GLS (Gerakan Literasi Sekolah).

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dampak era globalisasi terhadap literasi siswa SDN
Pangarangan 1,
2. Untuk mengetahui upaya yang harus agar budaya literasi tidak luntur
dengan seiringnya perkembangan zaman, dan

3
3. Untuk mengetahui dukungan sekolah mengenai program GLS (Gerakan
Literasi Sekolah).

E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap karya ilmiah ini
memiliki manfaat penelitian, sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini mampu memberikan pendalaman bagi peneliti mengenai
kondisi literasi siswa saat ini. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai wahana latihan dan pengembangan kemampuan dalam bidang
penelitian.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan terhadap permasalahan yang ada untuk meningkatkan budaya
literasi siswa di era globalisasi.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini mampu menjadi bahan referensi bagi peneliti
selanjutnya. Terutama dalam pembahasan tentang pengaruh era
globalisasi terhadap budaya literasi siswa.

F. Definisi Istilah
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan
seseorang (KBBI V offline, 13 Desember 2021).
Pengaruh dapat mendatangkan akibat positif maupun negatif
dari sesuatu yang timbul, baik itu orang maupun segala sesuatu yang
ada di alam.
2. Era globalisasi
Zaman ini merupakan masa proses perubahan dunia yang
menjangkau segala urusan perkembangan zaman, bisa juga disebut

4
dengan modernisasi. Era ini mempunyai kebergantungan terhadap
perdagangan antarnegara dan pertukaran budaya.
3. Budaya literasi
Suatu budaya di dalam masyarakat yang meliputi segala usaha
manusia yang berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis
(Wikipedia, 13 Desember 2021). Budaya literasi dimaksudkan untuk
melakukan kebiasaan membaca, menulis, dan berpikir kritis.
4. Siswa
Siswa merupakan salah satu peserta didik. Peserta didik
merupakan pusat dari unsur pendidikan karena berperan penting dalam
menentukan pelaksanaan suatu pendidikan.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan kajian kepustakaan, peneliti telah menelusuri
beberapa penelitian sejenis yang memiliki keterkaitan dengan topik
literasi, sebagai berikut:
Penelitian pertama, dilakukan oleh Maharani Eka Pratiwi dengan
judul “Pengembangan Digilite Adventure sebagai Media Edukasi Literasi
Digital bagi Generasi Millenial”. Hasil penelitian tersebut membahas
tentang pembuatan permainan edukasi berbasis digital untuk membangun
wawasan literasi digital bagi generasi Millenial. Penelitian tersebut
menggagas pengembangan sebuah media edukasi yang diberi nama
"DigiLite Adventure (Digital Literacy Adventure)” sebagai media edukasi
literasi digital bagi generasi millennial. Permainan ini berisi petualangan
atau perjalanan seseorang dalam belajar mengenai literasi digital.
Permainan ini ditujukan untuk anak-anak dan remaja dari usia 10-19 tahun
dan penggunaannya bisa dibimbing oleh orang tua maupun guru di
sekolah. Media pembelajaran interaktif ini akan dikemas dalam bentuk
offline maupun online yang didesain sesuai dengan karakteristik
perkembangan generasi millenial. Selain itu, DigiLite Adventure memiliki
berbagai macam fitur. Diantaranya level permainan yang dimulai dari
yang paling mudah hingga paling sulit, cerita dan penjelasan mengenal
beberapa konsep literasi digital contoh nyata penerapan literasi digital,
challenge di setiap level yang harus diselesaikan setiap pemain, dan skor
sebagai reward pemain. (Pratiwi, A. P, 2017)
(https://www.slideshare.net/MaharaniPratiwi1. Diakses pada tanggal 28
Desember 2021).
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Antuk Putri Idhamani
dengan judul “Dampak Teknologi Informasi Terhadap Minat Baca Siswa”.
Penelitian tersebut menjelaskan tentang beberapa upaya agar siswa mau
membaca lagi di perpustakaan dan menumbuhkan minat baca siswa di

6
tengah-tengah perkembangan zaman, juga memberikan deskripsi tentang
perpustakaan agar mampu menjadi bagian penting dari suatu sekolah. Data
diperoleh dari pengamatan dan wawancara siswa ketika di sekolah maupun
di rumah. Dari pemaparan beberapa jawaban siswa tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa lebih menyukai media elektronik daripada
membaca buku, karena media elektronik mampu menyuguhkan fitur yang
lebih menarik. Siswa menginginkan penambahanan koleksi di
perpustakaan seperti CD-Room, CD pembelajaran, buku dengan fitur
tampilan 3 dimensi, bahkan ada yang meminta untuk disediakan tablet
pembelajaran. Selain itu, kesadaran untuk membaca buku dan
menyelesaikan satu buah buku bagi siswa sangatlah kurang bahkan hampir
dilupakan karena budaya membaca seolah-olah mulai tergeser dengan
adanya perkembangan teknologi. Peneliti juga memberikan beberapa
solusi untuk pustakawan dan lembaga sekolah, agar pola pikir siswa tidak
meninggalkan budaya literasi dan tidak ketinggalan perkembangan
teknologi. (Idhamani, A. P, 2020) (Jurnal Perpustakaan, XI(1), 35-42.
Diakses pada tanggal 28 Desember 2021).
Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Rismaida, S.Pd, SD dengan
judul “Program Literasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”.
Pada dasarnya pembelajaran literasi memuat beberapa pembelajaran
membaca dan menulis yang membutuhkan kemampuan siswa dalam
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi. Adapun faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi faktor internal yaitu kondisi
fisiologis dan psikologis siswa. Sedangkan, faktor eksternal dapat
dipengaruhi oleh lingkungan sosial keluarga maupun yang lainnya. Dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, ada berbagai cara yang harus
dilakukan salah satunya dengan program literasi. Program ini merupakan
faktor eksternal atau sesuatu yang dapat mempengaruhi bahkan
meningkatkan prestasi belajar siswa dari luar. Kegiatan literasi yang
diterapkan di SDN 2 Merigi merupakan kegiatan literasi membaca dan
menulis. Siswa mampu menyimpulkan dan mempresentasikan dari apa
yang dibacanya. Lalu, 15 terbaik dari kesimpulan yang ditulis siswa akan

7
diterbitkan di mading setiap hari Senin. Sedangkan program literasi yang
diterapkan di SDN 2 Merigi adalah mengikuti program GLS yang dibuat
oleh kemendikbud dan sudah mencapai tahap pengembangan. (Rismaida,
2019) (https://semarakpost.com/2019/program-literasi-dalam-
meningkatkan-prestasi-belajar-siswa.html/. Diakses pada tanggal 28
Desember 2021).
Adapun persamaan topik pembahasan mengenai literasi yang
diteliti para pendahulu maupun peneliti. Namun, terdapat perbedaan antara
penelitian pertama, kedua, dan ketiga. Dalam penelitian pertama yang
dilakukan oleh Maharani Eka Pratiwi, lebih fokus terhadap pengembangan
permainan edukasi berbasis digital untuk membangun literasi digital bagi
generasi milenial. Dalam penelitian kedua yang diteliti oleh Antuk Putri
Idhamani, lebih fokus untuk menumbuhkan minat baca siswa di era digital
dan lebih melakukan beberapa upaya agar siswa tidak meninggalkan
budaya literasi dan tidak ketinggalan perkembangan teknologi. Terakhir
penelitian dari Rismaida, S.Pd, SD lebih ke faktor pendukung dan
penghambat program literasi serta upaya peningkatan prestasi belajar
siswa melalui literasi. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan
berfokus pada pengaruh era globalisasi terhadap budaya literasi siswa
SDN Pangarangan 1. Jadi, penelitian yang saya lakukan tidak sama dengan
para pendahulu.

B. Kajian Teoritis
1. Globalisasi
Secara umum globalisasi merupakan proses integrasi
internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia,
pemikiran, produk, dan berbagai aspek kebudayaan lainnya. Secara
etimologi kata globalisasi diambil dari bahasa Inggris, yaitu global
yang berarti universal atau menyeluruh.
Globalisasi ditandai dengan perubahan kemajuan IPTEK di
segala aspek, pasar dan produksi ekonomi negara saling bergantung,
serta adanya aktivitas interaksi dan pertukaran budaya tanpa disadari

8
oleh masyarakat. Globalisasi selalu memiliki dampak baik positif
maupun negatif dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu bidang
pendidikan. Pendidikan merupakan kunci dari perkembangan suatu
bangsa. Karena dari pendidikan, generasi suatu bangsa bisa terlatih
dan terdidik dengan baik. Berikut dampak positif dan negatif dari era
globalisasi :
1. Dampak positif globalisasi dalam bidang pendidikan :
a) Kemudahan dalam mengakses informasi pendidikan melalui
teknologi digital,
b) Meningkatnya kualitas pendidik dan peserta didik,
c) Mendorong siswa untuk menciptakan karya inovatif dan
kreatif,
d) Hubungan internasional antar negara semakin baik, dan
e) Kemudahan dalam berkomunikasi secara virtual bersama tutor,
baik dalam negeri maupun ke mancanegara.
2. Adapun dampak negatifnya, sebagai berikut:
a) Masuknya paham-paham atau pembelajaran yang tidak sesuai
dengan ideologi negara,
b) Peserta didik mudah terpengaruh budaya negara lain yang tidak
sesuai dengan budaya lokal sehingga budaya lokal semakin
terkikis oleh era globalisasi,
c) Timbulnya berbagai informasi yang tidak akurat bahkan hoax
menurunnya kualitas moral siswa,
d) Munculnya tradisi serba cepat dan instan, dan
e) Meningkatnya kesenjangan sosial dan hilangnya rasa
nasionalisme.

Globalisasi sudah menjadi tuntutan bagi pendidikan, terutama


para peserta didik. Banyak siswa di sekolah dasar yang sudah mampu
menggunakan gawai, komputer, dan teknologi canggih lainnya.
Perkembangan yang serba cepat ini tentu akan berdampak pada
perilaku siswa sehari-hari.

9
Menurut Hafid Anwar, dkk (2013) bahwa “Guru pada sekolah
dasar harus bisa memberikan solusi untuk siswanya. Supaya tidak
terpengaruh pada dampak negatif era globalisasi. Serta, dapat
memanfaatkan dampak positif ini untuk meningkatkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi siswa.”

2. Literasi
Pada beberapa abad yang lampau, literasi secara umum hanya
diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis melalui aksara.
Literasi dikaitkan pada kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan
semata. Hal tersebut menggambarkan kehidupan pada abad lampau
memang membutuhkan dan mengutamakan kompetensi membaca dan
menulis. Kehidupan masyarakat di era globalisasi ditandai oleh
kehidupan yang sangat akrab dengan perkembangan IPTEK dan seni
yang mampu menuntut warganya untuk memiliki kemampuan dasar
agar survive di tengah masyarakat. Untuk itu, budaya literasi sangat
berperan penting dalam era globalisasi ini. Definisi juga menentukan
bagaimana kemajuan atau pencapaian dalam rangka menumbuhkan
budaya literasi.
Menurut UNESCO (2014: 12) bahwa “...a literate person is one
who can, with understanding, both read and write a short simple
statement on his or her everyday life”. (Orang yang melek huruf adalah
salah satu yang dapat, dengan pemahaman, baik membaca dan menulis
pernyataan sederhana singkat padanya kehidupan sehari-hari).
Menurut UNESCO (2014: 12-13) definisi literasi kembali
digunakan dan dikembangkan lagi dalam Education for All 2000
Assessment di mana “Literacy is the ability to read and write with
understanding a simple statement related to one’s daily life. It involves
a continuum of reading and writing skills, and often includes also
basic arithmetic skills (numeracy)”. (Literasi adalah kemampuan untuk
membaca dan menulis dengan pemahaman sebuah pernyataan
sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Itu melibatkan

10
sebuah kontinum dari keterampilan membaca dan menulis, dan sering
kali berisi juga keterampilan aritmatika dasar).

Adapun tujuan dari literasi menurut The United Nations (2012)


yaitu:
a) Membuat kemajuan yang signifikan diantara memenuhi
kebutuhan belajar dari remaja dan dewasa, meningkatkan tingkat
melek huruf sebesar 50% dan mencapai kesetaraan gender.
b) Memungkinkan semua peserta didik untuk mencapai tingkat
penguasaan dalam membaca dan keterampilan hidup.
c) Menciptakan lingkungan literasi yang berkelanjutan dan
diperluas.
d) Meningkatkan kualitas hidup.

Literasi di saat ini lebih dari sekedar membaca, menulis dan


menghitung. Namun mencakup keterampilan berfikir menggunakan
sumber- sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital dan
auditori. Menurut Clay dan Ferguson dalam Kemendikbud (2016: 8)
menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri atas literasi
dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi
tekhnologi dan literasi visual.
Berdasarkan komponen-komponen literasi di atas, artinya setiap
individu harus memiliki kemampuan yang baik terkait literasi.
Adapun jenis-jenis literasi, sebagai berikut :
a) Literasi Media
Literasi media merupakan kemampuan seseorang dalam
memahami berbagai bentuk media. Selain memahami bentuk
media, literasi media juga membuat orang mampu menyerap
informasi yang disampaikan media secara baik, bisa memilah
mana yang baik dan mana yang buruk.
b) Literasi Dasar
Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca,
menulis, mendengarkan, dan juga berhitung. Tujuan dari literasi

11
dasar yaitu untuk mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam
membaca, menulis, berhitung, dan juga berkomunikasi dengan
sesama.

c) Literasi Teknologi
Literasi teknologi adalah suatu kemampuan dalam
mengetahui sekaligus memahami hal-hal yang berhubungan
dengan teknologi, seperti software dan hardware. Selain itu,
dapat memahami cara menggunakan internet yang baik dan benar
serta etika dalam penggunaan teknologi.
d) Literasi Perpustakaan
Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami
dan membedakan karya tulis yang berbentuk fiksi maupun non-
fiksi. Kemudian memahami cara menggunakan katalog dan
indeks, juga kemampuan memahami informasi ketika membuat
suatu karya tulis dan karya ilmiah.
e) Literasi Visual
Literasi visual adalah pemahaman yang lebih dalam
menginterpretasi dan menangkap suatu makna dari informasi
yang berbentuk visual atau gambar dan bisa dikomunikasikan dari
proses membaca.

3. GLS (Gerakan Literasi Sekolah)


Menurut Kemendikbud (2016: 7) Gerakan Literasi Sekolah
adalah suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan
melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali
murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat
(tokoh masyarakat yang dapat mempresentasikan keteladanan, dunia
usaha, dll), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

12
Dalam UUD Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti yaitu pada bagian mengembangkan potensi diri peserta didik
secara utuh berbunyi:
Setiap siswa mempunyai potensi yang beragam. Sekolah hendaknya
memfasilitasi secara optimal agar siswa bisa menemukenali dan
mengembangkan potensinya. Kegiatan wajib:
a. Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk
membaca teks buku selain buku mata pelajaran (setiap hari).
b. Seluruh warga sekolah (guru, tenaga kependidikan, siswa)
memanfaatkan waktu sebelum memulai hari pembelajaran pada
hari-hari tertentu untuk kegiatan olah fisik seperti senam
kesegaran jasmani, dilaksanakan secara berkala dan rutin,
sekuran- kurangnya satu kali dalam seminggu.

Gerakan literasi diharapkan mampu menggerakkan warga


sekolah, pemangku kepentingan pendidikan dan masyarakat untuk
ikut dalam upaya menumbuhkan budaya literasi di seluruh elemen.
Dan diharapkan dengan adanya gerakan literasi ini maka generasi
bangsa ini semakin sadar akan pentingnya budaya literasi di zaman
yang modern ini. Selain itu, diharapkan gerakan literasi ini juga dapat
membentuk manusia pembelajar sepanjang hidup (long life
education).
Adapaun tujuan dari gerakan literasi sekolah menurut
Kemendibud (2016: 2-3) dalam buku panduan gerakan literasi sekolah
di sekolah menengah pertama, membagi menjadi:
a) Tujuan Umum
Menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan
dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

13
b) Tujuan Khusus
• Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah,
• Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah
agar literat,
• Menjadikan sekolah sebagian taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah
mampu mengelola pengetahuan, dan
• Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan
menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi
berbagai strategi membaca.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Peneliti berusaha untuk menggambarkan, mengungkapkan, dan
mendeskripsikan suatu objek atau fenomena secara naratif dengan
berdasarkan realita yang ada. Data yang dihimpun peneliti berupa kata,
gambar atau dokumen yang berisi kutipan-kutipan dari fakta yang telah
diungkap di lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti memberikan ilustrasi
yang utuh untuk memberikan dukungan terhadap data yang disajikan.
Jadi, dalam pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif
yang menjelaskan tentang objek yang diteliti mengenai budaya literasi
siswa, khususnya di SDN Pangarangan 1.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang dijadikan sebagai
sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian berguna memberikan
batasan pada penelitian, peneliti bisa menentukannya dengan benda, hal
atau orang untuk melekatnya variabel penelitian yang akan dikenai
kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut dengan
istilah informan. Informan adalah orang yang dipercaya menjadi
narasumber atau sumber informasi oleh peneliti yang akan memberikan
informasi secara akurat untuk melengkapi data penelitian. Adapun subjek
penelitian dalam penelitian ini yakni siswa-siswi SDN Pangarangan 1.

C. Jenis Data dan Sumber Data


Sumber penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara terkait
dengan budaya literasi siswa di era globalisasi. Wawancara yang
dilakukan menggunakan jenis wawancara terstruktur. Sedangkan sumber
data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti. Peneliti

15
memperoleh data pendukung melalui media perantara, seperti buku,
artikel, jurnal yang berkaitan dengan kegiatan literasi.

D. Instrumen Penelitian
Arikunto (2006) mengatakan jika “peneliti bertindak sebagai
instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen adalah alat atau fasilitas
yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah”. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan alat tulis kerja dan gawai sebagai
instrumen penelitian.
Peneliti menggunakan beberapa indikator sehingga menjadi item
pertanyaan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Tabel Indikator


No Tema Indikator Nomor Item

1. Dampak globalisasi Untuk mengetahui kondisi 1–3


literasi siswa saat ini dan
dampak globalisasi terhadap
budaya literasi.
2. Literasi siswa Untuk mengetahui upaya yang 4–7
bisa dilakukan oleh guru atau
lembaga untuk mengembangkan
literasi siswa.
3. Program GLS Untuk mengetahui dukungan 8 – 10
(Gerakan Literasi sekolah terhadap program GLS.
Sekolah)

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur utama
penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mempengaruhi
analisis dan penarikan kesimpulan. Jika metode pada pengumpulan data
salah, akan ada permasalahan dalam menganalisis data dan kesimpulan

16
yang diambil dari survei. Oleh karena itu, pengumpulan data tidak dapat
dilakukan sembarangan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik, di
antaranya:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati secara langsung dari suatu topik penelitian.
Data pemantauan dianggap tidak hanya dari perspektif topik
penelitian, tetapi ada banyak faktor yang perlu diperhatikan. Peneliti
menggunakan jenis non participan observation. Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan peneliti mengamati subjek
yang ditelitinya, namun tidak merasakan apa yang dialami oleh
subjek observasi.

b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan
data dengan menanyakan secara langsung tentang suatu topik
penelitian. Pada penelitian ini menggunakan jenis wawancara
terstruktur dengan kata lain, sebelum melakukan wawancara, peneliti
sudah mempersiapkan beberapa pertanyaan sedetail mungkin untuk
ditanyakan kepada subjek wawancara agar mendapatkan data yang
peneliti inginkan.

c. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah penelitian yang mempelajari dan
membaca literatur-literatur yang bersumber dari buku, artikel, jurnal,
dan cerita sejarah.

17
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Dampak era Globalisasi Terhadap Literasi Siswa SDN Pangarangan 1


Era globalisasi memberikan dampak yang cukup luas dalam berbagai
aspek kehidupan, terutama pada penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Krisis literasi merupakan salah satu dampak dari era ini. Hampir seluruh
kegiatan belajar mengajar di sekolah menggunakan gadget. Hal ini bisa
menyebabkan literasi siswa menurun, dikarenakan kurangnya minat siswa
terhadap literasi yang disajikan. Dengan kurangnya literasi maka akan
semakin menipisnya pemahaman atau wawasan dalam menghadapi dan
menyikapi era globalisasi ini. Adapun beberapa masalah yang akan
muncul jika budaya literasi tidak dibiasakan antara lain:
1. Minimnya wawasan dan keilmuan serta pendeknya pola pikir siswa
hingga mudah terdoktrin oleh pegaruh negatif dari luar,
2. Kurangnya membaca akan membuat pemahaman siswa tidak
berkembang, sehingga siswa tidak memiliki ide-ide kreatif dan tidak
bisa mengambil sikap yang tepat di era ini, dan
3. Mereka yang tidak berwawasan luas cenderung akan mengalami
kesulitan pada kehidupan sosialnya karena tidak dapat berkomunikasi
dengan baik.

B. Upaya yang Dilakukan Agar Budaya Literasi Tidak Luntur Dengan


Seiringnya Perkembangan Zaman
Perlu banyak peningkatan dalam hal membiasakan diri dalam
berliterasi yang dampaknya sangat membawa kemajuan di Indonesia.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi budaya
literasi dan melakukan upaya-upaya dalam mewujudkan kebiasaan
membaca yang tentunya membutuhkan peran aktif dari berbagai
masyarakat demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik. Berikut beberapa
upaya yang bisa dilakukan sekolah agar budaya literasi tidak luntur
digerus oleh perkembangan zaman:

18
1. Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya Membaca
Membaca dapat menguntungkan siswa, selain memiliki banyak
informasi. Membaca juga sangat efektif untuk memulihkan ingatan.
Beberapa ahli mengatakan bahwa membaca dapat melindungi diri dari
kerusakan demensia pada sistem saraf, salah satunya adalah kehilangan
memori. Menumbuhkan kesadaran membaca bisa dimulai dari
lingkungan terkecil yakni keluarga. Misalnya, orang tua menawarkan
buku untuk dibaca di rumah.
2. Budayakan Literasi di Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal. Dengan demikian,
sekolah dapat dijadikan tempat untuk mengembangkan budaya literasi.
Hal ini berkaitan erat dengan peran guru dalam menyampaikan
pembelajaran berbasis literasi. Guru akan menyajikan materi dengan
benar dan siswa akan mengembangkannya. Tugas guru adalah
membimbing pekerjaan siswa agar tepat.
3. Mengoptimalkan Peran Perpustakaan
Peran perpustakaan sangat penting dalam meningkatkan gerakan
literasi. Perpustakaan adalah gudang buku, dan buku adalah sumber
untuk membaca dan menulis. Saat ini, peran perpustakaan dalam
mempromosikan budaya literasi harus ditingkatkan. Misalnya, perluas
koleksi buku, perbaiki struktur perpustakaan, atau menambah waktu
berkunjung Anda. Semua upaya tersebut bertujuan untuk menjadikan
perpustakaan sebagai tempat yang menarik untuk dikunjungi oleh
siswa.
4. Membentuk Komunitas Baca
Komunitas membaca merupakan sekelompok orang yang gemar
membaca. Tujuan komunitas ini dibentuk untuk membahas buku yang
baru saja dibaca. Komunitas ini dapat membantu siswa untuk
mendapatkan informasi terbaru.
5. Mengadakan perpustakaan digital
E-Perpus dan Gramedia Digital merupakan perpustakaan, hanya saja
dalam bentuk digital. Hal tersebut dapat mempermudah semua orang

19
untuk mengaksesnya dan tidak perlu repot lagi untuk meluangkan
waktu dan tenaga untuk pergi ke perpustakaan.
6. Pemahaman Paradigma Literasi
Literasi tidak hanya membaca secara manual saja, siswa dapat
mengaksesnya secara digital. Literasi juga keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan berbentuk  cetak, visual,
digital, dan auditori.

C. Dukungan Sekolah Mengenai Program GLS (Gerakan Literasi


Sekolah)
Sekolah mendukung penuh dan mengupayakan yang terbaik untuk
program ini. Program GLS dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca
siswa serta meningkatkan keterampilan membaca. Materi baca berisi nilai-
nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang
disampaikan sesuai tahap perkembangan siswa. Kegiatan Literasi di SDN
Pangarangan 1 telah berjalan dengan baik sesuai dengan Visi dan Misi
yang ada. Sebelum pelajaran dimulai guru akan menyuruh siswanya untuk
membaca buku pelajaran selama 10-15 menit. Selain itu, Pepustakaan
merupakan pusat dari literasi sekolah yang dimanfaatkan oleh siswa dalam
melaksanakan program literasi. Namun, saat pandemi Covid siswa jarang
bahkan tidak pernah berkunjung ke perpustakaan, karena waktu istirahat
yang diberikan oleh sekolah sedikit.

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Saat globalisasi masuk ke Indonesia, bidang pendidikan
mendapatkan dampak yang cukup besar dari era globalisasi ini. Literasi
sangat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Namun, budaya literasi tidak diterapkan secara baik oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari hasil Programme for
International Student Assessment (PISA) yang menyebutkan bahwa
literasi di Indonesia masih rendah.

Oleh sebab itu, diperlukannya upaya untuk meningkatkan sekaligus


menanamkan literasi pada generasi penerus bangsa. Pemerintah sudah
menggalakkan program Gerakan Literasi Sekolah untuk meningkatkan
angka literasi di Indonesia. Semua sekolah sudah menerapkan program ini
dengan baik guru dan perpustakaan sekolah ikut andil dalam program
GLS. Akan tetapi, siswa belum tergugah hatinya untuk membaca buku
sendiri baik di sekolah maupun di rumah. Penggunaan e-library atau
perpustakaan digital bisa juga dijadikan upaya untuk meningkatkan
budaya literasi di Indonesia.

B. Saran
Dari hasil penelusuran literatur, peneliti memberikan beberapa saran
untuk meningkatkan angka literasi di Indonesia, sebagai berikut:
1. Sebaiknya guru harus memberikan cara yang unik, seperti memberi
hadiah ketika siswa bisa menjawab pertanyaan, menggunakan
proyektor ketika pembelajaran berlangsung, dan lainnya. Juga
memotivasi siswa agar siswa mau melakukan literasi sendiri di mana
pun berada.
2. Hendaknya lembaga sekolah melakukan persiapan sarana prasarana
yang berkaitan dengan program GLS. Seperti perluasan koleksi buku

21
di perpustakaan sekolah, membuat pojok baca di setiap kelas, dan
lainnya.

Selain itu, pemerintah juga memfasilitasi sekolah baik di kota


maupun di desa dari segi dana. Hal ini bertujuan agar setiap sekolah dapat
melaksanakan program Gerakan Literasi Sekolah dengan baik dan
mengikuti perkembangan zaman.

22
Daftar Pustaka

2, D. P. (2022, Januari 06). Literasi adalah. Diambil kembali dari Dosen


Pendidikan: https://www.dosenpendidikan.co.id/literasi-adalah/. Diakses
pada tanggal 4 Januari 2022.

Abdillah, F. (2021, Januari 16). Memahami Pengertian Literasi, Tujuan, dan


Jenis-Jenisnya. Diambil kembali dari ruang guru:
https://www.google.com/amp/s/www.ruangguru.com/blog/pengertian-
literasi%3fhs_amp=true. Diakses pada tanggal 28 Desember 2021.

admin. (2019, April 28). Program Literasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa. Diambil kembali dari semarakpost.com:
https://semarakpost.com/2019/program-literasi-dalam-meningkatkan-
prestasi-belajar-siswa.html/. Diakses pada tanggal 28 Desember 2021.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Rineka Cipta. Diakses pada tanggal 2 januari 2022.

Idhamani, A. P. (2020). Dampak Teknologi Informasi terhadap Minat Baca


Siswa. Jurnal Perpustakaan, XI(1), 35-42. Diakses pada tanggal 28
Desember 2021.

Pratiwi, M. E. (2017, Agustus 28). Maharani Pratiwi. Dari Slideshare:


https://www.slideshare.net/MaharaniPratiwi1. Diakses pada tanggal 28
Desember 2021.

Sereliciouz. (2021, Januari 14). Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Diambil kembali
dari Quipper blog:
https://www.google.com/amp/s/www.quipper.com/id/blog/info-guru/gerak
an-literasi-sekolah/amp/. Diakses pada tanggal 4 Januari 2022.

Sugiyono, P. D. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta. Diakses pada tanggal 30 Desember 2021.

23
Lampiran Wawancara
Pedoman Pertanyaan Wawancara

1. Apakah Anda masih menerapkan literasi di sekolah maupun di rumah?


2. Jika anda disuruh memilih, anda akan memilih buku atau handphone?
3. Melalui media apa ketika Anda melakukan literasi/membaca?
4. Apakah Anda sering mengunjungi perpustakaan sekolah? Lalu apa yang
Anda lakukan di sana?
5. Ketika Anda ke perpustakaan sekolah, apakah Anda sering bosan dengan
buku bacaan yang ada?
6. Sebelum pelajaran dimulai, apakah guru pernah
mengintruksikan/menyuruh Anda untuk membaca buku pelajaran?
7. Apakah di kelas Anda terdapat pojok literasi / pojok baca?
8. Apakah di sekolah Anda menerapkan program GLS (Gerakan Literasi
Sekolah) dan apa yang Anda ketahui tentang GLS?
9. Apa harapan Anda agar literasi di sekolah tetap terjaga?
10. Bagaimana pendapat anda mengenai literasi di sekolah?

24

Anda mungkin juga menyukai