Anda di halaman 1dari 10

ARSITEKTUR ENTERPRISE

MUHAMMAD RIZKY TRI HARSITO

Program Studi S1 Informatika, STMIK PalComTech Palembang

Rizzkytri1412@gmail.com

PENDAHULUAN

Pada era modern saat ini tidak ada lagi yang tidak menggunakan teknologi sebagai penunjang
kehidupan. Berbagai macam kebutuhan akan teknologi seakan-akan menjadi kebutuhan pokok. Maka
dari itu setiap perusahaan tentu akan berlomba lomba untuk membuat usahanya lebih dikenal oleh
masyarakat dengan memanfaatkan teknologi. Hanya dengan membuka ponsel mereka dengan mudah
dapat memilih apapun untuk memenuhi kebutuhannya, dan Ini merupakan era baru, dimana bisnis
sekarang diharuskan untuk menggunakan teknologi informasi agar dapat bertahan di zaman yang
serba maju ini.

Banyak pemahaman tentang pengelolaan Teknologi Informasi(TI) termasuk tata kelola yang
menjadi tanggung jawab manajemen puncak dan eksekutif manajemen yang terdapat dalam suatu
organisasi. Dijelaskan bahwa tata kelola Teknologi Informasi(TI) merupakan bagian dari manajemen
organisasi secara keseluruhan yang terdiri dari kepemimpinan dan struktur organisasi serta proses
yang ada di dalam suatu teknologi informasi sehingga dapat mengembangkan strategi dan mencapai
tujuan organisasi nantinya[1] Teknologi informasi (TI) memiliki dampak lebih dan lebih pada
pendapatan perusahaan, membuat perbedaan pada fungsi evolusi mereka. Sistem Informasi menjadi
sebuah investasi yang baik sebagai sarana untuk menunjang kinerja perusahaan, dan Ini merupakan
aset perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis [2]

Pada setiap organisasi di seluruh diharuskan untuk selalu melakukan inovasi strategi agar
tidak tertinggal dengan perusahaan lain. Selain itu upaya tersebut harus dilakukan agar mendapatkan
konsumen yang lebih banyak. [3]

Maka dari itu untuk memperoleh hal tersebut, dibutuhkan Enterprise Architecture (EA) yang
berguna untuk memetakan struktur dan tujuan sebuah organisasi, struktur data dan informasi, proses
bisnis, aplikasi, infrastruktur teknologi informasi, dan kebijakan keamanannya. [4]

2
PEMBAHASAN

PENGERTIAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

[5] Arsitektur Enterprise merupakan sebuah pendekatan baru yang muncul untuk mengadopsi
pengetahuan yang kompleks mengenai sebuah organisasi dan teknologi informasi. [6] Arsitektur
Enterprise ditujukan sebagai cetak biru atau blueprint sebagai penempatan sumber daya yang optimal
dan sesuai target dalam lingkungan Informasi Teknologi dalam mendukung fungsi bisnis. Blueprint
atau cetak biru merupakan Arsitektur Enterprise yang memberikan pandangan umum tentang elemen-
elemen seperti platform, jaringan, aplikasi, logika yang sesuai ditentukan dan terutama bagaimana
hubungan antara elemen tersebut. Keselarasan bisnis dan teknologi informasi saling berhubungan dan
juga menjadi masalah yang sangat penting dalam bisnis oleh karena itu Arsitektur Enterprise sangat
penting bagi sebuah organisasi untuk mendukung teknologi informasi dan keselarasan bisnis.

Jadi Arsitektur enterprise merupakan sebuah spesifikasi model bisnis dan Teknologi
Informasi yang dapat merefleksikan integrasi enterprise dan sebuah kebutuhan standarisasi.
Arsitektur enterprise mendefenisikan konteks integrasi bisnis data, organisasi, proses, teknologi, dan
menyelaraskan berbagi maacam sumberdaya enterprise dengan tujuan enterprise.

KONSEP ARSITEKTUR ENTERPRISE

Konsep yang terdapat pada Arsitektur Enterprise untuk membangun sebuah sistem informasi
untuk memisahkan kerja data, proses, infrastruktur teknologi, orang, waktu, dan motivasi dalam
sebuah kerangka kerja. Yang bertujuan untuk menghindari pengulangan data, proses, dan kesalahan
identifikasi kebutuhan teknologi yang telah berjalan dalam suatu sistem informasi agar sistem
informasi tersebut berjalan dengan baik.

Selain untuk mengurangi kesalahan dan kerusakan pada sebuah sistem informasi, dengan
identifikasi dan mengurangi pengulangan data pada perangkat. Kesederhanaan yang ada pada aplikasi
dan database juga dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membangun suatu sistem
informasi. Dengan demikian maka akan memungkinkan untuk terjadinya integrasi melalui data
sharing. Adapun beberapa keuntungan dari penggunaan sistem ERP ini antara lain :

1. ERP menawarkan sistem terintegrasi pada sebuah perusahaan, sehingga proses


pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
2. ERP juga memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang pada awalnya
berupa perbedaan valuta, dan perbedaan budaya, kemudian dapat hubungkan secara
otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan.
3
3. ERP juga bukan hanya menggabungkan antara sebuah data dan sumber daya, tetapi juga
menghapus kebutuhan pemutakhiran dan pembetulan sistem komputer yang terpisah.
4. ERP memungkinkan sebuah manajemen mengelola operasi, tidak hanya memonitor saja.
Dengan ERP, manajemen mampu menjawab pertanyaan ’Apa yang harus kita kerjakan
untuk menjadi lebih baik ?’
5. ERP membuat pelaksanaan manajemen supply chain menjadi lebih lancer dengan
kemampuan memadukannya.

Dalam hal implementasi ERP ini terdapat tiga jenis pengembangan ERP yang banyak
diimplementasikan oleh perusahaan, yaitu:

Gambar 1.1 Jenis Pengembangan ERP

1. On-Premise ERP
Implementasi ini mengharuskan suatu perusahaan untuk memiliki perangkat keras
seperti server yang dipergunakan sebagai database sehingga membutuhkan pemeliharaan dan
biaya yang lebih besar. ERP ini sangat diminati oleh banyak perusahaan besar karena sistem
ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk menangani data-data pentingnya secara sendiri,
sehingga memastikan keamanan data-data pentingnya tersebut dan juga menawarkan
kemudahan dan memberikan lebih banyak control tersendiri atas proses implementasi data-
datanya tersebut.

2. Cloud ERP
ERP berbasis cloud tidak mengharuskan sebuah perusahaan untuk memiliki
infrastruktur sendiri, karena dibutuhkan untuk menyimpan data mereka sendiri. Oleh karena
semuanya disimpan kedalam cloud. Biaya yang dikeluarkan untuk Cloud ERP jauh lebih
murah jika dibandingkan dengan biaya investasi ERP konvensional itu sendiri (On-Premise

4
ERP). Akan tetapi, penggunanya dikenakan biaya perbulan yang harus dibayarkan selama
mereka menggunakan sistem cloud tersebut.

3. Hybrid ERP
Hybrid ERP merupakan suatu kombinasi dari on-premise ERP (konvesional) dan
Cloud ERP. Hybrid ERP memberikan suatu perusahaan untuk menjalankan aplikasi yang
berbasis ERP tersebut di tangan perusahaan mereka sendiri.

Kelebihan ERP
1. Akuntasi untuk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada
level inti.
2. Integrasi fungsional yang berbeda untuk meyakinkan komunikasi, produktifitas dan
efisiensi yang lebih baik.
3. Rancangan Perekayasaan
4. Pencarian cara yang sesuai diantara pemesanan pembelian, penerimaan inventori, dan
pembiayaan
5. Pelacakan pemesanan dari penerimaan sampai pemenuhan
6. Mengatur ketergantungan proses penagihan material yang kompleks.

Kelemahan ERP
1. Sistem ERP tergolong mahal
2. Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan
3. Perekayasaan kembali keproses bisnis untuk menyesuaikan dengan standar industri
yang telah ditetapkan oleh sistem ERP dapat menyebabkan hilangnya keuntungan
kompetitif.
4. Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak ERP
5. Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data
keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika terdapat
pembobolan sistem keamanan.
6. ERP sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi dengan alur kerja dan proses bisnis
tertentu dalam beberapa organisasi

5
PENGERTIAN CRM
CRM adalah pendekatan baru bagi perusahaan dan manajemen hubungan dan pelanggan di
tingkat bisnis untuk memaksimalkan komunikasi dan pemasaran dengan mengelola berbagai kontak
pelanggan. Ini bertujuan untuk mempertahankan pelanggan, terus menambah nilai bagi mereka, dan
menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan.
CRM menggabungkan kebijakan, strategi, dan proses yang diterapkan di organisasi Anda
untuk membentuk satu entitas yang digunakan untuk berinteraksi dengan pelanggan dan melacak
informasi pelanggan. Saat ini, implementasi CRM menggunakan teknologi informasi untuk menarik
pelanggan baru yang menguntungkan dan memperdalam hubungan mereka dengan perusahaan.
Kegunaan CRM (Customer Relationship Management)pada umumnya digunakan untuk
mendukung kegiatan pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan. CRM juga dapat digunakan
sebagai media koneksi bagi bisnis untuk menjangkau pelanggan mereka. Anda juga dapat
mendengarkan permintaan pelanggan, keluhan pelanggan, dan perilaku pesaing sehubungan dengan
layanan atau produk yang kami tawarkan melalui saluran atau tautan yang dikelola dengan baik dan
benar.

Keuntungan
1. Menarik pelanggan baru
2. Menjaga pelanggan yang sudah ada
3. Identifikasi kebiasaan pelanggan untuk menghindari penipuan
4. Meningkatkan efisiensi karena otomasi proses
5. Cross Selling: menjual produk lain yang mungkin dibutuhkan pelanggan berdasarkan
pembeliannya.
6. Upgrading: menawarkan status pelanggan yang lebih tinggi (gold card vs. silver card).
7. Mengurangi resiko operasional karena data pelanggan tersimpan dalam satu system.
8. Respon yang lebih cepat ke pelanggan
9. Meningkatkan kemampuan melihat dan mendapatkan peluang

Kelemahan
1. Kelebihan data pada pelanggan atau informasi tentang pelanggan apabila tidak dikelola
dengan benar dapat menyebabkan kegagalan proyek CRM.
2. Sistem CRM tidak datang dimuat dengan informasi pelanggan.
3. Implementasi CRM akan menyebabkan budaya perubahan dalam organisasi, terutama
dikalangan staf.

6
PENGERTIAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
Supply Chain Management merupakan serangkaian kegiatan yang mencakup produksi,
manajemen inventaris, dan koordinasi pengiriman, perencanaan, dan pengendalian suatu produk
atau layanan ke pelanggan, dengan berbagai jenis manajemen, logistik, dari pelanggan ke pemasok.
pengolahan.
Sederhananya, supply chain management (SCM) adalah mekanisme yang dapat
menghubungkan pemangku kepentingan dengan proses mengubah bahan mentah menjadi produk.
Pemangku kepentingan bertanggung jawab untuk mengirimkan produk jadi yang diproduksi kepada
pelanggan pada waktu yang tepat, dengan cara yang paling tepat dan efisien, dan di lokasi yang
nyaman.

Komponen SCM
Supply Chain Management memiliki 3 buah komponen, di antaranya adalah :
1. Upstream Supply Chain Management
Proses dimana perusahaan bekerja sama dengan pemasok dari pihak luar untuk
pengadaan bahan baku.

2. Downstream Supply Chain Managament


Proses dimana perusahaan mendistribusikan barang ke pelanggan melalui distributor
eksternal.

3. Internal Supply Chain Management


Merupakan sebuah proses dimana terjadinya perubahan bahan baku menjadi sebuah
produk yang jadi.

Proses SCM
Berikut ini adalah berbagai macam proses pada Supply Chain Management :

Customer
Di setiap departemen perusahaan, pembeli adalah orang pertama yang akan
menghubungi departemen penjualan perusahaan dan memutuskan untuk membeli produk
yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Informasi yang disertakan dalam formulir
7
pemesanan meliputi tanggal pengiriman produk dan jumlah produk yang diinginkan oleh
pelanggan.

Planning
Setelah menyelesaikan pesanan yang diinginkan pelanggan, departemen perencanaan
menyiapkan berbagai macam rencana produksi untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan
pelanggan. Pada tahap ini bagian perencanaan sudah mengetahui kebutuhan bahan baku dan
bahan penunjang lainnya.

Purchasing
Setelah menerima rencana produksi untuk bahan baku dan permintaan bahan
pembantu dari departemen pembelian. Kemudian departemen pembelian melakukan
pemasukan bahan baku dan bahan terkait serta menentukan tanggal penerimaan dan jumlah
yang dibutuhkan.

Inventory
Bahan peendukung dan bahan baku yang diterima di pabrik diperiksa kualitas dan
kuantitasnya lalu disimpan di gudang untuk kebutuhan produksi.

Production
Di area produksi, bahan baku dan bahan penolong dari pemasok digunakan untuk
melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk jadi yang dibutuhkan pelanggan.
Produk jadi yang dihasilkan disimpan di gudang dan dapat dikirim ke pelanggan sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.

Transportation
Departemen pengiriman akan mengatur estimasi waktu kebrangkatan barang jadi (
Finished Products ) yang di Gudang tersebut dengan jadwal sesuai dengan yang customer
inginkan.

Keuntungan Supply Chain Management


Menurut Indrajit dan Djokopranoto adalah
1. Quality Assurance juga merupakan rangkaian mata rantai panjang yang perlu dikelola
dengan baik, karena kualitas produk akhir ditentukan tidak hanya oleh proses manufaktur,
tetapi juga oleh kualitas bahan baku dan kualitas keamanan pengiriman.
8
2. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai barang
jadi dan di terima oleh pemakai/pengguna merupakan suatu mata rantai yang panjang
(chain) yang perlu di kelola dengan baik.
3. Mengurangi inventori barang Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara
30%40% sedangkan biaya penyimpanan barang 20%40% dari nilai barang yang disimpan

Kekurangan Supply Chain management


1. Ketidakpastian pasokan harga dan kualitas barang baku.
2. Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbedabeda
3. Ketidakpastian permintaan
4. Perbedaan bahasa,zona waktu dan budaya dalam perusahaan

9
REFRENSI

[1] A. Hermanto and Supangat. 2018

[2] Suryadi and J. F. Andry. 2017.

[3] W. I. Yudhistyra and E. Nugroho. 2010.

[5] Schekkerman, 2011.

[6] O’Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2010: 272)

10

Anda mungkin juga menyukai